PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES
TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN
AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH)
SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I
GISTING TAHUN PELAJARAN
2013/2014

Oleh
DEWI NOVIANTI

Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
(Pendidikan Guru Dalam Jabatan)

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES
TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN
AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH)
SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I
GISTING TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh
DEWI NOVIANTI
Pendidikan memiliki suatu peran penting dalam pembentukan generasi-generasi
muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas dan handal dalam pelaksanaan
pembangunan kehidupan berbangsa. Pendidikan yang berlangsung menuntut pada
pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk berperan serta dalam pencapaian hasil
pendidikan yang optimal. Salah satu piahak tersebut adalah guru sebagai pihak
yang berperan dalam terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan

ketertarikan dalam proses belajar itu sendiri. Proses pembelajaran merupakan
suatu interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Dalam suatu proses belajar mengajar terdapat salah satu aspek yang
yang sangat menentukan keberhasilan tujuan tersebut yaitu pengunaan model
pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Gisting
diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran di sekolah tersebut masih belum
efektif hal ini dikarenakan belum efektifnya aktifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan penelitian tindakan
kelas dengan mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif Team
Games Tournamen sebagai upaya meningkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran IPS khususnya dalam bidang studi Sejarah.
Tujuan Penelitian tindakan kelas ini adalah untuk melihat apakah penggunaan
model pembelajaran kooperatif Team Games Tournamen dapat meningkatkan
aktifitas pembelajaran siswa khususnya dalam bidang studi Sejarah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model
pembelajaran kooperatif Team Games Tournamen dapat meningkatkan aktivitas
belajar pada mata


Dewi Novianti
pelajaran sejarah siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran
2013/2014.Data penelitian dikumpulkan melalui lembar observasi pengelolaan
pembelajaran dan data dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif Team Games Tournamen dapat meningkatkan aktifitas
belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari tiap siklus. Pada
siklus I terdapat 60 % aktivitas siswa yang sudah cukup baik. Siklus II terdapat 70
% aktivitas siswa yang sudah cukup baik dan siklus III terdapat 83 % aktivitas
yang sudah baik.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................
B. Identifikasi Masalah ................................................................................
C. Rumusan Masalah ...................................................................................
D. Pemecahan Masalah .................................................................................
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................

F. Kegunaan Penelitian ................................................................................
G. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................

1
5
5
6
6
6
7

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pembelajaran Kooperatif ............................................................
B. Konsep Pembelajaran Kooperatif TGT ...................................................
C. Konsep Aktifitas Belajar ..........................................................................
D. Konsep Belajar .........................................................................................
D. Kerangka Pikir..........................................................................................
E. Paradigma ................................................................................................

8

13
15
21
23
24

III. METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian .....................................................................................
B. Prosedur Penelitian ...................................................................................
C. Data Dan Tekhnik Pengambilan Data ......................................................
D. Instrumen Penelitian .................................................................................
E. Tekhnik Analisis Data ..............................................................................

27
27
39
39
41

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .........................................................
B. Hasil .............................................................................................................
Siklus I .........................................................................................................
Siklus II ........................................................................................................
Siklus III .......................................................................................................
C. Pembahasan .................................................................................................
D. Analisis Pengelolaan Pembelajaran ............................................................

45
51
51
55
61
65
67

V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 70
B. Saran ...................................................................................................... 71


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki suatu peran penting dalam pembentukan generasi-generasi
muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas dan handal dalam pelaksanaan
pembangunan kehidupan berbangsa. Pendidikan yang berlangsung menuntut pada
pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk berperan serta dalam pencapaian hasil
pendidikan yang optimal. Salah satu piahak tersebut adalah guru sebagai pihak
yang berperan dalam terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan
ketertarikan dalam proses belajar itu sendiri. Proses pembelajaran merupakan
suatu interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Dalam suatu proses belajar mengajar terdapat salah satu aspek yang

yang sangat menentukan keberhasilan tujuan tersebut yaitu pengunaan model
pembelajaran yang tepat.

.Model pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh seorang guru untuk
mengadakan proses interaksi dengan siswanya di dalam kelas saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada proses
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada umumnya proses

2

pendidikan dan pengajaran di sekolah dewasa ini masih bersifat tradisional, yaitu
guru menjelaskan materi pembelajaran dan siswa mendengarkan.

Berdasarkan dari hasil observasi yang di lakukan di SMP Negeri I Gisting di
peroleh informasi bahwa pada saat ini SMP Negeri I Gisting tersebut masih
menggunakan proses pembelajaran yang sifatnya tradisional. Penggunaan model
pembelajaran yang demikian terkadang menyebabkan siswa mengalami kesulitan
dalam memahami materi pembelajaran dan terkadang merasa kurang bersemangat
dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan penulis
yang bertujuan mengukur aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, dapat di

ketahui bahwa aktivitas siswa untuk mengikuti pembelajaran IPS terpadu dalam
bidang ilmu sejarah rendah.

Rendahnya aktivitas siswa untuk mengikuti pelajaran IPS Sejarah ini di karenakan
kegiatan belajar mengajar yang selama ini di lakukan oleh siswa dan guru kurang
bervariasi atau dengan kata lain hanya menggunakan metode yang sama dan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Rasa bosan serta menyepelekan inilah yang
membuat siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran Sejarah dan
pada akhirnya mempengaruhi nilai yang di peroleh siswa. Hal ini dapat di lihat
dari nilai ulangan harian siswa yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VII.1
No

Nilai

Jumlah Siswa

Persentasi (%)

1


< 6,5

27

86,1

2

6,5 - > 6,5

5

13,9

32

100

Total


3

Suber: Data Sekuder Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keberhasilan peserta didik masih
tergolong rendah. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Syiful Bahri Djamarah
dan

Aswan Zain (1995:128), “Apabila bahan pembelajaran yang di ajarkan

kurang dari 65% dikuasi oleh siswa maka persentase keberhasilan peserta didik
pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”.

Rendahnya aktivitas belajar umumnya di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) meliputi suasana rumah, orang tua,
motivasi dari orang tua, dan juga faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri (faktor internal) meliputi kesihatan, intelegensi, bakat, motivasi, minat,
kreatifitas, dan lain-lain. Aktifitas dalam belajar merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dapat dikembangkan
dan diarahkan untuk dapat mewujudkan hasil belajar yang diharapkan. Kuat dan
lemahnya motivasi belajar akan menentukan giat tidaknya belajar. Adanya
motivasi yang kuat akan menibulkan sikap positif terhadap suatu objek, motivasi
belajar yang kuat juga akan memberikan perasaan senang, tidak cepat bosan dan
bersunguh-sungguh dalam melakukan aktifitas belajar.

Sejalan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu upaya mengembangkan
pembelajaran yang dapat mengembalikan semangat siswa dalam belajar dan
memahami materi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif telah menjadi salah satu
pembaharuan dalam pegerakan reformasi pendidikan, Pembelajaran kooperatif
sebenarnya

merangkum

banyak

banyak

jenis

bentuk

pengajaran

dan

4

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan secara kumpulan kecil
supaya pelajar-pelajar dapat bekerjasama dalam kumpulan untuk pembelajaran isi
kandunngan-kandungan pembelajaran dengan berbagai kemahiran sosial. Secara
dasarnya, pembelajaran kooperatif melibatkan pelajar kerjasama dalam mencapai
satu-satu objektif pembelajaran (John&Johnson,1991) Dalam http://www.
geocities.com/gardner02 8/index.html.

Proses pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Belajar diartikan sebagai suatu kegiatan aktif siswa dalam
membangun makna atau pemahaman dari pengalaman baru berdasarkan
pengetahuan membangun makna atau pemahaman dari pengalaman baru
berdasarkan pengetahuan yang lebih dimiliki, sedangkan mengajar adalah
kegiatan penyediaan kondisi belajar yang merangsang serta mengarahkan kegiatan
pembelajaran siswa sebagai subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkahlaku serta
kesadaran diri. Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peranan untuk
menentukan suatu metode pembelajaran yang efektif dan mendukung siswa
mendapat pengalaman belajar yang berharga. Perhatian guru pada proses
pembelajaran di kelas dapat mempegaruhi prestasi dan hasil belajar siswa, karena
metode pembelajaran yang tepat pada proses pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Dengan demikian penggunanan metode pembelajaran yang
tepat dalam kelas akan membangkitkan semangat siswa untuk ikut berperan serta
secara optimal dalam proses pembelajaran yang berlangsung dan dapat memupuk
rasa kerjasama yang baik antar sesama siswa.

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam pendahuluan diatas, maka dapat di identifikasi
masalah-masalah sebagai berikut :
a. Model pembelajaran kurang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di
SMP Negeri 1 Gisting
b. Aktifitas pembelajaran di SMP Negeri 1 Gisting belum efektif
c. Model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament dapat
meningkatkan aktifitas belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian
tindakan kelas ini adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas VII.1 Tahun
pelajaran 2013-2014

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah maka pemecahan
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif Team Games Tournament dengan mengikuti petunjuk
yang ditentukan dan disesuaikan dengan pembelajaran untuk setiap siklus dalam
upaya meningkatkan akifitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu
khususnya bidang studi Sejarah

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan solusi masalah maka tujuan penelitian tindakan
kelas yang digunakan untuk melihat apakah penggunaan metode pembelajaran
kooperatif Team Games Tournament sebagai model pembelajaran dapat
meningkatkan aktivitas belajar sejarah siswa kelas VII.1 SMP Negeri 1 Gisting
Tahun Pelajaran 2013-2014.

F. Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas dengan mengunakan model pembelajaran
kooperatif Team Games Tournament diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi siswa dapat memberikan nuansa baru dalam proses belajar dan dapat
meningkatkan aktivitas belajar sejarah sehingga diperoleh hasil belajar
yang optimal
2. Bagi guru dapat memberikan informasi mengenai strtegi pembelajaran
yang dapat diterapkan dalam belajar sejarah

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi penyimpangan dalam penelitian tindak kelas ini, maka penulis
membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperaktif tipe Team Games Touenament (TGT) adalah
strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
beranggotakan 4 orang siswa yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan

7

tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang dan 1 siswa berkemampuan rendah
dan dalam proses belajarnya melalui tahap penyajian materi, belajar dalam
kelompok, pertandingan antar kelompok dan penghargaan kelompok.

2. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas
VII.1 Tahun Pelajaran 2013-2014

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep Pembelajaran Koopratif

Pembelajaran kooperatif menempatkan siswa belajar kelompok

“Model

pembelajaran koopratif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok, tetapi
ada unsur-unsur dasar yang membedakanya dengan pembagian kelompok belajar
biasa. Dengan pelaksanaan belajar kooperatif yang benar akan memungkinkan
pendidikan mengelola kelas dengan lebih baik.”(Lie, 2002 : 28)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengacu pada teori
konstruktivis, yaitu suatu teori belajar yang mengklaim bahwa individu
membangun pengetahuanyan dari pengalaman baru berdasarkan pengetahuan
yang telah dimiliki ( Subandar, 2003 : 5, dalam nuranisa skripsi ).
Nur mengatakan: “ Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
siswa sebagai anggota kelompok kecil (antara 4 sampai 5 anggota ) yang tingkat
kemampuanya berbeda.”(Nur dkk, 1998: )
Sejalan dengan itu, Artz dan Newman menyatakan “Cooperaktive learning
merupakan suatu pendekatan dimana para siswa dikelompokan kedalam

9

kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah, menyelesaikan
suatu tugas, atau mencapai tujuan bersama.” (dalam As’ari 2003:5)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam kelompok kecil (4), muridmurid bekerjasama, membantu baik individu maupun kelompok untuk mencapai
tugas yang di bebankan masing-masing maupun kelompok. (www.geocities.com).
Pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) ialah pembelajaran yang

digunakan oleh kelompok kecil yang bekerjasama untuk memaksimalkan
pembelajaran baik diri sendiri maupun antar anggota kelompok.(www.clcrc.com)

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwasanya pembelajaran kooperatif adalah
salah satu strategi pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat cara belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa yang heterogen baik dari segi
kemampuan maupun jenis kelamin dll, yang memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk dapat memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas bersama.

Unsur pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur pokok yang harus diterapkan
agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal, seperti yang di
ungkapkan johnson & johonson “Untuk mencapi hasil yang maksimal lima unsur
pembelajaran koopratif harus diterapkan

yaitu saling ketergantungan positif

tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar kelompok dan
evaluasi proses kelompok.”(dalam Lie,2002:30)
Sesuai dengan itu Slavin menyatakan, ada dua aspek penting yang melandasi
keberhasilan pembelajaran kooperatif :

10

1. Aspek Motivasi
Pada dasarnya aspek motivasi adalah didalam konteks pemberian penghargaan
kepada kelompok. Adanya penilaian yang didasarkan atas keberhasilan kelompok
maupun menciptakan situasi dimana satu-stunya cara bagi setiap kelompok untuk
mencapai tujuannya adalah dengan mengupayakan agar tujuan kelompoknya
tercapai lebih dahulu, ini mengakibatkan setiap anggota kelompok terdorong
untuk mengajak, mendukung dan membantu koleganya berhasil menyelesaikan
tugas yang diemban dengan baik.
“2. Aspek Kognitif
Asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif adalah bahwe\a intraksi antar
siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan siswa
tentang konsep-konsep penting”(dalam As’ari 2003:6)
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan
coomperative learning adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan pada
siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran bersama dalam kelompokkelompok kecil (antara 4 sampai 5 siswa ) dimana masing-masing anggota
kelompok dalam kelompok tersebut bertanggung jawab terhadap keberhasilandiri
dan anggota lainya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara saling membantu
melaksanakan tugas yang dibebankan kepada kelompoknya , sehingga setap
anggota kelompokmencapai potensi optimal yang mungkin diraihnya.

Manfaat Dan Kelebihan Pembelajran Kooperatif :
Menurut Johnson &Jhonson dalam www.geocities.com pembelajaran kooperatif
dilaksanakan dalam kelompok kecil agar para siswa dapat bekerjasama dalam

11

kelompok untuk mempelajari isi kandungan atau konsep pembelajaran dengan
berbagai kemahiran sosial.

Linda Lukdren megemukakaan bahwa: manfaat dari pembelajaran kooperatif bagi
siswa yang berprestasi rendah, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
2. Rasa harga diri lebih tinggi
3. Memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan dan sekolah
4. Memperbaiki kehadiran
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Perselisihan antar pribadi kurang
7. Sikap apatis kurang
8. Pemahaman lebih mendalam
9. Aktivitas belajar lebih baik
10. Meningkartkan budi pekerti, kepekaan dan toleransi
(dalam ibrahim 2000: 18)

Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif menurut Kagan 1994 (dalam penulisan
ilmiah: www.geocities.com)sebagai berikut:
a. Mempererat hubungan sosial
b. Meningkatkan pencapaian
c. Meningkatkan kemahiran kepemimpinan
d. Meningkatkan tahap pemikiran tinggi
e. Meningkatkan keyakinan diri

12

Dengan kelompok belajar yang heterogen , apabila seorang siswa cerdas berada
didalam kelompok yang kurang cerdas, menurut Slavin (1991) ia akan
memberikan faedah kepada siswa yang berbeda kemampuanya. Secara tidak
langsung siswa cerdas tersebut akan mempengaruhi anggota lain dalam kelompok
untuk meningkatkan pemahaman dan mempunyai tanggung jawab menunjukan
ketercapaian belajar yang lebih baik. Proses pembelajaran kooperatif, mengajak
siswa saling mempelajari dan memperbaiki pengetahuan dan pemahaman suatu
konsep, sehingga siswa yang berkemampuan rendah akan termotivasi dan
berusaha

untuk

meningkatkan

pemahaman

serta

hasil

belajarnya

(www.geocities.com).

B. Kosep Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Perkembanganya pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe, diantaranya
Student Team Achievemenet Division (STAD), Team-Games-Tournament (TGT),
Jiksaw, Team-Assisted Individualisation (TAI), Group investigation (GI), dan
Think-Pair-Share (TPS). Setiap tipe mempunyai perbedaan dalam hakekat
pembelajaran, bentuk kerjasama, peranan dan komonikasi antar siswa serta
peranan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah TGT yang dikembangkan oleh De
Vris dan Slavin di Universitas John Hopkins. TGT adalah kombinasi kerjasama
dalam kelompok dan permainan intruksional, dalam TGT siswa dibagi kedalam
kelompok yang ber anggotakan 4 dan 5 siswa yang hetrogen. Pembelajaran
dimulai dengan penjelasan guru tentang konsep atau prinsip, selanjutnya siswa
diminta untuk belajar dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

13

diberikan guru dalam rangka memantapkan pemahaman terhadap konsep dan
prinsip yang sudah diberikan (As’ari 2003 :7).
Siswa diberikan kebebasan mengenai cara menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa dalam kelompok bertangung jawab terhadap keberhasialan
kelompoknya, karena itu setiap individu dalam kelompok harus betul-betul
memahami konsep dan prinsip yang dipelajari karena keberhasilan di nilai dari
keberhasilan kelompok bukan dari keberhasilan individu. Untuk megukur
keberhasilan kelompok diadakan lomba antar kelompok dan yang di lombakan
adalah masalah-masalah yang terkait dengan prinsip atau konsep yang dipelajari
Pembelajaran koopratif TGT memiliki komponen sebagai berikut:

1. Persentasi kelas
Guru menjelaskan tentang prinsip atau konsep garis besar materi di depan
kelas dan para siswa memperhatikan

2. Kelompok
Dalam proses pembelajaran kelompok ini, setaiap kelompok terdiri dari
siswa-siswa yang heterogen baik jenis kelamin maupun kemampuan
akademis. Tiap terdiri dari 4 sapai 5 siswa, satu siswa pintar, dua atau tiga
siswa yang sedang dan satu siswa yang rendah. Setelah selesai materi yang
diberikan oleh guru, setiap kelompok mengerjakan lembar kerja kelompok
(LKK ), dan berdiskusi untuk memecahkan masalah.

14

3. Turnamen
Turnamen atau pertandingan antar kelompok dilakukan setelah 1-2
pertemuan kelompok, yaitu dengan memisahkan siswa yang memiliki
kemampuan sama dari masing-masing kelompok yang ditempatkan dalam
satu meja pertandingan. Siswa yang cerdas dari masing-masing meja
ditempatkan dalam meja 1, siswa yang berkemampuan sedang dalam meja
2, dan meja 3, sedangkan siswa yang rendah ditempatkan dalam meja 4.
Siswa menghitung nilai yang diperolehnya yang tertera pada kartu
kemenangan, nilai tersebut adalah nilai individu. Siwa yang memperoleh
nilai terbanyak meraih tingkat 1 ( top scorer ), siswa yang memperoleh
terbanyak kedua meraih tingkat 2 (high midle scorer), siswa yang memper
oleh terbanyak ketiga meraih tingkat 3 (low midle scorer), dan peserta
yang memperoleh nilai terkecil meraih tingkat 4 ( low scorer )

Dalam turnamen selajutnya, diusahakan pembagian meja berdasarkan perolehan
poin pada turnamen sebelumnya, dan tetap beranggotakan kelompok yang
memiliki tingkat kemampuan yang sama.

4. Penghargaan Kelompok
Nilai kelompok terhitung berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh setiap
anggota kelompok heterogen semula. Bagi yang memiliki nilai rata-rata
tertinggi akan dijadikanjuara pertama dan akan memperoleh hadiah atau
penghargaan.

15

C. Konsep aktivitas belajar

Aktivitas belajar adalah serangkaian belajar yang dilakukan oleh siswa yang
memiliki potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut sardiman A.M (1994:98),
aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena manusia memiliki
jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri.

Oleh karena itu secara alami anak didik itu juga menjadi aktif karena adanya
motivasi dan dorongan oleh bermacam-macam kebutuhan. Dalam proses belajar
mengajar baik guru maupun siswa dituntut berperan aktif, karena proses
pembelajaran sebagai salah satu faktor untuk mencapai tujuan. Untuk itu dalam
pembelajaran guru harus menciptakan suasana siswa aktif karena keaktifan siswa
dalam belajar menimbulkan kegairahan dan kesenangan dalam belajar.

Hal ini sesuai dengan pendapat D.N. Adjai Robinson (1993:9), yang menyatakan
bahwa

“keberhasilan

belajar

adalah

situasi

yang

menggairahkan

dan

menyenangkan dengan adanya situasi tersebut siswa tidak hanya menerima apa
yang disuapkan guru tetapi mereka cenderung aktif”.
Menurut Hein Kock (1979:65), menyatakan bahwa cara kerja aktif itu harus
dilakukan kegiatan atau bekerja sendiri dengan jalan :

1. Mencari jalan untuk memecahkan sendiri
2. Dia harus menjawab pertanyaan
3. Ia harus dapat mendiskusikan dengan kawannya
4. Ia harus mengambil keterangan dari buku
5. Ia harus dapat melakukan percobaan

16

6. Ia harus belajar bertanya
7. Ia harus dapat bertanggung jawab dengan hasil kerja sendiri.

Berdasarkan pengertian diatas jelaslah bahwa dalam kegiatan belajar mengajar
peserta didik harus aktif berbuat, sedangkan guru memberikan bimbingan dan
merencanakan segala sesuatu kegiatan dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam
interaksi belajar mengajar untuk dapat menguasai materi pelajaran.
“Penguasaan pembelajaran dapat dilihat dari dua segi yaitu segi proses dan segi
hasil. Dari segi proses artinya keberhasilan pelajaran terletak pada proses
pembelajaran yang dilakukan peserta didik, dari segi hasil adalah hasil belajar
yang dicapai peserta didik selama belajar” (Nana Sudjana, 1989).
Pengertian aktivitas belajar menurut W.S Winkel (1983:48), mengemukakan
bahwa “ Aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar siswa yang menghasilkan
suatu perubahan khas, yaitu hasil belajar yang akan Nampak melalui prestasi
belajar yang akan dicapai. Selanjutnya menurut Ahmadi (1987:23) menyatakan
bahwa “ Aktivitas belajar adalah perubahan murid dalam usaha sendiri di bidang
material, spiritual dan fungsional pada umumnya serta bidang intelektual pada
khususnya. Jadi, aktifitas belajar adalah mengadakan perubahan dalam proses
pengembangan diri siswa untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar adalah rangkaian kegiatan belajar siswa disekolah baik yang dilakukan di
dalam maupun di luar kelas. Di dalam aktivitas belajar itu sendiri terkandung

17

tujuan yaitu ingin mengadakan perubahan diri, baik tingkah laku, pengetahuan ,
keterampilan mqaupun kedewasaan dalam belajar.

Paul B. diedrich dalam sardiman A.M (1994: 100) menggolongkan jenis-jenis
aktifitas berlajar dalam belajar sebagai berikut :

1. Visual

activities

yang

termasuk

didalamnya

misal

membaca,

memperhatikan, mendemonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening

activities

meliputi,

mendengarkan

uraian,

percakapan,

diskusi,pidato,musik.
4. Writing activities meliputi, menulis karangan, laporan angket, menyalin.
5. Drawing activities meliputi, menggambar, membuat peta, grafik diagram.
6. Motor activities meliputi, melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model meresapi, bermain, berkebun , beternak.
7. Mental activities, misalnya menanggap mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, membuat hubungan, mengambil kesimpulan.
8. Emosional activities seperti, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Siswa dikatagorikan aktif apabila lebih dari 60 % indikator aktifitas yang telah
ditentukan dilakukan oleh siswa. kriteria aktifitas belajar siswa, menurut
suharsimi arikunto (1993:210) sebagai berikut :
1. Jika presentasi yang ada antara 76-100 %, maka tingkat aktivitas belajar
siswa sangat tinggi atau baik

18

2. Jika presentasi yang ada antara 56-75 %, maka tingkat aktivitas belajar
siswa cukup baik
3. Jika presentasi yang ada antara 40-55 %, maka tingkat aktivitas belajar
siswa kurang baik
4. Jika presentasi yang ada kurang dari 40 %, maka tingkat aktivitas belajar
siswa sangat sangat rendah

Dalam kaji tindak ini indikator yang menentukan aktifitas belajar digolongkan
dalam delapan indikator sebagai berikut :
1. Memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru
2. Membaca buku atau LKS
3. Menulis/mencatat penjelasan guru
4. Bertanya pada guru
5. Menjawab pertanyaan dari guru atau siswa
6. Berdiskusi antara sesame siswa dalam kelompok
7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
8. Merangkum hasil presentasi

Menurut konsep ilmu jiwa modern bahwa jika manusia itu dinamis, yang
mempunyai energi sendiri dan dapat menjadi aktif karena dorongan suatu
organisme adanya kebutuhan. Anak sebgai suatu organism yang mempunyai
dorongan untuk berkembang, dididik juga dibimbing untuk mengembangkan
bakatnya. Sehubungan dengan ini abu ahmadi (1982:22) mengemukakan prinsipprinsip belajar sebagai berikut :

19

1. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya untuk
mencapai harapan-harapannya.
2. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
3. Belajar memerlukan bimbingan, baik berasal dari guru maupun buku
pelajaran itu sendiri
4. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari
dapat dikuasainya.
5. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang tinggi
6.

Belajar dianggap berhasil apabila telah bersungguh-sungguh berhasil
menerapkan kedalam praktek kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa di dalam kegiatan pembelajaran
harus mengacu pada prinsip-prinsip belajar, yaitu belajar yang mempunyai tujuan,
terarah, memerlukan bimbingan, pemahaman, serta belajar mnemerlukan suatu
proses yang menuntut kemauan dan keinginan yang tinggi didalam diri siswa itu
sendiri.

D. Konsep Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
(Oemar Hamalik, 2001:28). Mksud pengertian ini adalah belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

20

“Belajar adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seseorang seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan”.(Thursan
Hakim,2005:1)

Dari definisi diatas, yang sangat perlu digaris bawahi adalah bahwa peningkatan
kualitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk pertambahan kualitas
dan kuantitas kemampuan orang tersebut dalam berbagai bidang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah prinsip-prinsip belajar.
Adapun prinsip-prinsip belajar tersebut sebagai berikut:

a. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas
b. Proses belajar akan terjadi apabila seseorang di hadapkan pada situasi
problematik
c. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dari pada belajaer dengan
hafalan
d. Belajar merupakan proses kotinu
e. Belajar memerlukan kemampuan yang kuat
f. Keberhasilan ditentukan oleh banyak faktor
g. Belajar memerlukan metode yang tepat
h. Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan murid
i. Belajar memerlukankemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu
sendiri
(Thursan Hakim,2005:2)

21

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspekaspek tersebut yaitu: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Kalau
seseorang telah melakukan

perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya

perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.

E. Kerangka Pikir

Pembelajaran tipe Team Games Touerament merupakan bagian dari pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran ini menempatkan siswa kedalam kelompokkelompok kecil yang heterogen yakni 4 sampai 5 siswa. Proses pembelajaran tipe
ini di awali dengan penyampaian materi oleh guru, setiap kelompok diberikan
kebebasan mengenai cara menyelesaikan tugasnya, akan tetapi mereka memiliki
tanggung jawab agar setiap individu dalam kelompok betul-betul memahami
konsep dan perinsip yang dipelajari karena keberhasilan dinilai dari keberhasilan
kelompok. Untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi dan untuk
melihat hasilnya maka diadakan turnamen antar kelompok setelah 1 atau 2
pertemuan kelompok. Nilai hasil tunamen dihitung sebagai nilai individu, dan
nilai ini juga berpengaruh terhadap nilai kelompok.

Setelah turnamen selesai masing-masing poin kebenaran dari anggota kelompok
dihitung dan ditetapkan kelompok mana yang berhak mendapatkan penghargaan.
Dengan adanya pembelajaran kelompok tipe ini akan menumbuhkan motivasi

22

dalam diri siswa untuk lebih aktif dalam aktivitas pembelajaran sehingga dapat
memperoleh hasil belajar yang optimal. Berdasarkan uraian diatas, dengan
menggunakan metode kooperaktif tipe Team Games Touenament dalam
pembelajaran sejarah diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.

F. Paradigma

Model Pembelajaran Kooperaktif Tipe

Team Games Tournament (TGT)

Aktifitas Belajar
 Persentasi Kelas Oleh Guru
 Pengelompokan siswa
 Diskusi Kelompok Menggunakan LKk
 Turnamen Antar Kelompok
 Penghargaan Kelompok

Keterangan:

Garis Tindakan

23

REFERENSI

Anita Lie, 2002. Kooperatif Learning Grasindo.Jakarta. Halaman 28
Ahmad Subandar. 2003. Dalam Nuranisa Skripsi. Unila. Halaman 5
Nurhadi, dkk. 1998. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL dan penerapanya dalam KBK. IKIP Malang. Halaman 4
Ibid. Halam 11
As’ari Abdurrahman.
Kooperatif Learning.

2003.

Pembelajaran

Matematika

dengan

Makalah Dosen FMIPA. Malang. Halam 5
http//www.geocities.com.
http//www.elerc.com.
Log Cit, Halaman 30
Log Cit, Halaman 6
Op Cit.
Ibid
Log Cit, Halaman 7
Slavin, Robert E. 1995. Coopratif Learning………………….., halaman 90
Sardiman, AM.2004. Intraksi…………………..PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.Halaman 73
Ibid.halaman 85
Robinson, Adjai.1983. Asas Praktek Mengajar.Bharata.Jakarta Halaman 9
Heinz,Kock.1979. Saya Guru Yang Baik. Yayasan Kanisius.Jakarta.Halaman 65

24

Sudjana,nana.1991.Teori-Teori Belajar Untuk Mengajar.Lembaga Penerbit
Ekonomi Universitas Indonesia.J akarta.
Winkel WS. 1983.Bimbingan Dan Penyuluhan. Gramedia.Jakarta.Halaman 48
Ahmadi, Abu. 1978. Didaktik Metodik. CV. Toha Putra. Semarang. Halaman 23
Oemar Hamalik. 2001. Proses belajar mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman
28
Log Cit. halaman 11
Ibid.halaman 12

25

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII.1 SMP Negeri I Gisting. Jumlah
Siswa 32 orang terdiri dari laki-lakinya 14 perempuan ya 18 akan dibagi menjadi
9 kelompok belajar, yang masing-masing beranggotakan 4 siswa. Kelompok yang
di bentuk adalah kelompok heterogen baik jenis kelamin maupun kemampuan
akademis. Dipilih kelas VII.1 karna kelas tersebut memiliki aktivitas belajar
rendah.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas yang
langkah-langkahnya diadaptasi dari rancangan penelitian tindakan kelas oleh
Hopkins dan Eliot (1993).

Metode penelitian yang digunakan adalah Clasroom Action Research dari
Hopkins (1993) dan Elliot (1993) dengan tahap secara umum sebagai berikut:
1. Orientasi Lapangan (pencarian dan analisis data)
2. Rencana pembelajaran
3. Pelaksanaan tindakan

26

4. Evaluasi kegiatan/monitoring pelaksanaan dan pengaruhnya
5. Analisis refleksi/ merinci kendala dan pengaruh dari implementasi
6. Tindak lanjut (kembali ketahap 1 dan seterusnya)

Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus yang dilaksanakan sesuai dengan
perubahan

yang

ingin

dicapai.

Pelaksanaan

penelitian

tindakan

kelas

menggunakan sebagai berikut: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c)
evaluasi, (d) evaluasi untuk setiap siklus.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksaakan dalamtahap perencanaan adalah sebagai berikut:
(1) Menentukan siklus berdasarkan waktu yang tersedia
(2) Merencanakan materi pembelajaran, materi pelajaran pada siklus ini
adalah kehidupan masa praaksara di Indonesia.
(3) Membuat rencanaan pembelajaran (RP), instrument, dan alat evaluasi
(4) Meyiapkan dan merancang LKK (Lembar Kerja Kelompok)
(5) Mempersiapkan perangkat pertandingan (turnamen)

Siklus I dilaksanakan dalam waktu 3 x 45 menit. Pertemuan pertama selama
membahas materi tentang masa praaksara di indonesia dengan mengunakan model
pembelajran koopratif tipe Team Games Tournamen (TGT).

(1) Pertemuan 1
A. Kegiatan Awal

27

1. Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan untuk kegiatan
pembelajaran.
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan awal siswa dengan materi
yang akan dibahas
3. Menyajikan materi tentang pembagian zaman pada masa praaksara
di indonesia.
4. Aktivitas siswa agar siswa belajar bersama dan bertangung jawab
terhadap kelompoknya, siswa yang sudah mengerti harus membantu
teman di dalam kelompoknya sehingga seluruh anggota kelopoknya
dapat menguasai materi pelajaran.

B. Kegiata Inti
1. Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar
tentang masa praaksara di indonesia
2. Membagikan lembar kerja kelompok yang akan didiskusikan
3. Siswa berdiskusi dalam kelompok
4. Salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya
dan yang lainya memperhatikan
5. Diskusi dan Tanya jawab tentang materi yang dipelajari dan hasil
persentasi

B.Kegiatan Penutup
1. Guru menyempurnakan dan menyimpulkan materi pembagian zaman
di indnesia baik zaman batu maupun zaman logam

28

2. Memberikan tugas latihan dan membaca materi yang akan datang
dirumah
3. Meginformasikan tentang materi yang akan datang

Pada pertemuan dilaksanakan pertandingan (turnamen) kesatuan.Langkah-langkah
pertandingan adalah sebagai berikut :

A. Kegiatan awal
1. Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan dalam pertandingan.
(seperti soal, kartu kemenagan, dan sebagainya)
2. Menyampaikan aturan pertandingan
3. Memberikan motivasi agar siswa berusaha menyelesaikan soal-soal
dalam pertandingan dengan baik, karena akan mempengaruhi nilai
individu dan kelompok

B.Kegiatan Inti
1. Membentuk kelompok homogeny yang terdiri dari 4 siswa
2. Membagikan lembar jawaban
3. Mengundi nomor ditiap kelompok (urutan untuk menjawab soal)
4. Memberikan soal 1, 2, 3 dan seterusnya pada setiap kelompok
(setiap nomor ditentukan waktu untuk menyelesaikanya)
5. Memberikan kartu kemenangan bila jawabanya benar
6. Mengumpulkan hasil jawaban siswa

C. Penutup
1. Menentukan kelompok yang dapat penghargaan

29

2. Membahas soal-soal dalam pertandingan
3. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dating

C.Evaluasi
Tahap dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I berdasarkan
pengamatan pada pertemuan dan pertandingan berlangsung serta pengelolaan
pembelajaran oleh guru berdasarkan lember observasi guru mengajar oleh guru
mitra.

D.Reklektif I
Guru mencari hambatan dan masalah yang dihadapi pada tahap pelaksanaan siklus
I dengan cara mempelajari hasil evaluasi terhadap hasil belajar serta lembar
observasi guru mengajar yang diisi oleh guru mitra untuk dijadikan berbagai
pedoman perencanaan pada siklus II, sehingga pada siklus II dapat mencapai hasil
yang lebih baik dari siklus I.

2.SIKLUS II
a.Perencanaan II
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

(1) Melaksanakan siklus berdasdarkan waktu yang tersedia
(2) Merencanakan materi pembelajaran, materi pembelajaran pada siklus ini
adalah jenis-jenis manusia purba di indonesia.
(3) Membuat rencana pembelajaran (RPP), instrument, dan alat evaluasi
(4) Menyiapkan dan merancang LKK ( Lembar Kerja Kelompok)
(5) Mempersiapkan perangkat pertandingan

30

Siklus II dilaksanakan 3 x 45 menit. dengan mengunakan model pembelajran
koopratif tipe Team Games Tournamen (TGT) dan melaksanakan turnamen.

b.Tindakan II

A. Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan alat bantu yang di butuhkan untuk kegiatan pembelajaran
2.

Mengaitkan materi dengan pengetahuan awal siswa dengan materi yang
akan di diskusikan.

3. Menyajikan materi tentang jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
4. Memotivasi siswa agar siswa belajar bersama dan bertangung jawab
terhadap kelompoknya, siswa yang sudah mengerti harus membantu
teman dalam kelompoknya sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pembelajaran.

B.Kegiatan Inti
1.

Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar tentang
jenis-jenis manusia purba di indonesia

2.

Membagikan Lembar Kerja Kelompok yang akan di diskusikan

3.

Siswa berdiskusi dalam kelompok

4.

Salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dan
yang lain memperhatikan

5.

Diskusi dan Tanya jawab tentang materi yang dipelajarai dan hasil
persentasi.

C.Kegiatan Penutup

31

1. Guru menyempurnakan menyimpulkan materi tentang jenis-jenis
manusia purba di indonesia
2. Memberikan tugas latihan dan membaca materi yang akan datang di
rumah
3. Meginformasikan tentang materi yang akan datang.

C.Kegiatan Penutup
1. Guru menyempurnakan dan menyimpulkan materi jenis-jenis manusia
purba di Indonesia.
2. Memberikan tugas latihan dan membaca materi yang akan datang
dirumah
3. Meginformasikan tentang materi yang akan datang

Pada pertemuan ini dilaksanakan pertandingan (Tumamen) kesatuan.
Langkah-langkah pertandingan:

A.Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan dalam pertandingan (seperti
soal, kartu kemenangan, dan sebagainya)
2. Menyampaikan aturan pertandingan
3. Memberikan motivasi agar siswa berusaha menyelesaikan soal-soal dalam
pertandingan dengan baik, karena akan mempengaruhi nilai individu dan
kelompok

B.Kegiatan Inti

32

1.

Membentuk kelompok homogeny yang terdiri dari 4 siswa

2. Mebagikan lembar jawaban
3. Mengundi nomor ditiap kelompok (urutan untuk menjawab soal)
4. Memberikan soal 1, 2, 3 dan seterusnya pada setiap kelompok
(setiap nomor ditentukan waktu untuk menyelesaikanya)
5. Memberikan kartu kemenangan bila jawabanya benar
6. Mengumpulkan hasil jawaban siswa

C. Penutup
1.

Menentukan kelompok yang dapat penghargaan

2. Membahas soal-soal dalam pertandingan
3. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dating

C.Evaluasi
Tahap dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II berdasarkan
pengamatan sejak pertemuan dan pertandingan berlangsung serta pengelolaan
pembelajaran oleh guru berdasarkan lember observasi guru mengajar oleh guru
mitra.

d.Reklektif I
Guru mencari hambatan dan masalah yang dihadapi pada tahap pelaksanaan siklus
I dengan cara mempelajari hasil evaluasi terhadap hasil belajar serta lembar
observasi guru mengajar yang diisi oleh guru mitra untuk dijadikan berbagai
pedoman perencanaan pada siklus III, sehingga pada siklus III dapat mencapai
hasil yang lebih baik dari siklus II.
3.SIKLUS III

33

a.Prencanaan
Kegiatan yang di laksanakan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
(1) Melaksanakan siklus berdasarkan waktu yang tersedia
(2) Merencanakan materi pembelajaran, materi pembelajaran pada siklus ini
adalah asal usul dan persebaran nenek moyang di indnesia
(3) Membuat rencana pembelajaran (RPP), instrument, dan alat evaluasi
(4) Menyiapkan dan merancang LKK ( Lembar Kerja Kelompok)
(5) Mempersiapkan perangkat pertandingan

Siklus III dilaksanakan dalam waktu 3 x 45 menit. dengan mengunakan model
pembelajran koopratif tipe Team Games Tournamen (TGT) serta melaksanakan
turnamen.

b.Tindakan III

A. Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan alat bantu yang di butuhkan untuk kegiatan pembelajaran
2.

Mengaitkan materi dengan pengetahuan awal siswa dengan mengajukan
pertanyaan, yang berkaitan dengan materi.

3. Menyajikan materi tentang asal usul dan persebaran nenek moyang di
indonesia
4. Aktivitas siswa agar siswa belajar bersama dan bertangung jawab
terhadap kelompoknya, siswa yang sudah mengerti harus membantu
teman dalam kelompoknya sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pembelajaran.

34

B.Kegiatan Inti
1.

Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar tentang
asal usul dan persebaran nenek moyang di indonesia

2.

Membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang akan di diskusikan

3.

Siswa berdiskusi dalam kelompok

4.

Salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dan
yang lain memperhatikan

5.

Diskusi dan Tanya jawab tentang materi yang dipelajarai dan hasil
persentasi.

C.Kegiatan Penutup
1. Guru menyempurnakan menyimpulkan materi tentang asal usul dan
persebaran nenek moyang di Indonesia.
2. Memberikan tugas latihan dan membaca materi yang akan datang di
rumah
3. Meginformasikan tentang materi yang akan datang.

Pelaksanakan pertandingan (Turnamen) kesatuan adalah sebagai berikut :
Langkah-langkah pertandingan:

A.Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan dalam pertandingan (seperti
soal, kartu kemenangan, dan sebagainya)
2. Menyampaikan aturan pertandingan

35

3. Memberikan motivasi agar siswa berusaha menyelesaikan soal-soal dalam
pertandingan dengan baik, karena akan mempengaruhi nilai individu dan
kelompok.

B.Kegiatan Inti
1. Membentuk kelompok homogeny yang terdiri dari 4 siswa
2. Membagikan lembar jawaban
3. Mengundi nomor ditiap kelompok (urutan untuk menjawab soal)
4. Memberikan soal 1, 2, 3 dan seterusnya pada setiap kelompok
(setiap nomor ditentukan waktu untuk menyelesaikanya)
5. Memberikan kartu kemenangan bila jawabanya benar
6. Mengumpulkan hasil jawaban siswa

C. Penutup
1. Menentukan kelompok yang dapat penghargaan
2. Membahas soal-soal dalam pertandingan
3. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dating

C.Evaluasi III
Tahap dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus III berdasarkan
pengamatan sejak pertemuan dan pertandingan berlangsung serta pengelolaan
pembelajaran oleh guru berdasarkan lember observasi guru mengajar oleh guru
mitra.

C.Data dan Teknik Pengambilan Data

36

1.Data

a.Sumber data penelitian adalah data primer yang diperoleh langsung dari
responden atau sampel penelitian
b.Jenis data didapat dari data kualitatif yang terdiri dari :

1)Kata kualitatif
Berupa data aktifitas siswa yang diambil setiap siklus melalui lembar
observasi guru mengajar.
2)Teknik Pengambilan Data

a.Metode Angket
metode angket dalam penelitian digunakan untuk mendapat data tentang aktifitas
siswa terhadap mata pelajaran sejarah dengan mengunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team-Games-Tournamen.
Sebelum angket dibuat terlebih dahulu disiapkan kisi-kisi instrument yang diberi
indikator-indikator tertentu.

b.Tes
Tes disajikan dalambentuk pertandingan antar kelompok. Pertandingan ini
diadakan setiap akhir siklus, setelah 1 atau 2 kali pertemuan kelompok, untuk
mengetahuai hasil belajar siswa dan hasil belajar kelompok

C.Dokumentasi

37

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara
pengumpulan data, yaitu berupaa nilai mata pelajaran sejarah yang diperoleh
melalui tes setiap siklus dan beberapa data lainya yang bersumber dari guru meta
pelajaran sejarah.

D.Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan pada penelitian adalah:
(1) Catatan peneliti yang digunakan untuk mengamati peningkatan aktifitas
terhadap pembelajaran sejarah
(2) Lembar observasi guru sejarah (mitra).

E.Tekik Analisis Data

Data aktivitas siswa
Data aktivitas belajar siswa diambil pada saat setiap pertemuan dengan
menggunakan catatan penulis. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
aktifitas belajar siswa akan diamati dan di catat oleh observer kemudian dihitung
berdasarkan banyaknya indikator aktifitas yang dilakukan siswa.

Setelah data penelitian di dapat, selanjutnya didiskripsikan dan dianalisis untuk
mengetahui aktifitas. Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dengan
teknik kualitatif deskriptif

38

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung aktivitas belajar siswa adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan presentase aktivitas belajar siswa
% A = Na x 100%
N
Keterangan :
%A

: presentase aktivitas belajar siswa

Na

: banyaknya aktivitas belajar yang dilakukan siswa

N

: banyaknya keseluruhan aktivitas yang telah ditentukan

(sudjana, 2002:67)

76-100 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa sangat tinggi atau baik
56-75 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa cukup baik
40-55 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa kurang baik
< 40 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa sangat rendah
(Suharsimi arikunto, 1993:210)

b. Menentukan rata-rata presentase aktivitas belajar siswa
% A = ∑ Na x 100 %
N
Keterangan :
%A

: presentase rata-rata aktivitas belajar siswa

∑Na

: banyaknya aktivitas belajar yang dilakukan seluruh siswa

N

: banyaknya keseluruhan aktivitas belajar seluruh siswa

(Sudjana, 2002:69)

39

c. Menentukan presentasejumlah seluruh siswa yang aktivitasnya baik pasa
setiap pertemuan
% A = ∑A x 100 %
N
Keterangan :
Keterangan :
%A

: presentase seluruh siswa aktivitasnya baik pada setiap pertemuan

∑Na

: jumlah seluruh siswa yang aktivitasnya baik pada setiap
pertemuan

N

: jumlah seluruh siswa

REFERENSI

40

Hopkins dan Eliot,1993.Classroom Action Research. Allyn and Balcon
Publishers.Boston. Halaman 98
Alfabeta. Bandung. Halaman 94
Sudjana.2002.Metoda Statistik. PT Tarsito.Bandung. Halaman 69.

66

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Bardasarkan hasil refleksi tiap siklus pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen Sebagai model
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang di terapkan di kelas VII.1
SMP Negeri 1 Gisting dapat disimpulkan

Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS 3 DI SMA NEGERI 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 12 68

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIERVEMENT DIVISIONS) DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 61

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIERVEMENT DIVISIONS) DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 60

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VA SDN 04 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 27 65

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII G DI SMP NEGERI 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 74

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN DRIBLE DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 63

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 85

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMULYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 67

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VIII.2 PADA SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 2 SUMBEREJOTAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 94