Landasan Yuridis PENDIDIKAN IPS SD KELAS RENDAH.

56 c. Mengaitkan anatar gagasan dengan informasi baru yang diterima. Tasker 1992:30 Tesis diatas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengonstrukisian ilmu pengetahuan melalui lingkungannya. Bahkan anak didik akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui. Dalam mengimplementasikan teori belajar yangmendorong tercapainya pembelajaran tematik dari sisi psikologi belajar, maka ada baiknya mengambil saran dari Tytler, 1996:20 bahwa rancangan pembelajaran, sebagai berikut: a. Member kesempatan kepada anak didik untuk mengeukakan gagasannya dengan bahasa sendiri; b. Member kesempatan kepada anak didik untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif; c. Memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencoba gagasan baru; d. Member pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki anak didik; e. Mendorong anak didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka; dan f. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Beberapa pendangan sebagaimana disebutkan diatas, memberikan arah bahwa pembelajaran lebih memfokuskan pada kesuksesan anak didik dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan sekadar refleksi atas berbagai informasi dan gejala yang diamati. Anak didik lebih diutamakan untuk mengonstruksi sendiri pengathuannya melalui asimilasi dan akomodasi.

4. Landasan Yuridis

Dalam implementasi pembelajaran tematik diperlukan paying hukum sebagai landasan yuridisnya. Payung hukum yuridis adalah sebagai legalitas penyelenggaraan pembelajaran tematik, dalam arti bahwa pembelajaran tematik dianggap sah bilamana telah mendapatkan legalitas formal. Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. 57 Landasan yuridis tersebut adalah : Undang – undang Dasar Republik Indonesia tahun1945, Pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 9 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nnasional. Bab V Pasal 1-b menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 5. Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik – karakteristik sebagai berikut : a. Anak didik sebagai pusat pembelajaran Anak didik sebagai pelaku utama pendidikan. Semua arah dan tujuan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak didik, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi yang dibutuhkan anak didik dalam mengembangkan dirinya sesuai dengan minat dan motivasinya. Guru harus memberikan kemudahan-kemudahan kepada anak didik untuk melakukan aktivitas belajar. Pendekatan belajar progresivisme, konstruktivisme maupun humanism sebagaimana disebutkan diatas lebih banyak menempatkan anak didik sebagai subjek belajar, sehingga proses pembelajaranmberpusat pada anak didik student centered education b. Memberikan pengalaman langsung direct experiences Anak didik diharapkan mengalami sendiri proses pembelajarannya dari persiapan,, proses sampai produknya. Hal demikian hanya terjadi bilamana anak didik dihadapkan pada situasi yang nyata yang tidak lain adalah lingkungan anak didik sendiri. c. Menghilangkan batas pemisahan antara mata pelajaran 58 Sesuai dengan karakter pembelajaran tematik yang terintegrasi, maka pemisahan antara berbagai mata pelajaran menjadi tidak jelas. Mata pelajaran disajikan dalam satu unit atau tema, dan dalam satu unit atau tema mengandung banyak mata pelajaran, dalam arti bahwa satu unit atau tema ditinjau dari berbagai perspektif mata pelajaran. d. Fleksibel luwes Pembelajaran tematik dilakukan dengan menghubung-hubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan yang lain, atau menghubungkan antara pengalaman yang satu dengan pengalaman yang lain, bahkan menghubung-hubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengalaman dan sebaliknya. Lebih – lebih sangat ditekankan bilamana yang perlu dihubungkan adalah pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki oleh anak didik. Untuk keperluan ini guru mempunyai lahanyang luas untuk berimprovisasi dalam menyajikan materi pelajaran dan sangat leluasa dalam memilih strategi dan metode pembelajaran. e. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik yang harus disesuaikan dengan kebutuhan anak , maka pembelajaran tematik tentunya akan memberikan dorongan untuk timbulnya minat dan motivasi belajar anak didik dan anak didik dapat memperoleh kesempatan banyak untuk mengoptimalkan potensi yang telah dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. f. Menggunakan prinsip PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif dan Menyenangkan Pembelajaran tematik berangkat dari prinsip bahwa belajar itu harus melibatkan anak didik secara aktif dalam mengembangkan kretivitas anak didik tetapi juga mencapai sasaran. Semua prinsip tersebut harus ditata dalam suasana yang menyenangkan supaya tetap menggaraikan 59 anak dan tidak membosankan. Pembelajaran yang demikian akhirnya akan menimbulkan dorongan minat dan motivasi anak didik. g. Holistik Bahwa pembelajaran tematik bersifat integrated, dan satu tema dilihat dari berbagai perspektif. Suatu gejala menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak, sehingga memungkinkan anak didik untuk memahami suatu gejalafenomena dari segala sisi. Hal ini sebagai modal yang sangat baik untuk menjadi lebih bijak menyikapi setiap kejadian yang dia hadapialami. h. Bermakna, yaitu meningkatkan kebermaknaan meaningfull pembelajaran. Bahwa pembelajaran akan semakin bermakna bilamana memberikan kegunaan bagi anak didik. Kebermaknaan pembelajaran akan semakin meningkat apabila sesuai dengan kebutuhan anak didik. Paling tidak kebermaknaan pembelajaran itu ditunjukkan dengan terbentuknya suatu jalinan antar konsep yang saling berhubungan antara pengetahuan dan pengalaman sebagaimana disebutkan diatas.

6. Rambu – Rambu Pembelajaran Tematik