Organoleptik Hasil Penelitian dan Pembahasan
pada perlakuan tanpa penambahan gula pasir. Sedangkan pada perlakuan yang memiliki warna coklat pada selai buah kersen, karena
pada perlakuan terdapat penambahan gula pasir. Menurut Desrosier 2008, gula akan mengalami proses karamelisasi sehingga terbentuk
reaksi browning atau kuning kecoklatan. Oleh sebab itu apabila buah kersen yang sudah diblender dicampur dengan gula pasir dan pektin
dari kulit jeruk siam ketika direbus akan mengalami perubahan warna menjadi coklat. Sebab pektin dari kulit jeruk siam berwarna coklat
kehitaman. Selain itu gula juga berfungsi sebagai bahan penambah rasa, perubah warna, dan sebagai bahan untuk memperbaiki susunan
jaringan. Menurut Andarwulan 2011, warna merupaan salah satu atribut mutu yang sangat penting pada bahan dan produk pangan.
Menurut Rizky 2012, selai yang bermutu baik memiliki ciri-ciri warna yang cemerlang.
Hasil organoleptik aroma selai buah kersen terdapat perbedaan., yaitu agak menyengat aroma jeruk dan menyengat aroma
jeruk. Aroma jeruk terlalu menyengat karena pada perlakuan tanpa penambahan gula pasir, selain itu konsentrasi penambahan pektin
darikulit jeruk siam cukup banyak,sehingga aroma jeruk masih menyengat. Menurut Winarno 2004, aroma yang ditimbulkan dari
suatu makanan merupakan faktor penentu kelezatan makanan. Berdasarkan kriteria mutu selai buah SNI No. 173 Tahun 1978
memiliki standar bau normal. Hasil organoleptik rasa selai buah kersen terdapat perbadaan,
yaitu rasa kurang manis dan manis. Pada beberapa perlakuan memiliki rasa kurang manis karena penambahan gula pasir tidak
terlalu banyak, selain itu terdapat penambahan pektin dari kulit jeruk siam. Menurut Ari 2011, rasa pahit jus jeruk setelah mengalami
pengolahan dipengaruhi oleh dua senyawa yaitu flavonoids dan limonoids, senyawa flavonoids dengan komponen utamanya pada
jeruk adalah naringin, naringin lebih menekankan pada rasa sepet hingga pahit. Oleh sebab itu, selai buah kersen masih memiliki rasa
kurang manis. Sedangkan pada perlakuan memiliki rasa manis karena terdapat penambahan gula dalam konsentrasi yang cukup banyak,
sehingga rasa selai buah kersen manis. Menurut Suprapti 2005, pada dasarnya gula dalam konsentrasi tinggi dapat berperan ganda, selain
sebagai pemanis, juga sebagai pengawet seperti halnya pada produk- produk manisan, sirup, selai, dan koktail. Berdasarkan kriteria mutu
selai buah SNI No. 173 Tahun 1978 memiliki standar rasa normal. Hasil organoleptik tekstur selai buah kersen terdapat
perbedaan, yaitu lembut dan kurang lembut. Pada beberapa perlakuan tersebut memiliki tekstur lembut, karena pada perlakuan tidak
terdapat penambahan gula pasir. Sehingga selai tidak terlalu lengket. Sedangkan yang memiliki tekstur kurang lembut, hal ini disebabkan,
karena pada perlakuan terdapat penambahan gula. Menurut Rizky 2012, tujuan penambahan gula dalam pembuatan selai adalah untuk
memperoleh tekstur, penampakan, dan flavor yang ideal dan berpengaruh terhadap kekentaan gel. Konsentrasi penambahan gula
mungkin terlalu banyak, sehingga selai buah kersen terlalu lengket dan tekstur kurang lembut. Menurut Rizky 2012, selai yang bermutu
baik memiliki ciri-ciri tekstur lembut. Hasil organoleptik daya terima masyarakat juga terdapat
perbedaan, yaitu menyatakan kurang suka dan suka.. Pada panelis menyatakan suka, karena pada perlakuan tersebut memiliki rasa
manis. Sehingga panelis tertarik. Menurut Soediatama 1993, daya terima dapat dikaitkan keberadaannya dengan tingkat kepuasaan
konsumen, sehingga semakin baik daya terima suatu produk berarti semakin tinggi pula tingkat kepuasan dalam mengonsumsi produk
tersebut.