Metode Penelitian ORGANOLEPTIK DAN VITAMIN C SELAI BUAH KERSEN (Muntingia calabura) DENGAN PENAMBAHAN GULA Organoleptik Dan Vitamin C Selai Buah Kersen (Muntingia Calabura ) Dengan Penambahan Gula Pasir Dan Pektin Dari Kulit Jeruk Si

deskriptif kuantitatif dengan analisis varian dua jalan two way annova.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Organoleptik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hasil organoleptik selai buah kersen dengan penambahan gula pasir dan pektin dari kulit jeruk siam, didapatkan data sebagai berikut: Tabel 1. Data hasil organoleptik selai buah kersen dengan penambahan gula pasir dan pektin dari kulit jeruk siam. mPerlakuan Parameter Warna Aroma Rasa Tekstur Daya Terima G J 1 Coklat pucat Agak menyengat aroma jeruk Kurang manis Lembut Kurang suka G J 2 Coklat pucat Agak menyengat aroma jeruk Kurang manis Lembut Kurang suka G J 1 Coklat pucat Menyengat aroma jeruk Kurang manis Lembut Kurang suka G 1 J 1 Coklat Agak menyengat aroma jeruk Kurang manis Kurang lembut Suka G 1 J 2 Coklat Agak menyengat aroma jeruk Kurang manis Kurang lembut Kurang suka G 1 J 3 Coklat Agak menyengat aroma jeruk Kurang manis Kurang lembut Kurang suka G 2 J 1 Coklat Agak menyengat aroma jeruk Manis Kurang lembut Suka G 2 J 2 Coklat Agak menyengat aroma jeruk Manis Kurang lembut Suka G 2 J 3 Coklat Agak menyengat aroma jeruk Manis Kurang lembut Suka Pada hasil organoleptik terdapat perbebedaan baik warna. aroma, rasa, tektur, daya terima masyarakat. Hasil organoleptik warna selai buah kersen menunjukkan perbadaan warna, yaitu warna coklat pucat dan coklat. Perbedaan warna tersebut dipengaruhi oleh faktor penambahan gula pasir dan pektin dari kulit jeruk siam. Perlakuan yang menunjukkan selai buah kersen berwarna coklat pucat, karena pada perlakuan tanpa penambahan gula pasir. Sedangkan pada perlakuan yang memiliki warna coklat pada selai buah kersen, karena pada perlakuan terdapat penambahan gula pasir. Menurut Desrosier 2008, gula akan mengalami proses karamelisasi sehingga terbentuk reaksi browning atau kuning kecoklatan. Oleh sebab itu apabila buah kersen yang sudah diblender dicampur dengan gula pasir dan pektin dari kulit jeruk siam ketika direbus akan mengalami perubahan warna menjadi coklat. Sebab pektin dari kulit jeruk siam berwarna coklat kehitaman. Selain itu gula juga berfungsi sebagai bahan penambah rasa, perubah warna, dan sebagai bahan untuk memperbaiki susunan jaringan. Menurut Andarwulan 2011, warna merupaan salah satu atribut mutu yang sangat penting pada bahan dan produk pangan. Menurut Rizky 2012, selai yang bermutu baik memiliki ciri-ciri warna yang cemerlang. Hasil organoleptik aroma selai buah kersen terdapat perbedaan., yaitu agak menyengat aroma jeruk dan menyengat aroma jeruk. Aroma jeruk terlalu menyengat karena pada perlakuan tanpa penambahan gula pasir, selain itu konsentrasi penambahan pektin darikulit jeruk siam cukup banyak,sehingga aroma jeruk masih menyengat. Menurut Winarno 2004, aroma yang ditimbulkan dari suatu makanan merupakan faktor penentu kelezatan makanan. Berdasarkan kriteria mutu selai buah SNI No. 173 Tahun 1978 memiliki standar bau normal. Hasil organoleptik rasa selai buah kersen terdapat perbadaan, yaitu rasa kurang manis dan manis. Pada beberapa perlakuan memiliki rasa kurang manis karena penambahan gula pasir tidak terlalu banyak, selain itu terdapat penambahan pektin dari kulit jeruk siam. Menurut Ari 2011, rasa pahit jus jeruk setelah mengalami pengolahan dipengaruhi oleh dua senyawa yaitu flavonoids dan limonoids, senyawa flavonoids dengan komponen utamanya pada