commit to user
2. Ada beberapa komponen listrik yang mengalami kerusakan
seperti kontaktor, transformator, sekering, dan ampere kontrol 3.
Kualitas kabel yang sudah kurang bagus b.
Lampu penerangan mati. Penyebab kerusakan adalah : 1.
Ada kabel yang terlepas dari terminal 2.
Terjadi kerusakan pada saklar lampu 3.
Bohlam putus 2
Bagian mekanis mesin seperti gerakan meja untuk arah melintang dan memanjang tidak lancar. Penyebab kerusakan adalah :
a. Bagian slide meja yang bergesekan dalam kondisi kotor
b. Bagian ulir penggerak meja kurang pelumasan
c. Ada bearing yang pecah
3 Bagian cairan pendingin mesin
Pompa cairan pendingin tidak berfungsi. Penyebab kerusakan adalah :
a. Kumparan terbakar
b. Ada kebocoran dari pipa saluran luar cairan pendingin yaitu psda
bagian katup pengaturnya sehingga menetes dan masuk kedalam pompa
3.4 Melakukan Perbaikan
Perbaikan dilakukan
setelah mengetahui
bagian-bagian yang
menyebabkan kerusakan terhadap mesin dan harus diperbaiki atau diganti.Perbaikan yang dilakukan adalah :
commit to user
a Bagian kelistrikan mesin
Gambar 3.5 Instalasi listrik
Tahapan perbaikan yang dilakukan adalah : 1.
Membuka penutup sabuk puli motor 2.
Melepas sabuk pada puli 3.
Membuka penutup ruang kelistrikan 4.
Mengeluarkan rangkaian listrik 5.
Mengecek rangkaian kelistrikan menggunakan diagram instalasi kelistrikan
6. Mengecek komponen - komponen kelistrikan menggunakan multitester
7. Mengganti komponen - komponen kelistrikan yang rusak
Penggantian dilakukan pada komponen kontaktor, kabel, ampere control, dan untuk sekering diganti MCB Main Circuit Breaker
8. Memasang kembali rangkaian kelistrikan pada mesin frais
b Lampu penerangan mati
Gambar 3.6 Lampu penerangan setelah diperbaiki
commit to user
Lampu pada mesin frais harus dalam keadaan hidup, karena lampu tersebut berfungsi untuk :
1. Membantu pengerjaan disaat gelap malam hari 2. Membantu operator dalam melihat kepresisian benda kerja selama
pengerjaan Tahap perbaikan yang dilakukan adalah :
1. Melepas kabel yang terhubung dengan sumber arus
2. Memperbaiki saklar lampu
3. Memperbaiki tuas lampu
4. Memasang kembali kabel pada terminal listriknya
5. Mengganti lampu bohlam
c Bagian mekanis mesin.
Gambar 3.7 Bagian mekanis mesin
Gerakan mekanis mesin meja untuk arah memanjang dan melintang tidak lancar. Tahap perbaikan yang dilakukan adalah :
1. Melepas handle pemutar meja
2. Melepas pengunci poros ulir penggerak meja
3. Melepas baut penutup dudukan poros ulir penggerak meja
4. Melepas baut pengunci slot meja
commit to user
5. Mengangkat meja dan menurunkannya
6. Mengecek bagian dari poros ulir dan bearing
7. Mengganti bearing yang pecah
8. Membersihkan bagian mekanisme penggerak yang kotor
9. Melumasi bagian slide meja dan memberikan grease pada poros ulir dan
roda gigi penggeraknya 10.
Mengembalikan posisi bagian-bagian mekanisme penggerak meja seperti semula
11. Mengembalikan meja keposisi semula
d Bagian cairan pendingin mesin
1. Pompa cairan pendingin tidak berfungsi.
Gambar 3.8 Pompa cairan pendingin
Tahap perbaikan yang dilakukan adalah : a.
Melepas kabel listrik untuk pompa b.
Melepas baut pengunci dudukan pompa c.
Melepas selang dengan membuka pengunci selang saluran cairan pendingin
d. Mengangkat pompa
e. Memperbaiki kumparan yang terbakar spul
f. Memasang kembali bagian-bagian pompa seperti semula
commit to user
2. Saluran selang cairan pendingin bocor
Gambar 3.9 Saluran selang cairan pendingin
Tahapan perbaikan yang dilakukan pada kebocoran saluran keluar cairan pendingin adalah :
a. Melepas sambungan saluran keluar dengan katup pengaturan
b. Membersihkan selang dari kotoran yang menyumbat
c. Memberi lem pada selang yang mengalami kebocoran dan pada sela
katup pengaturan d.
Memasang kembali bagian - bagian saluran keluar cairan pendingin seperti semula.
e Pengujian putaran motor listrik
Tabel 3.1 Hasil pengujian motor listrik
No Putaran Motor Pada Nameplate
Putaran Motor Hasil Pengujian
1. 1400 Rpm
1480 Rpm
f Pengujian putaran spindel
Tabel 3.2 Hasil pengujian putaran spindel
commit to user
Hasil pengujian menggunakan Tachometer tidak sama dengan name plate
karena kecepatan spindel yang tertera pada nameplate sebenarnya menunjukkan putaran pada poros horisontal bukan putaran pada pemegang pahat.
Dari hasil pengujian putaran spindel dalam posisi horisontal didapat selisih sedikit antara hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Hal tersebut dikarenakan data
aktual pengujian putaran motor memiliki sedikit beda selisih dengan spesifikasi motor penggerak yang tertulis pada nameplate, yaitu pada pengujian tachometer 1480
rpm sedangkan pada nameplate 1400 rpm. Pengujian putaran spindel dilakukan dengan mengukur putaran output poros
gearbox dengan tachometer. Sedang output putaran spindel dalam posisi vertikal adalah dua kali lipat dari putaran output gearbox. Peningkatan putaran tersebut
dikarenakan susunan roda gigi yang mentransmisikan dari putaran output gearbox ke putaran spindel vertikal, seperti terlihat pada gambar 3.10
Gambar 3.10 Perbandingan roda gigi penghubung spindel posisi vertikal
No Putaran
Output Gearbox
Pada Nameplate
Putaran Output
Gearbox Hasil
Perhitungan Putaran
Output Gearbox Pada
Poros Horisontal
Tachometer Putaran
Spindel Hasil Pengujian
Tachometer Putaran
Spindel Hasil
Perhitungan
1. 31 Rpm
32 Rpm 34 Rpm
65 Rpm 64 Rpm
2. 55 Rpm
56 Rpm 58 Rpm
115 Rpm 114 Rpm
3. 102 Rpm
104 Rpm 108 Rpm
204 Rpm 210 Rpm
4. 178 Rpm
180 Rpm 184 Rpm
360 Rpm 360 Rpm
5. 310 Rpm
316 Rpm 321 Rpm
620 Rpm 632 Rpm
6 570 Rpm
580 Rpm 582 Rpm
1140 Rpm 1160 Rpm
Putaran spindel vertikal
Perbandingan roda gigi Penghubung 20:40
commit to user
Gambar 3.11 Poros output horisontal gearbox
g Pengujian gerakan meja secara otomatis
Untuk mengetahui gerakan meja secara otomatis dapat bergerak sesuai dengan nameplate yang tertera pada mesin, maka dilakukan pengujian
dengan cara memberi titik pada salah satu bagian dari setiap meja longitudinal,transversal,vertikal kemudian otomatis eretan penggerak meja
difungsikan selama 1 menit dan dihitung panjang perpindahan meja dalam satuan milimeter mm.
Cara Pengujian : 1.
Pengujian arah longitudinal
Gambar 3.12 Pengujian arah longitudinal feed
2. Pengujian arah vertikal
Gambar 3.13 Pengujian arah vertikal feed 3.
Pengujian arah transverse
commit to user
Gambar 3.14 Pengujian arah transverse feed
h Nameplate kecepatan eretan otomatis
Gambar 3.15 Nameplate kecepatan eretan otomatis
Tabel 3.3 Hasil pengukuran kecepatan eretan otomatis No
Arah Gerakan Posisi Handle
Pada Nameplate Kec Pada Namplate
Handle mm min Hasil Pengujian
mm min 1
Transverse Feed 4B
4C 3C
120 67,8
14,9 121
68 16
2 Longitudinal
Feed 6C
6B 5C
33,5 59,4
7,3 34
60 7,5
3 Vertikal Feed
2C 2B
1C 27,2
48 6
28 49
7
a b
c
commit to user
i Langkah pengujian skala ukur
Pada skala ukur langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara menentukan jarak yang akan ditempuh dibandingkan jumlah strip yang diperlukan
untuk mencapai jarak yang telah ditentukan, kemudian jarak dibagi dengan jumlah strip, jika hasil pembagian adalah sama dengan ketelitian pada skala ukur maka
skala dianggap normall. Tabel 3.4 Hasil pengecekan skala ukur pada eretan
No. Skala ukur
Ketelitian Hasil
Pengecekan Ket
1. Skala ukur pada eretan
memanjanghorisontal 0.05 mm
6 mm120 1 strip = 0.05 mm
Sesuai 2.
Skala ukur pada eretan melintang
0.05 mm 5 mm100
1 strip = 0.05 mm Sesuai
3. Skala ukur pada eretan
naik-turun 0.02 mm
2 mm100 1 strip = 0.02 mm
Sesuai
j Pengujian kenyamanan eretan
Pengujian kenyamanan eretan dilakukan dengan cara menggunakan alat neraca pegas yang dikaitkan kepada tuaspemutar eretan kemudian ditarik
sehingga didapatkan nilai beban untuk menggerakkan eretan dalam satuan kg, berikut adalah cara
– cara pengujian dalam mengetahui beban untuk menggerakkan eretan tersebut.
1 Pengujian eretan transversal
a. Dengan neraca pegas
Gambar 3.16 Pengujian eretan transversal → Didapatkan beban tarik m
Pada mesin yang direkondisi : 3 kg
commit to user
→ Didapatkan beban tarik m Pada mesin normal
: 4 kg
b. Dengan tongkat pengukur torsi
Gambar 3.17 Pengujian eretan transversal → Didapatkan beban tarik m
pada mesin yang direkondisi : 3 kg
→ Didapatkan beban tarik m pada mesin normal
: 4 kg → Torsi pada mesin yang
direkondisi :
T
= F Newton x r meter = [m massa.g grafitasi] x panjang meter
= [3 kg.9.8 ms
2
] x 10 cm .10
-2
= 29,4 kgms
2
x 0.1 m = 2,94 kgm
2
s
2
= 2,94 Nm → Torsi pada mesin normal
:
T
= F Newton x r meter = [m massa.g grafitasi] x panjang meter
= [4 kg.9.8 ms
2
] x 10 cm .10
-2
= 39,2 kgms
2
x 0.1 m = 3,92 kgm
2
s
2
= 3,92 Nm
2 Pengujian eretan longitudinal
a. Dengan neraca pegas
commit to user
Gambar 3.18 Pengujian eretan longitudinal → Didapatkan beban tarik m
Pada mesin yang direkondisi : 3 kg
→ Didapatkan beban tarik m Pada mesin normal
: 3 kg
b. Dengan tongkat pengukur torsi
Gambar 3.19 Pengujian eretan longitudinal → Didapatkan beban tarik m
pada mesin yang direkondisi : 3 kg
→ Didapatkan beban tarik m pada mesin normal
: 3 kg → Torsi Pada mesin yang
direkondisi :
T
= F Newton x r meter = [m massa.g grafitasi] x panjang meter
= [3 kg.9.8 ms
2
] x 10 cm .10
-2
= 29,4 kgms
2
x 0.1 m = 2,94 kgm
2
s
2
= 2,94 Nm → Torsi Pada mesin normal
:
T
= F Newton x r meter = [m massa.g grafitasi] x panjang meter
= [3 kg.9.8 ms
2
] x 10 cm .10
-2
= 29,4 kgms
2
x 0.1 m = 2,94 kgm
2
s
2
= 2,94 Nm
commit to user
3 Pengujian eretan vertikal
a. Dengan neraca pegas
1. Putaran searah jarum jam ditarik keatas
Gambar 3.20 Pengujian eretan vertical → Didapatkan beban tarik m
Pada mesin yang direkondisi : 4 kg
→ Didapatkan beban tarik m
Pada mesin normal 4 kg
Gambar 3.21 Pengujian eretan vertical
→ Didapatkan beban tarik m pada mesin yang direkondisi
: 4 kg
→ Didapatkan beban tarik m pada mesin normal
: 4 kg
→ Torsi pada mesin yang direkondisi
:
T
= F Newton x r meter = [m massa.g grafitasi] x panjang meter
= [4 kg.9.8 ms
2
] x 10 cm .10
-2
= 39,2 kgms
2
x 0.1 m = 3,92 kgm
2
s
2
= 3,92 Nm
commit to user
→ Torsi pada mesin normal :
T
= F Newton x r meter = [m massa.g grafitasi] x panjang meter
= [4 kg.9.8 ms
2
] x 10 cm .10
-2
= 39,2 kgms
2
x 0.1 m = 3,92 kgm
2
s
2
= 3,92 Nm
2. Putaran berlawanan arah jarum jam ditarik kebawah
Gambar 3.22 Pengujian eretan vertikal → Didapatkan beban tarik m
Pada mesin yang direkondisi : 3 kg
→ Didapatkan beban tarik m Pada mesin normal
: 3 kg
b. Dengan tongkat pengukur torsi
Gambar 3.23 Pengujian eretan vertikal → Didapatkan beban tarik m
pada mesin yang direkondisi : 3 kg
→ Didapatkan beban tarik m pada mesin normal
: 3 kg
commit to user
→ Torsi Pada mesin yang direkndisi
:
T
= F Newton x r meter = [m massa.g grafitasi] x panjang
meter = [3 kg.9.8 ms
2
] x 10 cm .10
-2
= 29,2 kgms
2
x 0.1 m = 2,92 kgm
2
s
2
= 2,92 Nm → Torsi Pada mesin normal
:
T
= F Newton x r meter = [m massa.g grafitasi] x panjang meter
= [3 kg.9.8 ms
2
] x 10 cm .10
-2
= 29,4 kgms
2
x 0.1 m = 2,94 kgm
2
s
2
= 2,94 Nm
Dari hasil pengujian pada eretan mesin frais menggunakan neraca pegas dan pengukur torsi, didapat massa dan torsi pada tiap eretan, nilai massa dan torsi eretan
tersebut adalah gaya minimum untuk menggerakkan eretan. Hasil pengujian eretan dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil pengujian eretan
No Eretan
Massa kg Mesin yang
direkondisi Torsi Nm
Mesin yang direkondisi
Massa kg Mesin
normal Torsi Nm
Mesin normal
1
Transversal
3 2,92
4 3,92
2
Longitudinal
3 2,92
3 2,92
3 a
Vertikal searah
jarum jam ditarik
keatas
4 3,92
4 3,92
commit to user
b Vertikal
berlawanan jarum jam
ditarik kebawah
3 2,92
3 2,92
Dari tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa kondisi kenyamanan eretan adalah sama dengan mesin normal untuk eretan longitudinal dan eretan vertikal, sedangkan untuk
eretan transversal terdapat perbedaan sebesar 1 Nm lebih ringan dibandingkan dengan mesin normal.
3.5 Biaya Perbaikan