40
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian  yang  relevan  sebagai  bahan  pendukung  dalam pelaksanaan  penelitian  ini  yaitu  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Djemari
Mardapi  dan  Toto  Kuwato  yang  berjudul  Studi  Pengembangan  Sistem Ulangan  Berkesinambungan Sekolah Menengah  Umum  pada tahun 1999.
Berkait  dengan  pelaksanaan  sistem  evaluasi  hasil  belajar  di  sekolah, penelitian  dalam  jangka  waktu  1994  -  1999  yang  sempat  dihimpun
menunjukkan kenyataan yang belum menggembirakan.
1.  Penelitian  Toto  Kuwato  dan  Djemari  Mardapi  1999:  116  yang diselenggarakan  di  Propinsi  DIY,  Sumatera  Barat,  dan  Kalimantan  Barat
menunjukkan hasil sebagai berikut: a.  Sistem  Ulangan  yang  ada  selama  ini  belum  seperti  yang  diharapkan.
Masih  banyak  guru  yang  belum  secara  rutin  menyusun  kisi-kisi Ulangan,  menelaah  soal,  menganalisis  butir  soal,  menganalisis  hasil
Ulangan  umum,  menginformasikan  kegagalan  peserta  didik    kepada orang  tua,  dan  belum  sepenuhnya  menidaklanjuti  kegagalan  peserta
didik    melalui  program    perbaikan.  Guru  belum  diwajibkan  menyusun kisi-kisi Ulangan, hanya baru disarankan.
b.  Dalam  menyiapkan  pelajaran  umumnya  para  guru  hanya  mencontoh rencana  pelajaran  dan  analisis  materi  pelajaran  AMP  yang  disusun
oleh musyawarah guru mata pelajaran MGMP. c.  Soal-soal Ulangan SMP belum dikalibrasi, agar dapat membandingkan
mutu sekolah baik antar wilayah maupun antar tahun.
41 d.  Faktor  finansial  menjadi  kendala  pengembangan  bank  soal  di  tingkat
wilayah. e.  Mutu  alat  tes  belum  baik  karena  tidak  selalu  disertai  dengan
penyusunan kisi-kisi soal. Mutu soal secara kualitatif juga belum baik, karena  banyak  yang  belum  memenuhi  persyaratan  baik  dari  aspek
materi,  konstruksi  dan  bahasa.  Hasil  tes  belum  sepenuhnya menggambarkan tercapainya pelaksanaan kurikulum.
f.  Keterkaitan  antara  Ulangan  harian,  semester  awal  dan  akhir  semester belum baik akibat tidak adanya kisi-kisi Ulangan.
g.  Program  perbaikan  belum  dilaksanakan  secara  terencana.  Hanya sekedar  menyelenggarakan  ulangan  susulan  dalam  selang  waktu  yang
sangat pendek tanpa ada tindakan pembelajaran lagi oleh guru. h.  Kurangnya dorongan dari pihak kepala sekolah kepada guru yang telah
mengikuti  pelatihan  untuk  menerapkan  pengetahuannya  di  sekolah.i. Informasi  hasil  Ulangan  bagi  pihak-pihak  terkait,  baik  peserta
didik , orang tua peserta didik , sekolah, dan Dinas Pendidikan Propinsi maupun  Dinas  Pendidikan  KabupatenKota  sendiri,  belum  dapat
diperoleh  secara  lengkap.  Kalaupun  ada  dokumen,  belum  dapat dimanfaatkan secara optimal.
2.  Hasil  penelitian  lain  yang  mendukung  penelitian  ini  adalah  penelitian yang  dilakukan  oleh  Djemari  Mardapi,  dkk  2008:  87  yang  berjudul
Survei  Kegiatan  Guru  Dalam  Melakukan  Penilaian  Di  Kelas.  Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
42 a.  Masih ada sebagian kecil guru SD, SLTP, dan SMU yang menyatakan
tidak  memiliki  buku  pedoman  penilaian  dan  juga  tidak  tersedia  di sekolah.  Sebagian  besar  buku  pedoman  penilaian  yang  dimiliki  oleh
sekolah  ataupun  guru  dikeluarkan  oleh  Direktorat  Jenderal  Pendidikan Dasar dan Menengah.
b.  Pada  umumnya  perencanaan  Ulangan  harian  yang  dilakukan  guru cukup  baik,  kecuali  dalam  pembuatan  kisi-kisi  yang  masih  tergolong
rendah. c.  Ulangan  akhir  semester  di  tiap  daerah  persiapannya  bervariasi  antar
wilayah, sesuai dengan pedoman kebijakan Dinas Pendidikan setempat. Meskipun  ada  edaran  resmi  tentang  larangan  penyelenggaraan  UAS,
beberapa  sekolah  berinisiatif  ntuk  mengkoordinasi  soal  Ulangan  akhir semester secara bersama-sama.
d.  Penilaian  yang  dilakukan  di  kelas  didasarkan  pada  kegiatan  peserta didik    di  kelas,  pekerjaan  rumah,  Ulangan  harian,  Ulangan  tengah
semester  dan  Ulangan  akhir  semester  yang  dikoordinaasikan  antar beberapa sekolah se wilayah.
e.  Teknik  penilaian  yang  dilakukan  adalah  tes  dan  nontes,  termasuk didalamnya  tes  diagnostik,  namun  demikian  tes  diagnostik  belum
sepenuhnya dilaksanakan oleh para guru di lapangan. Guru juga belum membiasakan  diri  menggunaan  angket  dan  skala  sikap  dalam  teknik
penilaian.
43 f.  Bentuk  soal  Ulangan  harian  yang  terbanyak  untuk  jenjang  SD  adalah
isian, uraian terbuka, pilihan berganda, dan menjodohkan, untuk jenjang SLTP  terbanyak  adalah  uraian  terstruktur,  uraian  objektif,  dan  isian
singkat,  dan  untuk  jenjang  SMU  adalah  uraian  terstruktur,  uraian terbuka, dan uraian objektif.
g.  Sebagian besar
guru membuat
pedoman penilaian
sebelum melaksanakan  Ulangan  dan  sebagian  kecil  melaksanakan  Ulangan
ketrampilan laboratorium. h.  Kemampuan guru-guru di lapangan dalam mengembangkan AMP lebih
rendah daripada kemampuan guru yang ditugasi untuk mengembangkan soal-soal EBTANAS.
i.  Laporan  hasil  Ulangan  belum  disampaikan  secara  periodik  ke  kepala sekolah,  kecuali  bila  diminta,  dan  dokumen  soal-soal  Ulangan  belum
diarsip dengan baik. j.  Kisi-kisi  soal  Ulangan  agak  sulit  dilacak  arsipnya,  terutama  untuk
Ulangan  harian,  dan  guru  pada  sekolah  kategori  tinggi  cenderung melakukan  sendiri  telaah  kisi-kisi  dan  telaah  soal,  tidak  bersama-sama
melalui forum MGMP. k.  Untuk  Ulangan  semester  gasal    tidak  dilaksanakan  bersama  sekolah
lain,  kisi-kisi  soal  dibuat  sendiri  oleh  guru,  sedang  semester  genap diselenggarakan  dalam  bentuk  ulangan  umum  bersama  dibuat  oleh
MGMP.
44 l.   Sebagian  wilayah  melaksanakan  Ulangan  umum  bersama,  dan  ada
yang  tidak  tergantung  kebijakan  musyawarah  kerja  kepala  sekolah MKKS di wilayah masing-masing.
m. Sebagian  besar  guru  menyatakan  melakukan  analisis  hasil  Ulangan, walau  hanya  berupa  analisis  skor  yang  dicapai  peserta  didik,  belum
sampai pada konsep-konsep  yang belum dikuasai peserta didik  secara rinci.
n.  Program remedi yang dilaksanakan guru berupa pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti Ulangan perbaikan, bukan dalam
bentuk  pembelajaran  khusus,  kecuali  pada  beberapa  sekolah  kategori tinggi.
o.  Sebagian  besar  guru  tidak  menyampaikan  hasil  Ulangan  kepada  orang tua, kecuali pada beberapa sekolah kategori tinggi.
p.  Semua kepala
sekolah menyatakan
mendorong guru
untuk melaksanakan  kegiatan  penulisan  kisi-kisi  soal,  analisis  butir  soal,
analisis  hasil  Ulangan,  dan  kegiatan  remedi  di  samping  kegiatan perencanaan  pembelajaran.  Namun  demikian  dalam  pelaksanaannya
belum  dipantau  dengan  baik.  Apalagi  jika  dikaitkan  dengan  efisiensi jam kerja guru terutama di SLTP dan SMU yang maksimum 18 jam per
minggu. Kesimpulan dari kedua penelitian ini adalah bahwa sistem Ulangan
yang  ada  selama  ini  belum  seperti  yang  diharapkan.  Masih  banyak  guru yang  belum  secara  rutin  menyusun  kisi-kisi  ulangan,  menelaah  soal,
45 menganalisis
butir soal,
menganalisis hasil
ulangan umum,
menginformasikan  kegagalan  peserta  didik    kepada  orang  tua,  dan  belum sepenuhnya  menidaklanjuti  kegagalan  peserta  didik  melalui  program
perbaikan.  Guru  belum  diwajibkan  menyusun  kisi-kisi  Ulangan,  hanya baru disarankan. Kedua penelitian dilakukan pada delapan tahun yang lalu
sehingga  diharapkan  pelaksanaan  penilaian  pada  saat  ini  telah  banyak perubahan  yang  positif,  oleh  karenanya  penelitian  tentang  Ulangan  akhir
semester di SMP ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang telah terjadi.
D.  Kerangka Berpikir