Wilayah Administratif LANDASAN TEORI

8 Tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan untuk kehidupan adalah kelapa cocos nusivera, tuak atau lontar borassus sundaecus, kusambi scekeichera oleosa, asam atau tambaring tamarinda indica, dan pohon gewang corypha utan . Hewan-hewan dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu hewan peliharaan dan hewan liar. Hewan ternak ternak di pulau Rote meliputi kerbau, sapi jenis ongole, kuda, kambing, domba, itik, babi, ayam, anjing, dan kucing. Sedangkan, yang termasuk hewan liar adalah rusa, babi hutan, kerang, musang, ular, biawak, tekukur, bangau, elang, belibis, pipit, burung hantu, dan pelikan. Pada musim kemarau, burung pelikan dari Benua Australia dan singgah di Pulau Rote sebelum melanjutkan perjalanan ke Benua Asia.

C. Wilayah Administratif

3 Wilayah Rote Ndao semula adalah merupakan bagian dari Wilayah Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Kupang yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah - daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655. Selanjutnya sebagai pelaksanaan dari Undang - Undang tersebut, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur masing-masing Nomor Pem.6612, tanggal 28 Pebruari 3 Informasi ini dikutip dari laman resmi pemerintah kabupaten Rote Ndao dengan perubahan seperlunya: http:www.rotendaokab.go.idmodules.php?name=Profilop=sejarah 9 1962 dan Nomor Pem.66122, tanggal 5 Juni 1962, maka wilayah Rote Ndao dibagi menjadi 3 tiga wilayah Pemerintahan Kecamatan yaitu :  Kecamatan Rote Timur dengan pusat Pemerintahan di Eahun  Kecamatan Rote Tengah dengan pusat Pemerintahan di Baa  Kecamatan Rote Barat dengan pusat Pemerintahan di Oelaba. Tahun 1963, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66132, tanggal 20 Juli 1963 tentang Pemekaran Kecamatan, maka wilayah pemerintahan yang berada di Rote Ndao dimekarkan menjadi empat wilayah kecamatan yaitu :  Kecamatan Rote Timur, beribu kota di Eahun  Kecamatan Rote Tengah, beribu kota di Baa  Kecamatan Rote Barat, beribu kota di Busalangga  Kecamatan Rote Selatan, beribu kota di Batutua Setelah empat tahun berjalan, wilayah di Rote Ndao dimekarkan dari empat kecamatan menjadi delapan Kecamatan. Pembagian ini diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66144 tanggal 1 Juli 1967 dan Keputusan Nomor Pem.66271, tanggal 17 Juli 1967, yakni :  Kecamatan Rote Timur dengan pusat Pemerintahan di Eahun  Kecamatan Pantai Baru dengan pusat Pemerintahan di Olafulihaa  Kecamatan Rote Tengah dengan pusat Pemerintahan di Feapopi  Kecamatan Lobalain dengan pusat Pemerintahan di Baa  Kecamatan Rote Barat Laut dengan pusat Pemerintahan di Busalangga 10  Kecamatan Rote Barat Daya dengan pusat Pemerintahan di Batutua.  Kecamatan Rote Selatan dengan pusat Pemerintahan di Daleholu.  Kecamatan Rote Barat dengan pusat Pemerintahan di Nemberala. Pada saat itu situasi keuangan Negara tidak memungkinkan untuk pembentukan Kabupaten Otonom Rote Ndao, sehingga Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur mengeluarkan Surat Keputusan Nomor Pem.6624, tanggal 11 April 1968 agar wilayah Rote Ndao dibentuk sebagai Wilayah Koordinator Schap dalam wilayah hukum Kabupaten Daerah Tingkat II Kupang. Keputusan Guberur Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem. 66221, tanggal 1 Juli 1968, D.C. Saudale dilantik menjadi bupati yang diperbantukan di Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao. Pada tahun 1979 terjadi perubahan status Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao menjadi wilayah pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao, berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 25 tahun 1979 tanggal 15 Maret 1979, tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao, yang telah disahkan pula oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan Menteri Dalam Nomor 061.341.63-114 tertanggal 8 April 1980. Para pejabat yang memimpin di Wilayah Koordinator Schap Rote Ndao maupun di Wilayah Pembantu Bupati Kupang untuk Rote Ndao berdasarkan periode pemerintahannya adalah sebagai berikut :  1968-1974 adalah D. C. Saudale sebagai Koordinator Schap Rote Ndao 11  1974-1977 adalah DRS. R. Chandra Hasyim sebagai Koordinator Schap Rote Ndao  1977-1984 adalah DRS. G. Th. Hermanus sebagai Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao  1984 - 1988 adalah DRS. G. Bait sebagai Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao.  1988 - 1994 adalah Drs. R. Izaac sebagai Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao.  1994 - 2001 adalah Benyamin Messakh, BA sebagai Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao  2003 - 2008 adalah Christian Nehemia Dillak, SH sebagai Bupati Rote Ndao Dalam tahun 2000 timbulnya masyarakat Rote Ndao yang berada di Wilayah Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao mengusulkan agar Wilayah Pemerintahan Pembantu Bupati Rote Ndao ditingkatkan menjadi Kabupaten definitif. Usulan tersebut, yang didukung dengan adanya pernyataan sikap dari tiga ratus tokoh masyarakat yang mewakili masyarakat dari 19 Nusak 4 , diajukan kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, melalui Pemerintah Kabupaten Kupang sebagai kabupaten induk. Setelah melalui pengkajian dan mekanisme pembahasan sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, maka pada 10 April 2002 oleh Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 4 Para pendatang yang mendiami Pulau Rote hidup secara berkelompok-kelompok berdasarkan marganya leo. Kelompok-kelompok inilah yang disebut Nusak. 12 menetapkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Rote Ndao di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

D. Asal-Usul