2.4.1 Kriteria Ekowisata
Konsep ekowisata dibangun dengan beberapa prinsip, kriteria, dan uraian berikut ini akan memaparkan beberapa kriteria ekowisata.
Kawasan hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keaneka ragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri dari Kawasan Pelestarian Alam meliputi taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, Kawasan Suaka
Alam meliputi suaka margasatwa dan cagar alam, serta Taman Buru. Kawasan Pelestarian Alam adalah hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuah dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai
wilayah sistem penyangga kehidupan. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem
asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam, yang
mempunyai fungsi sebagai: Kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan.
Kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa.
Universitas Sumatera Utara
Kawasan pemanfaatan secara lestari potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang
terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi yang berfungsi sebagai: Kawasan pariwisata dan rekreasi alam, disamping,
Kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan Kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan keunikan
alam. Prinsip ekowisata menurut Masyarakat Ekowisata Indonesia MEI antara lain :
1. Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian
lingkungan. 2.
Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat.
3. Memberikan manfaat kepada masyarakat setempat.
4. Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan yang
dianut masyarakat setempat. 5.
Memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan dan kepariwisataan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN
3.1 Kawasan Ekowisata Tangkahan
Kawasan Ekowisata Tangkahan ádalah nama yang ditetapkan untuk memperjelas sebutan pada batas kawasan pengelolaan dalam lingkup kesepakatan
kerjasama memorandum of understanding yang ditanda tandangani oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser dan Lembaga Pariwisata Tangkahan pada 22 April
2002 dan 23 Juli 2006 seluas 17.500 ha, yang merujuk pada ketentuan Peraturan Menteri Kehutanan No: P.19Menhut – II2004 tentang kolaborasi kawasan
Pelestarian Alam dan kawasan Suaka Alam. Dimana letak kawasan pengelolaan kolaborasi tersebut terletak pada Koordinat 03
˚ 37΄ 45 – 03˚ 44΄ 45˝ LU sd 098˚ 00΄ 00˝ - 098˚ 06΄ 45˝ BT. Kawasan pengelolaan kolaborasi tersebut terletak di wilayah
Resort BB_TNGL Tangkahan dan sebahagian masuk dalam wilayah Resort BB_TNGL Cinta Raja, SPTN VI – Besitang pada wilayah BPTN IIIStabat Balai
Besar Taman Nasional Gunung Leuser di bagian Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di wilayah administratif kabupaten Langkat.
Kawasan Ekowisata Tangkahan terletak di kecamatan Batang Serangan yang merupakan pemekaran wilayah kecamatan dari kecamatan Padang Tualang.
Kecamatan Batang Serangan memiliki 6 wilayah Desa Sungai Serdang, Namo Sialang, Sungai Musam, Kuala Musam, Sungai Bamban dan Karya Jadi dan 1
wilayah kelurahan yaitu kelurahan Batang Serangan yang merupakan ibukota
Universitas Sumatera Utara