ANALISIS PENGARUH MODAL BANK, TOTAL AKTIVA, KREDIT YANG DIBERIKAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RISIKO BANK

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH MODAL BANK, TOTAL AKTIVA,

KREDIT YANG DIBERIKAN, DAN PROFITABILITAS

TERHADAP RISIKO BANK

Oleh KRISYANTI

Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranan dalam kebijakan moneter, meningkatkan perekonomian masyarakat maupun dalam pembangunan ekonomi. Lembaga perbankan sebagai lembaga keuangan dengan berbagai fasilitas perbankan dan jasa keuangan sangat dibutuhkan dalam berbagai transaksi- transaksi ekonomi dan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

Risiko bank sangat indentik dengan masyarakat luas karena bank yang bangkrut berdampak negatif pada deposannya yang ditentukan oleh beberapa indikator seperti tingginya kredit macet (NPL) suatu kemampuan manajemen dalam mengelola kredit yang bermasalah, perubahan modal bank, total aktiva mengukur kualitas asset, serta profitabilitas kinerja perusahaan semakin baik tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah terhadap risiko bank semakin kecil.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh modal bank, total aktiva, kredit yang diberikan, dan profitabilitas (ROA) terhadap tingkat risiko bank dalam kurun waktu pengamatan tahun 2010-2012. Hasil analisis data diperoleh kesimpulan variabel modal bank tidak berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), variabel total aktiva berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), variabel kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL).


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF CAPITAL BANK, TOTAL ASSETS, LOANS,

AND PROFITABILITY OF BANK RISK

By KRISYANTI

Indonesian banking industry has givena very significantrolein improving the welfareof the nation and the state, bothin therole of monetary policy, improving the economy and societyin economic development. Banking institutionsas financial institution switha wide range of banking services and financial services are needed in a wide range of economic transactions and to support economic development. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) isa bank conducting business in a conventionalor based on sharia principles in their activities did not provide traffic services payment.

Bank risk is identical with the community at large as the bankrupt banks have a negative impact on the depositors are determined by several indicators such as high non-performing loans (NPL) the ability of management to manage troubled loans, changes in the bank's capital, total assets to measure asset quality, and profitability of the company's performance the better the bank's profit level achieved so that the possibility of a bank in error against the risk of the smaller banks.

This study aimedto verifythe effect ofthe bank's capital, total assets, loans, and profitability (ROA) the level of risk the bank with in a period of observation 2010-2012. The results of the data analysis we concluded the bank capital variable has no significant effect on the risks in the Bank (NPL), total assets variables significantly influence the risks in the Bank (NPL), variable loans have a significant effect on the risks in the Bank (NPL), ROA does not significantly influence the risks in Bank (NPL).


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung pada tanggal 25 Desember 1988 dari ayah yang bernama Katino (Alm) dan ibu bernama Sulasih. Penulis merupakan anak Bungsu dari enam bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanan di TK Xaverius Kotabumi dan lulus pada tahun 1994. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Xaverius Kotabumi lulus pada tahun 2000. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 3 Kotabumi dan lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Kotabumi dan lulus pada tahun 2006.

Pada September 2006 penulis diterima di Fakultas Ekonomi Program Studi DIII Perpajakan Universitas Lampung dan tamat tanggal Oktober tahun 2009. Pada bulan Januari tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikannya dan diterima di SI Akuntansi Universitas Lampung.


(8)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya kecilku ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada ALLAH SWT serta rasa hormat dan cinta kasihku yang tulus kepada :

1.Alm Bapak dan Ibuku tercinta yang telah bersusah payah membesarkan, mendidik dan membiayai serta mendoakanku hingga aku berhasil

2. Kakak-kakakku yang menajarkan ku untuk tumbuh dewasa dan menantikan keberhasilanku

3. Marlis Femamindi yang selalu tulus mensupport untuk keberhasilanku


(9)

Thanks God Allah S.W.T

Ibu, Bapak. . .

Seandainya kalian tahu,

Betapa sulit mimpi ini untuk ku raih,

Betapa berat semua ini untuk ku lalui,

Doa Kalianlah yang membuatku,

Hingga sekarang ini mampu BERTAHAN,

Walau terasa amat sulit.

Terimakasih . . .


(10)

SANWACANA

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat atas rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Modal Bank, Total Aktiva, Kredit Yang Diberikan, Dan Profitabilitas Terhadap Risiko

Bank” (Studi empiris pada BPR yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) tahun 2010-2012) ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Haryanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(11)

4. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

5. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt.,dan Bapak Basuki Wibowo, S.E., Akt., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Yuliansyah, S.E., M.S.Ak., Akt., selaku Dosen Penguji yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Fitra Dharma, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang

telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama ini.

9. Seluruh Staff Karyawan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

10.Keluarga penulis tercinta Bapak (Alm), Ibu, Mbak-mbak ku dan Kakak Iparku serta Keponakanku, terimakasih atas motivasi, dukungan dan

do’anya hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 11.Marlis Femamindi yang selalu mensupport dan menanti keberhasilanku. 12.Sahabat dan Teman-teman seperjuangan Ekstensi AP angkatan 2009

khususnya Rani, Anggi, Venda, Raden, Ryan, Rika, Mute, Icha, dan teman-teman lainnya yang namanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan bantuan sampai skripsi ini selesai.

13.Teman-teman Office PT. Indonesia Ethanol Industry yang telah memberikan support, dorongan dan bantuan sampai skripsi ini selesai.


(12)

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat diharapakan penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala jasa-jasa yang diberikan kepada penulis dan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Amin

Wasallamualaikum wr. wb.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

MOTTO SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Ruang Lingkup Penelitian ... 7

1.4Tujuan Penelitian ... 7

1.5Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Bank Perkreditan Rakyat... 9

2.1.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 9

2.1.2 Pengaturan dan Pengawasan BPR ... 10

2.1.3 Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat ... 10

2.1.4 Sumber Dana Bank ... 11

2.2 Konsep Risiko ... 12

2.2.1 Manajemen Risiko Perbakan... 13


(14)

2.3 Kredit ... 15

2.3.1 Pengetian Kredit ... 15

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Kredit... 16

2.3.3 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ... 17

2.4 Non Performing Loans (NPL) ... 19

2.5 Penyebab Kredit Bermasalah ... 20

2.6 Modal Bank Umum ... 21

2.7 Asset Bank Umum ... 24

2.8 Return On Asset (ROA) ... 25

2.9 Penelitian Terdahulu ... 26

2.10 Kerangka Pemikiran ... 27

2.11 Hipotesis ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data ... 32

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.3 Populasi dan Sampel ... 33

3.4 Variabel Penelitian ... 34

3.4.1 Variabel Terikat (Dependent) ... 34

3.4.2 Variabel Bebas ( Independen) ... 35

3.5 Analisis Data ... 37

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 37

3.5.2 Uji Asusmsi Klasik ... 37

3.5.3 Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda ... 41

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 43

4.1.1 Data dan Sampel ... 43

4.1.2 Statistik Deskriptif ... 44

4.1.3 Asusmsi Klasik ... 44


(15)

4.2 Pembahasan ... 53

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 58

5.3 Saran ... 58

5.4 Implementasi ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Daftar Sampel Bank Perkreditan Rakyat ... 34

Tabel 3.2 Durbin Watson d test : Pengambilan Keputusan ... 39

Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ... 43

Tabel 4.2 Hasil Deskriptif ... 44

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) ... 46

Tabel 4.4 Hasil UjiMultikolinearitas ... 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin Watson ... 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser) ... 48

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisen Determinasi (R2) ... 49

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t ... 50


(17)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranan dalam kebijakan moneter, meningkatkan perekonomian masyarakat maupun dalam pembangunan ekonomi. Lembaga perbankan sebagai lembaga keuangan dengan berbagai fasilitas perbankan dan jasa keuangan sangat dibutuhkan dalam berbagai

transaksi- transaksi ekonomi dan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memerlukan dana (debitur) dengan pihak yang kelebihan dana (kreditur).

Menurut UU No.10 pasal 1 ayat 2 tahun 1998 tentang perbankan, menyebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam pasal yang sama dijelaskan jenis bank di Indonesia dibagi menjadi 2 macam yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha


(18)

2

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

Dalam menyusun laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat memiliki standar akuntansi yang berlaku untuk mengukur aktivitas keuangan bank yang telah diatur dan ditetapkan oleh regulator perbankan. Sebelumnya standar akuntansi yang berlaku bagi Bank Perkreditan Rakyat dalam penyusunan laporan keuangan adalah PSAK 31 (PAPI) tentang akuntansi perbankan, namun standar akuntansi tersebut dipandang tidak sesuai bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena transaksinya tidak dibedakan dengan aktifitas bank umum dan memerlukan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Sehubungan dengan hal tersebut Bank Perkreditan Rakyat memerlukan standar akuntansi yang sesuai dalam meningkatkan transparansi kondisi keuangan dan penyusunan laporan keuangan yang relevan, komprehensif dan handal dengan perkembangan transaksi dan harmonisasi sesuai dengan standar akuntansi internasional.

Risiko bank sangat indentik dengan masyarakat luas. Karena bank yang bangkrut berdampak negatif pada deposannya (mereka menjadi miskin), terganggunya sistem pembayaran (karena bank menyelenggarakan system pembayaran), terganggunya mobilisasi dan kegiatan investasi (kegiatan intermediasi). Bank Indonesia mengharuskan bank untuk mengelola empat risiko yaitu, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, dan risiko likuiditas (Hanafi, 2009).

Sehat tidaknya suatu bank di sebuah negara ditentukan oleh beberapa indikator seperti tingginya kredit macet (NPL), masalah likuiditas, dan kesanggupan


(19)

3

institusi keuangan atau bank dalam melunasi hutang. Jika yang berwenang dalam perbankan mengetahui secara akurat bahkan dapat memprediksikan tingkat kesanggupan membayar hutang di masa mendatang akan sangat membantu dalam menentukan tindakan yang dibuat untuk membuat perbankan dalam kondisi sanggup membayar hutang sepanjang waktu. Ketidak sanggupan membayar hutang dapat disebabkan beberapa faktor, seperti kualitas yang rendah dari aktiva perbankan, modal yang buruk, dan penyebab-penyebab makro yang secara tidak langsung mempengaruhi kondisi perbankan, Bank Indonesia (2013).

Besar kecilnya rasio non performing loan suatu bank sangat terkait dengan besar kecilnya kredit yang diberikan. Sedangkan penghasilan bank sendiri antara lain berasal dari kredit yang diberikan tersebut. Jadi mau tidak mau bank juga harus meningkatkan jumlah kredit yang diberikannya sambil tetap berusaha untuk menjaga rasio non performing loan tetap rendah.

Kelompok bank di Indonesia dapat dikelompokan sesuai dengan dasar Arsitektur Perbankan Indonesia, yaitu berdasarkan aktiva bank dan berdasarkan modal yang dimiliki bank. Kedua model ini masih belum dipastikan sebagai dasar

pengelompokan bank. Namun, paling tidak dapat memberikan gambaran pada kita bahwa aktiva dan modal di dunia perbankan merupakan sesuatu yang penting dan utama.

Modal merupakan faktor yang penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal berfungsi untuk membiayai operasi,


(20)

4

sebagai instrumen untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekpansi usaha. Selain itu aktiva juga begitu penting bagi perusahaan perbankan, karena semakin tinggi tingkat kredit macet maka semakin buruk pula kualitas aset yang dimiliki bank. Oleh karena itu, bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke masyarakat yang membutuhkan dana.

Industri perbankan merupakan sektor penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial intermediary diantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari berbagai kinerja

profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator (Nasser & Aryati, 2000) dalam Nusantara (2009). Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return On Asset (ROA) karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Hariyani, 2010;53).

Penelitian mengenai resiko bank sudah pernah dilakukan di Indonesia oleh

Prasetyo (2010), yang berjudul pengaruh modal bank, total aktiva, dan kredit yang diberikan terhadap risiko bank periode 2004-2007 variabel yang digunakan

Prasetyo adalah modal bank, total aktiva, dan kredit yang diberikan terhadap risiko bank (NPL). Dalam penelitianya secara parsial yang berpengaruh nyata atau


(21)

5

signifikan terhadap risiko bank adalah modal bank dan kredit yang

diberikan,sedangkan total aktiva tidak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap risiko bank.

Penelitian yang akan dilakukan merupakan replikasi dan pengembangan (expand replicant) dari penelitian Prasetyo (2010), karena penelitian yang dilakukan Prasetyo sebelum terjadinya krisis financial global pada tahun 2008. Penelitian ini juga menambahkan variabel yaitu profitabilitas Return On Asset (ROA) karena ROA merupakan rasio untuk mengukur kinerja bank sesuai dengan SE BI (2008).

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Muyanja Senyonga dan Dibyo Prabowo, 2006 dalam Prasetyo (2010), tentang “Bank Risk Level and Bank

Capital” mereka menguji factor - faktor yang mempengaruhi risiko bank. Penelitian tersebut dilakukan terhadap sektor perbankan Indonesia dari tahun 1980– 2002. Data yang dipakai adalah data aggregate pada sektor perbankan yang mana beberapa tersedia di BI dan BPS. Hasilnya mereka menemukan adanya hubungan negatif antara tingkat risiko dan modal sektor perbankan.Tingkat aktiva sektor perbankan menunjukkan hubungan positif dengan risiko bank.Sama halnya dengan krisis moneter1997, tingkat kurs rupiah terhadap dollar dan pasiva dalam mata uang asing menunjukkan adanya hubungan negatif dengan tingkat modal perbankan.

Penelitian Prasetyo (2010), dengan variabel modal, total aktiva, kredit yang diberikan yang mengambil periode penelitian antara 2003–2007, dalam


(22)

6

penelitianya secara parsial yang berpengaruh nyata atau signifikan terhadap risiko bank adalah variabel total aktiva, perubahan modal bank tidak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap risiko bank, kredit yang diberikan secara parsial juga signifikan atau berpengaruh nyata terhadap risiko bank.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menguji kembali pengaruh modal bank, total aktiva, kredit yang diberikan, dan profitabilitas ROA terhadap risiko bank disaat perekonomian Indonesia sedang membaik. Dalam skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Modal Bank, Total Aktiva, Kredit Yang

Diberikan, Dan Profitabilitas Terhadap Risiko Bank”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang timbul dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah modal bank berpengaruh signifikan terhadap tingkat risiko bank? 2. Apakah total aktiva berpengaruh signifikan terhadap tingkat risiko bank? 3. Apakah kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat

risiko bank?

4. Apakah profitabilitas ROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat risiko bank?

5. Apakah modal bank, total aktiva, kredit yang diberikan dan profitabilitas (ROA) mempengaruhi tingkat risiko bank?


(23)

7

1.3Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya membatasi pada Bank Perkreditan Rakyat yangterdaftar di Bank Indonesia (BI), yang berfokus pada perbandingan laporan keuangan PT.BPR Bina Lampung Sejahtera, PT. BPR Langgeng Lestari Bersama, PT.BPR Dhana Sewu, PT. BPR Tunas Jaya Graha dan PT.BPR Trisurya Bumindo dalam kurun waktu pengamatan tahun 2010-2012. Ruang lingkup laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan triwulan untuk menguji apakah modal bank, total aktiva, kredit yang diberikan, dan profitabilitas ROA berpengaruh signifikan terahadap risiko bank.

1.4Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk membuktikan pengaruh modal bank terhadap tingkat risiko bank. 2. Untuk membuktikan pengaruh total aktiva terhadap tingkat risiko bank. 3. Untuk membuktikan pengaruh kredit yang diberikan terhadap tingkat

risiko bank.

4. Untuk membuktikan profitabilitas ROA terhadap tingkat risiko bank. 5. Untuk membuktikan pengaruh modal bank, total aktiva, kredit yang


(24)

8

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Memeberikan kontribusi terhadap akademis, dosen, dan mahasiswa

dalam perkembangan teori yang berkaitan dengan akuntansi manajemen, akuntansi keuangan dan kajian Risiko Bank, serta memberikan tambahan informasi dampak pengaruh hubungan antara tingkat risiko bank dengan modal, aktiva dan kredit yang diberikan oleh bank.

2. Bagi perbankan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perbankan dalam pengelolaan risiko bank sehingga dapat meningkatkan kinerja perbankan dan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat umum tentang Bank Perkreditan Rakyat.


(25)

9

II. LANDASAN TEORI

2.1 Bank Perkreditan Rakyat

2.1.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Menurut UU No. 10 pasal 1 ayat 2 tahun 1998 tentang perbankan, menyebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat ditujukan untuk melayani usaha kecil dan masyarakat didaerah.Bank Perkreditan Rakyat berbentuk hukum Perseorangan Terbatas, Perusahaan Daerah atau koperasi.

Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang memiliki kegiatan usaha terbatas dengan transaksi yang sederhana, meliputi penghimpunan dana dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan penyaluran kredit. Keterbatasan ini diberikan kepada Bank Perkreditan Rakyat terkait dengan tujuan pelayanan utama Bank Perkreditan Rakyat kepada usaha mikro kecil dan menengah serta masyarakat sekitar.

Bank Perkreditan Rakyat merupakan salah satu pendukung perkembangan perekonomian Indonesia, terutama untuk kegiatan usaha mikro, kecil dan


(26)

10

mikro, kecil dan menengah dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan pemerataan kesempatan berusaha di Indonesia.

2.1.2 Pengaturan dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat

Sebagai salah satu jenis bank maka pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyat dilakukan oleh Bank Indonesia yang tertuang dalam UU No.3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Kewenangan pengaturan dan pengawasan Bank

Perkreditan Rakyat oleh Bank Indonesia meliputi kewenangan memberi izin (right to lincense), kewenangan untuk mengatur (right to regulate), kewenangan untuk mengawasi (right to control), dan kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction).

Pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyat oleh Bank Indonesia diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi Bank Perkreditan Rakyat sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyat yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik operasional Bank Perkreditan Rakyat namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank

(prudential banking) agar tercipta sistem perbankan yang sehat.

2.1.3 Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Kegiatan usaha yang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat menurut Kasmir (2003) meliputi:


(27)

11

- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito berjangka, tabungan atau dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. - Memberikan kredit.

- Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

- Menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito.

Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat menurut Kasmir (2003) adalah :

- Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. - Melakukan kegitan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta

asing ( dengan izin Bank Indonesia). - Melakukan penyertaan modal. - Melakukan usaha perasuransian.

- Melakukan usaha di luar kegitan usaha yang di maksud sebelumnya.

2.1.4 Sumber Dana Bank

Menurut Kasmir (2000;45) sumber dana bank atau dari mana bank mendapatkan dana untuk keperluan operasionalnya dibedakan menjadi 3 sumber, yaitu dana yang berasal dari modal sendiri, pinjaman dan masyarakat.

1. Dana yang berasal dari modal sendiri Sumber dana ini sering disebut sumber dana pihak pertama yaitu dana yang berasal dari dalam bank, baik pemegang saham maupun sumber lain.


(28)

12

2. Dana yang berasal dari pinjaman Sumber dana ini sering disebut dana pihak kedua yaitu sumber dana yang berasal dari pinjaman bank lain maupun lembaga keuangan lain kepada bank.

3. Dana yang berasal dari masyarakat Sumber dana ini sering disebut sumber dana pihak ketiga yaitu sumber dana yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.

2.2 Konsep Risiko

Menurut Rivai, Veitzhal, dan Idroes (2007), risiko merupakan sebagai suatu ketidakpastian dari Net Return yang terjadi, atau secara komprehensif risiko merupakan suatu potensi terjadinya peristiwa (event) yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu portofolio aset yang dapat diukur dengan probabilitas tertentu dalam rentang waktu yang diketahui.

Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, yang meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian di dalamnya, antara lain mengenai: kapan, karena apa kematian itu terjadi. Dimana ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih-lebih dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, melainkan harus diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan. Risiko tersebut antara lain: kebakaran, kerusakan, kecelakaan, pencurian, penipuan, kecurangan, penggelapan dan sebagainya yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil.


(29)

13

Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang (khususnya pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk

meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling tidak diminimumkan. Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko inilah yang disebut manajemen risiko, dalam Prasetyo (2010).Pengelolaan tersebut meliputi langkah-langkah antara lain.

1. Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya.

2. Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi semua unsur

ketidakpastian, misalnya dengan membuat perencanaan yang baik dan cermat.

3. Berusaha untuk mengetahui korelasi dan konsekuensi antar peristiwa, sehingga dapat diketahui risiko-risiko yang terkandung di dalamnya. Berusaha untuk mencari dan mengambil langkah-langkah (metode) untuk menangani risiko-risiko yang telah berhasil diidentifikasi (mengelola risiko yang dihadapi).

2.2.1 Manajemen Risiko Perbankan

Perbankan Indonesia diawasi oleh Bank Indonesia, yang merupakan bank sentral Indonesia. Secara umum, Bank Indonesia mempunyai tujuan mempertahankan rupiah untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia bertanggung jawab terhadap:

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Menjaga dan mempertahankan system pembayaran


(30)

14

3. Mengatur dan mengawasi perbankan

Manajemen risiko perbankan diatur melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) 5/8/PBI/2003 yaitu mengenai pelaksanaan manajemen risiko Bank. Bank diharuskan mengelola risiko perbankan melalui kegiatan:

1. Indentifikasi Risiko 2. Pengukuran Risiko 3. Monitoring Risiko 4. Pengendalian Risiko

Bank Indonesia diharuskan mengelola risiko secara terintegrasi dan membuat sistem, struktur manajemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Bank Indonesia mengharuskan bank untuk mengelola empat risiko berikut ini (Hanafi, 2009;375).

1. Risiko Pasar, risiko karena harga pasar yang bergerak kearah yang tidak menguntungkan.

2. Risiko Kredit, risiko karena counterparty mengalami gagal bayar (tidak bisa memenuhi kewajibannya).

3. Risiko Operasional, risiko yang terjadi karena proses internal yang gagal, tidak memadai, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan masalah eksternal yang mempengaruhi operasi bank.

4. Risiko Likuiditas, risiko yang terjadi karena bank tidak bisa memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo.


(31)

15

2.2.2 Penerapan Manajemen Risiko Perbankan

Dalam pelaksanaan manajemen risiko perbankan ada empat pedoman umum yaitu (Hanafi, 2009;389):

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, termasuk organisasi dan fungsi manajemen risiko.

2. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit.

3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan system informasi

manajemen risiko, termasuk pengelolaan assetand liabilities management

(ALMA).

4. Pengendalian intern dalam penerapan manajemen risiko.

2.3 Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit

Menurut Hariyani (2010;70), kredit adalah penyediaan utang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sedangkan menurut Kasmir (2000;72), kredit adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti memperoleh

kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.


(32)

16

Dari pengertian kredit diatas penulis menyimpulkan bahwa kredit merupakan suatu kepercayaan yang diberikan kepada seseorang, sehingga apa yang diberikan bisa kembali lagi dengan perjanjian yang sudah ditetapkan.

Dalam rangka memberikan keleluasaan penyaluran kredit perbankan, beberapa hal yang akan ditempuh oleh Bank Indonesia meliputi:

1) Meningkatkan peran serta perbankan dalam penyaluran kredit kepada usaha mikro kecil,

2) Meningkatkan efisiensi Bank dalam melakukan pembiayaan dalam rangka mendorong pergerakan sektor riil,

3) Meningkatkan peran Bank dalam memperluas jangkauan pelayanan kepada nasabah (Bank Indonesia, 2009).

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Kredit

Menurut Hariyani (2010;11), suatu kredit memiliki fungsi dan tujuan dalam pemberian kredit. Fungsi dan tujuan kredit adalah sebagai berikut.

Fungsi kredit adalah untuk :

1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat 3. Memperlancar arus barang dan arus uang 4. Meningkatkan produktifitas yang ada 5. Meningkatkan daya guna barang 6. Meningkatkan hubungan internasional


(33)

17

7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat 8. Memperbesar modal kerja perusahaan

9. Mendapatkan income per capita masyarakat

10.Mengubah cara berfikir atau cara bertindak masyarakat lebih ekonomis

Tujuan penyaluran kredit adalah untuk :

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit,

2. Memanfaatkan dan meproduktifkan dana-dana yang ada 3. Melaksanakan kegiatan opersional bank

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat 5. Memperlancar lalu lintas pembayaran

6. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

2.3.3 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2000;91) Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit macet akibat suatu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam pemberian kreditnya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit


(34)

18

sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya.

Dalam menyalurkan kredit, bank tetap berjalan pada prinsip kehati-hatian. Selain berpatokan kepada 5-C (character, capacity, capital, collateral, condition of economi), prinsip 4-P (personality, party, perpose, prospect, payment), dan prinsip 3-R (return, repayment, risk bearing ability), (Hariyani, 2010;34).

Character yaitu sifat-sifat calon debitur seperti kejujuran, prilaku, dan ketaatanya.

Capital (pemodalan) yaitu hal yang menjadi perhatian dari segi pemodalan ini yaitu tentang besar modal dan struktur modal termasuk kinerja. Capacity

(kemapuan) yaitu perhatian yang diberikan debitur yaitu menyangkut

kepemimpinan dan kinerjanya dalam perusahaan. Collateral (anggunan) yaitu kemampuan si calon debitur memberikan anggunan yang baik serta memiliki nilai baik secara hukum maupun ekonomi. Condition of economy (kondisi

perekonomian) yaitu segi kondisi yang sangat cepat berubah.

Personality atau kepribadian debitur merupakan segi subjektif namun penting dalam penentuan kredit. Purpose atau tujuan, yaitu menyangkut tujuan penggunaan kredit apakah digunakan untuk kegiatan konsutif, produktif, atau kegiatan spekulatif. Prospect atau masa depan dari kegiatan yang mendapatkan pembiayaan kredit tersebut. Payment atau pembayaran, hal yang menjadi perhatian misalnya mengenai kelancaran aliran dana (cash flow).

Returns atau balikan, yaitu hasil yang akan dicapai dari kegiatan yang

mendapatkan pembiayaan tersebut. Repayment atau perhitungan pengembalian dana dari kegiatan yang mendapatkan pembiayaan. Risk bearing ability yaitu


(35)

19

perhitungan besarnya kemampuan debitur dalam menghadapi risiko yang tidak terduga.

2.4 Non Performing Loans (NPL)

Non performing loans (NPL) merupakan salah satu pengukuran dari rasio resiko usaha bank yang menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank. NPL adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Hariyani, 2010;52).

NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap angunan untuk memperkecil risiko kredit (Ali, 2004) dalam Fitriyana (2011).

Semakin tinggi tingkat kredit macet maka semakin buruk pula kualitas aset yang dimiliki bank. Oleh karena itu, bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke masyarakat yang membutuhkan dana. Namun demikian, apabila semakin rendah tingkat kredit macet yang dialami suatu bank, maka jumlah kredit yang


(36)

20

disalurkan akan semakin besar. Menurut Fransisca dan Siregar (2009) dalam Galih (2011) yaitu, Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan

keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar. Dengan demikian, semakin besar kredit macet atau kredit yang bermasalah yang dialami perusahaan perbankan, maka keadaan tersebut menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat sehingga jumlah kredit yang disalurkan pun akan menurun.

Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas kurang lancar (KL), diragukan (D), dan macet (M). Sedangkan penilaian atau penggolongan suatu kredit ke dalam tingkat

kolektibilitas kredit tertentu didasarkan pada kriteria kuantitatif dan kualitatif. Kriteria penilaian kolektibilitas secara kuantitatif didasarkan pada keadaan pembayaran kredit oleh nasabah yang tercermin dalam catatan pembukuan bank, yaitu mencakup ketepatan pembayaran pokok, bunga, maupun, kewajiban lainnya. Penilaian terhadap pembayaran tersebut dapat dilihat berdasarkan pada data historis (past performance) dari masing-masing rekening pinjaman.

2.5 Penyebab Kredit Bermasalah

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak 1997/1998 dapat pemicu utama terjadinya lonjakan kredit bermasalah dan kredit macet dalam sekala besar di sektor perbankan nasional. Karena krisis semacam ini skalanya sangat luas dan dapat membahayakan perekonomian maka penanggulangannya arus melibatkan pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia (Hariyani, 2010;38).


(37)

21

Sedangkan jika kasus kredit macet atau kredit bermasalah hanya terjadi dalam sekala kecil (dimasing-masing bank), maka penanggulanganya cukup hanya melibatkan manajemen bank yang bersangkutan. Dilain pihak, jika krisi keuangan terjadi dalam sekala dunia (seperti krisis financial global 2008-2009) maka

penyelesainnya harus melibatkan pemerintah dan bank sentral di berbagai negara di dunia.

Menurut Hariyani (2010;38) kredit bermasalah disebabkan oleh : 1. Bencana alam atau keadaan darurat diluar kemampuan manusia. 2. Usaha debitur yang memburuk, sulit berkembang, banyak pesaing,

kesulitan manajerial.

3. Praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) antara debitur dan pihak perbankan.

4. Debitur tidak punya niat baik untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

2.6 Modal Bank Umum

Modal merupakan faktor yang penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrumen untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekpansi usaha. Sebagaimana perusahaan lainya, bank juga memiliki modal yang dapat digunakan untuk berbagai hal (seperti modal pelengkap), modal yang dimilki oleh bank seedikit berbeda dengan yang dimiliki perusahaan lainnya (Kasmir, 2000). Sedangkan menurut Bank Indonesia, penilaian pemodalan dimaksudkan untuk mengevaluasi kecukupan modal Bank dalam mengcover risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa datang.


(38)

22

Menurut Kasmir (2000;257) Modal bank pada umunya terdiri dari dua macam yaitu modal inti dan modal pelengkap. Modal inti merupakan modal sendiri tertera dalam ekuitas. Sedangkan modal pelengkap merupakan modal pinjaman dan cadangan revaluasi aktiva serta cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif.

1. Modal inti, merupakan penjumlahan dari komponen berikut ini. a. Modal disetor,

Merupakan modal yang disetor secara efektif oleh pemilik bank, sesuai dengan peraturan berlaku.

b. Agio saham,

Merupakan selisih lebih modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

c. Modal sumbangan,

Modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, atau laba dari penjualan saham dari nilai yang tercatat.

d. Cadangan umum,

Merupakan cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan setelah mendapat persetujuan dalam RUPS sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.

e. Cadangan tujuan,

Merupakan bagian laba setelah dikurangi pajak yang telah disisihkan untuk tujuan tertentu.


(39)

23

Merupakan saldo laba bersih setelah diperhitungkan pajak dan telah diputuskan RUPS untuk tidak dibagikan.

g. Laba tahun lalu,

Merupakan seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan pajak. h. Rugi tahun lalu,

Merupakan kerugian yang telah diderita pada tahun lalu. i. Laba tahun berjalan,

Merupakan laba yang telah diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak.

j. Rugi tahun berjalan,

Merupakan rugi yang telah diderita dalam tahun buku yang sedang berjalan.

2. Modal pelengkap terdiri dari

a. Cadangan revaluasi aktiva tetap,

Merupakan cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali dari aktiva tetap yang dimiliki bank.

b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif,

Merupakan cadangan yang dibentuk dengan cara membebankan laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterima seluruh atau sebagian aktiva


(40)

24

c. Modal pinjaman,

Merupakan pinjaman yang didukung oleh warkat-warkat yang memiliki sifat seperti modal. (maksimum 50% dari jumlah modal inti).

d. Pinjaman subordinasi,

Merupakan pinjaman yang telah memenuhi syarat seperti ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman, memperoleh persetujuan BI dan tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan perjanjian lainya.

Besarnya kecukupan modal bank di seluruh bank yang ada di Indonesia telah ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 8%. Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan meningkatkan volume kredit perbankan (Warjiyo dalam Galih, 2011).

2.7Asset Bank Umum

Aktiva bank atau aset bank terdiri atas aktiva produktif dan aktiva non produktif. Aktiva produktif adalah penyedian dana bank untuk memperoleh penghasilan, yaitu dalam bentuk, kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repurchase agreement), tagihan derivative, penyertaan, transaksi rekening administrative, serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Sedangkan yang dimaksud aktiva nonproduktif adalah asset bank selain aktiva produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk Anggunan Yang Diambil Alih (AYDA), property terbengkalai (abandoned property), rekening antar kantor, dan suspense account (Hariyani, 2010;69).


(41)

25

Aset bank umum dapat dibagi menjadi empat kategori dasar: uang tunai,

investasidalam surat berharga, pinjaman yang diberikan, dan aset tetap. Persoalan manajemen asset berkisar sekitar alokasi dana di antara dan dalam ketiga kategori pertama; manajemen biasanya tidak terlibat dalam pekerjaan sehari-hari yang berkaitan dengan investasi dana dalam gedung dan perlengkapan. Tapi kalau pengeluauran tersebut direncanakan, persiapan harus dilakukan untuk

menyediakan uang pada saat yang tepat.

2.8Return On Asset (ROA)

ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba setelah pajak) yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkuta. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Hariyani, 2010;53).

Beberapa keunggulan penggunaan rasio ini dalam pengukuran profitabilitas menurut Hakim (2006) dalam Galih (2011) adalah :

1. Return on assets merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dalam rasio ini.

2. Return on assets mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.

3. Return on assets merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit oraganisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Dengan semakin tingginya return on assets, maka hal tersebut


(42)

26

menunjukkan bahwa bank telah meyalurkan kredit guna mendapatkan pendapatan. Dana – dana simpanan masayarakat yamg berhasil dikumpukan bank dapat mencapai 80%- 90% dari seluruh dana yang dikelola, sedangkan kredit yang disalurkan dapat mencapai 70%-80% dari kegiatan usaha bank.

ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar (Suad Husnan,1998) dalam Nusantara (2009).

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian Muyanja Senyonga dan Dibyo Prabowo, 2006 dalam Prasetyo (2010),

tentang “BankRisk Level and Bank Capital” mereka menguji faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bank. Penelitian tersebut dilakukan terhadap sektor

perbankan Indonesia dari tahun 1980– 2002. Data yang dipakai adalah data aggregate pada sektor perbankan yang mana beberapa tersedia di BI dan BPS. Hasilnya mereka menemukan adanya hubungan negatif antara tingkat risiko dan modal sektor perbankan.Tingkat aktiva sektor perbankan menunjukkan hubungan positif dengan risiko bank. Sama halnya dengan krisis moneter 1997, tingkat kurs rupiah terhadap dollar dan pasiva dalam mata uang asing menunjukkan adanya hubungan negatif dengan tingkat modal perbankan.


(43)

27

Penelitian Prasetyo (2010), dengan variabel modal, total aktiva, kredit yang diberikan yang mengambil periode penelitian antara 2003–2007, dalam

penelitianya secara parsial yang berpengaruh nyata atau signifikan terhadap risiko bank adalah variabel total aktiva, perubahan modal bank tidak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap risiko bank, kredit yang diberikan secara parsial juga signifikan atau berpengaruh nyata terhadap risiko bank.

2.10 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan mengetahui keterkaitan antara aktiva, modal, ROA dan kredit yang diberikan dengan risiko yang dihadapi bank, khususnya Bank Perkreditan Rakyat yang terdaftar di Bank Indonesia. Untuk memberikan gambaran yang sistematis maka gambar di bawah akan menyajikan kerangka pemikiran penelitian yang menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang dilakukan.

Gambar. 1 Kerangka Pemikiran

Modal

Kredit yang

diberikan

Total aktiva

Risk (NPL)


(44)

28

2.11 Hipotesis

Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, yaitu:

1. Pengaruh modal bank terahadap risiko bank

Modal merupakan faktor yang penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekpansi usaha. Bank juga memiliki modal yang dapat digunakan untuk berbagai hal (seperti modal pelengkap), modal yang dimilki oleh bank seedikit berbeda dengan yang dimiliki perusahaan lainnya. Prasetyo (2010), dalam penelitianya menguji modal aktiva terhadap risiko bank (NPL), dari hasil penelitianya variable modal bank berpengaruh nyata atau signifikan terhadap risiko bank. Berarti semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan laba, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut : Ha1 = Terdapat pengaruh yang signifikan modal terhadap risiko bank

pada Bank Perkreditan Rakyat yang terdaftar di Bank Indonesia

(BI).

2. Pengaruh total aktiva terhadap risiko bank

Asset bank yang dinilai kualitasnya mencakup aktiva produktif dan aktiva nonproduktif, untuk menentukan kualitas penyediaan dana yang lebih


(45)

29

semakin buruk pula kualitas aset yang dimiliki bank. Oleh karena itu, bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke masyarakat yang membutuhkan dana. Prasetyo(2010), dalam penelitianya menguji total aktiva terhadap risiko (NPL) bank, dari hasil penelitiannya variable total aktiva secara parsial yang berpengaruh nyata atau signifikan terhadap risiko bank. Semakin sedikitnya jumlah bank yang beroperasi akan membuat pangsa pasar bank menjadi lebih besar sehingga mau tidak mau bank harus menambah aset tetapnya untuk mendapatkan bagian yang lebih besar. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut :

Ha2 =Terdapat pengaruh yang signifikan aktiva terhadap risiko bank pada

Bank Perkreditan Rakyat yang terdaftar di Bank Indonesia (BI).

3. Pengaruh kredit yang diberikan terhadap risiko bank

Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit macet akibat suatu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga.

Prsetyo (2010), dalam penelitianya menguji kredit yang diberikan terhadap risiko bank, dari hasil penelitianya variable kredit yang diberikan secara parsial

signifikan atau berpengaruh nyata terhadap risiko bank. Berarti semakin besar kredit yang diberikan semakin besar pula risiko kredit macet. Namun demikian, apabila semakin rendah tingkat kredit macet yang dialami suatu bank, maka


(46)

30

jumlah kredit yang disalurkan akan semakin besar. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut :

Ha3 = Terdapat pengaruh yang signifikan kredit yang diberikan terhadap

risiko bank pada Bank Perkreditan Rakyat yang terdaftar di Bank

Indonesia (BI).

4. Pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap risiko bank

ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba setelah pajak) yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Nusantara (2009) menguji pengaruh NPL terhadap ROA perusahaan go public dan non go publik, dari hasil penelitianya secara parsial variabel NPL untuk perusahaan go publik ROA berpengaruh signifikan terhadap NPL sedangkan perusahaan non go publik ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel NPL. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis keempat sebagai berikut :

Ha4 = Terdapat pengaruh yang signifikanROA terhadap risiko bank pada


(47)

31

5. Pengaruh modal bank, total aktiva, kredit yang diberikan, dan roa

terahadap risiko bank

Menurut Prasetyo (2010) hasil penelitian yang menjelaskan dalam variable modal bank, total aktiva, kredit yang diberikan, dan profitabilitas (ROA) berpengaruh nyata atau signifikan terhadap risiko bank. Berarti semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan laba, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Sedikitnya jumlah bank yang beroperasi akan membuat pangsa pasar bank menjadi lebih besar sehingga mau tidak mau bank harus menambah aset tetapnya untuk mendapatkan bagian yang lebih besar. Berarti semakin rendah tingkat kredit macet yang dialami suatu bank, maka jumlah kredit yang disalurkan akan semakin besar. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis kelima sebagai berikut :

Ha5 = Terdapat pengaruh modal bank, total aktiva,kredit yang diberikan,

dan profitabiltas (ROA) terhadap risiko bankBank Perkreditan


(48)

32

III.METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder, dalam penelitian ini berbagai literatur, catatan, artikel dan lain-lain yang berhubungan dengan skripsi. Data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data ini sudah tersedia, sehingga peneliti hanya mencari dan

mengumpulkannya saja yang berasal dari download dari website www.bi.go.id. Misalnya: data di perpustakaan, kantor-kantor pemerintah, biro pusat statistik, dan internet.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Dokumentasi. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengambil data berdasarkan dokumen-dokumen sumber seperti laporan keuangan tahunan serta dari surat kabar, buku literatur, peraturan-peraturan dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan tahunan dari perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian di Bank Indonesia (BI). Dengan data yang terkumpul tersebut dapat dihitung dan diketahui informasi mengenai tindakan risiko bank dari faktor internal perusahaan untuk menilai penyebab terjadinya kredit macet.


(49)

33

3.3Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia (BI).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive judgement sampling yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia dari tahun 2010-2012,

2. Perusahaan Perbankan tersebut merupakan emiten yang aktif selama periode penelitian 2010-2012 yang tidak mengalami delisting,

3. Perusahaan perbankan menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode pengamatan, yaitu tahun 2010-2012, dan

4. Perusahaan perbankan yang memiliki data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode penelitian 2010-2012.

Jumlah sampel yang diperoleh adalah sebanyak 5 Bank Perkreditan Rakyat yang memenuhi kriteria menjadi sampel. Berikut sampel yang diambil dari perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) periode 2010-2012.


(50)

34

Tabel 3.1

Daftar Sampel Bank Perkreditan Rakyat No. Nama Perusahaan

1 PT. BPR Lampung Bina Sejahtera 2 PT. BPR Langgeng Lestari Bersama 3 PT. BPR Darma Sewu

4 PT. BPR Tunas Jaya Graha 5 PT. BPR Trisurya Bumindo

Sumber :www.bi.go.id

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Terikat (Dependent)

Variabel Terikat (Dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007). Variabel Terikat (Dependen) dalam penelitian ini adalah Resiko Bank (NPL), dinyatakan dengan notasi Y.

Dipilihnya Non Performing Loan (NPL) sebagai proxi sebab non performing loan

atau kredit bermasalah merupakan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan bank (Hariyani, 2010;52). Rumus NPL sesuai SE BI (2011) adalah sebagai berikut:

Total NPL

NPL = X 100% Total kredit

Dimana :

NPL = Non performing loans (kredit bermasalah) Total kredit = Total kredit yang diberikan


(51)

35

3.4.2 Variabel Bebas (Independen)

Variabel Bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007). Variabel Bebas (independen) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Modal bank yang akan digunakan adalah perubahan dalam modal bank dari tahun 2010 sampai 2012 yang dinyatakan dengan notasi X1. Dipakainya perubahan modal supaya dapat mengimbangi nilai dari variabel bebas dan untuk mengukur perubahan modal bank semakin meningkat atau menurun, karena setiap tahunnya modal bank mengalami perubahan yang sangat signifikan. Rumus yang dipakai untuk mencari perubahan tersebut adalah sebagai berikut (Harahap, 2009;227).

Modaln – Modaln-1

Perubahan Modal = X 100% Modaln-1

Dimana :

Modaln = Modal (Equitas) tahun sekarang Modaln-1 = Modal (Equitas) tahun sebelumnya

2. Variabel independen kedua, yaitu perubahan total aktiva bank yang juga mendapatkan perlakuan yang sama dengan variabel bebas lainnya dengan notasi X2. Variabel ini juga dicari nilai perubahannya. Karena untuk mengimbangi variabel dependen dan untuk mengukur kualitas baik buruknya asset yang dimiliki bank. Rumus yang dipakai untuk mencari perubahan tersebut adalah sebagai berikut (Harahap, 2009;227).


(52)

36

Total Aktivan - Total Aktivan-1

Perubahan total aktiva = X 100% Total Aktivan-1

Dimana :

Total Aktivan = Total Aktiva tahun sekarang Total Aktivan-1 = Total Aktiva tahun sebelumnya

3. Variabel yang ketiga adalah kredit yang diberikan dimana variabel ini nantinya akan dicari tingkat perubahan dengan notasi X3. Penyebab dicarinya tingkat perubahan kredit yang diberikan karena untuk

mengimbangi nilai dependen selain itu jumlah kredit yang diberikan suatu bank dari waktu ke waktu biasanya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Rumus yang dipakai untuk mencari perubahan tersebut adalah sebagai berikut (Harahap, 2009;227).

Kreditn – Kreditn-1

Perubahan Kredit = X 100% Kreditn-1

Dimana :

Kreditn = Kredit yang diberikan tahun sekarang Kreditn-1 = Kredit yang diberikan tahun sebelumnya

4. Variabel yang terakhir adalah Profitabilitas Return On Asset (ROA) yang diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva, yang dinyatakan dengan notasi X4. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA


(53)

37

besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar (Suad Husnan,1998) dalam Nusantara (2009). Rumus yang dipakai untuk mencari ROA adalah sebagai berikut (Bringham dan huston, 2010 ; 148).

Laba Bersih

ROA = X 100% Total Aktiva

3.5 Analisis Data

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik desktiptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2009). Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: mean

(rata-rata hitung), nilai minimum dan maksimum, serta standar deviasi (penyimpangan data dari rata-rata).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data mempunyai tujuan untuk menguji variabel dependen dan independen dalam persamaan regresi bahwa keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model distribusi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal karena bagi suatu variabel yang mempunyai karakteristik tidak normal maka dapat mengurangi ketepatan dalam pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini akan digunakan uji statistik Kolmogrof-Smirnov. Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini (Ghozali, 2009;107).


(54)

38

a. Hipotesis

H0 : data berdistribusi normal HA : data tidak berdistribusi normal

b. Menentukan tingkat signifikansi 5% (α = 5%)

c. Kriteria:

 H0 ditolak jika Sig. ≤α

 Sebaliknya jika ρ value (Asymp.sig)≥ α (0,05) maka H0 tidak dapat ditolak (H0 diterima).

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat korelasi antara variable independen satu dengan yang lainnya dalam suatu model regresi. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji bilamana di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independennya. Jika di antara variabel independen terjadi korelasi maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel

orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2009 ; 26).

Multikolinearitas dapat diukur dengan menggunakan variance inflation factor (VIP) dan nilai tolerance. Menurut Gujarati (2006), multikolinearitas terjadi ketika VIP > 10 atau nilai tolerance < 0.10. Akibat dari multikolinearitas adalah

koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.


(55)

39

1. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penggangu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time serieskarena “ganguan” pada

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2009;79).

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan dengan uji Durbin-Watson untuk autokerelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan

mensyaratkan adanya intercpt (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas. Hipotesi yang akan di uji adalah : HO : tidak ada autokorelasi (ρ = 0)

HA : ada autokorelasi (ρ ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut : Table 3.2

Durbin Watson d test : Pengambilan Keputusan

Hipotesis Nol Keputusan jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif atau negative

Tolak

No decision

Tolak

No decision

Tidak ditolak

0 < d < dL

dL ≤ d ≤ dU

4 - dL < d < 4

4 - dU≤ d ≤ 4 - dL

dU< d < 4 - dU

Sumber : Ghozali (2009 ; 80)


(56)

40

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah situasi dimana terjadi penyebaran titik data populasi yang berbeda pada regresi. Heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi bias. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji bilamana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2009 ; 36).

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan pada uji statistik dengan uji glejser. Pada uji Glejser, tingkat signifikansi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah 5%. Hal ini berarti apabila nilai siginifikan masing-masing variabel independen dengan nilai residual yang tidak signifikan pada 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas. Selain itu deteksi ada heterosdkedasitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu X adalah Y (X yang telah diprediksi (ZPRED) dan sumbu Y adalah residual atau SPRESID yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusan adalah:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau model homoskedastisitas.

Saat variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variable dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas, begitu pun sebaliknya.


(57)

41

3.5.3 Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Tujuannya untuk

mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variable dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali,

2009;13). Analisis ini untuk meneliti besarnya pengaruh dari variable dependen (Y) yaitu risiko bank (NPL) terhadap variabel independen (X) yaitu modal bank (perubahan modal bank), total aktiva (perubahan total aktiva), kredit yang diberikan (perubahan kredit yang diberikan), dan profitabilitas ROA. Adapun rumusnya adalah:

Y = a + β1 X1 + β2 X2+ β3 X3 + β4 X4 + µ

Dimana:

Y : Non performing loans

α : Harga Y bila X = 0

β : Angka arah atau koefisien regresi

X1 : modal bank (perubahan modal bank)

X2 : total aktiva (perubahan total aktiva)

X3 : kredit yang diberikan (perubahan kredit yang diberikan)

X4 : profitabilitas (ROA)

µ : Error

1. Koefesien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati


(58)

42

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009;15).

2. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009;17) . Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance0,05 (α=5%). Kriteria pengambilan keputusan

uji t antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu:

a. Jika nilai hitung t > nilai t tabel tα(n-k), maka Ha diterima yang berarti

terdapat pengaruh X terhadap Y, α adalah tingkat signifikansi dan (n-k) derajad bebas yaitu jumlah n observasi dikurangi jumlah variabel independen dalam model.

b. Jika nilai hitung t < nilai t tabel tα (n-k), maka Ha ditolak yang berarti X

tidak berpengaruh terhadap Y.

3. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009;16). Hasil signifikan harus dibawah tingkat signifikan α (alpha) yaitu 0.05 (sig < 0.05).


(59)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan mengenai pengaruh modal bank, total aktiva, kredit yang diberikan, dan profitailitas terhadap resiko bank dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel modal bank tidak berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), diperlihatkan oleh nilai t hitung 0.155 < t tabel 2.353 serta nilai probabilitas signifikansi modal bank sejumlah 0.761 > dari 0.05.

2. Variabel total aktiva berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), diperlihatkan oleh nilai-nilai t hitung 2.561 > t tabel 2.353 serta nilai probabilitas signifikansi total aktiva sejumlah 0.019 < dari 0.05. 3. Variabel kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap Risko

Bank (NPL), diperlihatkan oleh nilai-nilai t hitung 16.782 > t tabel 2.353 serta nilai probabilitas signifikansi kredit yang diberikan sejumlah 0.020 < dari 0.05.

4. Variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), diperlihatkan oleh nilai-nilai t hitung 0.308 < t tabel 2.353 serta nilai probabilitas signifikansi ROA sejumlah 0.628 lebih besar dari 0.05.


(60)

58

5.2.Keterbatasan Penelitian

Penelitiani ni memiliki keterbatasan dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Penulis menggunakan 4 variabelyaitu : modal bank, total kredit bank, kredit

yang diberikan bank, serta profitabilitas.

2. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yaitu laporan publikasi bank yang berfokus pada perlakuan modal dan pendapatan sedangkan masih ada perlakuan lain yang dapat diteliti.

5.3 Saran

Saran yang direkomendasikan berdasarkan hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya perlu menambahkan jumlah responden atau bank yang akan diteliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Dapat menjadi masukan bagi pihak bank untuk meningkatkan performa bank agar tingkat kredit macet tidak tinggi dan bank selalu dalam keadaan sehat.

3. Bagi investor, data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di BI dapat dijadikan parameter yang baik untuk memprediksi resiko besar kecilnya resiko bank sebelum menanamkan modal.

4. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama yang akan datang untuk


(61)

59

5.4. Implikasi

1. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa total aktiva berpengaruh signifikan terhadap risiko bank. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kegunaan bagi pihak agar berhati-hati dalam pengawasan kualitas aset terhadap aset non produkititas dan menjaga kualitas aset produktifitas.

2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap risiko bank sehingga pihak bank harus meningkatkat performa bank agar tingkat kredit macet tidak tinggi dan bank selalu dalam keadaan sehat.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Direksi BPR. 2012. Data Publikasi Laporan Keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia. http://www.bi.go.id

Ghojali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Pertama. Badan Penerbitan Universitas Diponogoro. Semarang Harahap, Sofyan Syarif. 2007. Teori Akuntansi. Rajawali Pers. Jakarta Hanafi, Mahmud M. & Abdul Halim.2007.Analisis Laporan

Keuangan.Yogyakarta : UPP STIM YKNP.

Jogiyanto, HM. 2008.Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persaada.

Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta : Penerbit Kencana. Kuncoro. 2004. Metode Penelitian. Prenhallindo. Jakarta

Mobarok, Moh. Husni 2010.Pengaruh NPL, CAR, dan LDR terhadap

Profitabilitas di Sektor Perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Hasanuddin.

Prasetyo. 2010. Pengaruh Modal Bank, Total aktiva, dan Kredit yang diberikan

Terhadap Risiko BankPada 2004-2007.Makassar: Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Hasanuddin.

Rachmat Firdaus, Maya Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung : ALFABET.

Senyoga, Muyanja. 2006. “Bank Risk Level dan Bank Capital” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Bank.


(63)

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang : Jilid Satu. Banyumedia

_____. 2009. Surat Edaran No.11/37/DKBU Perihal Penetapan Penggunaan Standar Akuntansi bagi Bank Perkreditan Rakyat. Bank

Indonesiahttp://www.bi.go.id

_____.2010.Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia _____ www.bi.go.id


(1)

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009;15).

2. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009;17) . Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance 0,05 (α=5%). Kriteria pengambilan keputusan uji t antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu:

a. Jika nilai hitung t > nilai t tabel tα(n-k), maka Ha diterima yang berarti

terdapat pengaruh X terhadap Y, α adalah tingkat signifikansi dan (n-k) derajad bebas yaitu jumlah n observasi dikurangi jumlah variabel independen dalam model.

b. Jika nilai hitung t < nilai t tabel tα (n-k), maka Ha ditolak yang berarti X

tidak berpengaruh terhadap Y.

3. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009;16). Hasil signifikan harus dibawah tingkat signifikan α (alpha) yaitu 0.05 (sig < 0.05).


(2)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan mengenai pengaruh modal bank, total aktiva, kredit yang diberikan, dan profitailitas terhadap resiko bank dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel modal bank tidak berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), diperlihatkan oleh nilai t hitung 0.155 < t tabel 2.353 serta nilai probabilitas signifikansi modal bank sejumlah 0.761 > dari 0.05.

2. Variabel total aktiva berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), diperlihatkan oleh nilai-nilai t hitung 2.561 > t tabel 2.353 serta nilai probabilitas signifikansi total aktiva sejumlah 0.019 < dari 0.05. 3. Variabel kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap Risko

Bank (NPL), diperlihatkan oleh nilai-nilai t hitung 16.782 > t tabel 2.353 serta nilai probabilitas signifikansi kredit yang diberikan sejumlah 0.020 < dari 0.05.

4. Variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Risko Bank (NPL), diperlihatkan oleh nilai-nilai t hitung 0.308 < t tabel 2.353 serta nilai probabilitas signifikansi ROA sejumlah 0.628 lebih besar dari 0.05.


(3)

Penelitiani ni memiliki keterbatasan dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Penulis menggunakan 4 variabelyaitu : modal bank, total kredit bank, kredit

yang diberikan bank, serta profitabilitas.

2. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yaitu laporan publikasi bank yang berfokus pada perlakuan modal dan pendapatan sedangkan masih ada perlakuan lain yang dapat diteliti.

5.3 Saran

Saran yang direkomendasikan berdasarkan hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya perlu menambahkan jumlah responden atau bank yang akan diteliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Dapat menjadi masukan bagi pihak bank untuk meningkatkan performa bank agar tingkat kredit macet tidak tinggi dan bank selalu dalam keadaan sehat.

3. Bagi investor, data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di BI dapat dijadikan parameter yang baik untuk memprediksi resiko besar kecilnya resiko bank sebelum menanamkan modal.

4. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama yang akan datang untuk


(4)

59

5.4. Implikasi

1. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa total aktiva berpengaruh signifikan terhadap risiko bank. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kegunaan bagi pihak agar berhati-hati dalam pengawasan kualitas aset terhadap aset non produkititas dan menjaga kualitas aset produktifitas.

2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap risiko bank sehingga pihak bank harus meningkatkat performa bank agar tingkat kredit macet tidak tinggi dan bank selalu dalam keadaan sehat.


(5)

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Direksi BPR. 2012. Data Publikasi Laporan Keuangan Bank Perkreditan Rakyat.

Bank Indonesia. http://www.bi.go.id

Ghojali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Pertama. Badan Penerbitan Universitas Diponogoro. Semarang Harahap, Sofyan Syarif. 2007. Teori Akuntansi. Rajawali Pers. Jakarta Hanafi, Mahmud M. & Abdul Halim.2007.Analisis Laporan

Keuangan.Yogyakarta : UPP STIM YKNP.

Jogiyanto, HM. 2008.Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persaada.

Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta : Penerbit Kencana. Kuncoro. 2004. Metode Penelitian. Prenhallindo. Jakarta

Mobarok, Moh. Husni 2010.Pengaruh NPL, CAR, dan LDR terhadap

Profitabilitas di Sektor Perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Hasanuddin.

Prasetyo. 2010. Pengaruh Modal Bank, Total aktiva, dan Kredit yang diberikan Terhadap Risiko BankPada 2004-2007.Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin.

Rachmat Firdaus, Maya Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung : ALFABET.

Senyoga, Muyanja. 2006. “Bank Risk Level dan Bank Capital” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Bank.


(6)

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang : Jilid Satu. Banyumedia

_____. 2009. Surat Edaran No.11/37/DKBU Perihal Penetapan Penggunaan Standar Akuntansi bagi Bank Perkreditan Rakyat. Bank

Indonesiahttp://www.bi.go.id

_____.2010.Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia _____ www.bi.go.id


Dokumen yang terkait

Pengaruh Risiko Kredit dan Kapitalisasi Terhadap Profitabilitas Bank pada Bank Umum Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 1

pengaruh struktur modal dan tingkat risiko pembiayaan kredit terhadap profitabilitas pada PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk

0 2 1

PENGARUH MODAL BANK, TOTAL AKTIVA, DAN KREDIT YANG DIBERIKAN TERHADAP RISIKO BANK

0 8 55

PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO KREDIT, EFISIENSI OPERASIONAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS Pengaruh Kecukupan Modal, Risiko Kredit, Efisiensi Operasional Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Survey pada Bank Umum Konvensional di Indonesia P

0 2 22

PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO KREDIT, EFISIENSI OPERASIONAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS Pengaruh Kecukupan Modal, Risiko Kredit, Efisiensi Operasional Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Survey pada Bank Umum Konvensional di Indonesia P

0 4 22

Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank (Penelitian pada Bank-Bank Umum yang Listing di BEI).

0 0 55

Analisis Pengaruh Aktivitas Non Tradisional Bank terhadap Profitabilitas dan Risiko pada Bank Umum di Indonesia COVER 1

0 0 14

Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas terhadap Probablitas Default Bank Halaman Awal

0 0 17

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA BANK RAKYAT INDONESIA PERIODE 2012

0 0 1

PENGARUH RISIKO KREDIT, PROFITABILITAS, LOAN TO DEPOSIT RATIO, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL DAN UKURAN BANK TERHADAP KECUKUPAN MODAL BANK KONVENSIONAL GO PUBLIK

0 0 15