Nama Pulau Rote Lokasi geografis dan Flora-Fauna

5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Nama Pulau Rote

Dalam bahasa ibu orang Rote, pulau Rote disebut Nusa Lote. Selain itu terdapat berbagai istilah tentang nama pulau ini yang dihimpun oleh Ballo 1 , antara lain: 1 Lolo Neo do Tenu Hatu berarti gelap, Nes do Males berarti layu, dan Rotes, selama pendudukan Portugis pada abad XVI dan XVII; 2 Rotthe yang dapat dijumpai pada peta-peta produk pemerintah kolonial Belanda yang kemudian dikutip secara salah sebagai Rotto, kecuali satu peta abad XVII yang menyebutnya Noesa Dahena pulau manusia; 3 Rottij, yang terdapat dalam dokumen VOC Vereenigde Oostindische Compagnie atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, yang dieja Rotti, Rotty, dan Rottij. Istilah resmi ini terus digunakan hingga pada abad XX menjadi Roti. Roti merupakan kesalahan penyebutan dari kata aslinya Rote sebagaimana dipakai pertama kali oleh orang-orang Portugis. Inilah sebabnya saat ini terdapat dua istilah resmi, yaitu Rote dan Roti.

B. Lokasi geografis dan Flora-Fauna

Kabupaten Rote Ndao terletak di wilayah paling selatan di Negara Republik Indonesia. Kabupaten ini merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten 1 Johan Wiklif Ballo, Makna Tradisi Belis - Mbedadode Salatiga: Thesis, Program Pascsarjana Magister Sosiologi Agama, UKSW, 2004, 43-44. 6 Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002 setelah Dewan Perwakilan Rakyat mengukuhkannya pada 11 Maret 2002. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1280,10 kilometer persegi yang terdiri dari sembilan puluh enam pulau. Dari sembilan puluh enam pulau ini, enam pulau dihuni manusia. Pulau-pulau yang dihuni manusia adalah Rote 97.854 Ha, Usu 1.940 Ha, Nuse 566 Ha, Ndao 863 Ha, Landu 643 Ha, dan Doo 192 Ha., sementara sembilan puluh pulau lainnya tidak tidak dihuni manusia. Kabupaten Rote Ndao terletak antara 10 derajat 25 - 11 derajat Lintang Selatan, dan 121 derajat 49 - 123 derajat 26 Bujur Timur. Kondisi geografis kabupaten ini umumnya permukaan tanah berbukit-bukit dan bergunung-gunung 32.625 Ha dan sebagian terdiri dari dataran rendah 45.250 Ha. Tingkat kemiringan rata-rata mencapai 45. Kontur pulau Rote bervariasi, pada daerah pantai ketinggian 0 - 10 m di atas permukaan laut, sedangkan di bagian tengah mencapai ketinggian 200-1.500 meter dengan tingkat kemiringan 40-60. Penggunaan lahan di Kabupaten Rote Ndao didominasi oleh hutan, lahan sawah, dan perkebunan. Jenis sawah yang ada adalah sawah tadah hujan dan sawah irigasi. Dari keseluruhan lahan sawah, 62 enam puluh dua persen merupakan sawah tadah hujan dan 38 tiga puluh delapan persenmerupakan sawah irigasi. Lahan sawah irigasi banyak terdapat di kecamatan Lobalain, Rote Tengah, dan Rote Timur. Lahan sawah terluas terdapat di Kecamatan Rote Tengah. Lahan sawah terdapat di semua 7 kecamatan di Kabupaten Rote Ndao. Dari 27.161 Ha kebun yang ada, 20.711 Ha di antaranya adalah kebun tanaman lontar. Secara klimatologi wilayah ini beriklim kering yang dipengaruhi angin Muson. Musim hujan di daerah ini relatif pendek, yaitu dari bulan Desember hingga April. Kelembaban udara rata-rata mencapai 85RH arah dan kecapatan angin empat belas knot per jam, tekanan udara rata-rata 966,7 milibar dan curah hujan rata-rata 800-1200mm serta temperatur berkisar antara 23,6 derajat - 27 derajat 2 . Angin Muson bertiup di Pulau Rote saat musim kemarau dan musim penghujan. Angin Muson Timur bertiup saat musim kemarau menyebabkan malam hari pada bulan-bulan tertentu udara menjadi sangat dingin. Pada musim penghujan angin Muson Barat bertiup sangat kencang dan dapat menimbulkan bencana. Angin taufan juga terjadi saat keadaan pancaroba pada akhir musim kemarau dan hujan, yaitu pada musim barat. Angin yang dikenal sebagai siklon tropis ini menjadikan selat Pukuafu selat antara Pulau Timor dan pulau Rote berbahaya bagi pelayaran. Terdapat sembilan pulau kecil yang terletak di dekat pulau Rote. Tiga pulau yang berpenghuni adalah Pulau Nude, Pulau Landu, dan Pulau Usu. Sedangkan empat pulau yang tidak berpenghuni adalah Pulau Heliana, Pulau Manuk, Pulau Doo, dan Pulau Ndana. 2 Informasi ini dikutip dari laman resmi pemerintah propinsi Nusa Tenggara Timur: http:nttprov.go.idprovnttindex.php?option=com_contenttask=viewid=75Itemid=73 8 Tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan untuk kehidupan adalah kelapa cocos nusivera, tuak atau lontar borassus sundaecus, kusambi scekeichera oleosa, asam atau tambaring tamarinda indica, dan pohon gewang corypha utan . Hewan-hewan dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu hewan peliharaan dan hewan liar. Hewan ternak ternak di pulau Rote meliputi kerbau, sapi jenis ongole, kuda, kambing, domba, itik, babi, ayam, anjing, dan kucing. Sedangkan, yang termasuk hewan liar adalah rusa, babi hutan, kerang, musang, ular, biawak, tekukur, bangau, elang, belibis, pipit, burung hantu, dan pelikan. Pada musim kemarau, burung pelikan dari Benua Australia dan singgah di Pulau Rote sebelum melanjutkan perjalanan ke Benua Asia.

C. Wilayah Administratif