BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh
organisasi baik yang berorientasi laba maupun tidak menjadi semakin kompleks. Tantangan yang dihadapi tidak hanya berasal dari dalam
perusahaan seperti tantangan sumber daya manusia, terbatasnya modal dan menurunnya produktivitas tetapi juga tantangan yang berasal dari luar
perusahaan. Tantangan yang berasal dari luar perusahaan misalnya, semakin tingginya tuntutan dari pelanggan, adanya restitusi dan tekanan dari
pemerintah serta perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dengan adanya tantangan tersebut, perusahaan dituntut untuk lebih profesional dalam
mengelola bisnisnya dan terus berupaya untuk merumuskan serta menyempurnakan strategi-strategi bisnis mereka dalam usaha memenangkan
persaingan. Balanced
scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang menghasilkan produk maupun jasa. Namun dalam penelitian ini yang
digunakan sebagai objek adalah organisasi jasa. Jasa atau pelayanan merupakan kinerja penampilan, tidak berwujud, cepat hilang, dan lebih dapat
dirasakan dari pada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Kondisi cepat dan lambatnya
1
perkembangan jasa sangat tergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan pihak produsen jasa tersebut.
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang secara keseluruhan menawarkan jasa. Rumah sakit yang menekankan pelayanan kepada pasien
sangat mungkin untuk menerapkan sistem pengukuran kinerja yang menggunakan konsep balanced scorecard. RSUD Dr. Moewardi Surakarta
merupakan salah satu rumah sakit yang berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan bermutu kepada pasien. Tuntutan
profesionalisme dan peningakatan mutu memaksa pihak rumah sakit untuk selalu memperbaiki kinerjanya. Dengan kinerja yang baik tentunya akan
menambah kepercayaan masyarakat kepada rumah sakit, karena kepercayaan masyarakat merupakan factor terpenting untuk menunjang kelangsungan
hidup rumah sakit dan mengingat masyarakat merupakan pengguna jasanya. Selama ini pengukuran kinerja dititikberatkan pada sisi keuangan
pengukuran kinerja tradisional. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanyalah keuntungan jangka pendek dan
cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada aspek keuangan saja
kurang mampu mengukur kinerja harta tak tampak intangible assets dan harta-harta intelektual. Selain itu, pengukuran kinerja dengan cara ini kurang
dapat menjelaskan masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan aspek eksternal serta tidak menuntun perusahaan kearah yang lebih baik.
Dewasa ini pengukuran kinerja secara keuangan saja tidaklah cukup mencerminkan kinerja organisasi yang sesungguhnya, sehingga dikembangkan
suatu konsep balanced scorecard. Konsep balanced scorecard ini diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan Guru Besar Akuntansi di Harvard
Business School dan David P. Norton Presiden Renaissance Solution, Inc. Konsep
balanced scorecard pada dasarnya merupakan suatu sistem manajemen strategi yang dapat mendongkrak kemampuan organisasi.
Balanced scorecard juga dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan pengukuran kinerja yang dalam hal ini berusaha menterjemahkan strategi dan
tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan melalui empat perspektif,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pengukuran kinerja
dengan balanced scorecard tetap mempertahankan data-data laporan keuangan, tetapi untuk dapat berhasil dimasa datang, perusahaanorganisasi
perlu melakukan investasi pada pelanggan, karyawan, proses teknologi, dan inovasi sebagai faktor-faktor pemicu kinerja masa datang. Balanced Scorecard
memiliki keunggulan-keunggulan, yaitu koheren, terukur, dan seimbang yang menjadikan sistem manajemen strategik sekarang berbeda secara signifikan
dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional. Sistem manajemen strategi dalam manajemen tradisional hanya berfokus ke
perspektif keuangan yang tidak ada hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Sedangkan
sistem manajemen strategik dalam manajemen kontemporer mencakup perspektif yang komprehensif, yaitu keuangan, pelanggan, proses internal
bisnis, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Sehingga balanced scorecard dapat memberikan rerangka yang lebih komprehensif untuk menerjemahkan
visi ke dalam sasaran-sasaran strategik. Balanced
Scorecard tak pelak merupakan sistem manajemen kinerja yang diperlukan bila perusahaan ingin berinvestasi jangka panjang demi
memperoleh hasil financial yang memungkinkan perkembangan organisasi bisnisnya dan ingin meningkatkan kinerjanya dalam era globalisasi ini. Sistem
pengukuran yang diterapkan perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia didalam maupun diluar organisasi. Untuk
berhasil dan tumbuh dalam persaingan abad informasi, perusahaan harus menggunakan sistem pengukuran dan manajemen yang diturunkan dari
strategi dan kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Sayangnya, masih banyak perusahaan-perusahaan yang hanya mencanangkan strategi tentang
hubungan dengan pelanggan, kompetensi utama, dan kapabilitas perusahaan ketika proses memotivasi dan mengukur kinerja masih dilaksanakan dengan
menggunakan berbagai ukuran finansial tanpa memperhatikan ukuran non- finansialnya. Hal ini menyebabkan adanya pengukuran kinerja perusahaan
yang kurang komprehensif. Dengan melihat betapa pentingnya pengukuran kinerja perusahaan
yang komprehensif, penulis tertarik untuk mendalami dan menganalisis kinerja perusahaan yang dinilai dengan konsep balanced scorecard pada
RSUD Dr. Moewardi Surakarta, karena konsep balanced scorecard mempunyai keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan pengukuran kinerja
yang dititikberatkan pada sisi keuangan yang selama ini digunakan oleh RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Selain itu, balanced scorecard tetap
mempertahankan ukuran finansial sebagai suatu ringkasan penting kinerja manajerial dan bisnis. Balanced Scorecard juga menggunakan seperangkat
ukuran yang lebih luas dan terpadu, yang mengaitkan pelanggan perusahaan yang ada saat ini, proses internal, kinerja pekerja, dan sistem dengan
keberhasilan finansial jangka panjang. Berdasarkan hal tersebut, guna membantu pihak RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dalam mencapai tujuannya yang pada dasarnya lebih meningkatkan kontribusi pada daerah guna penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
daerah serta tidak melupakan misi yang diembannya yaitu tetap memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat, maka pihak rumah sakit dalam hal
ini membutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dan mampu mengelola semua kompetensi yang ada serta bisa mendefinisikan
faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, sehingga dapat ditingkatkan kinerjanya dimasa yang akan datang.
Mulai diterapkannya
konsep balanced scorecard pada berbagai
bentuk organisasi sebagai sistem pengukuran kinerja karena dipandang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem tradisional yang
selama ini digunakan, mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap sistem pengukuran kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta dengan konsep balanced scorecard dan kemudian
menuangkannya dalam bentuk laporan dengan judul “ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP
BALANCED SCORECARD Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.
B. Perumusan Masalah