Telaah Teoritis Jaringan Bisnis

5 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai proses pembentukan jaringan bisnis dan strategi memasarkan produk yang dilakukan oleh PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries Salatiga TIMATEX. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah: dapat memberikan masukan pemikiran terkait dengan upaya- upaya yang dilakukan perusahaan dalam mengembangkan jaringan bisnis dan strategi memasarkan produknya, serta memberikan pengetahuan terkait dengan model pengembangan jaringan bisnis serta strategi memasarkan produk.

2. Telaah Teoritis Jaringan Bisnis

Business Network Jaringan network diartikan sebagai pola hubungan individu dengan individu lainya, dengan jumlah individu yang bervariasi, dapat bersifat antar kelompok, atau antar organisasi yang dapat berupa jaringan keluarga dan etnis dimana anggotanya adalah masih memiliki hubungan keluarga, jaringan komunitas, jaringan organisasi atau jaringan pemasok dengan pembeli Faidal, 2007. Jaringan network menurut Dubini dan Aldrich dalam Faidal, 2007 dapat berbentuk tunggal antara dua pihak atau lebih dari dua pihak. Dapat berbentuk formal atau informal pada area lokal atau interlokal maupun ikatan bisnis atau antara sektor yang berbeda. Jaringan digunakan untuk menunjukkan pola hubungan antar individu, antar kelompok, dan antar organisasi. 6 Pengembangan jaringan bisnis baik di dalam negeri maupun di luar negeri terus dikembangkan untuk bersaing di pasar global. Upaya pengembangan yang harus dilakukan terutama bertujuan untuk meningkatkan cakupan ekonomi, efisiensi produksi, pengelolaan bisnis yang efisien, dan memperluas pangsa pasar baik dalam maupun luar negri. Dengan demikian perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik perusahaan lokal atau perusahaan luar negri Dipta, 2002. Perusahaan akan mendapatkan pengalaman bisnis secara langsung dengan adanya jaringan bisnis business network dengan berbagai institusi terkait seperti pemasok, pedagang, pelanggan dan lainnya. Karena institusi- institusi tersebut memberikan aliran informasi yang bermanfaat kepada perusahaan, sehingga dengan adanya pengalaman itu pada akhirnya kinerja perusahaan dapat ditingkatkan Faidal, 2007. Ada tiga dasar pembentukan jaringan bisnis. 1 Pertama, jaringan produksi. Jaringan usaha ini terdiri dari tiga sampai sepuluh perusahaan kecil yang memproduksi berbagai jenis produk yang berbeda, melakukan kegiatan pemasaran, dan menjalin kerja sama untuk mendapat pasar baru. Di Indonesia biasanya jumlah anggota dalam sebuah jaringan usaha cenderung sangat banyak. Jaringan tersebut memiliki fokus kegiatan untuk mencari peluang pasar. Kedua, jaringan pemasaran. Jaringan ini biasanya terdiri dari perusahaan kecil yang bergerak pada sektor industri yang sama. Mereka bekerjasama untuk membentuk suatu usaha dalam memenangkan 1 http:kadinss.tripod.com 7 persaingan. Perusahaan dalam persaingan ini biasannya p erusahaan yang komplementer. Ketiga, jaringan pelayanan. Pada jaringan ini perusahaan-perusahaan kecil akan membentuk kelompok yang berkerja sama dalam hal pendanaan untuk jasa-jasa tertentu, seperti pelatihan karyawan, informasi, informasi teknologi, manajemen konsultasi, atau jasa konsultasi tenaga ahli. Sehingga akan lebih efisien. Startegi Pemasaran Dalam kegiatan memasarkan produknya, perusahaan berusaha mengembangkan suatu strategi pemasaran tertentu untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, serta untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Tull dan Kahle dalam Tjiptono, 2001, strategi pemasaran adalah suatu rencana jangka panjang yang diterapkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan pada pasar yang dimasuki dengan mengembangkan daya saing secara terus menerus dan melayani pasar sasaran tersebut dengan program pemasaran yang diterapkan. Sangat penting bagi perusahaan dalam memformulasikan sebuah strategi pemasaran yang efektif untuk menghadapi pasar global yang kompetitif. Strategi pemasaran yang dirancang oleh suatu perusahaan menunjukkan tingkat respon perusahaan terhadap kondisi pasar yang kompetitif Lee dan David, 2004. Tingkat pergerakan turbulances lingkungan, termasuk perkembangan teknologi yang sangat 8 cepat juga mengharuskan perusahaan membangun kekuatan adaptabilitas dan kemampuan aksesibilitasnya. Kekuatan adaptabilitas yang dimaksud adalah kemampuan seluruh potensi perusahaan untuk sesegera mungkin menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan keinginan needs and wants, baik konsumen, supplier, maupun pihak lain yang mempunyai kekuatan pengaruh terhadap pasar. Keegan dalam Maulana, 1999 mengusulkan lima alternatif strategi global dalam kaitannya dengan produk dan promosi. Alternatif pertama adalah strategi yang dinamakan strategi perluasan langsung straight extension strategy. Dalam strategi ini perusahaan tidak merubah dan tidak melakukan sesuatu yang baru. Perusahaan sama sekali tidak mengubah produk yang sudah dijualnya di pasar domestik, dan mempromosikannya ke pasar asing dengan cara promosi yang juga sudah diterapkannya di pasar domcstik. Alternatif kedua adalah strategi adaptasi produk product adaptation. Di sini perusahaan rnengubah produk domestiknya agar sesuai dengan kondisi dan selera pasar asing yang dituju. Promosi tidak banyak diubah atau bahkan tidak diubah sama sekali. Alternatif strategi yang ketiga adalah strategi produk baru product invention. Perusahaan yang menggunakan strategi ini mempunyai dua pilihan yaitu backward invention dan forward invention. Yang pertama adalah yang dinamakan backward invention. Dalam strategi ini sebenarnya produk suatu perusahaan sudah lama dikenal di negara asalnya, kemudian perusahaan memperkenalkan produk yang baru bagi pasar lokal yang dituju. Bentuk lain dari strategi ini adalah apa yang dinamakan forward invention. Dalam strategi ini 9 perusahaan membuat produk yang benar-benar baru untuk mernenuhi kebutuhan pasar setempat. Altematif strategi keempat adalah strategi adaptasi komunikasi communication adaptation. Dalam hal ini perusahaan menyesuaikan promosinya dengan kondisi seternpat. Akhimya, Alternatif strategi yang kelima adalah adaptasi ganda, di mana perusahaan menyesuaikan baik produk maupun cara promosinya dengan kondisi setempat.

3. Metode Penelitian