SERIAL TELEVISI SEBAGAI MEDIA CULTURAL IMPERIALISM AMERIKA SERIKAT PADA PEREMPUAN ARAB SAUDI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perempuan di Amerika Serikat pada tahun 1920an sudah mendapatkan kesempatan untuk bekerja namun mereka mendapatkan upah yang rendah tidak sesuai dengan jam kerjanya. Pada tahun 1970 dan 1980 kesenjangan dalam penerimaan upah berdasarkan gender masih lekat dirasakan dan belum ada perubahan. Namun 1998 kesenjangan tersebut berubah bukan lagi berdasarkan gender melainkan kesenjangan dengan pekerja perempuan yang usianya lebih muda, hingga abad ini perempuan yang bekerja menjadi buruh masih mendapatkan upah tidak sesuai dengan jam kerjanya. Meskipun pekerja perempuan ini mendapatkan upah rendah, namun jumlah mereka bertambah dari yang semula hanya 20 persen menjadi 87 persen pada tahun 20001. Pada awalnya, perempuan Amerika menganggap kebebasan dapat diraih ketika mereka dapat perlakuan yang setara dengan laki-laki dalam hak persamaan sehingga tidak ada lagi ketimpangan, pemikiran tersebut bertambah kearah hak perempuan yang lebih spesifik seperti bagi istri yang bekerja boleh menyimpan gajinya sendiri juga tuntutan untuk melegalkan aborsi gratis2. Pemikiran sebelumnya dirasa terlalu radikal, karena ingin menjadikan perempuan ras superior sebagai balasan dahulunya perempuan selalu tertindas dan keinginan kuat untuk mematahkan dominasi laki-laki juga memunculkan pertanyaan akan dibawa kemana
1
Gülten Silindir. Challenging The Status Quo of Women In The Early Twentieth Century In the Works of Diana Of Dobson’s and Trifles.Kilis 7 Aralik University, Faculty of Arts and Sciences Departement Of Western Languanges and Literature. Kilis, Turkey. Hal 78
2Sarah Gamble. Pengantar Memahami Feminisme dan Postfeminisme.Penerbit Jalasutra Anggota IKAPI. 2010. Yogyakarta, hal 38
(2)
perempuan yang masih membutuhkan laki-laki. Sehingga muncullah pemikiran baru yang menyuarakan kebebasan perempuan menjadi seperti apa yang diinginkan namun tetap mendapatkan haknya serta tidak harus meruntuhkan dominasi laki-laki. Justru menggunakan potensi yang ada dalam dirinya untuk mendapatkan keinginannya, seperti bosan menjadi perempuan pekerja dan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga ia bisa dengan mudah berhenti tanpa ada yang menghalangi, selain itu juga menggunakan hal yang identik dengan perempuan (memasak, berdandan) sebagai kekuatan daya juang pembuktian bahwa perempuan juga bisa memperoleh keinginannya tanpa harus menjadi maskulin dan mematahkan dominasi laki-laki.
Pemikiran ketiga inilah yang kini banyak diterapkan oleh perempuan di Amerika Serikat, karena dirasa mencakup segala aspek kebutuhan perempuan. Sebagai Negara adidaya, Amerika merasa pemikiran tersebut layak disebarkan agar negara yang berada mengikuti pola pemikiran tersebut3.
Perempuan Amerika Serikat yang merasa haknya tidak terpenuhi melakukan berbagai bentuk perlawanan yang diprakarsai oleh adanya kelompok-kelompok feminis pada saat itu begitu pula perempuan Arab Saudi. Sangat berbeda dengan situasi perempuan di Amerika Serikat, perempuan di Arab Saudi hak-haknya jauh lebih terbatas daripada perempuan Amerika Serikat. Pembatasan hak untuk perempuan ini beralasan bahwa perempuan haruslah menjaga diri serta martabatnya, perempuan sangat dilarang untuk menyetir mobil dan pemerintah menjamin tidak akan diturunkannya lisensi mengemudi untuk perempuan.
3Ibid. hal 83
(3)
Perempuan juga mendapatkan larangan untuk bekerja, berpartisipasi dalam pemilu serta berpergian keluar negri tanpa dampingan dan persetujuan mahramnya bisa dari keluarga maupun suaminya. Jika berpergian keluar rumah mereka diwajibkan memakai abaya4serta bercadar untuk menutupi wajah mereka, selain itu perempuan disana juga dilarang untuk tertawa dengan suara keras karena suara mereka dianggap pengundang syahwat laki-laki. Tata hukum islam yang sangat ketat penerapannya di Arab Saudi, telah melarang laki-laki dan perempuan untuk berbaur. Karena larangan berbaur inilah perempuan memiliki sedikit kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya seperti larangan mengikuti olahraga yang pada akhirnya diperbolehkan namun dengan kewajiban tetap menggunakan pakaian yang menutup aurat, larangan menonton pertandingan sepak bola di stadion yang akhirnya pemerintah membangunkan tribune khusus penonton perempuan, begitu pula di restoran disediakan tempat pemesanan serta ruangan makan terpisah khusus perempuan.
Kesempatan perempuan untuk bekerja ditentukan oleh ada tidaknya ijin dari mahramnya, karena kebanyakan warganya masih konservatif jadi hanya sedikit perempuan yang boleh bekerja selain menjadi ibu rumah tangga. Persoalan perempuan yang telah berumah tangga tidak hanya meliputi dapur dan kasur saja namun juga tentang kecantikan.
Perempuan merupakan makhluk yang tak sesederhana laki-laki dalam segala hal, mereka cenderung lebih kompleks permasalahannya. Namun permasalahan menjaga kecantikan diri dirasa menghinggapi perempuan segala
4
Abayamerupakan pakaian khas perempuan Arab Saudi yang longgar menutupi seluruh tubuh perempuan hingga ke mata kaki warnanya cenderung gelap.
(4)
macam usia. Konsepsi kecantikan perempuan dikonstruksi oleh media massa, pada tahun 1940an perempuan yang berpostur tubuh subur merupakan ikon kecantikan di masa itu seperti Marilyn Monroe. Kemudian pada 1960 standar kecantikan mengalami perubahan seiring dengan trend fashion yang sedang gencar menampilkan pakaian mini untuk menunjukkan kaki yang tinggi dan jenjang. Ikon kecantikan masa itu adalah Twiggy, seorang model dengan tinggi badan 170cm dan berat badan 40kg5. Saat ini tren kecantikan yang sedang popular adalah “fiercely size” atau “plus size model” yang dipopulerkan oleh Tyra Banks dimana perempuan yang berpostur tubuh berisi ataupun gemuk dianggap cantik dan dapat menjadi model6. Perempuan di dunia menganggap tubuh yang ideal dan kulit yang mulus tanpa jerawat, keriput dan flek hitam ialah standar kecantikan perempuan sesungguhnya yang dapat menunjang penampilan dan dirasa dapat mendapatkan apa yang diinginkan jika telah berhasil menerapkan standar kecantikan tersebut dalam diri mereka.
Permasalahan ini dinilai banyak dirasakan oleh perempuan diseluruh penjuru dunia maka media massa membingkai peristiwa yang ada dan mulai menciptakan tayangan-tayangan yang dinilai cukup menggambarkan persoalan yang tengah dihadapi. Seperti mulai adanya tayangan opera sabun di Amerika Serikat pada akhir tahun 1970an yang membahas tentang kisah percintaan, kemudian semakin berkembang pada tahun 1998 dengan kemunculan serial televisi yang bertemakan permasalahan yang dihadapi perempuan namun bukan
5Anastasia Melliana. Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan.Penerbit LkiS, 2006 Yogyakarta
6Bruna Nessif. Tyra Banks Hates the Label “Plus Size”, Says She Prefer The Term “Fiercely Real” dalam http://www.eonline.com/news/493043/tyra-banks-hates-the-label-plus-size-says-she-prefers-the-term-fiercely-realdiakses pada 29 Januari 2014 pukul 15.22
(5)
terbatas kisah percintaan saja7. Serial televisi ini lebih beragam bahasannya dalam menyikapi permasahan perempuan, untuk perempuan yang masih lajang akan disibukkan dengan urusan pengakuan hak untuk mendapatkan hak pilih di hidupnya dalam hal kebebasan untuk menjadi apapun yang dia inginkan tanpa harus ada yang menghalangi di bidang pekerjaan, hubungan percintaan, pertemanan, gaya hidup, dan kecantikan sementara untuk perempuan yang sudah berumah tangga juga ada bahasan mengenai pernikahan bukanlah halangan untuk mendapatkan hak pilihnya sama seperti saat masih lajang namun lebih mengerucut tidak bisa lagi mendapatkan kebebasan dalam hubungan percintaan karena mereka telah terikat dengan pernikahan. Hal tersebut ditandai dengan munculnya serial televisi yang berjudul Sex and The City.
Serial televisi turut serta dalam menentukan standar kecantikan seorang perempuan. Dalam tayangannya diperlihatkan bahwa perempuan haruslah mengikuti trend yang sedang marak saat ini dari kecantikan wajah yang tampak bersih cerah merona tanpa ada noda, tubuh langsing dengan kaki yang jenjang, penggunaan pakaian, tas dan sepatu bermerk perancang kelas dunia jika sudah terpenuhi itu semua maka sempurnalah sudah kecantikan seorang perempuan. Adanya standar kecantikan ini membuat perempuan berlomba-lomba membentuk dirinya untuk menjadi perempuan cantik yang sempurna, ditunjang dengan banyaknya iklan di televisi yang menawarkan berbagai macam produk kecantikan juga dengan online shopping untuk barang-barang bermerk buatan perancang terkenal dunia. Tak bisa dipungkiri bahwa standar kecantikan ini menciptakan
7Sarah Gamble, op cit.hal 135
(6)
konsumerisme bagi perempuan dengan obsesi menjadi cantik, standar kecantikan inilah yang dimanfaatkan Amerika sebagai cultural commodities dari Amerika Serikat untuk perempuan Arab Saudi.
Fenomena konsumerisme memang melanda perempuan di dunia, termasuk di negara Amerka Serikat sendiri selaku negara adidaya yang juga merupakan penyumbang standar kecantikan terbesar melalui media massa telah berhasil membangun citra kecantikan perempuan yang tak terbantahkan hingga saat ini, menggunakan iklan serta pencitraan melalui karakter aktris dalam serial televisinya yang tersebar di tiap negara membuat perusahaan pemilik di bidang kecantikan perempuan seperti bidang kosmetik, brand-brand perancang busana ternama turut ikut melakukan promosi didalamnya. Di serial televisi Sex and The City contohnya para aktor dan aktrisnya menggunakan barang-barang berlabel perancang terkenal dalam kehidupan sehari-harinya di tayangan tersebut seperti sepatu merk Manolo Blahnik, pakaian serta tas milik Dior, Gucci, Chanel, Burberry, Fendi. Tayangan tersebut tidak hanya disiarkan di Amerika Serikat saja namun juga disiarkan di luar negeri seperti Arab Saudi.
Hubungan antara Arab Saudi dengan Amerika Serikat merupakan simbiosis mutualisme, dimana Arab Saudi menggantungkan pembelian persenjataan militer hanya pada Amerika Serikat dan Amerika menyambut baik dengan menempatkan pangkalan pesawat tanpa awak namun bersenjata. Amerika juga bergantung pada Arab Saudi dalam persoalan minyak, Arab Saudi juga telah menginvestastasikan 600 milyar US$ untuk menyokong perekonomian Amerika
(7)
Serikat8. Selain itu juga Amerika sebagai negara Patron, dapat dengan mudah memberikan pengaruh baru terhadap Arab Saudi karena segala hal yang berasal dari Amerika selalu berlabel modernisasi.
Tayangan serial televisi milik Amerika Serikat yang bernafaskan standar kecantikan ini menyebar hingga ke Arab Saudi dan dari tayangan tersebut berhasil mencuri perhatian perempuan Arab Saudi. Setelah masuknya tayangan-tayangan serial televisi yang membahas persoalan perempuan membuat tahun 2009, perempuan muda Saudi menghabiskan uang sebesar 2,4 milyar dolar untuk membeli kosmetik9. Dan mereka sangat totalitas terhadap penampilan.
Untuk lebih jelasnya penulis telah membuat skema kerangka berpikir yang dapat dilihat sebagai berikut :
8Rebbeca May, Arab Sudi : Kontradiksi Sahabat Barat dan Pendukung Terrorisme dalam
http://www.dw.de/arab-saudi-kontradiksi-sahabat-barat-dan-pendukung-teroris/a-16593629
diakses pada 25 Agustus 2013 pukul 22.58
9Abeer Allam, Saudi Women Among World’s Biggest Consumers of Beauty Productsdalam
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2010/07/19/AR2010071905246.html
(8)
Bagan 1.1 Kerangka Berpikir
Sumber : Ilustrasi Pribadi
Mengakibatkan Konsumerisme Sebagai Dampak Pemenuhan Kebutuhan
Cultural Imperialism Cultural Dopes
Permasalahan Perempuan
Ditampilkan dalam media massa (tayangan serial televisi)
Perempuan Arab Saudi Perempuan Amerika
(9)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang berusaha dijawab dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Serial Televisi Amerika Serikat Digunakan Sebagai Media Cultural
Imperialism Untuk Perempuan Arab Saudi?”
1.3 Tujuan Penelitian
Terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
- Mengetahui bagaimana serial televisi Amerika Serikat digunakan sebagai media Cultural Imperialism untuk perempuan Arab Saudi.
1.4 Literatur Terahulu
Sebagai pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil penelitian terdahulu oleh peneliti yang mengangkat topik yang berdasar sama yaitu media massa sebagai alat penyampaian ide. Tiga kajian yang menjadi pembanding adalah penelitian yang dilakukan oleh Suud Fitra Alwi Assegaf 10dan Nina Nurruwaida Anggita Pradani11, juga jurnal milik Belaid Allal12.
Penelitian yang dilakukan oleh Suud Fitra Alwi Assegaf yang berjudul “Peran Televisi Al Jazeera Bagi Diplomasi Qatar” dijelaskan bahwa kesadaran
10Suud Fitra Alwi Assegaf (05260006) Hubungan Internasional, Skripsi “Peran Televisi Al-Jazeera Bagi Diplomasi Qatar”. Universitas Muhammadiyah Malang. 2009.
11
Nina Nurruwaida Anggita Pradani (06260028) Hubungan Internasional, Skripsi “Konflik Politik Global Peradaban Hindu, Islam dan Barat dalam Film My Name Is Khan”.Universitas
Muhammadiyah Malang. 2010.
12Belaid Allal, American Cultural Imperialism : Propaganda and Impact in Contemporary China (Jurnal). Mentouri University of Constantine, Democratic And Popular Republic Of Algeria. June 2010.
(10)
para pemimpin tentang kemampuan media mengubah pandangan masyarakat, meyakinkan mereka jika media dapat menjadi alat diplomasi untuk mencapai kepentingan negara. Maka didirikanlah jaringan televisi Al Jazeera, dengan kebebasan untuk memberitakan berbagai peristiwa sesuai dengan apa yang terjadi serta dijaminnya kebebasan tersebut oleh pemerintahan Qatar. Berbeda dengan Suud, penulis mengangkat serial televisi dari Amerika Serikat digunakan untuk menjalankan misi Cultural Imperialism dengan membawa pesan khususnya yaitu dominasi kebudayaan dan menjadikannya kebudayaan tunggal milik Amerika Serikat saja.
Dan dalam penelitian Nina Nurruwaida Anggita Pradani dengan judul “Konflik Politik Global Peradaban Hindu Islam dan Barat dalam film My Name Is Khan”, dijelaskan bahwa film My Name Is Khan merupakan film yang mengangkat tentang isu rasial dan terorisme antara islam dan barat. Dalam skripsinya, Nina menekankan cerita yang diangkat dalam film My Name Is Khan ini menjadi gambaran atau lebih tepatnya sebuah miniatur dari benturan antar peradaban (clash of civilisation) yang dijelaskan oleh Samuel P. Huntington, sehingga hal ini menjadi alasan mengapa Nina menggunakan pendekatan Huntington tersebut untuk menjelaskan sebuah film yang maknanya sebagai gambaran realitas dan memiliki makna dan pesan tertentu bagi penontonnya. Penulis menggunakan teori Postfeminism untuk menjelaskan bagaimana kecantikan menjadi senjata untuk memberdayakan perempuan dalam hal mendapatkan segalanya dan ditunjang dengan teori Cultural Imperialism sebagai senjata yang berfungsi menyebarkan gagasan baru bagi perempuan di Arab Saudi.
(11)
Dalam Jurnal milik Belaid Allal yang berjudul American Cultural
Imperialism : Propaganda and Impact in Contemporary China dijelaskan
bagaimana Amerika berusaha melebarkan dominasinya dengan berbagai cara seperti melalui serial televisi, film layar lebar, dan menjamurnya restoran fast food yang bertujuan untuk memarjinalkan nilai-nilai di masyarakat serta produk lokal. Disini juga dijelaskan bukan hanya dalam hal industri hiburan serta makanan namun dalam aspek tata bahasa juga turut dijajah oleh Amerika, hal ini diperlihatkan dengan kebanyakan murid sekolah dan mahasiswa lebih suka belajar bahasa inggris daripada bahasa mandarin juga dengan diberlakukannya sistem beasiswa dapat dengan mudah belajar di Amerika. Amerika mengatasnamakan modernisasi sebagai istilah lain yang lebih halus dalam melancarkan Cultural
Imperialismnya, sementara penulis lebih spesifik membahas tentang penggunaan
serial televisi sebagai media Cultural Imperialism Amerika Serikat dalam rangka menyebarkan standar kecantikan untuk perempuan di Arab Saudi.
Berikut terdapat tabel pembeda antara peneliti sebelumnya dengan penulis : No Nama Peneliti Judul Penelitian Fokus Penelitian Fokus Penulis
1. Suud Fitra Alwi Assegaf
Peran Televisi Aljazeera sebagai media diplomasi Qatar
Televisi Menjadi alat diplomasi untuk mencapai kepentingan negara
Serial Televisi Amerika Serikat
sebagai media Cultural Imperialism
(12)
dengan tujuan dominasi kebudayaan
2. Nina Nurruwaida Anggita Pradani
Konflik Politik Global Peradaban Hindu Islam dan Barat dalam Film My Name Is Khan
Menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam film sebagai bentuk dari teori
Clash Of
Civilization (benturan antar peradaban) milik Huntington
Postfeminisme sebagai nilai yang diusung oleh serial televisi
Amerika Serikat dalam kegiatan Cultural
Imperialismdi
Arab Saudi
3. Bellaid Allal American Cultural
Imperialism :
Propaganda and
Impact in
Contemporary China
Jenis-jenis media Cultural Imperialism yang dilancarkan Amerika Serikat di China beserta
Penggunaan serial televisi sebagai media Cultural Imperialism Amerika Serikat pada
(13)
dampaknya perempuan Arab Saudi
Tabel 1.2 Pembeda Peneliti Sebelumnya dengan Penulis
1.5 Landasan Teori
A. Teori Cultural Imperialism
“Cultural Imperialism refers to the worldwide spread and dominace of American
consumer culture and products. Which many nations claim is eroding their local cultural traditions and values represents a form of global cultural regulation. The
cultural commodities refers to products of the print and audio visual industries
including movies, television, publishing, radio and music13.”
Term Cultural Commodities merujuk pada produk cetak maupun industri audio visual termasuk film, televisi, iklan, radio dan musik. Produk tersebut merupakan mesin penggerak transmisi nilai, gaya hidup dan ideologi yang digunakan untuk mengikis budaya lokal. Cultural Imperialism digunakan oleh negara maju untuk mempropagandakan budayanya dengan tujuan mengganti ideologi yang telah lama hidup di masyarakat dengan ideologi baru yang ditawarkan oleh negara maju tersebut. Dalam kasus ini Amerika selaku negara adidaya, menggunakan media-media seperti yang telah disebutkan diatas untuk melangsungkan tujuannya mengganti ideologi negara-negara dibawahnya supaya
13
(14)
mengikuti ideologinya yang liberal14. Film Amerika dan musik, tayangan sitkom dan opera sabun termasuk dalam Cultural Commodities yang mendapat manfaat melekat dari tanda “Made In America”. Disamping menghasilkan keuntungan ekonomi yang melimpah, produk Amerika juga mempromosikan tema umum seperti standar kecantikan bagi perempuan yang merupakan modal untuk mencapai apapun yang mereka inginkan untuk meningkatkan penghasilan serial-serial televisi tersebut dengan tujuan untuk membebaskan keinginan alami manusia untuk membebaskan dirinya sendiri tanpa ada apapun yang menghalangi.
Collective socio-political merupakan cara yang bisa diterapkan masyarakat
untuk melawan dominasi budaya barat. Pergerakan ini membangun perlindungan perlawanan atas nama Tuhan, Negara, Etnisitas, Keluarga atau Budaya Lokal. Di Arab Saudi terdapat ajang kontes kecantikan yang disebut “Miss Congeniality” bukan seperti kontes kecantikan pada umumnya yang mana kecantikan tubuh perempuan juga diperhitungkan, dalam kontes ini hanyalah pemilik etika terbaik yang menjadi juara15. Kontes kecantikan ini sebagai langkah muslim konservatif Arab Saudi untuk menyebarkan pesan mereka bahwa kecantikan tidak semata dinilai dari kecantikan wajah dan tubuh namun kecantikan moral jauh lebih penting, juga dalam menghadapi serbuan pengaruh asing yang membanjiri Arab Saudi16.
14Ibid
15Alarabiya.net English, Third Annual ‘Miss Congeniality’ Beauty Pageant Held In Saudi Arabia dalam http://www.alarabiya.net/articles/2012/10/10/242959.htmldiakses pada 27 Agustus 2013 pukul 07.15
16
Saudi Beauty Pageant : Miss Beautiful Morals dalam
http://www.huffingtonpost.com/2009/05/06/saudi-beauty-pageant-miss_n_198103.htmldiakses pada 24 Agustus 2013 pukul 20.00
(15)
Tayangan serial televisi milik Amerika Serikat yang tersebar di berbagai penjuru dunia membawa misi bahwa perempuan dengan wajah yang bersih, bentuk tubuh proposional serta mengenakan barang-barang berlabel perancang kelas dunia merupakan indikator perempuan tersebut dikatakan cantik serta adanya jaminan dapat memperoleh segala yang diinginkan, sehingga dapat membuat para perempuan yang menontonnya menjadi berlomba-lomba memenuhi standar kecantikan tersebut.
B. Postfeminisme
Postfeminisme merupakan pengembangan dari feminisme gelombang pertama dan kedua. Pada gelombang pertama adanya tuntutan bahwa perempuan juga memiliki hak untuk bekerja dan protes atas pernyataan menikah adalah pekerjaan yang tepat untuk perempuan, sementara pada gelombang kedua lebih banyak tuntutan antara lain kesetaraan gaji, pekerjaan dan pendidikan, kontrasepsi serta aborsi gratis sesuai kebutuhan. Feminisme gelombang kedua menganggap perempuan merupakan kelompok sosial yang tertindas karena tubuhnya sebagai otonomi seksual sebagai sarana penindasan, selain itu laki-laki juga dianggap banyak merebut kesempatan yang seharusnya juga bisa diperoleh perempuan. Dari pemikiran ini para perempuan merasa dominasi laki-laki harus diruntuhkan, agar perempuan mendapatkan kesetaraan. Postfeminisme mengambil nilai-nilai pokok kedua feminisme tersebut seperti tuntutan bahwa perempuan juga memiliki hak untuk bekerja dan pemenuhan segala tuntutan pada gelombang kedua namun yang membedakan ialah postfeminisme tidak bertujuan meruntuhkan dominasi
(16)
laki-laki. Tetap menempatkan laki-laki pada posisi seharusnya seperti ayah, teman, kekasih, suami17.
Postfeminisme menjelaskan bahwa kemerdekaan bagi perempuan terletak pada adanya kebebasan untuk menjadi apapun yang diinginkannya tanpa ada yang menghalangi. Istilah Lipstick Feminismmuncul pada tahun 1980 dan 1990, ialah jenis dari postfeminisme yang menerangkan bahwa tingkat feminitas seorang perempuan dapat menjadi empower bagi perempuan tersebut18. Artian dalam tingkat feminitas ini yaitu menggunakan kecantikan (penampilan luar) sebagai alat untuk mendapatkan keinginanya, ketika telah mendapatkan apa yang diinginkan itulah kepuasan.
Helen Gurley Brown berpendapat bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kesamaan dalam hasrat seksual, selain itu perempuan dan laki-laki juga memiliki persamaan dalam akses ekonomi juga kebebasan seksual19. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut perempuan harus menonjolkan sisi feminitasnya, dan hak semua perempuan untuk mewujudkannya. Sisi feminitas yang dimaksudkan ialah bagaimana perempuan memaksimalkan kecantikan tubuhnya, sehingga melahirkan standar kecantikan bagi perempuan yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Perkembangan standar kecantikan ini diikuti dengan perkembangan media massa, pada tahun 1940an perempuan yang berpostur tubuh subur merupakan ikon kecantikan di masa itu seperti Marilyn Monroe. Kemudian pada 1960 standar
17
Sarah Gamble, op cit.hal 54.
18What Is Lipstick Feminism?Dalam http://www.wisegeek.com/what-is-lipstick-feminism.htm diakses pada 27 Agustus 2013 pukul 4.20
19Jennifer Scanlon. Bad Girls Go Everywhere : The life of Helen Gurley Brown. Oxford University Press, 2009 hal xi
(17)
kecantikan mengalami perubahan seiring dengan trend fashion yang sedang gencar menampilkan pakaian mini untuk menunjukkan kaki yang tinggi dan jenjang. Ikon kecantikan masa itu adalah Twiggy, seorang model dengan tinggi badan 170cm dan berat badan 49kg. Tren tubuh langsing ala model, wajah mulus tanpa noda, polesan kosmetik mahal dan penggunaan barang-barang berlabel perancang kelas dunia inilah standar kecantikan saat ini.
Penyebar standar kecantikan ini menggunakan media massa, salah satu contohnya adalah tayangan serial televisi. Amerika Serikat memahami bahwa perempuan Arab Saudi banyak menghabiskan waktu dirumah, karena keterbatasan hak mereka diluar selain dengan mahramnya maka digunakanlah tayangan serial televisi sebagai media penyebaran nilai lipstick feminismini.
C. Konsep Relasi Patron Client
Relasi Patron Client merupakan pertukaran hubungan antara kedua peran yang dapat dinyatakan sebagai hubungan dimana seorang ataupun negara dengan status sosio ekonominya yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan sumber dayanya untuk menyediakan perlindungan, sehingga menciptakan ketergantungan bagi seorang yang dianggapnya lebih rendah (klien)20.
Dalam hubungan yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Arab Saudi keduanya tidak nampak saling menyokong dari luar, terlihat dengan adanya invasi anti terorisme yang dilaksanakan Amerika Serikat di Palestina. Di sisi lain Arab Saudi mengalami ketergantungan dengan Amerika Serikat dalam hal pembelian
20James C Scott. Patron Client Politics and Political Change In Southeast Asia.Dalam
http://chenry.webhost.utexas.edu/pmena/coursemats/2009/Scott-1972-clientelism.pdf, diakses pada 27 Agustus 2013 pukul 15.26
(18)
senjata, namun disisi lain Amerika juga bergantung pada minyak yang dimiliki oleh Arab Saudi. Karena Amerika merupakan negara Patron bagi Arab Saudi, maka segala produk Amerika dapat dengan mudah masuk ke Arab Saudi dan anggapan masyarakat tentang segala produk Amerika merupakan modernisasi.
Sadar dengan posisinya sebagai negara patron, Amerika memanfaatkan untuk menyebarkan nilai, gaya hidup, dan ideologi negara client untuk mengikis budaya lokalnya dan menggantinya dengan kebudayaan global (kebudayaan buatan Amerika Serikat). Pemanfaatan ini menggunakan media massa khususnya serial televisi, pemerintah Arab Saudi sadar bahwa perempuan tidak banyak beraktifitas diluar selain didampingi mahramnya maka ia memberikan hiburan berupa channel televisi MBC4 sebagai media khusus perempuan yang berisikan acara drama serial televisi.
1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Level Analisa
Untuk mempermudah pemahaman mengenai metodologi penulisan, maka penulis menempatkan posisi unit eksplanasi dan level analisa pada bagiannya masing-masing. Unit eksplanasi menerangkan tentang Serial Televisi Amerika Serikat sementara unit analisa menerangkan sebagai media Cultural Imperialism pada perempuan Arab Saudi.
1.6.2 Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan mendeskripsikan
(19)
data serta menganalisis bagaimana serial televisi Amerika Serikat digunakan sebagai media Cultural Imperialismpada perempuan Arab Saudi.
1.6.3 Teknik Pengumpulan data
Berdasarkan penelitian ini penulis menggunakan data sekunder sebagai sumber informasi dan bahan dalam melakukan penelitian ini. Data-data diperoleh dengan melakukan studi pustaka berupa buku, koran, artikel, jurnal dan situs internet.
1.6.4 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penulisan ini menggunakan metode kualitatif yaitu penyajian data yang digunakan oleh penulis, menjadikan penelitian ini sebagai penelitian pustaka yang menyajikan data-data untuk menganalisis fenomena yang telah ditentukan.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian atau definisi operasional penelitian ini memuat tentang indikator-indikator variabel penelitian secara konkrit. Judul dari penelitian ini adalah Serial Televisi Amerika Serikat Sebagai Media Cultural Imperialism Pada Perempuan Arab Saudi. Tingkat analisa dalam penelitian ini adalah korelasionis.
Berdasarkan dari penelitian tersebut terdapat 2 variabel yaitu :
Serial Televisi Amerika Serikat sebagai unit eksplanasi atau disebut juga variabel dependen
(20)
Sebagai media Cultural Imperialismpada perempuan Arab Saudi sebagai unit analisa atau disebut juga variabel independen
Dan ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi batasan materi dan batasan waktu.
1.7.1 Batasan Materi
Batasan materi dalam penelitian merupakan wadah bagi penulis yang didalamnya mencakup kawasan, keadaan, fakta-fakta atau sumber-sumber dari fenomena yang akan diteliti. Dimana penulis akan menjelaskan alasan bagaimana serial televisi Amerika Serikat sebagai media Cultural Imperialism pada perempuan Arab Saudi dengan mengangkat konsepsi perempuan terhadap kecantikan hingga melahirkan konsumerisme sebagai pemenuhan syarat untuk menjadi cantik.
1.7.2 Batasan Waktu
Batasan waktu dalam penelitian ini adalah berawal dari masuknya channel televisi MBC4 di Arab Saudi “entertainment for new arab
(21)
1.8 Argumentasi Dasar
Dari data yang telah penulis kemukakan, Amerika merupakan negara yang selalu ingin menambah dominasi di negara-negara lain dengan menggunakan berbagai macam daya dan upaya untuk meraihnya. Salah satu contohnya adalah mendayagunakan media massa sebagai alat
cultural imperialismnya, media massa yang digunakan adalah serial
televisi. Dalam serial televisi ini turut disisipkan konsepsi perempuan terhadap kecantikan, di negara Arab Saudi yang perempuannya berpemikiran lebih modern ketika disuguhkan tayangan seperti itu akan lebih mudah terperdaya. Perempuan Arab Saudi yang merupakan target
cultural imperialism dari Amerika Serikat memunculkan dua reaksi yaitu
reaksi postif serta negatif, reaksi positif yaitu berupa penerimaan ide kecantikan tersebut dan menjadi konsumerisme sementara reaksi negatif yaitu berupa menciptakan konsepsi kecantikan sendiri namun tidak melupakan identitas awal mereka serta ada yang menolak mentah-mentah konsepsi tersebut karena mereka merasa nyaman dengan keadaan yang sudah ada.
(22)
1.9 Sistematika Penulisan
BAB I berisi : Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Literatur Terdahulu Landasan Konseptual Metodologi Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Argumentasi Dasar BAB II berisi :
Serial Televisi Amerika Serikat Sebagai Cultural Commodities
BAB III berisi :
Perempuan dan Target Cultural Imperialism I (Preproduction)
BAB IV berisi :
Serial Televisi Sebagai Cultural Imperialism Amerika Serikat Terhadap Perempuan Arab Saudi
BAB V berisi :
(23)
SKRIPSI
SERIAL TELEVISI SEBAGAI MEDIA
CULTURAL
IMPERIALISM
AMERIKA SERIKAT PADA PEREMPUAN
ARAB SAUDI
Di susun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1
Jurusan Hubungan Internasional
Oleh:
AGHNAITA FIRDAYANTI
09260010
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
(24)
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Aghnaita Firdayanti
NIM : 09260010
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Serial Televisi Sebagai Media Cultural Imperialism Amerika Serikat Pada Perempuan Arab Saudi
Disetujui Dosen Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Widya Yutanti, MA Helmia Asyathri, S.IP
Mengetahui,
Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan
Ilmu Hubungan Internasional
(25)
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Aghnaita Firdayanti
NIM : 09260010
Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Serial Televisi Sebagai Media Cultural Imperialism Amerika Serikat Pada Perempuan Arab Saudi
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS
Pada hari : Senin
Tanggal : 21 Januari 2014
Tempat : Laboratorium Hubungan Internasional UMM Mengesahkan,
Dekan FISIP-UMM
DR. Asep Nurjaman, M.Si Dewan Penguji :
1. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc ( )
2. Peggy Puspa, M.Sc ( )
3. Widya Yutanti, MA ( )
(26)
LEMBAR ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Aghnaita Firdayanti
NIM : 09260010
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Menyatakan bahwa karya skripsi berjudul :
SERIAL TELEVISI SEBAGAI MEDIA CULTURAL IMPERIALISM AMERIKA SERIKAT PADA PEREMPUAN ARAB SAUDI
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 08 Februari 2014 Yang menyatakan,
(27)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Serial Televisi Sebagai Media Cultural Imperialism Amerika Serikat Pada
Perempuan Arab Saudi.
Amerika Serikat dikenal sebagai negara adidaya yang selalu ingin menambah dominasinya pada negara-negara yang berada di dunia. Amerika menggunakan soft power yang berupa tayangan serial televisi untuk menciptakan standar kecantikan serta penyebaran ide postfeminismkhususnya
lipstick feminismpada perempuan dunia. Perempuan Arab Saudi yang haknya
tidak sebebas perempuan Amerika Serikat menganggap gagasan yang berasal dari Amerika Serikat merupakan modernitas sehingga mereka berlomba mengikutinya. Amerika Serikat menyebarkan gagasan kecantikan tersebut untuk membuat perempuan Arab Saudi melupakan budaya asli mereka dan mengikuti budaya Amerika Serikat yang disebut cultural imperialism.
Peneliti menyadari dalam penyusunan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan peneliti sangat mengharapkan kontribusi ide dan kritik yang bersifat membangun sehingga penelitian ini dapat menjadi penelitian yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa Hubungan Internasional.
Malang, 8 Februari 2014 Penulis
(28)
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Alhamdulillah hirobbil alamin” terimakasih Yaa Allah atas segalanya hingga akhirnya skripsi ini selesai
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya tercinta Bapak Heri Yulianto dan Ibu Tutik Susmiyati, terima kasih untuk segala supportnya. Maaf kalo saya selama ini jadi anak yang bandel dan gak nurut juga suka pergi gak pamitan (saya selalu lupa!) hehehehe. Untuk Bapak, terima kasih atas segalanya semoga selalu diberi panjang umur, kesehatan serta rezeki juga kelancaran dalam setiap urusan oleh Allah SWT amiiiin. Untuk Ibu, terima kasih atas segala supportnya dan senatiasa mengingatkan bahwa “hinaan bukanlah alasan untuk mundur, tapi sebagai cambuk diri
supaya lebih baik” yang selalu saya ingat ketika sedang lelah dan malas. Maaf
saya masih belum bisa jadi anak perempuan yang feminim seperti yang ibu inginkan selama ini hehehehehe semoga Ibu selalu diberi limpahan kesabaran, hati yang selalu ikhlas, panjang umur, kesehatan dan rezeki oleh Allah SWT amiiiinn.
Terima kasih juga kepadaadiksaya Haritz Firmandita Putra, atas semangat yang selalu diberikan juga rela meluangkan waktunya untuk menjemput ketika pulang malam hehehehe
Terima kasih kepada tante cantik Fardini Sabilah sudah mau memberikan semangat serta nasehat dari awal masuk kuliah hingga pengerjaan skripsi ini selesai.
Terima kasih kepada dosen pembimbing saya Bu Helmia Asyathri dan Bu Widya Yutanti yang sudah memberikan arahan terhadap penulisan juga dengan sabar meluangkan waktu untuk konsultasi dan penerapan deadlinenya, memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi sekaligus mendengarkan curhat saya hehehehe. Terima kasih sekali dan saya sudah menepati janji saya sama Ibu
(29)
Terima kasih kepada Keluarga Besar Alm. Madrapi khususnya Uti, Mbak Nu, Mbak De, Om Hari, Mama Susi, Resha, Grevan, Abby atas semangat serta dukungan yang selalu diberikan kepada saya.
Terima kasih kepada semua sahabat serta teman-teman baik yang satu kampus maupun diluar kampusyang tidak bisa saya sebutkan satu persatu disini karena kalian banyak sekali rek :D. Terima kasih sudah mau meluangkan waktunya untuk mendengarkan curhat, memberi semangat, memberikan saran-saran, menegur ketika salah dan nongkrong bareng. Yang paling penting adalah terima kasih sudah mau berteman dengan saya , love you all rek :*
Terima kasih kepada HATERS yang selama ini sudah meremehkan saya, memfitnah serta menghina saya. Hinaan kalian adalah pacuan semangat saya! Terima kasih kepada Siluman Kerbau, sometimes I hate every single stupid word you say sometimes I want to slap you in your whole face. There’s no one quite like you, I know my life will suck without you. At the same time, I wanna hug you I wanna wrap my hands around your neck. You’re an asshole but I love you and you make me so mad I ask myself “why Im still here? Or where could I go? You’re the only love I’ve ever known” but I hate you, I really hate you so much I think it must be true love! No one else can break my heart like you :*. Terima kasih supportnya, rese’nya dan berhenti di 15 bersiap, mulai lagi!
Terima kasih dan maaf untuk semua pihak yang ga sempat kesebut namanya disini dan turut memberikan semangat kepada saya! Saya payah tanpa kalian semua..love you all :*
Malang, 8 Februari 2014
(30)
DAFTAR ISI
Lembar Cover Sampul Dalam ... i
Lembar Persetujuan Skripsi... ii
Lembar Pengesahan... iii
Lembar Orisinalitas ... iv
Berita Acara Bimbingan Skripsi... v
Abstraksi... vi
Kata Pengantar ... vii
Lembar Persembahan ... viii
Daftar Isi... viiii
Daftar Bagan... x
Daftar Tabel... x
Daftar Grafik ... x
Daftar Diagram... x
Daftar Gambar ... x
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah ... 2
Rumusan Masalah... 10
Tujuan Penelitian ... 10
(31)
Landasan Teori ... 14
Teori Cultural Imperialism ...14
Postfeminisme... 16
Konsep Relasi Patron Client ... 18
Metodologi Penelitian... 19
Level Analisa ... 19
Tipe Penelitian ... 20
Teknik Pengumpulan Data... 20
Teknik Analisa Data ... 20
Ruang Lingkup Penelitian... 20
Batasan Materi ... 21
Batasan Waktu ... 21
Argumentasi Dasar... 22
Sistematika Penulisan ... 23
BAB II SERIAL TELEVISI AMERIKA SERIKAT SEBAGAI MEDIA CULTURAL COMMODITIES 2.1 Aksesbilitas Masyarakat Amerika Serikat Terhadap Televisi ... 24
Cultural Commodities...29
Pengertian Cultural Commodities...29
Serial Televisi Sebagai Cultural Commodities ...32
Serial Televisi Sex and The City ...39
(32)
BAB III PEREMPUAN DAN TARGET CULTURAL IMPERIALISM (PREPRODUCTION)
Dinamika dan Pergerakan Perempuan Amerika Serikat... 50
Feminisme Gelombang Pertama ... 51
Gerakan Backlash pada Feminisme Gelombang Pertama ... 52
Feminisme Gelombang Kedua... 53
Gerakan Backlashpada Feminisme Gelombang Kedua ... 57
Gerakan Backlash di Amerika Serikat ... 73
BAB IV SERIAL TELEVISI SEBAGAI MEDIA CULTURAL IMPERIALISM AMERIKA SERIKAT TERHADAP PEREMPUAN ARAB SAUDI 4.1 Respon Perempuan Arab Saudi Terhadap Serial Televisi Amerika Serikat ... 80
4.1.1 Respon Positif ... 80
Memunculkan Sifat Konsumtif... 81
Memunculkan Kesadaran Pemenuhan Hak Asasi ... 85
Munculnya Aksi Protes Yang Dilakukan Perempuan Arab Saudi... 86
Respon Negatif... 89
Munculnya Feminisme Islam Sebagai Gerakan Backlash ... 90
Collective Socio-Political oleh Feminisme Islam ... 91
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 93
5.2 Saran ... 94
(33)
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Berpikir ... 9
Bagan 2.1 Proses Televisi Mempengaruhi Penonton... 36
Bagan 3.1 Alur Backlash dalam Pergerakan Feminisme Amerika Serikat... 77
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pembeda Peneliti Sebelumnya dengan Penulis... 12
DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Peningkatan Waktu Menonton Televisi ... 25
Grafik 2.2 Pembagian Usia Penonton Televisi di Amerika Serikat... 26
Grafik 2.3 Penonton Perempuan Serial Televisi Berdasarkan Ras ... 37
Grafik 2.4 Episode Favorit dalam Serial Televisi Sex and The City...41
Grafik 2.5 Episode Favorit dalam Serial Televisi Desperate Housewives... 48
(34)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 Penonton Televisi Berdasarkan Gender ... 27
DAFTAR GAMBAR
(35)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman, Musthafa. Munculnya Kaum Neoreformis di Arab Saudi dalam
http://megapolitan.kompas.com/read/2009/02/22/10590634/Munculnya.Kaum.Ne oreformis.di.Arabdiakses pada 5 Desember 2013 pukul 21.32
Al Arabiya. Third Annual ‘Miss Congeniality’ Beauty Pageant Held in Saudi Arabia dalam http://english.alarabiya.net/articles/2012/10/10/242959.html
diakses pada 26 Desember 2013 pukul 20.07
Allal. Belaid American Cultural Imperialism Imperialism : Propaganda and Impact in Contemporary China (Jurnal). Mentouri University Of Constantine, Democratic And Popular Republic Of Algeria. June 2010.
Allam. Abeer, Saudi Women Among Worlds’s biggest Consumers of Beauty Products dalam http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2010/07/19/AR2010071905246.htmldiakses pada 24 Agustus 2013, pukul 04.20
Al Tawil, Maisa. US Commercial Service, Country : Saudi Arabia Industry :
Saudi Apparel Market dalam
http://www.nccommerce.com/Portals/5/Documents/ITD/Saudi%20Apparel%20 Market.pdfdiakses pada 24 Desember 2013 pukul 05.24
Assegaf Alwi. Fitra Suud, (05260006) Hubungan Internasional, Skripsi “Peran Televisi Al-Jazeera Bagi Diplomasi Qatar”. Universitas Muhammadiyah Malang. 2009.
Bashraheel, Laura. Why do Saudis Buy Luxury Goods? Dalam
http://www.saudigazette.com.sa/index.cfm?method=home.regcon&contentid=20 130210152629diakses pada 24 Desember 2013 pukul 14.53
(36)
Berry. Ryan, "Veganism," The Oxford Companion to American Food and Drink. Oxford University Press, 2007
Biagi. Shirley, Media/Impact : Pengantar Media Massa. Penerbit Salemba Humanika. 2010. Jakarta
Brooks. Ann, Postfeminisme & Cultural Studies. Penerbit Jalasutra. Yogyakarta. 1997.
Cosmetic Sales Rising in Saudi Arabia dalam
http://www.gcimagazine.com/marketstrends/regions/asiapacific/30889804.html
diakses pada 19 Desember 2013 pukul 18.52
Diamond Sharp. Bridging The Disconnect : Unveiling the Hijab and Islamic
Feminism dalam
http://www.youngchicagoauthors.org/girlspeak/features_bridging_the_disconnect _unveiling_the_hijab_and_islamic_feminism_by_diamond_sharp.htm diakses pada 25 Desember 2013 pukul 23.12
English. Alarabiya.net, Third Annual ‘Miss Congeniality’ Beauty Pageant Held in Saudi Arabia dalam http://www.alarabiya.net/articles/2012/10/10/242959.html
diakses pada 27 Agustus 2013 pukul 07.15
Englishpen. Wajeha al Huwaider dalam http://www.englishpen.org/wajeha-al-huwaider/diakses pada 21 Desember 2013 pukul 08.01
Euromonitor International November 2011. Colour Cosmetics in United Arab
Emirates dalam
http://www.euromonitor.com/medialibrary/pdf/samples/sample_report_beauty_p ersonal_care_colour_cosmetics.pdfdiakses pada 19 Desember 2013 pukul 20.00
Evans. M. Sara, Lahir Untuk Kebebasan : Sejarah Perempuan di Amerika Jilid 2. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 1994.
(37)
Fox News.com. Meet Saudi Arabia’s Miss Beautiful Moral Contestants dalam
http://www.foxnews.com/story/2009/05/06/meet-saudi-arabia-miss-beautiful-morals-contestants/diakses pada 26 Desember 2013 pukul 20.00
Friedan. Betty, The Feminine Mystique.DELL PUBLISHING CO,. INC. United States of America. 1977.
Gamble. Sarah, Pengantar Memahami Feminisme dan Postfeminisme. Penerbit Jalasutra Anggota IKAPI. 2010. Yogyakarta.
Hafiz. Yasmine, ’Wajda’, Film By Saudi’s First Female Director Hanifa Al Mansour , Tackles Quranic Memorization and Female Empowerment dalam
http://www.huffingtonpost.com/2013/07/15/wadjda-film-saudi-woman-director-wajda_n_3586625.htmldiakses pada 20 November 2013 pukul 00.11
Highest Rated TV Series With At Least 5000 Votes, dalam
http://www.imdb.com/search/title?num_votes=5000,&sort=user_rating,desc&titl e_type=tv_seriesdiakses pada 27 Oktober 2013 pukul 12.54
Hollows. Joanne, Feminisme, Feminitas dan Budaya Populer. Penerbit Jalasutra, Yogyakarta 2010.
Huyboom. Jeff, About Father Knows Best dalam
http://www.fatherknowsbest.us/fkb/History.html diakses pada 24 November 21.14
IMDb : The 40 Best Episode Desperate Housewives dalam
http://www.imdb.com/list/rRbbyxZBEV4/
IMDb : The 9 Best Episode in Sex And The City dalam
(38)
Jiffry, Faddia. Cosmetic Surgery Rising Among Saudi Women dalam
http://www.arabnews.com/news/446089 diakses pada 19 Desember 2013 pukul 21.11
Jones. Steve, Feminist Movement Essay dalam http://www.study-aids.co.uk/dissertation-blog/index.php/feminist-movement-essay/diakses pada 24 November 2013 pukul 20.55
Keyes. David, Saudi Arabia’s Feminist Revolution has Begun dalam
http://www.thedailybeast.com/articles/2013/04/07/saudi-arabia-s-feminist-revolution-has-begun.htmldiakses pada 19 November 2013 pukul 23.29
Leave it to Beaver Review dalam http://www.tv.com/shows/leave-it-to-beaver/
diakses pada 24 November 2013 pukul 21.36
Marketingcharts. Reach Women via Sports but Media Use, Shopping Habits Vary by Ethnicity dalam http://www.marketingcharts.com/wp/television/reach-women-via-sports-but-media-use-shopping-habits-vary-by-ethnicity-2221/ diakses pada 18 Oktober 2013 pukul 09.00
May. Rebbeca, Arab Saudi : Kontradiksi Sahabat Barat dan Pendukung Terrorisme dalam http://www.dw.de/arab-saudi-kontradiksi-sahabat-barat-dan-pendukung-teroris/a-16593629diakses pada 25 Agustus 2013 pukul 22.58
Melliana. Anastasia, Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan. Penerbit LkiS, 2006 Yogyakarta
Bruna Nessif. Tyra Banks Hates the Label “Plus Size”, Says She Prefer The Term “Fiercely Real” dalam http://www.eonline.com/news/493043/tyra-banks-hates-the-label-plus-size-says-she-prefers-the-term-fiercely-real diakses pada 29 Januari 2014 pukul 15.22
(39)
Nix. Laura, Syria’s Modern History and Muslim Women’s Movement : “The Light in Her Eyes” In Content dalam
http://www.pbs.org/pov/thelightinhereyes/photo_gallery_background.php?photo =3diakses pada 25 Desember 23.00
Peralta. Eyder, Sarah Attar Becomes Saudi Arabia’s First Female Track
Olympian dalam
http://www.npr.org/blogs/thetorch/2012/08/08/158457050/another-first-attar-becomes-saudi-arabias-first-female-track-olympian diakses pada 18 November 2013 pukul 18.04
Pollitt. Katha, A Conversation with Saudi Women’s Right Campaigner Wajeha al Huwaider dalam http://www.thenation.com/article/161224/conversation-saudi-womens-rights-campaigner-wajeha-al-huwaider diakses pada 21 Desember 2013 pukul 9.14
Pradani Anggita. Nurruwaida Nina, (06260028) Hubungan Internasional, Skripsi “Konflik Politik Global Peradaban Hindu, Islam dan Barat dalam Film My Name Is Khan”.Universitas Muhammadiyah Malang. 2010.
Rauschenberger. Emile, Deconstructing Cultural Imperialism.Fall 2003.
Saudi Arabia to Allow Women Into Sports Stadium dalam
http://www.emirates247.com/news/region/saudi-arabia-to-allow-women-into-sports-stadiums-2012-01-29-1.440034 diakses pada 19 November 2013 pukul 23.20
Saudi Beauty Pageant : Miss Beautiful Morals dalam
http://www.huffingtonpost.com/2009/05/06/saudi-beauty-pageant-miss_n_198103.htmldiakses pada 24 Agustus 2013 pukul 20.00
(40)
Saudi Beauty Pageant : “Miss Beautiful Morals” dalam
http://www.huffingtonpost.com/2009/05/06/saudi-beauty-pageant-miss_n_198103.htmldiakses pada 26 Desember 2013 pukul 00.34
Scanlon. Jennifer, Bad Girls Go Everywhere : The Life of Helen Gurley Brown.
Oxford University Press. 2009
Scott. C James, Patron Client Politics and Political Change In Southeast Asia
http://chenry.webhost.utexas.edu/pmena/coursemats/2009/Scott-1972-clientelism.pdf, diakses pada 27 Agustus 2013 pukul 15.26
Silindir. Gülten, Challenging The Status Quo of Women In The Early Twentieth Century In The Works Of Diana Of Dobson’s and Trifles. Kilis 7 Aralik University, Faculty of Arts and Sciences Departement Of Western Languanges and Literature. Kilis, Turkey.
Smith, Justin. Saudi Arabia Continues to Shift to Branded Clothing More Segmented Store dalam http://www.bi-me.com/main.php?id=22676&t=1 diakses pada 24 Desember 2013 pukul 07.06
State Of Media Trends in TV Viewing – 2011TV Upfronts, dalam
http://www.nielsen.com/content/dam/corporate/us/en/newswire/uploads/2011/04/ State-of-the-Media-2011-TV-Upfronts.pdf diakses pada 27 Oktober 2013 pukul 11.20
Tavaana, The 1960-70s American Feminists Movement : Breaking Down Barriers For Women dalam http://tavaana.org/en/content/1960s-70s-american-feminist-movement-breaking-down-barriers-women diakses pada 11 November 2013 pukul 17.12
(41)
The 25 Most Powerful TV Shows Of The Last 25 Years, dalam
http://mentalfloss.com/article/12783/25-most-powerful-tv-shows-last-25-years
diakses pada 30 Oktober 2013 pukul 23.05
Thesocialclinic. The State of Social Media in Saudi Arabia 2012 dalam
http://www.thesocialclinic.com/the-state-of-social-media-in-saudi-arabia-2012-2/
diakses pada 5 Desember 2013 pukul 22.12
Todd Van Werff, 1980’sTV Dramas dalam
http://www.avclub.com/articles/1980s-tv-dramas,55221/diakses pada 31 Oktober 2013 pukul 14.31
Warren. Ellen, Sex And The City Shoes Bargain Finds dalam
http://articles.chicagotribune.com/2008-05-29/entertainment/0805270187_1_jimmy-choos-carrie-bradshaw-manolo-blahnik
diakses pada 04 November 2013 pukul 23.04
What is Lipstick Feminism? Dalam http://www.wisegeek.com/what-is-lipstick-feminism.htmdiakses pada 27 Agustus 2013 pukul 4.20
(1)
Berry. Ryan, "Veganism," The Oxford Companion to American Food and Drink. Oxford University Press, 2007
Biagi. Shirley, Media/Impact : Pengantar Media Massa. Penerbit Salemba Humanika. 2010. Jakarta
Brooks. Ann, Postfeminisme & Cultural Studies. Penerbit Jalasutra. Yogyakarta. 1997.
Cosmetic Sales Rising in Saudi Arabia dalam
http://www.gcimagazine.com/marketstrends/regions/asiapacific/30889804.html diakses pada 19 Desember 2013 pukul 18.52
Diamond Sharp. Bridging The Disconnect : Unveiling the Hijab and Islamic
Feminism dalam
http://www.youngchicagoauthors.org/girlspeak/features_bridging_the_disconnect _unveiling_the_hijab_and_islamic_feminism_by_diamond_sharp.htm diakses pada 25 Desember 2013 pukul 23.12
English. Alarabiya.net, Third Annual ‘Miss Congeniality’ Beauty Pageant Held in Saudi Arabia dalam http://www.alarabiya.net/articles/2012/10/10/242959.html diakses pada 27 Agustus 2013 pukul 07.15
Englishpen. Wajeha al Huwaider dalam http://www.englishpen.org/wajeha-al-huwaider/diakses pada 21 Desember 2013 pukul 08.01
Euromonitor International November 2011. Colour Cosmetics in United Arab
Emirates dalam
http://www.euromonitor.com/medialibrary/pdf/samples/sample_report_beauty_p ersonal_care_colour_cosmetics.pdfdiakses pada 19 Desember 2013 pukul 20.00 Evans. M. Sara, Lahir Untuk Kebebasan : Sejarah Perempuan di Amerika Jilid 2.
(2)
Fox News.com. Meet Saudi Arabia’s Miss Beautiful Moral Contestants dalam http://www.foxnews.com/story/2009/05/06/meet-saudi-arabia-miss-beautiful-morals-contestants/diakses pada 26 Desember 2013 pukul 20.00
Friedan. Betty, The Feminine Mystique.DELL PUBLISHING CO,. INC. United States of America. 1977.
Gamble. Sarah, Pengantar Memahami Feminisme dan Postfeminisme. Penerbit Jalasutra Anggota IKAPI. 2010. Yogyakarta.
Hafiz. Yasmine, ’Wajda’, Film By Saudi’s First Female Director Hanifa Al Mansour , Tackles Quranic Memorization and Female Empowerment dalam http://www.huffingtonpost.com/2013/07/15/wadjda-film-saudi-woman-director-wajda_n_3586625.htmldiakses pada 20 November 2013 pukul 00.11
Highest Rated TV Series With At Least 5000 Votes, dalam http://www.imdb.com/search/title?num_votes=5000,&sort=user_rating,desc&titl e_type=tv_seriesdiakses pada 27 Oktober 2013 pukul 12.54
Hollows. Joanne, Feminisme, Feminitas dan Budaya Populer. Penerbit Jalasutra, Yogyakarta 2010.
Huyboom. Jeff, About Father Knows Best dalam http://www.fatherknowsbest.us/fkb/History.html diakses pada 24 November 21.14
IMDb : The 40 Best Episode Desperate Housewives dalam http://www.imdb.com/list/rRbbyxZBEV4/
IMDb : The 9 Best Episode in Sex And The City dalam http://www.imdb.com/title/tt0698654/
(3)
Jiffry, Faddia. Cosmetic Surgery Rising Among Saudi Women dalam http://www.arabnews.com/news/446089 diakses pada 19 Desember 2013 pukul 21.11
Jones. Steve, Feminist Movement Essay dalam http://www.study-aids.co.uk/dissertation-blog/index.php/feminist-movement-essay/diakses pada 24 November 2013 pukul 20.55
Keyes. David, Saudi Arabia’s Feminist Revolution has Begun dalam http://www.thedailybeast.com/articles/2013/04/07/saudi-arabia-s-feminist-revolution-has-begun.htmldiakses pada 19 November 2013 pukul 23.29
Leave it to Beaver Review dalam http://www.tv.com/shows/leave-it-to-beaver/ diakses pada 24 November 2013 pukul 21.36
Marketingcharts. Reach Women via Sports but Media Use, Shopping Habits Vary by Ethnicity dalam http://www.marketingcharts.com/wp/television/reach-women-via-sports-but-media-use-shopping-habits-vary-by-ethnicity-2221/ diakses pada 18 Oktober 2013 pukul 09.00
May. Rebbeca, Arab Saudi : Kontradiksi Sahabat Barat dan Pendukung Terrorisme dalam http://www.dw.de/arab-saudi-kontradiksi-sahabat-barat-dan-pendukung-teroris/a-16593629diakses pada 25 Agustus 2013 pukul 22.58 Melliana. Anastasia, Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan.
Penerbit LkiS, 2006 Yogyakarta
Bruna Nessif. Tyra Banks Hates the Label “Plus Size”, Says She Prefer The Term “Fiercely Real” dalam http://www.eonline.com/news/493043/tyra-banks-hates-the-label-plus-size-says-she-prefers-the-term-fiercely-real diakses pada 29 Januari 2014 pukul 15.22
(4)
Nix. Laura, Syria’s Modern History and Muslim Women’s Movement : “The
Light in Her Eyes” In Content dalam
http://www.pbs.org/pov/thelightinhereyes/photo_gallery_background.php?photo =3diakses pada 25 Desember 23.00
Peralta. Eyder, Sarah Attar Becomes Saudi Arabia’s First Female Track
Olympian dalam
http://www.npr.org/blogs/thetorch/2012/08/08/158457050/another-first-attar-becomes-saudi-arabias-first-female-track-olympian diakses pada 18 November 2013 pukul 18.04
Pollitt. Katha, A Conversation with Saudi Women’s Right Campaigner Wajeha al Huwaider dalam http://www.thenation.com/article/161224/conversation-saudi-womens-rights-campaigner-wajeha-al-huwaider diakses pada 21 Desember 2013 pukul 9.14
Pradani Anggita. Nurruwaida Nina, (06260028) Hubungan Internasional, Skripsi “Konflik Politik Global Peradaban Hindu, Islam dan Barat dalam Film My Name Is Khan”.Universitas Muhammadiyah Malang. 2010.
Rauschenberger. Emile, Deconstructing Cultural Imperialism.Fall 2003.
Saudi Arabia to Allow Women Into Sports Stadium dalam http://www.emirates247.com/news/region/saudi-arabia-to-allow-women-into-sports-stadiums-2012-01-29-1.440034 diakses pada 19 November 2013 pukul 23.20
Saudi Beauty Pageant : Miss Beautiful Morals dalam
(5)
Saudi Beauty Pageant : “Miss Beautiful Morals” dalam
http://www.huffingtonpost.com/2009/05/06/saudi-beauty-pageant-miss_n_198103.htmldiakses pada 26 Desember 2013 pukul 00.34
Scanlon. Jennifer, Bad Girls Go Everywhere : The Life of Helen Gurley Brown. Oxford University Press. 2009
Scott. C James, Patron Client Politics and Political Change In Southeast Asia
http://chenry.webhost.utexas.edu/pmena/coursemats/2009/Scott-1972-clientelism.pdf, diakses pada 27 Agustus 2013 pukul 15.26
Silindir. Gülten, Challenging The Status Quo of Women In The Early Twentieth Century In The Works Of Diana Of Dobson’s and Trifles. Kilis 7 Aralik University, Faculty of Arts and Sciences Departement Of Western Languanges and Literature. Kilis, Turkey.
Smith, Justin. Saudi Arabia Continues to Shift to Branded Clothing More Segmented Store dalam http://www.bi-me.com/main.php?id=22676&t=1 diakses pada 24 Desember 2013 pukul 07.06
State Of Media Trends in TV Viewing – 2011TV Upfronts, dalam http://www.nielsen.com/content/dam/corporate/us/en/newswire/uploads/2011/04/ State-of-the-Media-2011-TV-Upfronts.pdf diakses pada 27 Oktober 2013 pukul 11.20
Tavaana, The 1960-70s American Feminists Movement : Breaking Down Barriers For Women dalam http://tavaana.org/en/content/1960s-70s-american-feminist-movement-breaking-down-barriers-women diakses pada 11 November 2013 pukul 17.12
(6)
The 25 Most Powerful TV Shows Of The Last 25 Years, dalam http://mentalfloss.com/article/12783/25-most-powerful-tv-shows-last-25-years diakses pada 30 Oktober 2013 pukul 23.05
Thesocialclinic. The State of Social Media in Saudi Arabia 2012 dalam http://www.thesocialclinic.com/the-state-of-social-media-in-saudi-arabia-2012-2/ diakses pada 5 Desember 2013 pukul 22.12
Todd Van Werff, 1980’sTV Dramas dalam
http://www.avclub.com/articles/1980s-tv-dramas,55221/diakses pada 31 Oktober 2013 pukul 14.31
Warren. Ellen, Sex And The City Shoes Bargain Finds dalam
http://articles.chicagotribune.com/2008-05-29/entertainment/0805270187_1_jimmy-choos-carrie-bradshaw-manolo-blahnik diakses pada 04 November 2013 pukul 23.04
What is Lipstick Feminism? Dalam http://www.wisegeek.com/what-is-lipstick-feminism.htmdiakses pada 27 Agustus 2013 pukul 4.20