Good University Governance dalam perspektif New Institutionalism ( Studi Pada Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung )

(1)

( STUDI PADA AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG )

Oleh

AHMAD DAHRO

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG


(2)

Good University Governance

dalam perspektif

New Institutionalism

( Studi Pada Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung )

Oleh

Ahmad Dahro

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pertanyaan tentang fungsi lembaga Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung berkenaan dengan formal rule, standar operational procedure, dan compliance procedure.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip good university governance di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode gabungan analisis deskriptif data kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan menganalisa data-data statistik terhadap peran pimpinan lembaga, actor mahasiswa dan dosen, dalam komunitas perguruan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan : ( 1 ) masih rendahnya pemahaman dan penerapan prinsip good university governance pada komunitas/civitas akademika Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, sehingga formal rule dan turunan aturan formal di lembaga sulit dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik. (2) Proses penyusunan peraturan kelembagaan serta turunan peraturan dalam bentuk standard operational procedure ( SOP ) belum melibatkan banyak pihak terutama mahasiswa sebagai aktor dan dosen sebagai bagian dalam komunitas dalam lembaga. (3) Implementasi prinsip-prinsip good university governance, yang merupakan konsep solutif atas dasar nilai-nilai transparency, rule of law, participation dan responsiveness, belum diterapkan sepenuhnya dalam menegakkan, menjalankan, dan mengevaluasi pelaksanaan aturan formal kelembagaan, hal ini menjadi penghambat terciptanya atmosfer akademik yang lebih baik


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……..………. Abstrak …….……….………. Daftar Isi ……….………. Daftar Tabel ………... Daftar Gambar ………... Daftar Lampiran ………

i. ii. iv. vii. viii. ix.

I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ………..…… 1.2.Rumusan Masalah ……….. 1.3.Tujuan Penelitian ……….. 1.4.Kegunaan Penelitian ………

1 1 11 12 12 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Good Governance ………... 2.2.Prinsip-prinsip Good Governance ………. 2.3.Konsep Good University Governance ………. 2.4.Pendekatan New Institusionalisme ……….... 2.5.Konsep Institusionalisme Normatif ………

2.6.Fokus Pendekatan ……….

2.7.Kerangka Teori ……….………

14 14 16 19 26 26 28 31 III METODE PENELITIAN

3.1.Tipe penelitian. ………

3.2.Fokus penelitian ……….

3.4.Jenis dan sumber data ………..……

3.5.Tehnik pengumpulan data ………

36 34 35 36 38


(7)

3.6.Tehnik analisa data ……….. 41 IV PROSEDUR FORMAL DAN GOOD UNIVERSITY

GOVERNANCE DI AKADEMI KEBIDANAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

4.1.Visi Misi tujuan dan strategi Akbid Adila Bandar Lampung

4.2.Struktur Organisasi. ……….

4.3.Sumber Daya Manusia ( Dosen dan Karyawan ) ……….

4.4.Statuta, Pedoman Akademik dan Peraturan Lainnya …….……..

4.5.Mahasiswa dan Lulusan ……….………

44 44 48 59 65 67 V HASIL PENELITIAN DAN IMPLEMENTASI PRINSIP

GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE DI AKADEMI

KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG

5.1.Identitas Narasumber………...

5.2. Analisis data produk peraturan formal lembaga. ……… 5.2.1. Peraturan formal internal lembaga ………..…………. 5.2.2. Peraturan formal eksternal lembaga .………..………..

5.3.Analisis implementasi prinsip Good University Governance dalam perspektif peraturan kelembagaan ( formal rule ) dan Standar Operational Procedur ( SOP ) di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung ………. 5.3.1. Analisis kualitatif perspektif kelembagaan dan standar

operational procedure ………....

5.3.2. Analisis data kuantitatif perspektif kelembagaan dan

standar operational procedure………..

5.4. Analisis implementasi Prinsip Good University Governance

73 73 75 75 78 80 80 93


(8)

dalam perspektif kepatuhan terhadap aturan ( compliance

Procedure)……….………

5.4.1. Analisis deskriptif terhadap kepatuhan mahasiswa.. 5.4.2. Analisis data statistic terhadap kepatuhan mahasiswa.

100 107 111 VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1.Simpulan. ………..………….

6.2.Saran ………..

113 113 114

Daftar Pustaka. ………


(9)

1.1. Latar belakang masalah

Sesuai amanah Undang- Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , utamanya pada konsideran menimbang ayat c : sesungguhnya sistem pendidikan tinggi harus mampu menjamin peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi berbagai tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global, sehingga perlu diupayakan perubahan dan perbaikan proses pendidikan tinggi secara terencana terarah dan sustainable.

Bila kita pahami makna yang terkandung dalam ayat c Undang-Undang tersebut diatas, betapa penting bagi kita untuk bersama-sama mengawal kegiatan pendidikan tinggi di Indonesia, agar dapat dipastikan seluruh rangkaian proses kegiatan di perguruan tinggi dilaksanakn dengan baik sesuai kaidah, norma aturan yang berlaku, sehingga kita dapat menikmati proses belajar di perguruan tinggi dengan kualitas yang bersaing secara local, nasional dan Internasional. Upaya peningkatan mutu belajar di perguruan tinggi sedianya dapat dilakukan secara continue melalui proses evaluasi secara berkelanjutan dan transparan.

Proses evaluasi di perguruan tinggi setidaknya adalah dilakukan melalui upaya proses akreditasi, dan evaluasi diri yang dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi.


(10)

Bahwa belajar di perguruan tinggi adalah merupakan pilihan strategis seseorang dalam mencapai impian hidup dan tujuan masing-masing individu. Keinginan, motivasi belajar, tehnik belajar serta sikap perilaku mahasiswa, dosen, pimpinan perguruan tinggi serta sumber daya pendidikan tinggi sangat berpengaruh terhadap kesadaran akan tujuan individu dan lembaga pendidikan tinggi. Kesamaan pandangan dan keselarasan misi akan menjadikan suasana belajar di perguruan tinggi tercipta atmosfer akademik yang menyenangkan tanpa mengurangi makna perguruan tinggi sebagai scientific vigor.

Pengendalian proses di perguruan tinggi sangatlah penting, jika dijalankan dengan prinsip-prinsip yang benar dan komprehendship, maka sesungguhnya ajang pengkonfirmasian pemahaman keilmuan serta proses belajar-mengajar di perguruan tinggi dengan sendirinya akan efektif.

Berbagai upaya mutlak dilakukan oleh penyelenggara pendidikan tinggi, utamanya dalam melakukan perubahan-perubahan, khususnya upaya pembenahan perguruan tinggi menuju perbaikan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Dalam melaksanan perubahan-perubahan di institusi pendidikan tinggi hendaknya perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar dalam penyelenggaraan perguruan tinggi, sejalan dengan perkembangan di era global ini, setiap penyelenggara pendidikan tinggi diharapkan mampu untuk bersaing dengan perguruan tinggi lainnya di kawasan lokal, skala nasional dan bahkan di tingkat Internasional seperti yang telah diamanahkan berbagai Undang Undang RI yang mengatur tentang system pendidikan tinggi di negara kita .


(11)

Secara umum pendidikan di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan yang kemudian sangat perlu mendapat kajian dan perhatian yang lebih mendalam, terutama yang berkaitan dengan tata pamong ( governance ), proses akademik, kualitas pelayanan, suasana akademik, riset serta upaya pengembangan yang seharusnya dilakukan, dan kemudian secara kuantitatif dapat diukur juga seberapa sering sebuah perguruan tinggi melakukan kajian-kajian dengan mengundang pakar atau ahli dibidang tertentu untuk melakukan kajian-kajian dalam rangka perubahan yang akan dilakukan di perguruan tinggi.

Selanjutnya bila kita lebih jauh membahas tentang pelayanan bagi mahasiswa misalnya, apakah berkenaan dengan sarana pra sarana perkuliahan, sarana praktikum dan sarana praktik lapangan, apakah sudah baik dan kemudian apakah telah dilakukan kajian-kajian untuk bagaimana membuat strategi perubahan, dan kemudian dapat juga dilihat apakah kualitas pelayanan tadi sudah cukup mumpuni untuk dilaksanakan dan kemudian bagaimana perubahan-perubahan serta apa saja langkah-langkah yang akan dilakukan berkenaan dengan pelayanan. Sangat banyak faktor yang saling mempengaruhi berkaitan dengan riset untuk mencari sebuah atau beberapa solusi alternatif dalam rangka mencari solusi yang cocok, dan memungkinkan untuk dapat dilaksanakan dalam upaya perbaikan.

Membangun sebuah perguruan tinggi tidaklah mudah dan tidak juga akan datang dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan sebuah proses yang tidak sederhana, ia butuh proses perjuangan dan pengorbanan, yang harus dibangun secara sinergi antar berbagai faktor pendukung. Faktor yang terlibat didalamnya dibutuhkan


(12)

sebuah sikap dan perilaku pimpinan perguruan tinggi yang memungkinkan untuk mampu membangun komitmen kinerja yang disepakati bersama, secara terbuka, jujur dan berkeadilan.

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah salah satu perguruan tinggi kesehatan yang melaksanakan program studi diploma III kebidanan yang secara geografis berada di ibukota provinsi Lampung, dan di bawah koordinasi Kopertis Wilayah II direktorat jendral pendidikan tinggi Kemendikbud RI. yang kini sedang menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan pemecahan, serta tantangan atas dinamika dan perkembangan pendidikan yang kini berjalan . Berbagai kendala yang dihadapi tentu saja tampak pada berbagai negative indicator yang muncul dipermukaan, mulai dari kebijakan peraturan hingga pada implikasi pada pelayanan yang dianggap belum memuaskan bagi stakeholder, juga pada persoalan yang sederhana yang belum mampu diatasi secara baik.

Peneliti akan beranjak dari kasus dan peristiwa larinya 129 mahasiswa dari kampus dan asrama Akbid Adila Bandar Lampung pada pukul 02.00WIB. senin dini hari tanggal 26 november 2012, yang telah menjadi sorotan publik, dan menjadi berita diberbagai media massa di lokal Lampung dan bahkan media nasional Poskota serta berbagai berita TV nasional, mempertanyakan penyebab dari larinya mahasiswa tersebut, meskipun telah terjawab ketika dipertemukannya mahasiswa dan orang tua serta berbagai pihak yang dianggap berkaitan dengan peristiwa yang terjadi.( lihat gambar lampiran I.1-10 )


(13)

Berbagai spekulasi-pun dilontarkan masyarakat melalui media, Sutopo Ghani , Guru besar fak. Pertanian Universitas Lampung : “ Kalau kaburnya sampai 129 orang dari 189 mahasiswa, yang saya duga pasti ada faktor lain dari sekedar penerapan peraturan dan kedisiplinan di lingkungan akademi, penegakan disiplin dalam lembaga pendidikan adalah keharusan, terutama untuk pendidikan khusus, seperti halnya akademi kebidanan maupun keperawatan. ( SKHU. Lampost, rabu 28 Nopember 2012 )

Demikian menarik untuk dikaji dan dicari kebenaran kasus yang terjadi, penting untuk dilakukan penelitian untuk didapat sebuah solusi secara tepat dengan pendekatan-pendekatan ilmiah, dan pendekatan teoritik berkaitan dengan apa sesungguhnya penyebab peristiwa itu terjadi, yang barangkali kajian dalam penelitian ini dapat menjadi solusi dalam perubahan-perubahan yang seharusnya dilakukan oleh Akbid Adila Bandar Lampung kedepannya.

Meskipun kenyataan empirik menunjukkan bahwa pada dasarnya Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung memiliki kemampuan dan kekuatan dalam melaksanakan tugas- tugasnya utamnya apabila mengacu pada standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005, yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi ( BAN-PT ) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, namun demikian beberapa permasalahan masih muncul dan diduga banyak belum terselesaikan, terutama


(14)

pada permasalahan kepemimpinan dan tata pamong yang tampaknya harus lebih diperkuat.

Dampak lain dari kejadian Senin dini hari tanggal 26 november 2012 tersebut diatas adalah muncul masalah-masalah baru dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan masyarakat yang akan mendaftar di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung pada periode penerimaan mahasiswa baru 2013-2014, yaitu tentang penyelesaian dan akar masalah yang sesungguhnya, meskipun direspon secara baik oleh pimpina perguruan tinggi namun tidak serta merta menyelesaikan dampak dari masalah yang telah terjadi, ini tampak pada jumlah pendaftar yang sedikit menurun dari tahun sebelumnya.

Demikian halnya ketika berita-berita yang sudah muncul dimedia masa, juga terekat erat pada data elektrik berita pada media internet, khususnya pada penyaji berita yang meng-online-kan beritanya di media internet.

Adanya permasalahan ini juga terkuak bahwa antara pihak pengelola asrama mahasiswa Akbid Adila dengan pelaksana program studi di Akademi Kebidanan Adila ada kerenggangan komunikasi, sehingga terkesan tidak ada koordinasi antara keduanya baik pengelola program studi maupun pengelola asrama mahasiswa.

Rasa trauma yang belum terobati adalah bagi mahasiswa yang telah terlanjur kabur pada kasus tersebut adalah rasa penyesalan yang mendalam atas kejadian yang sesungguhnya tidak perlu terjadi, namun begitu ada 5 mahasiswa yang


(15)

mengajukan pindah ke perguruan tinggi lain, yang patut dicurigai penyebabnya adalah kasus kejadian malam pelarian 129 mahasiswa itu sendiri

Berbagai tantangan yang dirundung perguruan tinggi Akbid Adila Bandar Lampung atas kejadian tersebut, tampaknya tidak menyurutkan aktifitas civitas akademika Akbid Adila untuk tetap menjalankan tugas dan fungsinya masing masing, disatu pihak kemudian untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap produktifitas perguruan tinggi yang lebih unggul, tentunya Akbid Adila Bandar Lampung memiliki kewajiban dan menjaga konsistensinya terhadap kualitas pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Bila kita lihat dari visi Akbid Adila Bandar Lampung: menjadi perguruan tinggi kesehatan kebidanan yang unggul di Indonesia pada tahun 2016, tentu menarik untuk dibahas, terutama apa saja dan bagaimana kiat-kiat yang akan dilakukan untuk menggapai visinya tersebut. Pada pra penelitian yang saya lakukan sekilas akan diuraikan kondisi tata pamong ( governance ) yang ada pada Akbid Adila Bandar Lampung saat ini :

1.1.1. Personil pimpinan dalam struktur organisasi :

Akbid Adila Bandar Lampung berjumlah 5 orang terdiri atas direktur, 3( tiga ) pembantu direktur dan satu orang kepala tata usaha dan administrasi akademik, serta didukung beberapa unit pelaksana tehnis juga unit pelayanan mahasiswa yaitu pengelola beberapa laboratorium dan perpustakaan.

Struktur kepemimpinan yang dibangun, sudah baik namun dalam prosesnya masih perlu dicermati bagaimana proses pengambilan keputusan


(16)

dalam sebuah kebijakan, yang kemudian masih perlu diamati secara cermat berbagai pendapat atas pelaksanaan keputusan berupa peraturan yang diberlakukan kepada mahasiswa sebagai peserta didik, begitu juga dengan peraturan yang berlaku bagi karyawan dan dosen serta komunitas Akbid Adila Bandar Lampung secara keseluruhan.

1.1.2. Sistim kepemimpinan dan pengalihan ( deputizing ), serta akuntabilitas pelaksanaan tugas berdasarkan statuta:

Rentang kendali dalam pengalihan dan direct kewenangan, terutama pada bagian akademik, dan kemahasiswaan, dalam hal ini berhubungan dengan pelayanan kepada mahasiswa. Yang menarik dalam hal ini adalah pendapat dan evaluasi dari mahasiswa yang melaksanakan berbagai peraturan akademik serta norma etika yang berlaku. Pada umumnya memang mahasiswa tidak seluruhnya menerima berbagai aturan, norma yang diberlakukan, namun pada posisi dilematis lembaga menerapkannya secara tegas berkaitan dengan penerapan dan pelaksanaan peraturan, terutama berkaitan dengan berbagai standar operasional yang mengikat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

1.1.3. Partisipasi civitas akademika dalam pengembangan kebijakan serta pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program.

Dalam menyusun konsensus pelaksanaan berbagai kegiatan akademik pada masa kini dibutuhkan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan,


(17)

khususnya mahasiswa sebagai pelaksana utama kebijakan lembaga, serta dosen sebagai pengawas penegak aturan akademik, sehingga akan muncul baik atau tidaknya pelaksanaan program studi di institusi.

Persoalan penting untuk dicermati dan untuk diteliti adalah bagaimana sesungguhnya Akbid Adila Bandar Lampung melakukan penanganan-penanganan terhadap masalah-masalah yang terurai diatas. Adalah menjadi tantangan peneliti untuk menjawab berbagai pertanyaan terutama mengenai apa saja yang sudah, sedang dan yang akan dilakukan saat ini oleh Akbid Adila Bandar Lampung, kemudian dalam konteks ini konsep good univesity governance dengan pendekatan Institusionalisme baru adalah model yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam memecahkan berbagai problem yang terjadi di Perguruan Tinggi. Konsep good governance diharapkan dapat dijadikan bingkai yang lengkap untuk mensinergikan civitas akademika Akbid Adila Bandar Lampung, masyarakat pengguna, dan pemerintah termasuk negara dalam kerangka otonomi kampus yang sudah menjadi konsep pelaksanaan pendidikan tinggi di Indonesia, kemudian dalam kajian ini akan dilakukan penelitian, apakah sudah sejalan dengan konsep-konsep dan prinsip good university governance, yang menjadi dasar tata kelola pendidikan tinggi yang baik. jawaban yang komprehenship mengenai kasus ini.untuk ini peneliti melakukan penelitian dan kajian dikaitkan dengan kejadian-kejadian, serta data-data penunjang untuk dianalisis pendekatan ilmiah melalui pendekatan konsep dan teori yang akan dikaji dalam penelitian ini.


(18)

Sejauh ini apakah aturan-aturan kelembagaan yang terapkan di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung telah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip penerapan good governance, yang kini semakin gencar dibicarakan diberbagai kesempatan diskusi ilmiah maupun kajian ilmiah, termasuk dalam buku-buku terbaru yang terbit di Indonesia, sebut saja beberapa seri buku good governance : yang ditulis oleh Sedarmayanti, kemudian dalam kajian buku good coorporate governance yang ditulis Adrian Sutendi, serta teori yang dikembangkan oleh perusahaan otomotif besar Toyota, menarik untuk dicermati khususnya berkenaan dengan bagaimana pelaksanaan tata kelola perguruan tinggi di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung ini

Semangat perubahan serta langkah-langkah nyata adalah hal yang mutlak dilakukan. Peneliti akan menyoroti dan melihat secara langsung upaya upaya perubahan yang dilakukan untuk mewujudkan visi Akbid Adila Bandar Lampung yang sangat baik dan menarik untuk dicermati. Peneliti juga akan mencoba melihatnya melalui pendekatan teori new institusionalism dengan turunan konsep institusional normatif dengan juga peneliti tidak mengabaikan berbagai metoide yang dilakukan institusilainnya misalnya dengan Toyota Kaizen Methods: dengan 6 ( enam ) Langkah perbaikan : ( Isao Kato & Art Smalley, 2011:38 )

Dewasa ini konsep good university governance dipakai diberbagai perguruan tinggi di Indonesia, akan tetapi berbeda dengan realitas empirik dan praktik di lokal Lampung, khususnya di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung di rasa


(19)

perlu untuk di teliti khususnya untuk di teliti penerapan konsep good university governance.

Beberapa fenomena menarik yang dapat dikaji dalam penyelenggaraan akademik, apakah pelayanan bagi mahasiswa, apakah prinsip prinsip good governance dalam sistem organisasi akademik, begitu masih dirasakan minim.

Berbagai keluhan dan permasalahan tersebut juga berdampak terhadap proses implementasi good university governance, sebagaimana visi Akademi Kebidanan Adila, oleh karenanya penulis akan meneliti lebih dalam fenomena tersebut dengan menghantarkan rumusan judul “ Good university governance dalam perspektif new institutionalism “ ( studi pada Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung )

1.2. Rumusan masalah

Pelaksanaan proses pendidikan tinggi yang baik, diharapkan tidak sekali-kali berhenti atas dampak dari sebuah masalah yang paling besar sekalipun, dan dalam penelitian ini akan menyoroti hal-hal yang berpijak pada latar belakang masalah tersebut diatas, yang kemudian perlu dikemukakan permasalahan penelitian dalam bentuk kalimat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip good university governance ( transparency, rule of law, participation, responsiveness) pada aturan- aturan kelembagaan di Akbid Adila Bandar Lampung, ditelaah dari sudut teori ilmu


(20)

politik dalam tataran konsep new institusionalism khususnya pada perspektif aturan formal (formal rules) , standar operasional prosedur (standar operational procedure) dan kepatuhan ( compliance procedure ),?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini diharapkan setelah di teliti dan dikaji akan dapat diketahui sejauhmana Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung sebagai salah satu penyelenggara pendidikan tinggi, mengimplementasikan prinsip-prinsip good university governance (transparency, rule of law, participation, responsiveness ), pada institusi terutama pada perspektif institusional baru dalam tataran teori ilmu politik khusus pada konsep kelembagaan, berkaitan pelaksanaan standar operasional prosedur , formal rule ( statuta) dan compliance prosedur yang dikembangkan institusi pada seluruh civitas akademik Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung.

1.4. Kegunaan penelitian

1.4.1. Kegunaan praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, dalam upaya pembenahan dan perbaikan menuju kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi yang lebih baik.


(21)

Lebih dari itu peneliti berharap hasil penelitian ini juga dapat menjadi kritik sekaligus upaya pertimbangan perubahan bagi perguruan tinggi lainnya dalam upaya peningkatan mutu penyelenggaran pendidikan tinggi di Indonesia.

1.4.2. Kegunaan teoritis.

Hasil penelitian ini merupakan perpaduan 2 ( dua ) konsep good university

governance dan new institutionalism dalam ilmu politik, khususnya dalam

implementasi prinsip-prinsip good university governance diharapkan dapat

membantu mengetahui secara jernih bagaimana mengimplementasikan

prinsip-prinsip good university governance pada perspektif new

intitutionalism yaitu pada aturan formal lembaga (formale rule), standar

operasional prosedur (SOP), kepatuhan (compliance procedure) di

perguruan tinggi Indonesia.

Untuk dapat dijadikan sebagai referensi untuk meneliti lebih mendalam dan luas dalam upaya-upaya mencari kebenaran dalam ilmu politik, khususnya berkaitan dengan prinsip good university governance ( transparency, rule of law, participation, responsiveness ) didalam perspektif konsep new institutionalism didalam teori ilmu politik


(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum memaparkan fokus pendekatan dan teori yang akan dipakai, peneliti terlebih dahulu menguraikan sistematika tinjauan teoritik dan pendekatan-pendekatan yang akan disajikan dalam rumusan masalah yang juga tergambar pada kerangka pikir, peneliti akan menelaah berbagai opini, paradigma, dan teori-teori yang dapat dijelaskan pada uraian bab ini.

2.1. Konsep good governance

Gagasan tentang good governance di Indonesia bermula pada tergulingnya era pemerintahan orde baru yang kemudian disusul bergulirnya semangat reformasi sejak tahun 1998, begitu cepat telah merubah warna bagi para penyelenggara dan aparat negara, sebagai harapan dan tuntutan publik untuk mendapatkan pelayanan administrasi atas administrasi birokrat, yang dituntut menyelenggarakan pemerintahan secara transfaran, akuntable, berkeadilan dengan prinsip-prinsip good governance.

Gerakan perubahan yang digalakkan sejak awal reformasi tidak lain adalah dimulainya semangat gerakan anti KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ),


(23)

setidaknya gerakan tersebut mengisyaratkan kepada aparatur negara dalam hal ini para penyelenggara pemerintahan, agar menciptakan situasi pemerintahan yang bersih ( clean ), serta menyuguhkan pelayanan-pelayanan yang prima bagi masyarakat.

Konsep good governance merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public goods and service ( pemerintah atau kepemerintahan ), sedangkan praktik terbaiknya disebut good governance ( kepemerintahan yang baik ) , wujud dari good governance adalah komitmen semua pihak yaitu pemerintah dan masyarakat ( Sedarmayanti,2012:2). Senada dengan keinginan masyarakat luas, sesungguhnya pemerintah dituntut memberikan suguhan pelayanan terbaik, diikuti oleh perkembangan kemampuan dan kekuatan birokrat yang kuat. Kuat dalam arti memiliki kekuasaan dibidang pelayanannya dan kemampuan masing-masing, sehingga pada akhirnya akan dikuti perubahan mental masyarakat pengguna layanan birokrat tadi dengan kataatan terhadap peraturan dan hukum serta melaksanakan kewajibannya sebagai warganegara yang baik. Demikian akan terjadi simbiosis muatalistik diantara penyelengara pemerintah dan masyarakat, maka akan tercipta produktifitas semua bidang atas dampak positif kinerja aparatut pemerintah tadi.

Konsep good governance dari segi fungsional : aspek: governance dapat ditinjau dari apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai


(24)

tujuan yang telah digariskan, atau justru sebaliknya dimana pemerintahan tidak berfungsi ( Sedarmayanti, 2012:4 )

2.2. Prinsip- prinsip good governance

Dalam buku yang ditulis secara berseri tentang good governance, kepemerintahan yang baik ( Sedarmayanti,2012:13 ) terdapat beberapa teori yang dikutip tentang prinsip-prinsip good governance , kemudian menarik untuk dikaji kembali dalam penelitian ini antara lain :

2.2.1. Menurut Bhatta, Gambir, tahun 1996

No. Prinsip

1 2 3 4 5 6

Accuntability ( akuntabilitas ) Transparency ( ( transparansi ) Opennuess ( keterbukaan ) Rule of Law ( kepastian Hukum )

Management of Competency ( manajemen kompetensi )

Human Right ( Hak Asasi Manusia )

Prinsip good governance yang dicetuskan diatas cenderung cocok di terapkan pada lembaga pemerintah ( birokrasi pemerintahan ) yang berhubungan kemitraan dengan perusahaan bisnis , prinsip-prinsip lebih cocok diterapkan pada institusi yang lebih makro, lembaga partai politik, lembaga-lembaga yang jangkauannya sangat luas.


(25)

2.2.2. Menurut UNDP ( United Nation Development Program ) tahun 1997.

No Prinsip

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Participation ( partisipasi ) Rule of Law ( kepastian hukum ) Transparency ( transparansi ) Responsiveness ( tanggung jawab )

Consenses Orientation ( berorientasi pada kesepakatan ) Equity ( keadilan )

Effectiveness and efficiency ( efektititas dan efisiensi ) Accountability ( akuntabilitas )

Strategic vision ( visi strategic )

Ide prinsip yang dicetuskan UNDP memberikan penekanan pada tanggung jawab organisasi, disamping visi strategi lembaga dalam melakukan aktiftitas dan pelayanannya, prinsip-prinsip diatas dapat diberlakukan dalam system bernegara dalam hal ini adalah institusi yang lebih makro dan besar.

2.2.3. Menurut Mustopadidjaja, 1997

No. Prinsip 1 2 3 4 5 6 7

Demokrasi dan pemberdayaan Pelayanan

Transparansi dan akuntabilitas Partisipasi

Kemitraan Desentralisasi

Konsistensi kebijakan dan kepastian hukum

Menurut Mustopadidjadja, Ide dasar dalam pelayanan pemerintahan merupakan hal pokok dalam melakukan pelayanan atas penerapan peraturan


(26)

pemerintah oleh institusi pemerintah itu sendiri, dengan mengedepankan 7 ( tujuh ) prinsip dasar saja.

2.2.4. Menurut Undang-undang RI nomor 30 tahun 2002 tentang komisi pemberantasan tindak pidana korupsi

No. Prinsip 1 2 3 4 5 Kepastian hukum Keterbukaan Akuntabilitas Kepentingan umum Proporsionalitas

5 ( lima) prinsip tersebut sangat tepat bila digunakan dalam proses penegakan hukum, terutama dalam upaya negara menanggulangi, permasalahan korupsi di Indonesia, namun prinsip tersebut dapat pula diterapkan di berbagai lembaga yang mengurusi keuangan.

2.2.5. Menurut LAN ( Lembaga Administrasi Negara ) tahun 2003.

No. Prinsip

1 2 3 4 5 6

Akuntabilitas, Transparansi, Kesetaraan Supremasi hokum, Keadilan, Partisipasi Desentralisasi

Kebersamaan, Profesionalitas Cepat tanggap, Efektif dan efisien Berdaya saing

Lembaga Administrasi Negara yang fokus menyoroti hal-hal yang berkaitan dengan birokrasi, terutama menyangkut pelayanan pemerintah, dalam menyelenggarakan orgnaisasi kepemerintahan, baik tingkat tertinggi maupun


(27)

pelayanan-pelayana pemerintah yang langsung menyentuh rakyat ( masyarakat ).

Hal yang paling mendasar untuk melaksanakan prinsip menciptakan keadilan dibutuhkan beberapa prasyarat yang saling terkaita dan satu sama lainnya saling mempengaruhi adalah :

1. Transparansi 2. Akuntabilitas 3. Kepastian Hukum 4. Partisipasi.

Empat syarat tersebut akan berdampak pada dampak selanjutnya terhadap corporate governance yang akan dirasakan stakeholders yang berbagai kepentingan , adalah terciptanya keadilan ( fairness ) dalam supra system, untuk saling berinteraksi satu sama lain ( Adrian Sutedi : 2012:44 )

2.3. Konsep Good University Governance

Ide dan pemikiran muncul diberbagai kalangan akademisi dan peneliti di Indonseisa khususnya, dan bahakan sudah banyak memunculkan gagasan-gagasan GUG itu sendiri dalam penelitian – penelitian yang dilakukan diberbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Gagasan-gagasan mereka para peneliti telah merambah pada tataran fakultasnya, tidak sekedar pada tataran kelembagaan tertinggi ( rektorat )saja. Tidak dapat dipungkiri bahwa konsep good university governance dipakai dan mulai diterapkan sejak munculnya elaburasi dua konsep good governance dan good Corporate Governance, latar belakang kesadaran pengelolaan sebuah negara tidak dapat disamakan dengan penyelenggaraan korporasi, sehingga kedua konsep tersebut


(28)

oleh berbagai kalangan peneliti mengelaburasinya mencari konsep good university governance.

Berbagai konsep yang banyak ditawarkan atas hasil berbagai penelitian memunculkan teori serta konsep tentang bagaimana membangun system good university governance. Pemikiran-pemikiran yang kini muncul tentang resep mujarab menjalankan lembaga pendidikan tinggi, diklaim menjadi konsep yang cukup ideal bagi perguruan tinggi dalam menghadapi persaingan di era yang semakin kompetitif. Konsep good university governance menurut Awan Diga Aristo, yang kini mengembangkan dan menawarkan konsep ini di Institut Teknologi Bandung adalah merupakan turunan dari konsep tata kepemerintahan yaitu konsep good governance itu sendiri. Kemudian konsep ini diharapkan bagaimana seharusnya manajemen penyelenggaraan perguruan tinggi yang baik dan kemudian menempatkan perguruan tinggi itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara.( Awan Diga Aristo, 1540008,: 2013 )

8 ( delapan ) konsep dasar Good Governance : partisipasi, orientasi pada consensus, akuntabilitas, transparansi, responsive, efektif dan efisien, ekuiti ( persamaan derajat ) dan inklusifitas dan penegakan supremasi hukum. Jika di implementasikan secara ideal, memungkinkan akan mengurangi jenis-jenis korupsi, penyimpangan-penyimpangan serta sikap-sikap otoritarian dikalangan elit serta akan memunculkan sikap partisipatif pada tataran stakeholder.


(29)

Kesadaran akan pentingnya penerapan delapan priinsip dasar good university governance, sebagai nilai-nilai luhur dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi , adalah ukuran dari perguruan tinggi untuk menerapkan Good University Governance atau tidak ; adalah sejauhmana perguruan tinggi menyikapi dinamika yang terjadi dalam penyelenggaraannya tanpa mengkhianati nilai-nilai luhur dan amanat yang diembannya dari masyarakat, bangsa dan Negara yang menaunginya.

Konsep governance menurut Osborne yang dikutip oleh Meredith Edwards, 2013:3 dalam seri tulisannya tentang University Governance: A Mapping and Some issues mengatakan bahwa Good Governance setidaknya menerapkan prinsip partisipasi, tranparansi, akuntabilitas, kompetisi.

Call for Good governance seek more participation, transparency, accountability, competition, and less regulation though it is necessary to optimize rather than maximize such qualities ( Osborne, 1998:1

Kajian yang dilakukan Awan Diga aristo ,2012 pada Intitut Tehnologi Bandung, mengungkap 8 ( delapan ) prinsip Good university Governance, penerapan delapan prinsip GUG akan memastikan pengurangan tingkat korupsi, pandangan kaum minoritas diperhitungkan dan suara dari mereka yang paling lemah dalam masyarakat didengar dalam proses pengambilan keputusan. Konsep GUG juga responsive terhadap masa kini dan kebutuhan masyarakat dimasa depan. Depalan prinsip itu adalah : partisipasi, orientasi pada consensus, akuntabilitas, transparansi, responsive, efektif dan efisien, ekuiti ( persamaan derajat ) dan inklusifitas dan penegakan/supremasi hukum.


(30)

Delapan prinsip Good University Governance dapat kita cermati sebagai berikut : 2.3.1. Partisipation

Kata kunci partisipasi muncul dari pria dan wanita dalam konsep Good Governance, partisipasi sebagaimana dimaksud adalag secara langsung dapat juga melalui intitusi yang dibentuk melalui dan proses legitimasi. Partisipasi membutuhkan organisasi dan informasi sehingga perlu data dan susunan tata pamong yang baik yang menunjukkan keikutsertaan berbagai komponen perguruan tinggi dalam mengambil dan memberikan putusan. Sehingga tampak juga kebebasan berkumpul berserikat dan mengemukakan pendapat hingga pada tataran mahasiswa dapat diakomodir dan disertakan. 2.3.2. Rule Of Law

Kerangka legalistic atau peraturayang ditegakkan hukum diperguruan tinggi sesungguhnya harus lengkap saling mendukung peraturan satu sama lainnya dan tidak bertentangan diantaranya. Peraturan hukum yang diterapkan memenuhi unsur perlindungan utuh terhadap Hak Asasi Manusia terutama kaum minoritas, diperguruan tinggi sebaiknya memiliki lembaga independent dalam upaya penegakan peraturan.

2.3.3. Transparency

Makna transparansi adalah memenuhi aturan yang berlaku dalam mengimplementasikan aturan, dan informasi mengenai aturan dapat dipastikan sampai pada semua unsure yang berkepntingan, dan mudah


(31)

diakses semua pihak, sehingga tidak memunculkan interpretasi macam-macam, dalam hal ini informasinya mudah dipahami dan jelas.

Informasi yang disediakan hendaknya bebas diakses langsung oleh stakeholder dan masyarakat umum juga para pihak yang akan dipengaruhi oleh keputusan tersebut.

2.3.4. Responsiveness

Pelayanan terhadap stakeholders dalam konsep Good Governance membutuhkan institusi dan proses didalamnya yang melayani secara tanggap cepat dan tepat sasaran

Ketepatan pelayanan dan kecepatannya dibutuhkan agar stakeholder mendapatkan haknya atas kewajiban yang pernak diberikan kepada institusi, sehingga tidak menimbulkan perdebatan antara hak dan kewajiban dalam perimbangannya.

2.3.5. Consensus Oriented.

Banyak aktor dalam komunitas dan beragam sudut pandang didalamnya akan memerlukan mediasi atas berbagai kepentingan didalam masyarakat utamanya dalam rangka mencapai sebuah consensus umum dalam masyarakat yang merupakan kepentingan atau keputusan yang terbaik dapat dicapai untuk keseluruhan pemangku kepentingan dan masyarakat umumnya.


(32)

Perspektif jangka panjang dan luas perlu dalam konsep GUG sehingga apa yang dibutuhkan dan diperlukan dalam pengembangan jangka yang panjang dapat dipahami dimengerti serta didukung semua pihak, misalnya dalam mengonsep Visi dan misi lembaga dan masing masing institusi dapat mengikuti secara benar dan terarah pada kebersamaan orientasi

2.3.6. Equity and inclusiveness

Keberadaan komunitas secara keseluruhan dapat terakomodir dan memastikan berbagai pihak merasa didalamnya sesungguhnya dibutuhkan sebuah proses yang menunjukkan kebersamaan kepentingan, posisi dan kedudukan dalam komunitas, sehingga tidak ada sesorang atau kelompok merasa tidak berada dalam mainstream komunitas.

Keseimbangan dan kebersamaan dapat berjalan bila semua kelompok terutama kelompok yang paling minoritas ( lemah ) diberikan kesempatan yang sama dalam keberadaannya dalam komunitas tersebut.

2.3.7. Efectiveness and Efficiency

Good University Governance mengartikan bahwa keluaran dari proses dan institusi mencapai sasaran dengan indicator memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan tidak mengesampingkan efisiensi dan efektifitas dalam mengelola sumber daya.

Dalam konteks GUG efisiensi diartikan sebagai pemanfaatan dan pemberdayaan sumberdaya secara keseluruhan secara sustainable dengan tidak mengorbankan lingkungannya.


(33)

2.3.8. Accountability

Kebutuhan utama dalam konsep GUG adalah akuntabilitas, ternyata tidak hanya bagi organisasi pemerintah atau negara saja namun dalam institusi pendidikan tinggi dibutuhkan suatu pertanggungjawaban kepada stakeholdernya, dengan melakukan akuntabilitas publik dan stakeholdernya itu sendiri sehingga sebuah organisasi atau institusi bertanggung jawab pada semua pihak-pihak yang dipengaruhinya atas tindakan dan keputusan-keputusan institusi tersebut. Demikian selanjutnya bahwa akuntabilitas seharusnya ditindaklanjuti dengan proses supremasi hukum dengan landasan transparansi.

Dalam kajian penelitian ini akan hanya fokus menggunakan beberapa prinsip yang paling penting menyangkut ketiga pendekatan kajian aturan formal, SOP dan kepatuhan yaitu hanya dengan menggunakan pendekatan prinsip transparency, rule of law, participation, dan responsiveness. Sehingga diharapkan penelitian ini akan benar-benar fokus pada hal yang yang paling penting diterapkan di perguruan tinggi

2.3. Pendekatan New Institusionalism

Institusionalism adalah turunan ilmu politik, diluar teori poiltik didalamnya terdapat deskripsi tentang konstitusi, system hukum, dan struktur organisasi, dan perbandingannya antarwaktu, dan inilah yang kemudian berkembang sebagai konsep Intitusionalism.


(34)

Berbeda dengan old institusionalism, bahwa new institusionalism lebih mencermati bukan hanya sekedar dampak institusi terhadap individu, akan tetapi juga bagaimana interaksi antara individu dengan institusi.

Rod Rhodes ( 1972 ) : Pendekatan institusional adalah suatu subjek masalah yang mencakup peraturan, prosedur, dan organisasi formal. Ia memakai alat-alat ahli hukum dan sejarahwan untuk menjelaskan batas-batas pada perilaku politik maupun efektifitas demokratis, dan ia membantu perkembangan model westmister tentang demokrasi representative ( dikutip kembali oleh David Marsh dan Gerry Stoker 2011: 109 )

2.4. Konsep Institusionalisme Normatif

Konsep Institusionalism normative merupakan cabang dari konsep New Intitusionalism, sebagaimana perkembangan perubahan konsep traditional institusionalism ( Terlalu berpihak pada batasan dan lingkup saja ), konsep pendekatan intitusinal baru mencermati tidak hanya dampak institusi terhadap individu, namun lebih jauh mencermati interaksi antara institusi dan individu, di dalamnya terdapat perilaku, struktur, legalitas, fungsi dan sebagainya. maka kemudian berkembang pada cabang new intsitusionalism normative.

Institusionalism normative menyatakan bahwa: institusi politik ( kekuasaan ) mempengaruhi perilaku aktor dengan membentuk nilai , norma, kepentingan, identitas dan keyakinan mereka ( March dan Olsen 1989:17 ) dikutip kembali dalam buku Theory and Methods in Political Science ( David Marsh & Gerry Stoker 2002:113 )


(35)

Mengapa konsep ini dipakai, sesungguhnya bahwa norma dan nilai yang dikandung dalam instutusi akan membentuk perilaku individu. Institusionalisme baru setuju bahwa institusi politik adalah peraturan tentang permainan, namun demikian kita wajib mengkategorikan peraturan kebiasaan informal dalam prosedur formal, sehingga dapat terbangun gambaran yang real tentang apa saja yang dapat menentukan perilaku politik dan pembuatan keputusan, yang kemudian juga akan menimbulkan resiko melonggarnya konsepstual.

Jika peraturan membentuk perilaku diperluas yang memasukkan perautran implicit dan pemahaman yang samar-samar, dalam rangka mencakup contoh-contoh dimana perilaku yang diamati tidak sesuai dengan aturan formal institusional apapun, maka teori tidak bisa di falsifikasi. Jika kita mengamati perilaku yang tidak sesuai dengan kecaman peraturan formal, pasti ada aturan lain yang tidak dapat diidentifikasi ( David Marsh 2011:123 )

Institusionalism bukanlah teori, namun lebih dipahami sebagai perspektif pengorganisasir, yang menyediakan peta terhadap subjeknya dan petunjuk jalan menuju pertanyaan sentralnya.

Institusionalisme baru dianggap sebagai pendekatan yang luas, beraneka-ragam terhadap politik, dengan kehidupan politik itu sendiri dengan penjelasan yang dibutuhkan. Kemudian pendekatan institusionalisme baru dijadikan sebagai model pendekatan perpindahan dari suatu posisi yang problematik menuju yang lebih memadai dalam suatu bidang, dapat juga dikategorikan sebagai perpindahan epistemology mitos dari kesalahan menuju kebenaran.


(36)

2.5. Fokus Pendekatan

Dalam penelitian ini sebagaimana diuraikan diatas berikut adalah turunan konsep dari teori ilmu politik, yang merupakan bagian dari konsep Institusional baru dengan fokus pendekatan formal rules, standard operational prosedure, compliance prosedure) dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar Good University Governance yaitu dijelaskan berikut ini :

2.5.1. Formal of rules

Dalam filsafat politik sesungguhnya dalam kajian ilmu politik wajib mengedepankan ide-ide dasar seputar dari mana kekuasaan bermula, kemudian bagaimana kekuasaan itu dijalankan, dan untuk apa kekuasaan diselenggarakan, berkaitan dengan ini tentu tidak berbeda dengan kekuasaan dalam lembaga pendidikan tinggi, kekuasaan itu diatur dalam sebuah aturan formal.

Sebuah institusi adalah organisasi tertata melalui pola perilaku yang diatur oleh peraturan yang telah diterima sebagai standar ( Miriam Budiarjo: 97:2008 )

Menurut Miriam Budiarjo, institusi adalah peraturan-peraturan yang stabil, yang memungkinkan orang yang sebenarnya hanya mementingkan diri sendiri, tergerak untuk bekerja sama dengan orang lain untuk tujuan bersama. Dalam melakukan tindakan bekerja sama dan untuk tujuan bersama tentu saja dibutuhkan sebuah aturan formal, seperti halnya statuta di perguruan tinggi dipakai sebagai aturan formal yang wajib dipatuhi oleh berbagai pihak dalam


(37)

menjalankan tugas pokok dan fungsinya di organisasi kelembagaan perguruan tinggi.

Aturan formal yang dibangun disebuah perguruan tinggi sedianya terbentuk atas terpenuhinya sifat keterbukaan ( transparency ), dengan menjaga akuntabilitas serta keseimbangan kepentingan atas berbagai pihak ( stakeholders ) serta memiliki nilai-nilai kewajaran dan responsibilitas yang kuat.

Statuta sebagai aturan dasar dalam perguruan tinggi selain mengikuti asas formal yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan RI, melalui kebijakan dirjen Dikti, tentang Pedoman Pembuatan Statuta, diberikan kebebasan membuat aturan dasar khususnya di perguruan tinggi swasta diberikan kebebasan mengatur dirinya sendiri, baik menyangkut tata pamong dan visi misi lembaga, juga arah kebijakan serta tugas pokok dan fungsi stakeholder dan pimpinan perguruan tinggi, dengan tidak melepaskan prinsip-prinsip good governance sebagai paradigma membangun aturan di perguruan tinggi.

Bahwa paradigma baru perguruan tinggi pasca runtuhnya masa orde baru, sangat memungkinkan seluruh stakeholders di perguruan tinggi untuk bersikap independent dalam setiap keputusan dan aturan yang dibuat, dengan melekatkan prinsip transparency, akuntabilitas dan tanggung jawab serta kesetaraan dan kewajaran, yang dapat selalu terjaga dalam rangka untuk


(38)

berkembangnya prinsip-prinsip good governance secara luas dengan baik diperguruan tinggi, hingga pada tataran seluruh pemangku kepentingan. Keterlibatan semua pihak yang berkepentingan dan lembaga lain yang diajak bekerja sama adalah sebuah keniscayaan, agar pihak-pihak dapat memahami dan menjalankan tugas dan fungsinya serta peran masing-masing sesuai tanggung jawab masing-masing.

Pihak-pihak yang berperan pada dalam perguruan tinggi dalam menjalankan fungsi perguruan tinggi adalah meliputi: seluruh pimpinan di dalam sebuah perguruan tinggi, dewan penyantun, yayasan, senat akademik, rector/ketua/direktur dan pembantu-pembatunya, pejabat struktural, dosen, dan karyawan serta lembaga lain diluar institusi yang bekerjasama.

2.5.2. Standard Operating Procedure ( SOP )

Menurut Edwards III ( 1980:125 ) yang dikuti kembali oleh Rolip Saptam ( academia.edu.com ) , SOP adalah respon yang timbul dari implementor untuk menjawab tuntutan-tuntutan pekerjaan karena kurangnya waktu dan sumberdaya serta kemauan adanya keseragaman dan operasi organisasi yang kompleks dan tersebar luas, dijelaskan bahwa SOP yang bersifat rutin didesain untuk situasi tipikal dimasa lalu mungkin menghambat perubahan dalam kebijakan karena tidak sesuai dengan situasi atau program baru. Dalam pendekatan SOP ini, betapa cara-cara kerja yang baru tidak dapat dipakai dalam melaksanakan kebijakan kebijakan organisasi, sehingga dinamika pekerjaan dan dinamika perilaku actor akan mengalami hambatan yang


(39)

sangat besar utamanya percepatan perubahan perilaku actor, yang tidak dapat diimbangi dengan perubahan prosedur dengan kekakuan standar operasional dalam kehidupan lembaga.

Besaran perubahan kebijakan yang baru akan membutuhkan perubahan dengan cara-cara yang lebih dinamis dan fleksibel dalam suatu lembaga khususnya berkaitan dengan stakeholder sebagai subjek, sehingga akan sangat menghambat pelaksanaan aktifitas dan kinerja disemua bagian.

2.5.3. Compliance of procedure ( prosedur wajib /kepatuhan )

Prosedur wajib atau kepatuhan terhadap aturan sesungguhnya dimaksudkan untuk disiplin dalam bertindak dan berperilaku,sehingga menuju pada tataran kesadaran kebutuhan akan kepatuhan terhadap pelaksanaan prosedur dan aturan yang ada.

Compliance of procedure merupakan pendekatan pelaksanaan tata kelola kelembagaan, yang memungkin orang dan stakeholder secara bersama-sama mempertanggungjawabkan ( responsibility ) terhadap aturan formal yang ada.

2.6. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini dibutuhkan agar tergambar secara jelas teori yang dipakai dalam mengkaji dan suatu masalah dalam riset. Kerangka teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah elaborasi prinsip good university governance ( transparency, rule of law, partisipation, responsivenes ) dengan konsep new institusional dengan fokus utama pada formal rule,standard operational procedure


(40)

dan complience procedure, yang merupakan cabang teori New Institusionalism yang tergambar dalam bagan gambar.

Pada gambar 1 di halaman berikutnya ini dapat menjelaskan sistematika penelitian dengan pendekatan teori new intitusionalim yang didalamnya terdapat pendekatan peraturan formal, standar operasional prosedur, dan kepatuhan melaksanakan aturan, dalam proses itu semua, akan dilihat dari implementasi prinsip prinsip good university governance ( transparency, rule of law, participation, responsivenes ) di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung.


(41)

Masalah Penelitian

SIMPULAN

Mencetuskan Ide dasar Perubahan konsep ,struktur institusi dan

peraturan

Good University Governance ( GUG )

1.transparency,

2. Rule Of Law,

3.Participation,

4.Responsivenes

Pelaksanaan peraturan lembaga Akbid Adila Bandar Lampung

FOKUS MASALAH

1. Aturan formal lembaga

( statuta, pedoman akademik )

2. Standar Operational

Procedure. ( SOP )

3. Compliance Procedure

( kepatuhan akan kewajiban )

temuan – temuan

penelitian

Teori politik konsep institusional

baru ( new institusionalism ) :

perspektif formal rules, compliance

procedure, dan standar operational

procedure Narasumber objek penelitian Analisis data Kumpulan Data Interaksi peneliti dengan subjek Gambar.1


(42)

3.1. Tipe penelitian.

Untuk mengkaji fenomena di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung sebagai subjek dan sekaligus objek penelitian ini maka dalam menentukan tipe penelitian ini, peneliti akan menyesuaikan dengan masalah dengan desain penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kombinasi metode deskriptif kualitatif dan analisis statistik kuantitatif yang dengan pendekatan penelitian tindakan.

Kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif adalah juga tepat digunakan dalam kajian penelitian, dalam ilmu politik sering dipakai dalam kelompok kancah politik formal, hingga sikap dan perilaku politik masyarakat. Bahwa politik juga tidak kita batasi pada politik kekuasaan di parlemen atau pemerintahan, lebih luas lagi bisa dalam politik sebuah keluarga, dan apalagi politik dalam sebuah lembaga / institusi sebuah pendidikan tinggi. Penelitian kombinasi kualitatif dan kuantitatif dalam perspektif politik kelembagaan akan lebih tergambar dalam metode ini, yang kemudian akan masuk pada penelitian tindakan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dalam dunia kerja secara praktis ( Nurboko dan Abu ahmadi, 2003:55, seperti halnya yang


(43)

dikutip oleh Mustiqon, 2012:78 ) dimana pola dan struktur penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan perbaikan praktik praktik dunia pendidikan.

Mengapa kemudian peneliti menggunakan kedua metode ini, sesungguhnya dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan tindakan dan analisis data kuantitatif akan memungkinkan peneliti dapat lebih dalam dan akurat dengan mudah melihat permasalahan serta memberikan solusi, khususnya pada permasalahan yang penulis teliti, disamping itu peneliti dalam hal ini terlibat langsung melakukan interaksi secara intensif dengan subjek penelitian.

3.2. Fokus penelitian

Peneliti menentukan fokus penelitiannya dimaksudkan agar terdapat batasan studi terhadap relevansi studi penelitian ini, sehingga batasan bidang-bidang temuan dan arah fokus penelitian yang jelas, diharapkan dapat dengan tepat sasarannya untuk menganalisa data terkait dengan fokus masalah dan substansial.

Fokus utama dalam penelitian ini adalah pada aturan-aturan lembaga ( statuta, pedoman akademik, SOP ) yang ada keterkaitannya dengan prinsip good university governance, ( transparency, rule of law, partisipation, responsivenes ) khususnya dibidang pendekatan kelembagaan ( new intitusionlism ) di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung .


(44)

Sesuai dengan fokus yang ditentukan diatas maka penelitian ini akan terarah pada jabaran substansi persoalan berikut ini :

3.2.1. Transparency, rule of law, participation, responsiveness pada peraturan formal lembaga ( formal rule ).

3.2.2. Transparency, rule of Law, participation, Responsiveness pada standar operasional prosedur ( SOP )

3.2.3. Transparency, rule of law, participation, responsiveness pada kepatuhan terhadap aturan ( compliance procedure ).

3.3. Jenis dan Sumber Data

Dalam rangka pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan sangat selektif, tentu dengan berbagai pertimbangan terutama melihat konsep dan teori yang dipakai dalam penelitian ini, dan kemudian juga atas dasar keinginan peneliti yang diharapkan dapat mampu dan didapat validitas serta makna serta fungsi fakta dan data yang sangat terkait serta berhubungan.

Untuk hal tersebut maka jenis data yang dibutuhkan dan gunakan dalam penelitian ini adalah terdiri atas (1) data utama ( primer )dan (2) data suplemen ( sekunder).

3.3.1. Data primer

Dalam penelitian ini data utama ( primer ) yang akan dikumpulkan adalah data hasil wawancara/interview dan questioner, berupa


(45)

informasi dari komunitas Akbid Adila Bandar Lampung, berupa hasil wawancara peneliti dengan aktor/narasumber berkaitan dengan proses perumusan dan penyusunan , menginformasikan dan menerapkan aturan-aturan lembaga termasuk didalamnya statuta, buku pedoman akademik, , standar operasional prosedur ( SOP ) di Akbid Adila Bandar Lampung serta data-data penunjang lainnya yang berkaitan dengan subjek dan objek penelitian ini, agar lebih lengkap dan akurat

3.3.2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap yang sangat penting dalam penelitian. Data sekunder akan diperoleh dari sumber objek penelitian yaitu berupa data kelengkapan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah meliputi :

3.3.2.1. Statuta dan buku pedoman akademik, suatu data yang dapat langsung diperoleh dari Akbid Adila Bandar Lampung sebagai lokasi penelitian.

3.3.2.2. Produk-produk aturan yang dikeluarkan lembaga Akbid Adila berupa SOP, aturan pelaksanaan kegiatan kelembagaan, sub unit pelayanan dan aturan asrama. 3.3.2.3. Kelengkapan data yang mendokumentasikan proses

perumusan ,pembuatan statuta, SOP, dan aturan-aturan yang di keluarkan lembaga.


(46)

Tempat penelitian sekaligus objek untuk mendapatkan data-data tersebut dilakukan di kampus Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, beralamat di Jl.Soekarno Hatta ( By Pass )Raja basa Bandar Lampung, diharapakn dari tempat peneletian ini diperoleh seluruh data utama dan data-data pendukung dalam penelitian ini, antara lain :

1. Dokumen-dokumen.; berupa laporan-laporan, berita acara, data tertulis bersumber dari data sekunder dalam rangka melengkapi penelitian ini

2. Informan, untuk pemilihan informan akan didasarkan pada subjek yang menguasai persoalan, memiliki data dan bersedia memberikan data, untuk itu pneliti menentukan sumber informannya yaitu :

a. Mahasiswa.

b. Dosen dan Karyawan administrasi

c. Pimpinan serta subjek yang dianggap paling mewakili yang ada pada civitas akademika Akbid Adila Bandar Lampung.

3.4. Teknik pengumpulan data

Dalam mengumpulkan data, peneliti akan memperhatikan apa yang menurut HM Musfiqon ( 2012:116 ), bahwa ada beberapa teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian diantaranya


(47)

(1 ) teknik wawancara terpimpin dan wawancara bebas,(2) teknik observasi,(3) teknik questioner,(4) teknik dokumentasi dan (5 ) teknik tes. Dalam penelitian ini kemudian peneliti tidak seluruhnya akan menggunakan teknik yang dikemukakan diatas, namun hanya berdasarkan kebutuhan penelitian ini saja yaitu dengan teknik wawancara, dan serta-merta akan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

3.4.1. Getting in methode : peneliti akan masuk dan berada pada lokasi penelitian.

Pada tahapan ini peneliti mengajukan surat pengantar permohonan ijin penelitian kepada direktur Akbid Adila Bandar Lampung dari pimpinan fakultas di Fisip Universitas Lampung, untuk mendapatkan ijin lisan dan tertulis, kemudian peneliti mengungkap maksud dan tujuan penelitian ini, dan sekaligus berharap akan mendapat dukungan dari semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, agar upaya untuk mengungkap secara jujur dan transparan berkenaan dengan data serta informasi yang dibutuhkan dalam focus penelitian.

3.4.2. Getting long methode : sering dan selalu berada di lokasi penelitian.

Dalam melakukan pengamatan dan mengungkap data serta informasi yang sesungguhnya, maka peneliti membaur dengan situasi dan kondisi di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, menjalin hubungan secara pribadi dengan informan, berdiskusi, bertukar informasi. Hasil dari jalinan hubungan informan dengan


(48)

peneliti tersebut diolah dan ditafsirkan dengan pendekatan teori dan metode serta pemikiran sendiri .

3.4.3. Primere logging data methode : Mengumpulkan data Primer.

Usaha peneliti untuk mengumpulkan data primer, yaitu dengan melakukan beberapa hal, yaitu :

3.4.3.1. Wawancara bebas terpimpin

Peneliti melakukan wawancara secara langsung kelompok fokus secara terbuka dan terstruktur, memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian ini, kemudian pada saat wawancara peneliti membaca pertanyaan yang telah dibuat, sekaligus untuk ceklist pertanyaan yang telah terjawab. sehingga informasi yang didapat lengkap dan saling mendukung satu sama lainnya.

Azaz keterbukaan dalam pertanyaan merupakan landasan dalam memperoleh kejujuran informasi, sehingga keutuhan data dapat menunjang peneliti untuk memperoleh kebenaran.

Wawancara bebas terpimpin, terbuka dilakukan dengan mendalam yang didasarkan pada panduan wawancara, dan pertanyaan-pertanyaan terbuka, dan penyelidikan informal untuk memfasilitasi diskusi tentang isu-isu dengan cara yang setengah terstruktur atau tidak terstruktur.


(49)

Panduan wawancara yang akan dipakai sebagai chek-list topic yang akan dicakup, meskipun urutan pembahasannya tidak ditentukan sebelumnya. Tentang wawancara terbuka peneliti akan panjang-lebar melakukan wawancara tentang suatu topik, untuk memintai uraian apa yang telah mereka ungkapkan. 3.4.3.2. Observasi.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah secara formal maupun informal, hal ini dilakukan dalam rangka pengamatan langsung berbagai proses yang terjadi di Akbid Adila Bandar Lampung, guna memperoleh kelengkapan data primer lapangan serta data sekunder yang telah didapat sebelumnya.

3.4.3.3 Dokumentasi

Data sekunder dalam peneitian ini adalah berupa dokumen-dokumen berupa arsip, surat-surat, serta dokumen berita, serta data apa saja yang ada relevansinya dengan kebutuhan penelitian ini.

3.4.3.3. Wawancara / interview terpimpin.

Dalam melakukan interview terpimpin peneliti membuat rangkaian pertanyaan dalam sebuah daftar pertanyaan yang disediakan untuk diisi oleh berbagai informan, panduan interview yang akan dipakai adalah juga sebagai


(50)

chek-list topic yang akan dicakup, meskipun urutan pembahasannya tidak ditentukan sebelumnya. Tentang wawancara terbuka peneliti akan panjang-lebar melakukan interview tentang suatu topik dalam kaitan penelitian ini yaitu pimpinan dan civitas akademika Akbid Adila Bandar Lampung.

3.5. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa kombinasi metode kualitatif dan metode kuantitatif sebagai penguat analisis kualitatis dengan analisis deskriptif keduanya.

Kombinasi analisis kualitatif dan kuantitatif adalah cara yang dilakukan atau yang dipakai dalam mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam sebuah pola, kategori dan satuan uraian dasar, dengan memulainya dari : (1) Menelaah seluruh data yang diperoleh atas berbagai sumber.(2) Penyajian Jenis dan analisis data secara kombinasi deskriptif kualitatif dan analisis data deskriptif kualitatif statistik sehingga seluruh data kemudian dilakukan reduksi, pada tahapan ini peneliti memilah data dari lokasi dan subjek penelitian, sekaligus melakukan identifikasi data dan model pendekatan pada fokus masalah. Dan (3) kemudian menyusun data dalam satuan-satuan yang dikategorisasikan, sehingga pada tahap akhirnya adalah mengadakan pemeriksaan ke-absah-an data, untuk merumuskan model yang diterapkan, dan kemudian setelah mencermati model yang diterapkan kemudian (4) peneliti akan melakukan penarikan kesimpulan dari tahap akhir penelitian


(51)

tesis, yang kemudian diharapkan akan menghasilkan model ideal dari hasil elaburasi konsep good university governance dengan pendekatan institusional baru sebagai turunan terapan teori Ilmu Politik, yang akan diterapkan di tempat penelitian.

Verifikasi data juga akan dilakukan agar dapat teruji tingkat transferabilitas, dependensibilitas serta konfirmabilitas data yang tersaji untuk kemudian menjadi penentu langkah tahapan dalam melakukan perumusan ide-ide gagasan dalam simpulan peneliti yang akan juga diikuti saran dari peneliti.


(52)

DI AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG

Akademi Kebidanan Adila didirikan oleh yayasan Adila. Sebuah yayasan yang berdiri di Bandar Lampung berdasarkan akte Notaris No. 11 notaris Imran Ma’ruf, SH pada tanggal 24 maret 2006. Dan telah terdaftar pada Kementerian Hukum dan HAM RI.

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung merupakan sebuah perguruan tinggi swasta dibawah koordinasi Kopertis Wilayah II kemendikbud RI, yang dikelola dan dibawah pengawasan oleh swasta dalam hal ini yayasan Adila, kampus dan asrama Akbid Adila berada di ibu kota provinsi Lampung, tepatnya berada di Jalan Soekarno Hatta ( By Pass ) Raja Basa Kota Bandar Lampung.

Akbid Adila Bandar Lampung pertama kali berdiri pada tahun 2006, sesuai SK Izin operasional Mendiknas RI No.133/D/O/2006., dengan SK perpanjangan Dirjen Dikti Kemendikbud RI No. 7084/D/T/K-II/2011 dan telah terakreditasi BAN-PT Kemendikbud RI SK.BAN-PT No.007/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-III/V/2012, tanggal 16 Mei tahun 2012.

4.1. Visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi Akbid Adila Bandar Lampung 4.1.1. Visi

Visi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah, “ Menjadi Perguruan Tinggi Kesehatan Kebidanan yang Unggul di Indonesia pada tahun 2016 “.


(53)

4.1.2. Misi

Misi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah diantaranya :

4.1.2.1. Menyelenggarakan proses pendidikan terbaik yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi kesehatan bidang asuhan kebidanan.

4.1.2.2. Melaksanakan penelitian dan publikasi yang professional sebagai sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi kesehatan khususnya bidang asuhan kebidanan

4.1.2.3. Melakukan evaluasi internal bersifat sustainable untuk meningkatkan kualitas, otoritas, akuntabilitas dan hasil akreditasi yang lebih baik.

4.1.2.4. Meningkatkan kompetensi kebidanan yang berkualitas dan jaminan melampaui standard kualitas serta meningkatkan hubungan kerja sama yang strategis dengan lembaga – lembaga pemerintah maupun swasta baik pada tingkat lokal, regional dan secara nasional.

4.1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai untuk mewujudkan visi misi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah:

4.1.3.1. Menghasilkan lulusan Ahli Madya Kebidanan ( A.Md.Keb )


(54)

4.1.3.2. Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas yang tinggi serta mampu bekerja sama, berinovasi, kreatif dan professional dalam bidang kebidanan.

4.1.3.3. Menghasilkan lulusan yang professional, terbaik dan terpilih dengan program pengembangan profesi bidan yang berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif dan berorientasi pada masa depan.

4.1.4. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam rangka merealisasikan visi dan misi serta tujuan Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah berikut ini :

4.1.4.1. Mengembangkan kurikulum program studi dengan paradigma baru pengembangan output pendidikan tinggi khususnya ahli madya kebidanan.

4.1.4.2. Menyiapkan lulusan profesional, terbaik dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan yang memiliki kemampuan long life education.

4.1.4.3. Menyiapkan laboratorium dan fasilitas pembelajaran untuk dapat melayani mahasiswa dengan baik serta mempelopori perubahan bagi program studi khusunya dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat.

4.1.4.4. Terciptanya atmosfer akademik yang kondusif dan proses pembelajaran yang efektif dan optimal.


(55)

4.1.4.5. Memiliki dan mengimbangi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu dinamis.. 4.1.4.6. Memiliki dosen tetap yang meiliki kompetensi,

professional di bidangnya, memiliki integritas, kapabilitas, akuntabilitas serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

4.1.4.7. Memiliki system pengelolaan atau manajemen organisasi secara menyeluruh dan terpadu sesuai kemampuan dan tehnologi.

4.1.4.8. Membangun system informasi yang baik, dalam rangka menyajikan informasi secara terbuka kepada masyarakat.

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, untuk mewujudkan sasaran serta tujuan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan relevansi pendidikan.

2. Melakukan monitoring dan evaluasi calon mahasiswa.

3. Mengevaluasi memonitor dan meningkatkan kinerja dosen untuk kualitas pembelajaran.

4. Perbaikan dan meningkatkan manajemen internal untuk peningkatan efisiensi, efektifitas dan optimalisasi proses pendidikan.

5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran, dalam rangkan menjadikan Akademi


(56)

Kebidanan Adila Bandar Lampung sebagai pusat

pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi bidang kebidanan.

4.2. Struktur organisasi Akbid Adila Bandar Lampung

Personil pimpinan dalam struktur organisasi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung berjumlah berjumlah 5 orang terdiri direktur, 3 orang pembantu direktur dan 1 orang kepala tata usaha dan administrasi akademik. dan bererapa kepala unit pelaksana dan kepala unit pelayanan mahasiswa yaitu pengelola laboratorium dan pengelola perpustakaan, pelayanan keuangan dan administrasi serta beberapa dosen koordinator matakuliah

Tugas pokok direktur, memimpin secara kolektif pada jajaran pimpinan, bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan, proses kelembagaan di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, dibantu pudir I bagian akademik, pudir II bagian keuangan, pudir III bagian kemahasiswaan dan seorang kepala tata usaha.

Direktur sesuai fungsinya sebagai pengambil keputusan dan kebijakan mulai dari proses perencanaan, proses pelaksanaan dan memimpin seluruh manajemen organisasi kelembagaan Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, bertanggung jawab langsung kepada yayasan Adila dan kementerian pendidikan dan kebudayaan RI.


(57)

Pembantu direktur, membantu direktur dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan bidangnya masing-masing yaitu pudir I bidang akademik, pudir II bidang keuangan, pudir III bidang kemahasiswaan, masing-masing pudir bertanggung jawab kepada direktur.

Kepala tata usaha, membantu direktur dalam menjalankan tugasnya dibidang tata kelola administrasi organisasi, mencakup pengolahan data dan system kearsipan, serta sistem informasi dan hubungan dengan masyarakat, dalam hal ini kepala tata usaha bertanggung jawab kepada direktur.

Masing-masing pimpinan dibantu berbarapa staf pelaksana sesuai kebutuhan dan optimalisasi pelayanan.

Unit pelaksana, berfungsi sebagai unit pelayanan mahasiswa dalam rangka terlaksananya proses pelakasanaan tridharma perguruan tinggi secara baik, efektif efisien hingga mewujudkan proses pelayanan prima.

4.2.1. Sistim kepemimpinan dan pengalihan ( deputizing ), serta pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Sistim kepemimpinan kolektif adalah pilihan bagi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Tata kelola kepemimpinan dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan, pemimpin mulai dari direktur, kepala tata usaha , para pudir, hingga pada unit pelaksana akan mendelegasikan tugas dan tanggungjawabnya pada bidangnya masing-masing adalah sesuai tugas dan fungsinya dalam struktur organisasi secara linieritas dan staffing, sistim lini yaitu


(58)

garis pe bawahan atas pen bertangg seperti Akadem tertinggi pudir I b pudir III dan 1 (s tata ker Akadem gambar

Gambar. IV Bagan struk

pengalihan tugas mengikuti garis komando annya ( top down ), sehingga bentuk pertan endelegasian wewenang adalah bawahan m ggung jawab kepada atasannya dengan sist i yang terlihat dalam bagan struktur organ

mi Kebidanan Adila Bandar Lampung ad gi di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lam I bagian akademik, pudir II bagian administrai III bidang kemahasiswaan dan pengabdian kep (satu ) orang kepala tata usaha, dengan pemba

erja yang di atur dalam statuta serta pedo mi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Dibaw r bagan struktur organisasinya

IV.1.

uktur organisasi Akademi Kebidanan Adila Bandar La

do dari atas ke anggung jawaban melaporkan dan istim bottom up, nisasi. Direktur adalah pimpinan ampung, dibantu rai dan keuangan , epada masyarakat bagian tugas dan doman akademik awah ini adalah


(59)

4.2.2. Pola kepemimpinan yang diterapkan.

Prinsip manajemen organisasi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah terlaksananya proses kepemimpinan dan roda organisasi yang efisien dan efektif dengan hasil yang optimal sebagai tujuan

Dalam rangka mewujudkan capaian itu, Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung merangkai bagan struktur , bagian dan gugus tugas dan penempatan personalia dalam organisasi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung ( sistem organisasi ), menggunakan falsafah “ the righ man in the righ place”, sehingga person pimpinan pelaksana hingga person pelaksana dalam gugus tugas pelayanan terbawah adalah sesuai dengan jenjang pendidikan,masa bekerja, ke-mampuan, ke-ilmuan , pengalaman, serta manajemen skill dan kemampuan memberikan pelayanan yang terbaik ( pendekatan konsep pelayanan prima untuk memuaskan pelanggan ).

Di banyak perguruan tinggi di tempatkan ketua atau ketua program studi serta sekretaris program studi, di dalam system organisasi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung posisi ketua prodi di lekatkan pada direktur langsung dan sekretaris prodi di lekatkan pada kepala tata usaha.

Demikian halnya dengan pudir IV/purek IV/puket IV, yang di pakai pada organisasi pendidikan tinggi, dalam organisasi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dilekatkan tugas dan fungsinya


(60)

pada kepala tata usaha, ini dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi kepala tata usaha, sehingga dengan demikian setidaknya menghindari gemuknya struktur dan personalia dalam tubuh organisasi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, dengan memperluas fungsi jabatan dalam struktur.

Dengan demikian sistem yang dibangun dalam sistem kepemimpian di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung akan lebih efektif dan efisien, baik dari sudut jumlah person maupun berkaitan dengan biaya berkaitan gaji yang harus di keluarkan

Selain itu peningkatan kinerja dan produkstifitas kerja di setiap personalia adalah titik nadi orgnaisasi, seluruh SDM ( personalia ) wajib menjalin kerja sama dan bersinergi dalam tubuh organisai, sehingga pentingnya koordinasi adalah salah satu prinsip dalam berorganisasi secara bersama-sama untuk bersinergi dalam melaksanakan tugas pokok masing-masing.

4.2.3. Kerjasama dan kemitraan yang sudah dan sedang dilakukan.

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi serta mencapai tujuan yang sudah ditetapkan , program studi di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, telah dan sedang melakukan kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta khususnya instansi atau lembaga pelayanan rumah sakit yaitu :

a. Dinas kesehatan kota Bandar Lampung.


(61)

c. Rumah sakit.

Rumah sakit yang sudah dan sedang menjalin kerja sama adalah:

1. Rumah sakit umum daerah kota Bandar Lampung,

2. Rumah sakit umum daerah Pringsewu,

3. Rumah sakit DKT Denkseyah Bandar Lampung,

4. Rumah sakit swasta Urip Sumoharjo Bandar Lampung,

5. Puskesmas

Puskesmasyang telah dan sedang bekerja sama dengan Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah:

1. Seluruh pusksesmas di seluruh wilayah kerja dinas kesehatan kota Bandar Lampung, bidan praktik swasta profesional,

2. Seluruh puskesmas di seluruh wilayah kerja dinas kesehatan kabupaten Tanggamus.

3. Beberapa rumah bersalin swasta di Bandar Lampung

4. Bidan praktik swasta di kota Bandar Lampung, dan di kabupaten Tanggamus.

Instansi sejawat lain yang telah di lakukan kerja sama adalah :

1. Program studi kebidanan Unversitas Malahayati Bandar Lampung


(62)

2. Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung.

3. IBI kota Bandar Lampung

Kerja sama dengan pihak lain dimaksudkan dalam kerjasama dan evaluasi program studi yang dilakukan terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran mahasiswa antara lain evaluasi terhadap prestasi akademik mahasiswa dilakukan dengan metode berikut ini:

1. Evaluasi studi mingguan : respond, konsul, quis

2. Evaluasi studi paruh semester : ujian tengah semester ( UTS )

3. Evaluasi studi semester : ujian akhir semester ( UAS )

4. Evaluasi akhir program studi : ujian akhir program ( UAP ) komprehenship

5. Evaluasi pengelola asrama pada kehidupan di asrama Adila: memantau perkembangan pembentuk kepribadian dan sikap mahasiswa.

Dampak dari evaluasi tersebut adalah :

a. Terbangunnya iklim sistim pembelajaran, dan pelayanan pendidikan yang baik, dengan evaluasi melekat terhadap student body.


(63)

c. Meningkatnya prestasi akademik dan skill mahasiswa dari hari ke-hari, hingga terbentuknya kepribadian serta sikap mahasiswa yang lebih beradab, berbudaya dan berakhlak.

d. Meningkatnya motifasi mahasiswa untuk menyelesaikan program studi tepat waktu.

e. Perubahan dan terbentuknya sikap dan perilaku secara dinamis kepribadian mahasiswa menjadi lebih dewasa dalam berfikir, berbicara, bersikap dan bertindak.

f. Kualitas dan kompetensi lulusan terjaga secara baik

g. Meningkatnya minat kepercayaan masyarakat terhadap Akbid Adila Bandar Lampung.

h. Citra positif Akbid Adila Bandar Lampung sebagai lembaga pendidikan kebidanan yang disiplin tinggi yang sudah menjadi sorotan publik di Lampung, semakin teruji dan lebih membanggakan bagi masyarakat sebagai asset penting di daerah Lampung khususnya bagi kota Bandar Lampung.

4.2.4. Keberadaan LPMP sebagai evaluator internal

Organ pengelola penjaminan mutu pada tingkat program studi , evaluasi dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan ( LPMP ) Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, dalam upaya


(64)

memper tridharm LPMP korelasi namun d di Akad yang di l kinerja p Mekanis rangka berbagai pendeka Berikut

Gambar . IV Bagan struktu

erbaiki kurikulum, sekaligus mengawasi pros rma.

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lam si kerja dengan para pudir I,II,III dan kep demikian optimalisasi kinerja secara keseluru ademi Kebidanan Adila Bandar Lampung , se

i lakukan LPMP adalah secara menyeluruh, m a pimpinan hingga pada tingkat unit pelayanan

nisme pelaksanaan evaluasi , monitoring LPM a penjaminan mutu, sehingga organisasi LPM

ai unsur internal eksternal dan pemakai, agar e katan yang edukatif, obyektif, dengan semanga

t ini adalah gambar struktur organisasi LPMP

V 2.

ktur LPMP Akbid Adila Bandar Lampung

oses pelaksanaan

mpung memiliki epala tata usaha, uruhan diperlukan sehingga evaluasi mulai dari tataran

n mahasiswa

MP adalah dalam PMP melibatkan r evaluasi dengan gat membangun.


(1)

6.1.2.. Standar operational procedure ( S.O.P ) , di pakai dan diterapkan pada setiap unit-unit tehnis pelaksanaan pekerjaan di Akbid Adila Bandar Lampung. Sebagai turunan aturan formal lembaga ( statuta dan pedoman akademik ) S.O.P dipandang sebagai langkah-langkah yang wajib dilaksanakan di setiap unit-unit kegiatan, dan memang tersedia informasi tentang S.O.P-nya, namun belum sepenuhnya dilaksanakan secara transparan, meskipun ditegakkan secara tegas, tapi dalam prosesnya belum melibatkan semua komponen dalam mensosialisasikannya utamnya dalam pelaksanaannya.

Edward ( 1980:125) dalam peneletiannya mengatakan percepatan perubahan perilaku aktor tidak dapat diimbangi oleh perubahan prosedur dengan terlalu kakunya S.O.P dalam kehidupan lembaga, hal ini bertentangan dengan konsep new institutionalism, bahwa besaran perubahan aturan kebijakan ( S.O.P ) yang baru membutuhkan perubahan dengan cara-cara dinamis dan fleksibel dalam lembaga, apalagi berkaitan dengan stakeholders sebagai subjek sekaligus objeknya. Artinya bahwa Akbid Adila Bandar Lampung sebagai lembaga dalam memberlakukan S.O.P belum secara transparan (transparency), meskipun aturan tegas dilaksanakan ( rule of law ), tapi belum melibatkan semua pihak ( Participation ) sebagai bentuk partisipasi dan memikulkan tanggungjawabnya kepada semua pihak ( responsiveness ) dalam lembaga mulai dari proses konsep hingga S.O.P tersebut


(2)

119

diberlakukan, dan maka kemudian sesungguhnya efektifitas demokratis dapat terwujud, dan terlaksananya semua aturan dalam S.O.P

6.1.3.. Kasus larinya 129 mahasiswa dari kampus Akbid Adila Bandar Lampung pada pukul 02.00WIB. Senin dini hari tanggal 26 november 2012 lalu adalah merupakan bentuk ketidakpatuhan (un compliance procedure)aktor mahasiswa terhadap peraturan formal lembaga ( peraturan akademik dan peraturan asrama), disebabkan oleh karena ( 1 ) ketidak-adilan dalam menerapkan sangsi ( 2 ) tidak adanya bentuk penghargaan ketika menjalankan aturan dengan baik ( 3 ) kurangnya partisipasi aktor ( responsiveness ) terutama rasa tanggungjawab bersama dalam memahami peraturan formal lembaga.

6.2. Saran

6.2.1. Good university governance terkandung nilai-nilai dasar dalam mengarahkan, mengorganisir, mengelola perilaku pada komunitas pendidikan tinggi, sangat tepat apabila nilai-nilai dasar ini ( transparency, rule of law, participation, dan responsiveness ) diterapkan secara konsisten, terutama dalam hal membuat, dan menetapkan peraturan formal lembaga statuta, dan pedoman akademik, sejalan dengan perkembangan teori Ilmu politik khususnya dalam konsep new institutionalism


(3)

6.2.2. Civitas akademika dalam komunitas perguruan tinggi, hendaknya di dalam menyikapi berbagai aturan di unit-unit pelayanan dan kegiatan agar tetap konsisten menegakkan dan melaksanakan seluruh S.O.P - S.O.P yang ada sehingga prinsip keterbukaan, kesetaraan dalam penegakan aturan/hukum, memupuk kebersamaan dengan selalui mengikuti dinamika aktor mahasiswa dalam merubah, membuat S.O.P-nya sesuai kebutuhan dalam lembaga, sebagai bentuk partisipasi individu dalam komunitas akademik, dan etos peduli dalam lembaga.

6.2.3. Membangun kepatuhan dan ketaatan ( compliance procedure ) dalam komunitas akademik dengan pendekatan good university governance dalam tatanan kelembagaan pendidikan tinggi dewasa ini adalah seharusnya sudah menjadi kebutuhan.

Penting bagi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung sebagai salah satu penyelenggara pendidikan tinggi khususnya pada tataran kepemimpinan dan tata kelola organisasi, agar seluruh keluaran aturan formalnya dapat diupayakan agar dipatuhi dan ditegakkan (rule of law), dengan cara melibatkan stakeholders (participation), sehingga prinsip keterbukaan (transparency), dan membangun rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam komunitas lembaga (responsiveness), sehingga terwujud kebersamaan, kesamaan hak dan kewajiban dalam melaksanakan


(4)

121

aturan-aturan lembaga, sehingga wujud good governance sebagai komitmen semua pihak (sedarmayanti, 2012:2)


(5)

Aris Siswanto, Victorianus, 2012, strategi dan langkah langkah penelitian ,Graha Ilmu Yokjakarta

Anggoro,M.Toha dkk, 2010. Metodologi penelitian, Univeristas Terbuka Kemendiknas , Jakarta

Akbid Adila, 2011, Statuta, Bandar Lampung

Akbid Adila, 2011, Buku Pedoman Akademik, Bandar Lampung

Azra,Azyumardi, 2013, Iain di tengah paradigm baru perguruan tinggi, di unduh pk. 20.00 wib tanggal 16 mei 2013..

www.paradigma_di_tengah_paradigma_baru_perguruan_tinggi. http//.

Dahro,Ahmad, 2012, Buku Psikologi Kebidanan analisis perilaku wanita untuk kesehatan, Salemba Medika, Jakarta

Edwards, Meredith, 2012. University Governance : A Mapping and Some issues Director National Institute For Governance, University Of Canberra, Australia. Google.com//www.university_governance.http . Di akses Pk.20.30.wib tanggal 16 mei 2013.

Fabrice Henard and Alexader Mitterle, 2012, Governance And quality guidelines in Higher education, IMHE, Paris Cedex

Kertati, Indra. 2012, Good governance bukan dewa, Humas UGM, Yokjakarta Kato, Isao, and Art Smalley, 2012 . Toyota Kaizen Methods 6 langkah perbaikan,

Gradien Mediatama, Yokjakarta.

Musfiqon, HM,2012, Panduan Lengkap Metologi Penelitian, Prestasi Pustakaraya ,Jakarta .

Muluk Khairul M.R, 2007, Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintah Daerah, Malang

Marsh.David & Stoker. Gerry, 2011, Teori dan Metode Dalam Ilmiu Politik, Nusamedia, Bandung.


(6)

Muhi Ali Hanafiah, 2013, Membangun Good Governance pada perguruan Tinggi di Indonesia, IPDN, Jatinangor.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005, Metodologi Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta Saptamaji ,M.Rolip,, 2013, Metodologi Ilmu Politik,:.

academia.edu/…/metodologi_ilmu_Po… http . di akses Pk.20.00 WIB.

Tanggal 14 september 2013

Sutedi, Adrian, 2012 , Good Corporate Governance . Sinar Grafika. Jakarta Sedarmayanti, 2012. Good Governance Kepemerintahan Yang baik Bagian

Pertama edisi revisi , Mandar Maju, Bandung

Sedarmayanti, 2012. Good Governance Kepemerintahan Yang baik Bagian Kedua

edisi revisi , Mandar Maju, Bandung

Sedarmayanti, 2012. Good Governance Kepemerintahan Yang baik Bagian Ketiga edisi revisi , Mandar Maju, Bandung

Siswadi,Edi, 2012, Birokrasi Masa depan, Mutiara Press, Bandung

Wijaya, 2012. Good university gopvernance pemahaman dan bagaimana implementasinya oleh kapten dan tim kesebelasan Universitas Indonesia, www.ui.ac.id.html. Diakses tanggal 3 september 2013

Wikipedia, 2013, Ilmu Poltik , www.id.wikipedia.org/wiki/ilmu_politik.html di akses tanggal 16 mei 2013