PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMANSARI
KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN
TP 2014/2015
Oleh
MARYATI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif number
head together di SD Negeri 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten
Pesawaran.
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari dua siklus,
setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan
data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa, kinerja guru pada
proses pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif
number head together, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn. Hal

ini ditunjukkan data dimana pada siklus I pertemuan ke-1 aktivitas belajar siswa
62% dan pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 72%. Sedangkan pada siklus II
pertemuan ke-1 83% dan pertemuan ke-2 mencapai 89%. Rata-rata hasil belajar

siswa pada siklus I 67,5 sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa
79,47. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II ini sudah memenuhi indikator
keberhasilan yang diharapkan.
Kata Kunci : Number Head Together, Aktivitas, Hasil Belajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMAN SARI
KECAMATAN GEDONGTATAAN
KABUPATEN PESAWARAN
TP 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

MARYATI

S1 PGSD GURU DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

MOTO
“Apa bila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain
dengan kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang
berseri-seri, serta akhlak yang baik”.
(Nabi Muhammad SAW)

“Orang yang berdoa tanpa disertai perbuatan (amal), bagaikan orang yang
memanah tanpa busur”.
(Ali Bin Abi Thalib AS)

PERSEMBAHAN

Bismillahir Rahmanir Rahiim

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
kerendahan hati skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kakakku tercinta Romli dan Septina Umar atas dukungan dan doanya
yang tak kenal lelah.
2. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima
kasih atas motivasinya.
3. Semua keluarga besar serta teman-temanku.
4. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga
saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
Alhamdu lillaahi rabbil’aalamin

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Suban Kecamatan Panjang, Kabupaten Lampung Selatan
pada tanggal 24 September 1969 sebagai anak ke 6 dari pasangan Bapak Toyib
dan Ibu Cik Mas. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar Negeri Suban

pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1982, kemudian melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri Katibung di Sidomulyo Kabupaten Lampung
Selatan pada tahun 1982 dan selesai pada tahun 1985 kemudian dilanjutkan
Sekolah Pendidikan Guru (SPG), PGRI I di Tanjung Karang Pusat Kotamadya
Bandar Lampung pada tahun 1985 dan lulus pada tahun 1988, pada tahun 2010
penulis sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) jurusan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.

SANWACANA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar Pkn Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif NHT
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Tamansari Kecamatan Gedongtataan
Kabupaten Pesawaran TP 2014/2015” diselesaikan.
Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama
kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD.
4. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf tata usaha jurusan Ilmu Pendidikan.
6. Ibu Drs. Tambat Usman, M.H, selaku dosen pembahas, yang telah
memberikan masukan dalam skripsi ini.

7. Ibu Sri Sudarti,S.Pd selaku Kepala SDN 3 Taman Sari yang telah memberi
ijin penelitian.
8. Semua Dewan Guru SDN 3 Taman Kabupaten Pesawaran, atas kerjasama
dan bantuannya.

9. Serta rekan – rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu,yang telah memberikan bantuan sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.


Pesawaran, Februari 2014
Penulis

Maryati

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
ABSTRAK
JUDUL DALAM
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
PERSEMBAHAN ···········································································
MOTTO ·······················································································
RIWAYAT HIDUP ·········································································
SANWACANA ···············································································
DAFTAR ISI ·················································································
DAFTAR TABEL ···········································································
DAFTAR GAMBAR ········································································


i
ii
iii
iv
v
vi
vii

DAFTAR LAMPIRAN ·····································································

vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ·······································································

1

B. Identifikasi Masalah ································································


5

C. Rumusan Masalah dan Permasalahan ············································

5

D. Tujuan
Penelitian…………………………………………………………… ······· 6
E. Manfaat
Penelitian………………………………………………………….. ········· 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar ···············································································

9

1. Pengertian Belajar ·····························································

9

2. Aktivitas belajar ·······························································


10

3. Hasil Belajar ····································································

11

B. Pendidikan kewarganegaraan (Pkn) ·············································

13

1. Latar belakang Pkn SD ······················································

14

2. Tujuan Pkn SD·································································

16

C. Model Pembelajaran Kooferatif NHT ··········································


17

1. Pembelajaran Kooperatif ····················································

17

2. Model Pembelajaran NHT ··················································

19

D.

Kerangka Pikir ····································································

22

E.

Hipotesis ··········································································


23

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ·····································································

24

B. Setting Penelitian ··································································

25

1. Objek Penelitian ·······························································

25

2. Subjek penelitian ······························································

26

3. Waktu dan tempat penelitian ················································

26

C. Teknik Pengumpulan Data ·······················································

26

D. Alat Pengumpul Data······························································

26

E. Teknik Analisis Data ······························································

27

F. Indikator Keberhasilan ····························································

28

G. Prosedur Keberhasilan ····························································

28

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ····································································

31

1. Siklus I ··········································································

31

2. Siklus II·········································································

39

B. Pembahasan ·········································································

47

1. Aktivitas belajar dalam penerapan model pembelajaran NHT ········

47

2. Hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran NHT ············

48

3. Kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran NHT ············

49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ····································································

51

B. SARAN ·············································································

52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR
HALAMAN
1.

Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................

22

2.

Re a a Siklus pe belajara ……………………………………………………………………

25

3.

Siklus I perte ua ke I……………………………………………………………………………….

88

4.

Siklus I perte ua ke II …………………………………..………………………………………..

89

5.

Evaluasi siklus I …………………………………………………………………………………………

90

6.

Siklus II perte ua ke I………………………………………………………………………………

91

7.

Siklus II pertemuan ke II …………………………………..……………………………………….

92

8.

Evaluasi siklus II …………………………………………………………………………………………

93

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN
HALAMAN
1.

Surat izi pe elitia …………….…………………………………………………………………………….

54

2.

Surat ketera ga pe elitia ………………………………………………………………………………

55

3.

Silabus pe belajara …………………………………..…………………………………………………..

56

4.

RPP ……………………………………………………………………………………………………………………

60

5.

LKS Siklus I perte ua ke I……………………………………………………………………………….

70

6.

LKS Siklus I perte ua ke II …………………………………..………………………………………..

71

7.

LKS Siklus II perte ua ke I………………………………………………………………………………

72

8.

LKS Siklus II perte ua ke II …………………………………..……………………………………….

73

9.

Soal i dividu siklus I………………………………………………………………………………………….

.74

10.

Soal i dividu siklus II………………………………………………………………………………………….

75

11.

Le bar aktivitas belajar sis

a siklus I perte ua ke I………………………………..

76

12.

Le bar aktivitas belajar sis

a siklus I perte ua ke II………………………………..

77

13.

Le bar aktivitas belajar sis

a siklus II perte ua ke I………………………………..

78

14.

Lembar aktivitas belajar siswwa siklus II perte ua ke II……………………………..

79

15.

Hasil belajar siklus I …………………………………………………………………………………………..

80

16.

Hasil belajar siklus II …………………………………………………………………………………………..

81

17.

Hasil Observasi kinerja guru siklus I dan II…………………………………………………………

82

18.

Rekapitulasi i stru e t pe ilaia ki erja guru ………………………………………………..

83

19.

Format instrument penilaian kinerja guru…………………………………………………………

84

20.

Pedoman penilaian kinerja guru……………………………………………………………………….

86

21.

Nama – nama anggota kelompok……………………………………………………………………

87

22.

Dokumen foto siklus I pertemuan ke satu………………………………………………………

88

23.

Doku e foto siklus I perte ua ke kedua………………………………………………………

89

24.

Doku e foto siklus II perte ua ke satu………………………………………………………

91

25.

Dokumen foto siklus IIperte ua ke dua………………………………………………………

92

DAFTAR TABEL

TABEL
HALAMAN
1.

Rerata hasil ula ga Pk …………………………………………………………………

3

2.

Aktivitas sis a………………………………………………………………………………..

27

3.

Hasil pe ga ata aktivitas sis a siklus I………………………………………..

36

4.

Hasil belajar sis a siklus I…………………………………………………………………

37

5.

Hasil obervasi ki erja guru siklus I……………………………………………………

37

6.

Hasil pe ga ata aktivitas sis a siklus II………………………………………..

43

7.

Hasil belajar siswa siklus II…………………………………………………………………

44

8.

Hasil obervasi kinerja guru siklus II……………………………………………………

45

9.

Rekapitulasi aktivitas belajar sis a…………………………………………………..

48

10.

Rekapitulasi Hasil belajar sis a………………………………………………………...

49

11.

Rekapitulasi kinerja guru ………………………………………………………………….

50

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa karena
melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang terampil dan berkualitas dan
untuk itulah bangsa Indonesia telah mengupayakan pembangunan pendidikan
yang terarah dan terpadu sejalan dengan pembangunan di bidang lainnya
berbagai upaya pembaharuan telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional, baik pembaharuan yang menyangkut kurikulum maupun
tentang peningkatan kualitas pendidikan, khususnya mata pelajaran.
Di dalam kurikulum 2013 Siswa diharapkan mampu mengembangkan nalar di
banding hafalan, Siswa di harapkan menjadi manusia mandiri dalam
kurikulum 2013 ini, siswa di arahkan untuk mampu mengeksplor dirinya
sendiri menuju arah perkembangan. Di samping itu Kurikulum 2013 menuntut
guru untuk lebih bisa mengembangkan cara pembelajaran yang asyik dan
menyenangkan. Proses ini mungkin tidak akan serta merta berubah dalam diri
guru yang selama ini biasa”mencekoki”siswa dengan penjelasan-penjelasan
gaya satu arah. Oleh karena itu guru harus bisa memposisikan diri sebagai
pembimbing siswa bukan sang otoriter kelas, masalah bakat dan minat hanya
siiswa sendiri yang bisa mengenali dirinya sendiri.
Melihat isi dari Kurikulum 2013 SDN 3 Taman Sari belum melaksanakan
kurikulum tersebut maka peneliti memilih model pembelajaran kooferatif

2

Number Head Together yang sesuai dengan pelaksanaan kegiatan mengajar
berdasarkan Kurikulum 2013
Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilainilai pancasila wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur
dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan
menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan
sehari-hari para siswa sebagai individu,anggota masyarakat dan mahluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hakikat pendidikan kewarganeraan adalah
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang
beragam dari segi agama,sosio-kultur, bahasa, usia, dan suku untuk menjadi
warga Negara Indonesia yang cerdas,terampil dan berkarakter yang dilandasi
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang
benar dan sah. Meletakan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan
Pancasila dan cirri khas serta watak ke-Indonesiaaan.
Sejalan dengan itu Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar (SD) diarahkan pada
ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sementara di sisi
lain kita tahu bahwa PKn merupakan ilmu yang memiliki kecenderungan
deduktif, aksiomatik,dan abstrak (fakta, konsep, dan prinsip) Kriteria PKn
inilah yang menyebabkan PKn menjadi suatu pelajaran yang sulit dan menjadi
momok bagi siswa. Oleh sebab itu pembelajaran PKn khususnya di Sekolah
Dasar membutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh dari siswa, guru, dan
instansi pendidikan yang terkait. Dalam hal ini perlu diciptakan suatu kondisi

3

belajar yang menyenangkan,sehingga proses pembelajaran PKn dapat menjadi
kegiatan yang diminati siswa.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
berdemokrasi serta bertanggung jawab. (Depdiknas.2005 :36).
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Proses belajar di
sekolah khususnya Sekolah Dasar (SD) harus dapat memberikan peluang
kepada anak untuk dapat mengembangkan kreativitas seperti: (1) berpikir, (2)
bereksplorasi, (3) bereksperimen (4) mampu untuk bertanya, (5) berpendapat.
Proses pembelajaran yang hanya terpusat pada guru dapat menimbulkan
pembelajaran yang tidak bermakna, akibatnya siswa pasif tidak kreatif, kurang
inisiatif, dan tidak termotivasi untuk belajar aktif.
Berdasarkan observasi pada hari senin tgl 21 diperoleh data bahwa aktivitas
dan hasil belajar mata pelajaran PKn masih rendah hal ini dapat dilihat pada
table di bawah ini
Tabel 1 Rerata Hasil Ulangan PKn
No
Kriteria
Rentang Nilai
1
2
3

Baik
Cukup
kurang

≥65
59-69
≤59

Banyaknya
Siswa
8
6
7

Jumlah

21 orang

Persentase
(%)
38%
28,5%
33,3%
100%

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar PKn disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain (1) suasana kelas kurang kondusif sehingga siswa kurang terlibat

4

dalam belajar (2) penyampaian materi oleh guru cenderung menggunakan
metode ceramah dengan kurang melibatkan partisipasi siswa (3) kemampuan
siswa menyelesaikan soal-soal PKn masih sangat rendah (4) sebagian siswa
tidak berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengkaitkan materi teori
dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah
peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT untuk
keterlibatkan total semua siswa, yang sangat baik untuk meningkatkan
tanggung jawab individu dalam kelompok.
Menurut Suhermi (2004: 43) menyatakan bahwa “Numbered Head Together
adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut”.
Menurut Kagan (dalam Foster 2002: 11)”Numbered Head Together
merupakan suatu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan struktur
sederhana dan terdiri atas empat tahap yang di gunakan untuk mereview faktafakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa”.

5

Dari uraian di atas jelas bahwa pembelajaran PKn dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif NHT, sangat bermanfaat sehingga penulis
berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “

tertarik dan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF NUMBER

HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3
TAMAN

SARI

KECAMATAN

GEDONGTATAAN

KABUPATEN

PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat
diidentifikasikan sebagai beriku:
1. Aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 3 Tamansari tahun pelajaran
2014/2015 kurang terlibat aktif dalam mengikuti pelajaran PKn di kelas.
2. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Tamansari selama semester
pertama tahun pelajaran 2014/2015 ≤ 50% memenuhi KKM yaitu 65.
3. Penyampaian materi oleh guru cenderung menggunakan metode ceramah
dengan kurang melibatkan partisipasi siswa.

C. Rumusan Masalah dan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang penulis
ajukan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah: rendahnya aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3
Taman Sari. Atas dasar rumusan masalah tersebut, permasalahan yang
diajukan adalah :

6

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan
pembelajaran kooperatif NHT, bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
3 Taman Sari Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan
pembelajaran kooperatif NHT, siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3
Taman Sari Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pembelajaran PKn khususnya
di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari, Kecamatan Gedongtataan,
Kabupaten Pesawaran dan untuk mengatasi rendahnya aktivitas dan hasil
belajar agar lebih efektif dan efisien.
Secara rinci tujuan penelitian adalah:
1. Meningkatkan aktivitas belajar PKn di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3
Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun
Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
NHT.
2. Meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3
Taman Sari, Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun
Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
NHT.

7

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
1.1

Dapat memberikan pengalaman aktivitas belajar PKn di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan
Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif NHT.

1.2

Dapat Meningkatkan
Dasar

Negeri

3

hasil belajar PKn di kelas IV Sekolah

Taman

Sari,

Kecamatan

Gedongtataan

Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif NHT.
2. Bagi Guru
2.1

Memberikan masukan kepada guru tentang penerapan model
pembelajaran Kooperatif NHT, terhadap peningkatan aktivitas
dan hasil belajar siswa.

2.2

Sebagai acuan guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan
dan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah
3.1

Hasil

penelitian

ini

dapat

memberikan

kontribusi

bagi

peningkatan kualitas sekolah, juga dapat menambah kondusifnya
hubungan antar guru karena mereka harus bekerja sama satu
dengan yang lain.
3.2

Memberikan

masukan

yang

baik

untuk

mengadakan

pembaharuan dalam rangka memajukan program sekolah.

8

4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan model
pembelajaran Kooperatif NHT, dalam meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan
Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015.

9

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar

adalah proses perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

pengalaman dalam berinteraksi. Hasil belajar tercermin dalam perubahan
perilaku. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan,
keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain
yang ada pada individu yang belajar.

Menurut Winataputra.U.S. dkk (2007: 24).Belajar adalah proses mental
dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan
belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan
itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang
bersangkutan (orang yang belajar). Guru tidak dapat melihat aktivitas
pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manifestasinya,
yaitu siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri
siswa tersebut.
Menurut Trianto (2009: 9) Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan
kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada
individu yang belajar.

10

Menurut Djamarah (2006: 11) Belajar adalah proses perubahan perilaku
berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun
sikap yang meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka yang dimaksud
dengan belajar dalam penelitian ini adalah segenap rangkaian kegiatan
atau aktivitas secara sadar yang dilakukan siswa, untuk memperoleh
berbagai konsep sebagai hasil belajar siswa.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses
belajar mengajar, yang
keterampilan

yang

mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan

akan

mengarah

pada

peningkatan

prestasi.

Memperhatikan penjelasan guru, bekerjasama dalam tim, berani
mengemukakan pendapat, dan bisa menjawab pertanyaan

Menurut Sriyono (2000: 54), aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah
kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan
bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan.

Trinandita (1984: 4) menyatakan bahwa, hal yang paling mendasar yang
dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi
antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

11

mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masingmasing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.
Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya
pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan
prestasi.
Aktivitas belajar menurut Abdulrahman (2006: 34) adalah seluruh
kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun rohani yang mendukung
keberhasilan belajar.

Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan aktivitas belajar
siswa adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar,

yang

mengakibatkan

terbentuknya

pengetahuan

dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi belajar.
Aktivitas pada penelitian ini adalah: 1) berani bertanya atau mengajukan
pendapat, 2) mengerjakan tugas-tugas, 3) menjawab pertanyaan guru, 4)
bekerja sama dengan teman lain, 5) bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan.
Untuk aspek kerjasama, indikatornya antara lain adalah: (1) Bersedia
membantu teman selama kegiatan pembelajaran, (2) Menghargai pendapat
teman selama pembelajaran, (3) Tidak mengganggu teman saat
pembelajaran.

3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek pengetahuan, pengertian,

12

kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani,
etis atau budi pekerti dan sikap. Sehingga akan merubah cara berpikir
serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik khususnya dalam mata
pelajaran PKn siswa tidak lagi memperoleh nilai di bawah KKM (65)
dengan nilai rata-rata 70 dan ketuntasan siswa 70%.
Menurut Djamarah (2001: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.
Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu.
Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan
pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguhsungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu
untuk mancapainya.
Menurut Hamalik (2001: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap
perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau
budi pekerti, dan sikap.
Menurut Hamalik (2001: 34) hasil belajar dalam kelas harus dapat
dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah agar siswa dapat
mentransfer hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di
dalam masyarakat.
Ada 3 teori tentang hasil belajar, yaitu:
1. Teori Disiplin Formal (The formal Discipline Theory), yaitu teori
yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi
dapat diperkuat dengan latihan-latihan akademis.
2. Teori Unsur-unsur yang Identik (The Indentical Elements Theory),
yaitu teori yang terjadi di antara situasi atau dua kegiatan yang
terdapat unsur-unsur yang bersamaan (identik).
3. Teori Generalisasi (The Generalization Theory), yaitu teori yang
menekankan pada kompleksitas dari apa yang dipelajari, yang
menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan
dengan pengalaman-pengalaman lain.
Horward Kysley dalam Sudjana (1990: 22) membagi tiga macam hasil
belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

13

pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat
diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sedangkan
Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b)
keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e)
keterampilan motorik.

Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan hasil belajar
dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individu maupun kelompok, setelah siswa
menyelesaikan semua kegiatan

yang dilakukan untuk mengukur

kemampuan kognitif atau ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak,
kemampuan afektif atau ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan
psikomotor yang merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar.

B. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
Pembelajaran PKn di Sekolah dasar (SD) diarahkan pada ketercapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, dan Belajar merupakan proses mental
dan emosional atau proses berpikir dan merasakan berdasarkan kegiatan atau
perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar, yang mengakibatkan
terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada
peningkatan prestasi siswa pada pelajaran PKn maka dari itu guru harus bisa
memposisikan diri sebagai pembimbing siswa bukan sang otoriter kelas dan
dengan

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif

NHT

akan

14

keterlibatkan total semua siswa, yang sangat baik untuk meningkatkan
aktivitas siswa pada pelajaran PKn yang selama ini menjadi momok bagi
siswa karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

NHT

akan sangat menyenangkan dan menarik siswa untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
1. Latar Belakang Pendidikan PKn SD

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia Hakikat negara
kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara
kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada
semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara
yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,
etnik, atau golongannya. (Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1998). Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan
sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik. Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

15

[Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945]
Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai
dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami
berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu
diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta
konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia
perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya
generasi muda sebagai generasi penerus. Indonesia harus menghindari
sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk
menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa,dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan,
dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal,dipahami,
diinternalisasi,dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsipprinsip demokrasi. Selain itu,perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara,
penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial,ketaatan pada hukum,
ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi,
dan nepotisme. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

16

menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

2. Tujuan PKn SD
Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan mencakup:
1. Tujuan Umum :

Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada
mahasiswa mengenai hubungan antara warga negara dengan negara
serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa
dan negara.

2. Tujuan Khusus :

1.

Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagai
WNI terdidik dan bertanggung jawab.

2.

Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah
dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung
jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional

17

3.

Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa
dan bangsa.

Pendidikan Pancasila adalah suatu Pendidikan dengan tujuan agar warga
negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan
bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan
masa depannya. Untuk itu diperlukan pembekalan IPTEKS yang
berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai
budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan
pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

C. Model Pembelajaran Kooperatif NHT
1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran sistem pengajaran yang
memberi kesempatan peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama
siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal
dengan pembelajaran kelompok dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif

memerlukan

kerja

sama

antara

siswa

dan

saling

ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.

Menurut Mohamad Nur (2005: 1-2) pembelajaran kooperatif merupakan
strategi pembelajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan siswa yang berbeda kemampuannya, jenis
kelamin bahkan latar belakangnya untuk membantu belajar satu sama
lainnya sebagai sebuah tim. Semua anggota kelompok saling membantu
anggota yang lain dalam kelompok yang sama dan bergantung satu sama

18

lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dalam belajar. Pembelajaran
kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang anggotanya
heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan
masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Salvin (dalam Eggen dan Kauchak, 1993), pembelajaran
kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 45 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.

Menurut Artzt dan Newman (dalam Trianto, 2009: 56) menyatakan bahwa
dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk
keberhasilan kelompoknya.

Zamroni (dalam Trianto, 2009: 58) mengemukakan bahwa manfaat
penerapan belajar kooperatif adalah mengurangi kesenjangan pendidikan
khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu,
belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan
siswa. Kunci dari pembelajaran kooperatif adalah kerja sama. Kerja sama
adalah suatu bentuk interaksi, yang pencapaian tujuan lewat bekerja
bersama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai
sekumpulan proses yang membantu siswa untuk berinteraksi dalam rangka
mencapai tujuan tertentu atau membangun hasil akhir yang diinginkan.
Slavin (dalam Trianto, 2009: 61), konsep utama dari belajar kooperatif
adalah:
1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai
kriteria yang ditentukan.
2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individu semua anggota kelompok. Tanggung
jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan
memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi
tanpa bantuan orang lain.
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah
membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka
sendiri, hal ini memastikan bahwa setiap siswa berkemampuan tinggi,

19

sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang
terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.
Arends (dalam Trianto, 2009: 65) menyatakan bahwa ciri-ciri
pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang beragam: dan
4. Penghargaanlebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
Berdasarkan kajian para ahli di atas maka Pembelajaran kooperatif
memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam
struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan
pembelajaran tergantung dari individu dalam kelompok.

2. Model Pembelajaran NHT
NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri atas empat
tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar
yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. Model pembelajaran ini
juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang tingkat
kesulitannya terbatas. Struktur NHT sering disebut berpikir secara
kelompok. NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman

mereka

terhadap

isi

pelajaran

tersebut.

NHT sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah
variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya
menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk

20

siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan
mewakili kelompok tersebut.
Menurut Muhammad Nur (2005: 78), dengan cara tersebut akan menjamin
keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik
untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Selain itu model pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada siswa
untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan
berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Siswa akan berusaha
memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang
disajikan oleh guru seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, dkk (2000: 7)
bahwa dengan belajar kooperatif akan memperbaiki prestasi siswa atau
tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan memberi keuntungan
baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademis. Langkah-langkah Model
Pembelajaran Numbered Head Together Kagan (dalam Nurhadi 2004: 66)
adalah :
1) Penomoran (Numbering): guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok atau tim yang beranggotakan 4 hingga 6 siswa dan memberi
nomor sehingga tiap siswa dalam tim memiliki nomor berbeda, 2)
Pengajuan Pertanyaan (Quenstioning): guru mengajukan suatu pertanyaan
kepada para siswa, 3) Berfikir Bersama (Head Together): para siswa
berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban tersebut, 4) Pemberian Jawaban (Answering): guru
menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor
sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas

21

Krismanto (2003: 56) mengemukakan bahwa langkah-langkah model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah:
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat
nomor, 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya, 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya dan
mengetahui jawabannya, 4) Guru memanggil salah satu nomor siswa
dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka, 5)
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain, 6) Kesimpulan

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkahlangkah penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together
adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, memberi nomor pada
masing-masing anggota kelompok, menjelaskan materi pembelajaran,
memberikan kuis berupa beberapa buah soal, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membahas bersama kelompoknya, memanggil salah
satu nomor untuk melaporkan dan kelompok lain menanggapinya dan
dilanjutkan dengan menyimpulkan pelajaran.
3. Kelebihan dan Kekurangan Numbered Head Together(NHT)
1) Kelebihan Numbered Head Together (NHT)
Menggunakan model pembelajaran kooperatif model Numbered Head
Together memiliki beberapa kelebihan, seperti yang diungkapkan oleh
Krismanto (2003: 63) bahwa “Model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1) Melatih siswa
untuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, 2)
Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor Sebaya, 3) Memupuk rasa
kebersamaan, 4) Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan”.

22

2) Kelemahan Numbered Head Together (NHT)
Dalam menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) terdapat beberapa kelemahan yang harus diwaspadai, hal ini
dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam
pembelajaran,

adapun

kelemahan-kelemahan

tersebut

menurut

Krismanto (2003: 65) adalah “1) Siswa yang sudah terbiasa dengan
cara konvensional akan sedikit kewalahan, 2) Guru harus bisa
memfasilitasi siswa, 3) tidak semua mendapat giliran”.

D. Kerangka Pikir
Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui Semester
Ganjil. ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru,
hasil belajar siswa dirasakan belum maksimal. Siswa yang memperolah nilai
lebih dari atau sama dengan 60 hanya 38%. Rendahnya pencapaian nilai akhir
peserta didik menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan belum
efektif.

Dari uraian-uraian di atas, dengan demikian kerangka pikir penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Menggunakan
Model
Pembelajaran
Kooperatif NHT

Aktivitas dan Hasil
Belajar

NHT

Kerangka Pikir

Meningkatkan
Aktivitas dan
Hasil Belajar
Matematika

23

E. Hipotesis
Berdasarkan diskripsi teori dan kerangka pikir di atas hipotesis penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah
secara tepat, maka akan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan
Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2014/2015”.

24

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Penelitan ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya
pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode
penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan
kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau
daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang setiap langkahnya terdiri
dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (
Kemmis dan Tagart dalam Wiraatmadja, 2006 : 66)

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau
di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praksisi pembelajaran ( Arikunto, 2010: 135)

25

Adapun siklus tindakan dapat digambarkan pada gambar berikut:

Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus Penelitian Tindakan (Arikunto.2010: 137)

B. Setting Penelitian Dan Karakteristik
Penelitian ini akan dilakukan di SDN 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan
Kabupaten Pesawaran pada semester ganjil bulan April tahun pelajaran 2014/
2015. Dengan menyesuaikan jam pelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN 3
Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
1. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran yang baru
diterapkan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG PESAWARAN

0 14 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN 2012/2013

0 6 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANG ANYAR GEDUNGTATAAN PESAWARAN TP 2013/2014

1 7 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

2 13 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

0 4 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW KELAS IV SDN 1 KUTOARJO KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 87

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 27 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 NEGERI SAKTI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 7 44