21
2. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan  jasmani  dan  kesehatan  merupakan  bagian  dari  proses pendidikan  secara  keseluruhan.  Tujuan  umum  pendidikan  jasmani  juga
selaras  dengan  tujuan  umum  pendidikan.  Didalam  pelaksanaanya pendidikan  jasmani  akan  melibatkan  pengaktualisasian  potensi-potensi
manusia  untuk  menuju  kebulatan  kepribadian  dalam  sikap  tindak  dan karya  dalam  bentuk  isi  dan  arah  yang  dikemas  melalui  pembinaan  dan
penembangan,  sehingga  terwujudnya  peningkatan  kualitas  SDM  di Indonesia seutuhnya.
Batasan-batasan  mengenai  definisi    pendidikan  jasmani  banyak dikemukakan oleh para  ahli antara lain sebagai  berikut  :  Toho Cholik M.
dan  Rusli  Lutan    1997:1  mendefinisikan  pendidikan  jasmani  sebagai bagian  ssuatu  proses  pendidikan  yang  ditujukan  untuk  mencapai  tujuan
pendidikan melalui gerakan fisik.
3. Karakteristik anak usia SMP Sekolah Menengah Pertama
a. Perkembangan Dalam Sikap Kognitif
Untuk  membahas  perkembangan  kognitif  berpikir  pada  anak  saat berada  di  sekolah  menengah  pertama  SMP,  dikemukakan  pandangan
dari  piaget,  Vigotsky,  dan  para  ahli  psikologi  pemrosesan  informasi information-processing theory.
Arajoo  T.V  1986,  menyatakan  bahwa  aspek  kognitif  meliputi fungsi  intelektual  seperti  pemahaman,  pengetahuan  dan  keterampilan
22 berpikir. Untuk siswa SMP, perkembangan kognitif utama yang dialami
adalah  formal  operasional,  yang  mampu  berpikir  abstrak  dengan menggunakan  symbol-simbol  tertentu  atau  mengoperasikan  kaidah-
kaidah  logika  formal  yang  tidak  terikat  lagi  oleh  objek-objek  yang bersifat  konkrit,  seperti  peningkatan  kemampuan  analisis,  kemampuan
mengembangkan  suatu  kemungkinan  berdasarkan  dua  atau  lebih kemungkinan  yang  ada,  kemampuan  menarik  generalisasi  dan
inferensasi  dari  berbagai  kategori  objek  yang  beragam.  Selain  itu,  ada peningkatan  fungsi  intelektual,  kapabilitas  memori  dalam  bahasa  dan
perkembangan  konseptual.  Dengan  kata  lain,  bahasa  merupakan  salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.
b. Perkembangan Dalam Sikap emosional
Masa  remaja  merupakan  puncak  emosionalitas,  yaitu  perkembangan emosi  yang  tinggi.  Pertumbuhan  fisik,  terutama  organ  seksual
mempengaruhi  perkembangan  emosi  dan  dorongan  baru  yang  di  alami sebelumnya  seperti  perasaan  cinta.  Pada  usia  remaja  awal,
perkembangan  emosinya  menunjukkan  sifat  yang  sensitive  dan  reaktif yang  sangat  kuat  terhadap  berbagai  peristiwa,  emosinya  bersifat
negative  dan  temperamental.  Sedangkan  remaja  akhir  sudah  mampu mengendalikan emosinya. Mencapai  kematangan emosional  merupakan
tugas    perkembangan  yang  sulit  bagi  remaja.  Proses  pencapaiannya
23 sangat  dipengaruhi  oleh  kondisi  sosio-emosional  lingkungannya,
terutama lingkungan keluarga dan teman sebaya.
24
B. Teknik dan Alat Evaluasi
1. Tenik Evaluasi
Teknik  evaluasi  umumnya  dapat  dibedakan  menjadi  dua  golongan, yaitu  teknik  tes  dan  teknik  non-tes.  Menurut  Djemari  Mardapi  2008:67
tes  adalah  sejumlah  pertanyaan  yang  memiliki  jawaban  yang  benar  dan salah.  Kemudian  tes  juga  diartikan  sebagai  sejumlah  pertanyaan  yang
membutuhkan  jawaban,  atau  sejumlah  pernyataan  yang  harus  diberikan tanggapan  dengan  tujuan  mengukur  tingkat  kemampuan  seseorang  atau
mengungkap  aspek  tertentu  dari  orang  yang  dikenai  tes.  Tes  pada umumnya  digunakan  untuk  mengevaluasi  kemampuan  peserta  didik,
berupa hasil belajar  yang mencakup pengetahuan dan keterampilan, bakat umum  intelegensi,  dan  bakat-bakat  khusus  Teknik  non-tes  umumnya
digunakan  untuk  mengevaluasi  sifat-sifat  peserta  didik    selain  yang disebutkan di atas, misalnya yang berkaitan dengan sikap dan kepribadian.
Pendidik, dalam melaksanakan penilaian, memerlukan teknik-teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. PP Nomor 19
Tahun  2005  pasal  64  ayat  4  menjelaskan  bahwa  kelompok  mata pelajaran  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  diukur  melalui  ulangan,
penugasan,  danatau  bentuk  yang  sesuai  dengan  karakteristik  materi  yang dinilai.  Kemudian  ayat  5  menjelaskan  bahwa  penilaian  hasil  belajar
kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perilaku  dan  sikap  untuk  menilai  perkembangan  afeksi  dan  ekspresi
psikomotorik  peserta  didik.  Selanjutnya,  ayat  6  menjelaskan  bahwa