commit to user
= 525 rpm
4.3.1 Menentukan spindel rendah dengan perhitungan
Putaran spindel rendah yang tertera dalam mesin : a
Putaran spindel 31 rpm Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi
1D 1C, 4C 3B, 5B 2A, 3A 1F, 2F1G Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;
z
1D =
22 ; z
1C =
48 ; z
4C =
20 ; z
3B=
53 ; z
5B =
20 ; z
2A =
55 ; z
3A =
40 ; z
1f =
20 ; z
2f =
30 ; z
1g =
30 Besarnya putaran spindel dengan perhitungan sebagai berikut :
Putaran Poros C n
C
= n
C
= n
D
= n
2
= 525 rpm
= =
240,625 240 rpm
Putaran Poros B n
B
= n
B
= =
commit to user
= 90,57
90 rpm
Putaran Poros A n
A
= n
A
= =
= 32 rpm Putaran output pada
gearbox
Putaran Poros F n
F
= n
F
= =
= 64 rpm
Putaran Poros G n
G
Putaran Spindel =
n
G
=
= =
64 rpm putaran pada spindelpemegang pahat
commit to user
b Putaran spindel 55 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D 1C, 3C 2B, 5B 2A, 3A 1F, 2F1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ; z
1D =
22 ; z
1C =
48 ; z
3C=
29 ; z
2B=
44 ; z
5B =
20 ; z
2A =
55 ; z
3A =
40 ; z
1f =
20 ; z
2f =
30 ; z
1g =
30 Besarnya putaran spindel dengan perhitungan sebagai berikut :
Putaran Poros C n
C
n
C
= 240 rpm
Putaran Poros B n
B
= n
B
= =
= 158,18
158 rpm
Putaran Poros A n
A
= n
A
= =
commit to user
= 57,45
57 rpm putaran output pada gearbox
Putaran Poros F n
F
= n
F
= =
= 114 rpm
Putaran Poros G n
G
Putaran Spindel =
n
G
=
=
= 114 rpm putaran pada spindelpemegang pahat
c Putaran spindel 102 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D 1C, 2C 1B, 5B 2A, 3A 1F, 2F1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ; z
1D =
22 ; z
1C =
48 ; z
2C=
40 ; z
1B=
33 ; z
5B =
20 ; z
2A =
55 ; z
3A =
40 ; z
1f =
20 ; z
2f =
30 ; z
1g =
30 Besarnya putaran spindel dengan perhitungan sebagai berikut :
Putaran Poros C n
C
n
C
= 240 rpm
commit to user
Putaran Poros B n
B
=
n
B
= =
= 290,9
290 rpm
Putaran Poros A n
A
= n
A
= =
= 105,45
105 rpm putaran output pada gearbox
Putaran Poros F n
F
= n
F
= =
= 210 rpm
Putaran Poros G n
G
Putaran Spindel =
commit to user
n
G
=
= =
210 rpm putaran pada spindelpemegang pahat
4.3.2 Menentukan spindel tinggi dengan perhitungan
Putaran spindel tinggi yang tertera dalam mesin : a
Putaran spindel 178 rpm Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi
1D 1C, 4C 3B, 4B 1A, 3A 1F, 2F 1G Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;
z
1D =
22 ; z
1C =
48 ; z
4C =
20 ; z
3B=
53 ; z
4B=
40 ; z
1A =
20 ; z
3A =
40 ; z
1f =
20 ; z
2f =
30 ; z
1g =
30 Besarnya putaran spindel dengan perhitungan sebagai berikut :
Putaran Poros C n
C
n
C
= 240 rpm
Putaran Poros B n
B
= n
B
= =
= 90,57
90 rpm
Putaran Poros A n
A
=
commit to user
n
A
= =
= 180 rpm putaran pada output
gearbox
Putaran Poros F n
F
= n
F
= =
= 360 rpm
Putaran Poros G n
G
Putaran Spindel =
n
G
=
= =
360 rpm putaran pada spindelpemegang pahat
b Putaran spindel 310 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D 1C, 3C 2B, 4B 1A, 3A 1F, 2F 1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ; z
1D =
22 ; z
1C =
48 ; z
3C =
29 ; z
2B=
44 ; z
4B=
40 ; z
1A =
20 ; z
3A =
40 40 ; z
1f =
20 ; z
2f =
30 ; z
1g =
30 Besarnya putaran spindel dengan perhitungan sebagai berikut :
commit to user
Putaran Poros C n
C
n
C
= 240 rpm
Putaran Poros B n
B
= n
B
= =
= 158,18
158 rpm
Putaran Poros A n
A
= n
A
= =
= 316 rpm putaran output pada
gearbox
Putaran Poros F n
F
= n
F
= =
= 632 rpm
Putaran Poros G n
G
Putaran Spindel
commit to user
=
n
G
=
= =
632 rpm putaran pada spindelpemegang pahat
c Putaran spindel 570 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D 1C, 2C 1B, 4B 1A, 3A 1F, 2F 1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ; z
1D =
22 ; z
1C =
48 ; z
2C =
40 ; z
1B =
33 ; z
4B =
40 ; z
1A =
20 ; z
3A =
40 ; z
1f =
20 ; z
2f =
30 ; z
1g =
30 Besarnya putaran spindel dengan perhitungan sebagai berikut :
Putaran Poros C n
C
n
C
= 240 rpm
Putaran Poros B n
B
= n
B
= =
= 290,9
290 rpm
Putaran Poros A n
A
=
commit to user
n
A
= =
= 580 rpm putaran output pada
gearbox
Putaran Poros F n
F
= n
F
= =
= 1160 rpm
Putaran Poros G n
G
Putaran Spindel =
n
G
=
= =
1160 rpm putaran pada spindelpemegang pahat
Dalam perhitungan putaran spindel di atas, untuk putaran yang dihasilkan lebih besar dengan selisih yang relatif sedikit dibandingkan dengan nilai putaran
spindel yang tertera pada mesin. Hal ini disebabkan karena rugi – rugi pada sistem
transmisi diabaikan.
commit to user
BAB V PERAWATAN MESIN
5.1 Perawatan Preventive
5.1.1 Perawatan rutin
Perawatan rutin merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin, dalam hal ini biasa dilakukan setiap hari atau setelah
pemakaian mesin. Perawatan rutin meliputi : a
Pembersihan mesin : Pembersihan dilakukan terhadap mesin dari kotoran - kotoran,
terutama geram dari hasil penyayatan. Pembersihan sangat penting untuk menjaga kelancaran gerak dari komponen - komponen mesin,
sehingga apabila dipakai kembali dapat bekerja dengan baik. Beberapa bagian yang perlu mendapat perhatian khusus,
meliputi : 1.
Pemegang benda kerja tanggem vice Pemegang benda kerja tanggem ini sangat penting pada mesin
frais karena sangat berkaitan dengan kerataan benda kerja. Tanggem perlu dibersihkan sebelum digunakan untuk menjepit
benda kerja, karena kotoran, geram - geram akan mempengaruhi ukuran dalam pengerjaan frais.
Pembersihan tanggem terutama dilakukan setelah dipakai, bagian pencekam penjepit akan kotor oleh geram - geram dan
cairan pendingin, sehingga perlu dibersihkan untuk memperlancar gerakan penjepit terhadap benda kerja. Pembersihan dilakukan
menggunakan kuas, lap, dan kompresor.