15
tersebut jauh dari harapan sang penutur. Kalimat dalam tuturan yang menunjukkan menyimpang dari maksim kesepakatan adalah Dengan tegas Ahmad menjawab,
“Kasih Uang Habis Perkara, Pak…”
4. Tuturan yang Menyimpang Maksim Kearifan
Maksim kearifan menggariskan setiap pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain dan memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Pada teks
anekdot ditemukan data yang menyimpang dari maksim kearifan. Penyimpangan ini sengaja ditampilkan untuk memperoleh kesan lucu bagi setiap pembaca.
a. Melemparkan Kesalahan kepada Orang Lain Analisis pada ketegori ini peneliti menemukan data yang menyimpang dari
maksim kearifan dengan cara melemparkan kesalahan kepada orang lain. Penutur dalam teks anekdot tidak ingin dipersalahkan sebagai penyebab peristiwa yang
terjadi. 5Si pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya
kepada hakim, “Wahai, Yang Mulia hakim. Apa kesalahan hamba
sehingga harus dipenjara?” dengan entengnya sang hakim menjawab, “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang”
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2013:114-116
Data 5 teridentifikasi menyimpang dari prinsip sopan santun pada maksim kearifan tipe melemparkan kesalahan kepada orang lain karena sikap hakim yang
terlihat ingin selalu benar dan menjatuhkan hukuman sepihak kepada pembantu tukang kayu yang berbadan pendek, kurus, dan mempunyai uang. Sementara
pembantu tukang kayu yang berbadan pendek, kurus, dan tidak mempunyai uang hanya bisa pasrah dan tanpa tahu pasti sebab akibat ia bisa dipenjara. Penyimpangan
prinsip sopan santun pada maksim kearifan dengan tipe melemparkan kesalahan kepada orang lain dapat dibuktikan melalui tuturan hakim berupa dengan entengnya
sang hakim menjawab, “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang”
5. Tuturan yang Melanggar Maksim Kerendahan Hati
Maksim kerendahan hati menggariskan setiap peserta pertuturan untuk memuji diri sendiri sedikit mungkin dan mengecam diri sendiri sebanyak mungkin.
16
Peneliti dalam hal ini menemukan satu tipe penyimpangan maksim kerendahan hati yakni menganggap diri sendiri bisa diandalkan.
a. Menganggap Diri Sendiri Bisa Diandalkan Kateori ini peneliti menemukan adanya tuturan dari penutur yang
menganggap bahwa dirinya paling bisa diandalkan ketika dimintai bantuan oleh orang lain.
19 Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dan makam- makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur
selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela keyakinannya itu. Hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Akan tetapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya mengapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
“Saya datang ke makam karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi,” katanya.
Cerdas Berbahasa Indonesia, 2013:200 Data 19 teridentifikasi menyimpang dari maksim kerendahan hati pada tipe
menganggap diri sendiri bisa diandalkan. Hal ini mengingat posisi Gus Dur saat itu sebagai petinggi negara yakni presiden. Mengingat posisi Gus Dur demikian yakni
sebagai petinggi negara tentunya banyak diminta bantuan oleh banyak pihak maupun sekedar memberikan pertimbangan. Tokoh Gus Dur dalam data 19 terlihat begitu
menyombongkan diri sehingga tidak heran banyak orang-orang yang ramai berdatangan dan mempunyai kepentingan dengan dirinya. Tuturan yang
menunjukkan sikap bahwa diri sendiri dapat diandalkan terdapat pada kalimat “Saya
datang ke makam karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi,” katanya.
6. Tuturan yang Melanggar Maksim Simpati
Maksim simpati
menggariskan setiap
peserta pertuturan
untuk memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati kepada mitra tutur.
Pada teks anekdot, peneliti menemukan data yang menyimpang dari maksim simpati. Data tersebut menunjukkan adanya rasa antipati kepada mitra tutur.
a. Berharap Orang Lain Mendapat Kemalangan Peneliti menemukan adanya tuturan tokoh dalam teks anekdot yang
menyimpang dari maksim simpati dengan tipe berharap orang lain mendapat