Rasio Keuangan Metode Altman

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Rasio Keuangan Metode Altman

Nilai minimum, maximum, dan mean dari masing-masing rasio keuangan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik rasio-rasio keuangan dari kelima rasio keuangan yang digunakan oleh Altman yang dijadikan variabel penelitian selama periode 2007 sampai dengan 2009. Berdasarkan perhitungan menggunakan program Excel, diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.1 yaitu: Tabel 4.1 Rasio Keuangan Altman Pada Perusahaan Kontruksi Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2007-2009 Tahun Variabel 2007 2008 2009 min max mean min max mean min max mean WCTA -0.0422 0.3087 0.1682 -0.0181 0.2727 0.1541 0.0157 0.2674 0.1662 RETA -0.0651 0.1447 0.0567 -0.0521 0.1176 0.0633 -0.0443 0.1423 0.0873 EBITTA 0.0587 0.3641 0.1858 0.0183 0.3862 0.1598 0.1567 0.3968 0.2322 MVEBTD 0.2107 2.8715 1.0480 0.0494 1.2625 0.3185 0.0494 1.0413 0.3341 STA 0.7886 1.4890 1.0490 0.7772 1.7041 1.2187 0.6626 1.7508 1.1904 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011 1. Working Capital to Total Assets Ratio X 1 Nilai minimal dari Working Capital to Total Assets Ratio X 1 merupakan nilai terendah dari ratio tersebut pada kelompok Perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Perusahaan dengan X 1 terendah selama tiga tahun berturut-turut adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk yaitu -0.0422 Universitas Sumatera Utara pada tahun 2007, kemudian naik menjadi -0.0181 pada tahun2008, dan naik menjadi 0.0157 pada tahun 2009. Nilai maksimal dari Working Capital to Total Assets Ratio X 1 merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan ratio X 1 tertinggi selama tiga tahun berturut-turut adalah PT Duta Graha Indah Tbk, yaitu 0.3087 pada tahun 2007, kemudian turun menjadi 0.2727 pada tahun 2008, dan pada tahun 2009 yaitu 0.2674. Mean digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu distrubusi data berdasarkan nilai rata-rata yang digunakan dengan cara membagi nilai hasil penjumlahan sekelompok data dengan jumlah data yang diteliti. Mean Working Capital to Total Assets Ratio X 1 yang dimiliki oleh perusahaan Kontruksi Bangunan adalah 0.1682 pada tahu 2007, kemudian turun menjadi 0.1541 pada tahun 2008 dan naik menjadi 0.1662 pada tahun 2009. 2. Retained Earnings to Total Assets Ratio X 2 Nilai minimal dari Retained Earnings to Total Assets Ratio X 2 merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan Kontruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X 2 terendah pada tahun 2007 adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk yaitu -0.0651, pada tahun 2008 yaitu -0.0521, dan pada tahun 2009 yaitu -0.0443 Nilai maksimal dari Retained Earnings to Total Assets Ratio X 2 merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X 2 Universitas Sumatera Utara tertinggi selama tiga tahun berturut-turut adalah PT Wijaya Karya Persero Tbk yaitu 0.1447 pada tahun 2007, kemudian turun menjadi 0.1176 pada tahun 2008, dan naik lagi menjadi 0.1423 pada tahun 2009 yaitu pada PT Total Bangun Persada Tbk. Mean Retained Earnings to Total Assets Ratio X 2 selama tiga tahun berturut-turut yang dimiliki oleh perusahaan Kontruksi Bangunan selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2007 yaitu sebesar 0.0567 pada tahun 2008 naik menjadi 0.0633, dan pada tahun 2009 naik lagi menjadi 0.0873. 3. Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio X 3 Nilai minimal dari Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio X 3 merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan Kontruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia tahun 2007- 2009. Perusahaan dengan X 3 terendah pada tahun 2007 adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk yaitu 0.0587, pada tahun 2008 yaitu 0.0183 dan pada tahun 2009 yaitu 0.1567. Nilai maksimal dari Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio X 3 merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X 3 tertinggi selama tahun 2007 dan 2009 adalah PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk yaitu 0.3641 pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2008 mengalami kenaikan yaitu 0.3862 dan pada tahun 2009 naik lagi menjadi 0.3968. Mean Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio X 3 pada tahun 2007 adalah 0.1858, pada Universitas Sumatera Utara tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 0.1598 dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 0.2322. 4. Market Value Equity to Book Value of Total Debt Ratio X 4 Nilai minimal dari Market Value Equity to Book Value of Total Debt Ratio X 4 merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan Kontruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia tahun 2007- 2009. Perusahaan dengan X 4 terendah pada tahun 2007 adalah PT Adhi Karya Persero Tbk yaitu 0.2117, tahun 2008 yaitu 0.0430 dan tahun 2009 yaitu 0.0494. Nilai maksimal dari Market Value Equity to Book Value of Total Debt Ratio X 4 merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X 4 tertinggi selama tahun 2007 sampai 2009 adalah PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk yaitu sebesar 2.8715 pada tahun 2007, pada tahun 2008 turun menjadi 1.2625, dan pada tahun 2009 turun lagi yaitu 1.0413. Mean Market Value Equity to Book Value of Total Debt Ratio X 4 dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 mengalami penurunan yaitu sebesar 1.0480 pada tahun 2007, turun menjadi 0.3185 pada tahun 2008, dan mengalami kenaikan menjadi 0.3341 pada tahun 2009. 5. Sales to Total Assets Ratio X 5 Nilai minimal dari Sales to Total Assets Ratio X 5 merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan Kontruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan Universitas Sumatera Utara X 5 terendah pada tahun 2007 adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk yaitu 0.7886, tahun 2008 yaitu 0.7772, dan tahun 2009 yaitu 0.6626. Nilai maksimal dari Sales to Total Assets Ratio X 5 merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X 5 tertinggi selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 adalah PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk yaitu sebesar 1.4890 pada tahun 2007, naik menjadi 1.7041 pada tahun 2008, dan naik lagi menjadi 1.7508 pada tahun 2009. Mean Sales to Total Assets Ratio X 5 untuk tahun 2007 sebesar 1.0490, naik menjadi 1.2187 pada tahun 2008, dan pada tahun 2009 menurun yaitu sebesar 1.1904. B. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Kontruksi Bangunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009 Model Altman Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai 2009. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 6 perusahaan. Sampel sebanyak 6 perusahaan tersebut terlebih dahulu dihitung nilai Z-Score Altman masing-masing dengan rumus berikut ini: Z-Score = 0,717X 1 + 0,847X 2 + 3,107X 3 + 0,420X 4 + 0,998X 5 Dimana, X 1 = Modal kerja total harta working capital to total assets X 2 = Laba ditahan total harta retained earnings to total assets X 3 = Laba sebelum bunga dan pajak total harta earnings before Universitas Sumatera Utara interest and taxes to total assets X 4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang market value equity to book value of total debt X 5 = Penjualan total harta sales to total assets Setelah nilai Z-Score diperoleh, kemudian sampel Perusahaan dikelompokkan ke dalam kategori perusahaan bangkrut, rawan bangkrut dan tidak bangkrut berdasarkan interval nilai Z-Score yang terdiri dari: 1. Z-Score kurang dari 1,2 mencerminkan kebangkrutan yang tinggi. 2. Angka diantara 1,20 dan 2,90 berada pada area rawan bangkrut. 3. Z-Score diatas 2,90 menunjukkan kebangkrutan yang rendah. Berdasarkan perhitungan prediksi kebangkrutan Altman Z-Score diperoleh hasil seperti dalam Tabel 4.2 Tabel 4.2 Nilai Altman Z-Score No. Nama Perusahaan 2007 2008 2009 Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi 1. PT Adhi Karya Persero Tbk 1.649 Rawan Bangkrut 1.573 Rawan Bangkrut 1.791 Rawan Bangkrut 2. PT Duta Graha Indah Tbk 2.824 Rawan Bangkrut 1.778 Rawan Bangkrut 1.800 Rawan Bangkrut 3. PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk 4.951 Tidak Bangkrut 3.614 Tidak Bangkrut 3.489 Tidak Bangkrut 4. PT Surya Semesta Internusa Tbk 1.288 Rawan Bangkrut 0.864 Bangkrut 0.883 Bangkrut 5. PT Total Bangun Persada Tbk 2.258 Rawan Bangkrut 1.942 Rawan Bangkrut 2.219 Rawan Bangkrut 6. PT Wijaya Karya Persero Tbk 2.077 Rawan Bangkrut 1.715 Rawan Bangkrut 1.873 Rawan Bangkrut Sumber: Diolah Penulis, 2011 Tabel 4.2 menunjukkan daftar yang diproduksi dalam tiga kategoti yaitu bangkrut, rawan bangkrut dan tidak bangkrut. Universitas Sumatera Utara 1. Kategori Perusahaan Bangkrut Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut, dapat dilihat ada 16.66 atau 1 perusahaan yang menurut Model Altman Z-score terklasifikasi “Tidak Aman” pada tahun 2008 dan 2009. Artinya model prediksi memberi sinyal bahwa satu perusahaan tersebut termasuk dalam kategori “bangkrut”. Perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2008 dan 2009 adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk. Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2008 diperoleh skor 0.864 yaitu PT Surya Semesta Internusa Tbk. Perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2009 diperoleh skor 0.883 yaitu PT Surya Semesta Internusa Tbk. 2. Kategori Perusahaan Rawan Bangkrut Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, dapat dilihat ada 66.66 atau 4 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score Altman terklasifikasi “rawan bangkrut” pada tahun 2007 dan 2009. Ini berarti bila perusahaan dapat memperbaiki diri maka perusahaan bisa menjadi perusahaan sehat, namun bila perusahaan tidak segera memperbaiki diri maka perusahaan akan masuk pada perusahaan bangkrut. Perusahaan yang diprediksi masuk kategori “rawan bangkrut” pada tahun 2007 dan 2009 adalah PT Adhi Karya Persero Tbk, PT Duta Graha Indah Tbk, PT Total Bangun Persada Tbk, dan PT Wijaya Karya Persero Tbk. Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang masuk kategori rawan bangkrut tahun 2007 diperoleh skor terendah 1.6491 yaitu PT Adhi Karya Persero Tbk, Universitas Sumatera Utara dan skor tertinggi 2.258 PT Total Bangun Persada Tbk yaitu. Perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang masuk kategori rawan bangkrut tahun 2008 diperoleh skor terendah 1.5732 yaitu PT Adhi Karya Persero Tbk, dan skor tertinggi 1.942 PT Total Bangun Persada Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang masuk kategori rawan bangkrut tahun 2009 diperoleh skor terendah 1.791 yaitu PT Adhi Karya Persero Tbk, dan skor tertinggi 2.219 yaitu PT Total Bangun Persada Tbk. 3. Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, dapat dilihat hanya ada satu perusahaan atau 16.66 yang menurut model prediksi Z-Score Altman terklasifikasi dalam perusahaan “tidak bangkrut” pada tahun 2007 sampai tahun 2009. Ini berarti hanya ada satu perusahaan yang benar-benar dalam kondisi sehat, namun sebaiknya perusahaan jangan sampai lengah dan mampu mempertahankan kondisi keuangannya agar perusahaan tidak masuk dalam kategori perusahaan rawan bangkrut maupun perusahaan bangkrut. Perusahaan yang diprediksi masuk kategori “tidak bangkrut” pada tahun 2007 sampai tahun 2009 adalah PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk dengan nilai Z-Score sebesar 4.951 pada tahun 2007, turun menjadi 3.614 pada tahun 2008, dan turun lagi menjadi 3.489 pada tahun 2009. Meskipun perusahaan mengalami penurunan, tetapi masih berada dalam kondisi yang aman dari kecenderungan kebangkrutan. Universitas Sumatera Utara

C. Pembahasan Hasil Penelitian