Alokasi Penggunaan Lahan Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

2001 menjadi sebesar Rp. 4.136.695,35 atau selama kurun waktu 2000 – 2001 mengalami kenaikan Rp. 444.413,34,- atau sebesar 12,04.

4.8. Alokasi Penggunaan Lahan

Meskipun keseluruhan wilayah Kota Tasikmalaya merupakan wilayah fungsional yang dapat dikembangkan menjadi wilayah perkotaan, namun penggunaan lahan di Kota Tasikmalaya pada saat ditetapkannya sebagai wilayah perkotaan masih tetap didominasi oleh kegiatan di sektor pertanian. Ini dapat dilihat dari pola penggunaan lahan yang sebagian besar masih dipergunakan untuk kegiatan pertanian yang mencakup areal seluas 12.756,79 ha atau sebesar 74,35 dari lahan efektif yang tersedia. Kegiatan sektor pertanian itu mencakup penggunaan lahan untuk sawah, perkebunan rakyat, pertanian lahan kering, penggunaan untuk hutan negara, serta untuk empangkolam. Selain untuk lahan pertanian, sektor lain yang dominan adalah untuk perumahan dan permukiman yang dimanfaatkan untuk rumah dan pekarangan dengan persentase 19,96 atau 3.425,72 ha. Distribusi penggunaan lahan tahun 2002 pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Penggunaan Lahan Di Kota Tasikmalaya Tahun 2002 No. Penggunaan Luas ha 1. Permukiman 3.425,72 19,96 2. Sawah Irigasi Teknis 6.030,00 35,14 3. Sawah Tadah Hujan 2.465,00 14,38 4. Kebun 219,25 1,27 5. Kebun Campuran 3.823,82 18,29 6. Hutan 342,90 1,90 7. DanauRawa 177,44 1,03 8. Tegalan 243,28 1,42 9. DadahaRekreasi dan Olah Raga 423,31 2,24 10. Bandara 5,48 0,74 Jumlah Wilayah Kota 17.156,20 100,00 Sumber: Bapeda 2002

4.9. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kota Tasikmalaya ditetapkan meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung atau kawasan berfungsi lindung yang direncanakan dan ditetapkan dalam wilayah kota Tasikmalaya, meliputi kawasan sempadan sungai, sempadan jaringan listrik dan sempadan situdanau. Luas perkiraan sempadan sungai adalah 449,9 ha atau seluas 2,62 dari luas wilayah kota.Tasikmalaya. Sempadan jaringan listrik sesuai dengan Permentamben No. 01. P47 MPE1992 tentang ruang bebas saluran udara tegangan tinggi SUTET. Sempadan SituDanau di kawasan Kota Tasikmalaya ditetapkan sebagai kawasan fungsional cadangan air, konservasi setempat dan objek wisata air. Kawasan budidaya perkotaan, ditetapkan sebagai berikut: 1 kawasan budidaya berfungsi lindung seperti hutan produksi milik perhutani dan hutan rakyat berada di kecamatan Kawalu, yang keberadaannya tetap dipertahankan sebagai kawasan konservasi. 2 Kawasan budidaya yang meliputi: kawasan budidaya perkotaan, yaitu kawasan pusat kota CBD, sebagian wilayah kecamatan Cihideung dan sebagian wilayah kecamatan Tawang. 3 Perdagangan dan Jasa Regional, yang terletak di bagian tengah wilayah kota CBD. 4 Koridor Perdagangan dan Jasa, yang terletak sepanjang jalan, denga n lebar 100 m kiri kanan jalan, yang menyambung dengan kawasan pusat kota CBD hingga ke batas kota sebelah barat dan timur maupun utara dan selatan. Koridor perdagangan dan jasa ini bahkan cenderung menyebar dengan maksud untuk mengurangi beban pada jalan-jalan utama kota dan membuka akses baru bagi daerah yang belum berkembang. 5 Pemerintahan, yang terletak menyebar dengan perkiraan luas atau kegiatan atau penggunaan lahan sebesar 15,82 ha atau 0,47 dari luas lahan kota. 6 Pendidikan, yang terletak menyebar dan Setingkat Sekolah Menengah Atas. 7 Kesehatan, yang terletak di sekitar pusat kota yang terdiri dari perluasan RS umum dan RS Swasta. 8 Kawasan Industri merupakan pengembangan dari lokasi industri yang diprioritaskan untuk industri kecil menengah IKM dan industri besar yang mendukung terselenggaranya pengembangan PKW Pusat Kegiatan Wilayah dan sentra Kawasan Andalan Priangan Timur. Dengan tersedianya ruang bagi kegiatan industri diharapkan akan memicu investasi bagi perkembangan industri kecil dan menengah. 11 Kawasan Pergudangan, yang merupakan rencana pergudangan baru, sebagai upaya mengakomodasi kecenderungan perkembangan yang ada dewasa ini, yang terletak di Kecamatan Mangkubumi. 12 Fasilitas Umum dan Sosial, yang merupakan rencana pengembangan fasilitas umum dan sosial lainnya, seperti ruang parkir, ruang publik plaza puskesmas, sekolah, jalan, dll. 13 Rekreasi dan Olahraga objek wisata, yang merupakan kegiatan rekreasi dan olah raga dari pengembangan fasilitas yang telah ada.

4.10. Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah

Dokumen yang terkait

Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Jawa Barat

0 38 118

Evaluasi penggunaan Lahan Eksisting dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

11 44 246

Evaluasi Penggunaan Lahan Dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara

5 33 86

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN Evaluasi Penggunaan Lahan Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010-2030 Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geogra

0 3 12

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Kota Salatifa Tahun 2010-2014 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

0 2 15

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Kota Salatifa Tahun 2010-2014 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

4 9 17

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 2 12

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 1 16

ANALISIS KESELARASAN PENGGUNAAN LAHAN AKTUAL TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KOTA TEGAL

0 3 53

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

0 0 59