Uji F digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan:

1. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan.

H : bi = 0, artinya tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah subsidi tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan. H a : bi ≠ 0, artinya tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah subsidi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan. Kriteria pengambilan keputusan: H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 ,

2. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial.

H 0 : bi = 0, artinya tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah subsidi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan. H a : b 1 0, artinya tingkat suku bunga berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan. H a : b 2 0, artinya uang muka berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan. H a : b 3 0, artinya jumlah subsidi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan. Kriteria pengambilan keputusan: H diterima jika t hitung F tabel pada α = 5 H a diterima jika t hitung F tabel pada α = 5 , Asumsi yang mendasari model regresi adalah asumsi klasik, yaitu: 1. Normalitas Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas. Konsep dasar dari uji normalitas ini adalah dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk z-score dan diasumsikan normal. Jadi, sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika signifikansi di bawah 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. 2. Uji multikolinieritas Menurut Ghozali 2003:91, uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolinieritas diukur dari Variance Inflating Factor VIF, yaitu: ij r VIF 2 1 1 − = Keterangan: R ij adalah koefisien korelasi antar dua variabel bebas. Jika VIF 10, maka terjadi multikolinieritas yang serius, sebaliknya jika VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas serius. 3. Uji autokorelasi Menurut Ghozali 2003:95, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi data ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan uji Durbin Watson atau DW-statistic, yaitu: ∑ ∑ ∑ − − = 2 2 1 t t t DW ε ε ε Dengan ketentuan sebagai berikut: a 0,005 ≤ DW ≤ d L dengan kesimpulan terjadi autokorelasi positif b d L ≤ DW ≤ d u dengan kesimpulan invonclusive c d u ≤ DW ≤ 4,00 – d u dengan kesimpulan tidak terdapat autokorelasi d 4,00 - d U ≤ DW ≤ d L , dengan kesimpulan terjadi autokorelasi negatif e 4,00 – d u ≤ DW ≤ 4,00 dengan kesimpulan terjadi autokorelasi negatif. 4. Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependend yaitu Zpred dengan residualnya Sresid. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara Sresid dan Zpred dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar dan menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS Statistical Package for Social Sciences versi 18,0.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN