BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH
3.1 Program
3.1.1 Perekonomian
Masalah perekonomian yang dialami oleh pak Artawan dan keluarganya sebenarnya adalah pengeluaran yang tidak sepadan dengan pendapatan yang di dapat.
Oleh karena itu pemecahan masalah yang sebenarnya dapat dilakukan oleh keluarga pak Artawan pada saat ini adalah dengan Kadek Armawan sebagai anak kedua nya yang
baru lulus SMA untuk mencari pekerjaan. Dengan seperti itu, maka dapat diperkirakan meringankan beban keluarganya. Selain itu, dikarenakan usia pak Artawan dan istri nya
yang sudah cukup tua, maka sebenarnya keluarga pak Artawan seharusnya mengikuti program tabungan di hari tua seperti koperasi maupun asuransi kesehatan seperti BPJS
atau JKBM agar apabila kelak pak Artawan dan istri sudah tidak sanggup lagi bekerja, maka mereka masih punya tanggungan di hari tua.
3.1.2 Kesehatan
Masalah kesehatan terbesar yang dialami oleh keluarga pak Artawan adalah masalah keterbelakangan mental anak pertama nya, Putu Juli. Putu Juli sudah
mengalami keterbelakangan mental sejak lahir. Pak Artawan beserta istri nya pun baru menyadari keterbelakangan mental anaknya pun pada saat anaknya tersebut berusia 3
bulan. Masalah finansisal yang dialami pak Artawan menjadi penghambat pak Artawan untuk membawa anaknya untuk terapi atau berobat. Pak Artawan mengaku sudah
sangat lama anaknya Putu Juli tidak dibawa terapi dan berobat, sehingga keadaan Putu Juli masih tetap saja tidak berubah dari hari ke hari. Solusi terbaik untuk kesembuhan
anak pak Artawan adalah dengan mengikuti asuransi kesehatan untuk rakyat miskin yang juga dapat menanggung penyembuhan untuk keterbelakangan mental.
3.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah Pak Artawan. Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan sebanyak 18 kali. Adapun kegiatan yang
dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.
Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan
No. Tanggal
Jam WITA
Kegiatan
1. 25 Juli 2016
13.00 – 20.00 Menemui kelian banjar Pukuh untuk
meminta informasi serta meninjau kediaman KK Dampingan
2 26 Juli 2016
12.00 – 20.00 Pengenalan keluarga dampingan dan
menjelaskan tujuan program 3.
27 Juli 2016 09.00
– 14.00 Mengetahui profil dari keluarga dampingan
4. 31 Juli 2016
09.00 – 14.00 Eksplorasi keadaan keluarga dari
berbagai aspek 5.
2 Agustus 2016 09.00
– 14.00 Eksplorasi keadaan keluarga dari berbagai aspek
6. 3 Agustus 2016
15.00 – 20.00 Identifikasi masalah keluarga di
bidang kesehatan 7.
4 Agustus 2016 15.00
– 20.00 Identifikasi masalah keluarga di bidang ekonomi
8. 6 Agustus 2016
15.00 – 20.00 Diskusi
mengenai masalah
kesehatan yang dihadapi 9.
7 Agustus 2016 08.00 - 13.00
Diskusi mengenai masalah ekonomi yang dihadapi
10. 10 Agustus 2016
12.00 – 17.00 Penyampaian
saran mengenai
masalah kesehatan yang dihadapi 11.
14 Agustus 2016 10.00
– 15.00 Penyampaian saran
mengenai masalah ekonomi yang dihadapi
12. 16 Agustus 2016
15.00 - 20.00 Menyampaikan penyuluhan tentang
keterbelakangan mental 13.
20 Agustus 2016 15.00
– 20.00 Menyampaikan penyuluhan tentang
manfaat menanam tanaman toga
14. 21 Agustus 2016
15.00 – 20.00 Menyampaikan penyuluhan tentang
pantangan makanan dalam pola
hidup sehat
15. 22 Agustus 2016
10.00 – 15.00 Menyampaikan penyuluhan tentang
pentingnya olahraga dan senam kebugaran
16. 23 Agustus 2016
10.00 – 15.00 Menyampaikan penyuluhan tentang
pentingnya membuat
tabungan untuk masa depan
17. 24 Agustus 2016
10.00 – 15.00 Review dan evaluasi tentang segala
hal yang telah didiskusikan selama ini terkait permasalah yang dihadapi
18. 25 Agustus 2016
10.00 – 15.00 Perpisahan dengan KK dampingan
serta pemberian kenang-kenangan
BAB IV PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Waktu
Waktu yang digunakan untuk kegiatan Keluarga Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa JKEM yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu
minimal 15 kali pertemuan dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama
sebulan adalah sebanyak 18 kali sehingga total waktu pertemuan selama 95 jam.
4.2 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Keluarga Dampingan adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah
Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan terhadap Bapak I Nengah Artawan adalah di Banjar
Pukuh, Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN RM Unud 2016 di Desa Susut. Kegiatan
Keluarga Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi, tempat kerja, serta balai banjar. Selama kunjungan tersebut, dilakukan
obrolan –obrolan santai bersama keluarga yang didampingi untuk menciptakan suasana
yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal pertemuan ke keluarga dampingan dilakukan
sebanyak 18 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata minimal 5 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan minimum 90 jam terpenuhi.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
KKN RM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung,
terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program dalam KKN RM ini adalah program Keluarga Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang
didampingi. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak I Nengah Artawan. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan
penataan bangunan. Masalah ekonomi yang dialami beliau ini adalah sulitnya mengatur keuangan dikarenakan uang hasil pensiunan habis digunakan untuk kesehatan dan
kebutuhan obat-obatan. Adapun solusi yang dapat ditawarkan adalah mencari penghasilan tambahan dari sang anak yang baru saja lulus dan mengikuti jaminan
kesehatan untuk rakyat kecil. Mencari penghasilan tambahan bisa didapatkan apabila sang anak kedua bekerja, sehingga beban keluarga pun berkurang. Mengikuti jaminan
kesehatan adalah suatu hal yang wajib bagi keluarga pak Artawan untuk menjadi suatu jaminan di hari tua apabila suatu saat nanti pak Artawan dan istri nya sudah tidak mampu
lagi bekerja. Untuk kesembuhan anak pertamanya, Putu Juli yang menderita keterbelakangan mental, pak Artawan dapat menncari dan mengikuti jaminan kesehatan
yang juga dapat menanggung keterbelakangan mental secara gratis untuk masyarakat yang kurang mampu.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak I Nengah Artawan, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan,
antara lain : Hendaknya pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dalam
rangkaian kegiatan KKN RM ini mampu dijalankan secara