IV. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran penulis di perpustakaan universitas sumatera utara dan di perpustakaan fakultas hukum uninersitas sumatera utara, penulis tidak
menemukan adanya judul skripsi mengenai ”Peran Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Deli Serdang Dalam Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah”.
Sehingga penulis dapat menjamin keaslian penulisan yang di lakukan oleh penulis.
V. Tinjauan Kepustakaan Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan judul yaitu ”Peran
Badan Pertanahan Nasional Dalam Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah”.
Sebelum penulis melanjutkan pembahasan, terlebih dahulu penulis mencoba memberikan beberapa penjelasan, pengertian secara umum dari judul
skripsi ini, sekaligus memberikan penegasan demi mencegah kesimpangsiuran atau kekaburan dalam memahami tulisan ini.
1. “Peran” dalam tulisan ini mempunyai arti fungsi dan tugas.
2. ”Badan Pertanahan Nasional” adalah Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, yang dalam penulisan ini penulis lebih membahas peran
BPN dalam pelayanan publik sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah dilaksanakan satuan kewilayahan didaerah-daerah berdasarkan
permintaan Pemerintah Daerah Otonom. 3.
”Pelayanan Publik” adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, danatau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. 4.
”Penyelenggara Pelayanan Publik” adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik. 5.
”Organisasi Penyelenggara Pelayanan Publik” adalah
Organisasi Penyelenggara adalah satuan kerja penyelenggara pelayanan publik yang berada di lingkungan institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik. 6.
”Pelaksana Pelayanan Publik” adalah pejabat, pegawai, petugas,
dan setiap orang yang bekerja di dalam Organisasi Penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan
pelayanan publik. 7.
”Masyarakat” adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun
penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan
publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. 8.
”Standar Pelayanan” adalah tolok ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji Penyelenggara
kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas,
cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. 9.
”Sistem Informasi Pelayanan Publik” adalah rangkaian kegiatan
yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi dari Penyelenggara kepada
masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan Latin, tulisan dalam huruf Braile, bahasa gambar, danatau bahasa lokal,
serta disajikan secara manual ataupun elektronik. 10.
”Otonomi Daerah” adalah hak atau wewenang dan kewajiban
daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan rumah
tangganya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
VI. Metode Penelitian