Berdirinya Perusahaan Perkembangan Perusahaan

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tempat Kerja Praktek

2.1.1 Sejarah Instansi

PT Astra International Tbk, didirikan pada tahun 1987 sebagai salah satu perusahaan persekutuan dagang setelah melalui tahap perkembangannya PT Astra International Tbk dengan para pemimpin yang di bentuk secara strategis perusahaan yang menjdikan PT Astra International Tbk menjadi perusahaan luas.

2.1.1.1 Berdirinya Perusahaan

Astra berdiri pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan trading. Selama perkembangannya, Astra telah membentuk sejumlah aliansi bisnis strategis dengan perusahaan perusahaan global terkemuka. Sejak tahun 1990, PT Astra International Tbk telah tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar per 31 Desember 2009 sebesar Rp. 140 triliun. Saat ini, Astra bergerak di 6 bidang usaha yaitu : Automotive, Financial Services, Heavy Equipment, Mining and Energy, Agribusiness, Information Technology, Infrastructure and Logistics Value Chain. Pada tanggal 31 Desember 2009, Astra International memperkerjakan 126.700 orang di 154 perusahaan termasuk anak perusahaan, asosiasi, dan yang dikendalikan.

2.1.1.2 Perkembangan Perusahaan

Pada tahun 1957, Astra International resmi berdiri. Lalu, di tahun 1960, usaha Astra mulai merambah ke impor alat berat, seperti mesin dan lainnya. Puncaknya, pada 1968, Astra dipercaya menjadi pemasok 800 unit truk merek Chevrolet dari Amerika Serikat. Inilah, tonggak sejarah masuknya Astra di bisnis otomotif. Sejumlah prinsipal otomotif asing pun tergiur mengadakan kerja sama dengan Astra. Pada 1970, Toyota Motors Jepang menunjuk Astra untuk mengageni distribusi mobil merek Toyota produksinya. Tak mau ketinggalan, pihak Honda dan Fuji Xerox produsen mesin fotokopi dari Negeri Matahari Terbit itu juga menunjuk Astra sebagai agen produknya di Indonesia. Pada 1970, sedikitnya 72 perusahaan telah bernaung di bawah bendera Astra. Bahkan, pada 1992, jumlahnya membengkak menjadi sekitar 300 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor. Sayang, di tahun itu pula, lonceng kematian harus berdentang di markas Astra. Pada 14 Desember 1992, pemerintah melikuidasi Bank Summa, milik Edward Soeryadjaya putra sulung William, lantaran terbelit utang. Salah satu pinjaman Edward adalah ke Handelsbank Jerman sebanyak 150 juta DM. Padahal, aset Summa tak mampu menutupi utang tersebut. Syahdan, total utang Summa ke sejumlah pihak mencapai Rp 1,5 triliun. Di kala perahu Summa oleng. William turun tangan membantu kesulitan Edward. Tak segan-segan, William menjual sahamnya di Astra. Bahkan, ia terpaksa harus menjualnya di bawah harga pasar ketika itu dari Rp 10.000 menjadi Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per saham. Sejumlah konglomerat nasional — kabarnya mereka sengaja merekayasa kejatuhan Bank Summa demi mencaplok saham Astra —mendapatkan perusahaan milik William tersebut. Pada tahun 1996, kerajaan bisnis Astra telah berada dalam genggaman ”The Big Five.” Maka, tercatatlah Putra Sampoerna yang menguasai 14,67 saham Astra. Ada pula Bob Hasan 8,83, Prajogo Pangestu 10,68, Toyota Jepang 8,26, Kelompok Salim 8,19, dan Usman Atmadjaja 5,99. Sisanya tersebar di tangan publik. Namun, konsorsium itu tak lama menguasai Astra. Di saat krisis, Astra oleng lantaran aset para konglomerat di Astra dijadikan jaminan utang para konglomerat itu di sejumlah bank yang dirawat Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Astra pun masuk BPPN. Pada tahun 2000, di bawah kepemilikan BPPN, Astra dikomandani Rini Soewandi. Performanya kala itu sudah lumayan membaik. Akhirnya, pada Maret 2003, sekitar 39,5 saham Astra dikuasai oleh konsorsium Cycle Carriage Mauritius yang menjadi pemenang ketika BPPN menjual saham entitas bisnis ini. Pada tahun 2004, CC Mauritius menambah porsi kepemilikan sahamnya di Astra hingga 41,76. Pada akhir 2004, kepemilikan CC Mauritius di Astra dibeli oleh Jardine Cycle Carriage. JCC. Lalu, kepemilikan saham JCC di Astra meningkat hingga 50,11. Kini, kalau JCC sudah dikuasai Temasek, maka semakin panjanglah daftar mereka yang pernah menguasai Astra. Dan entah sampai kapan, daftar itu akan berhenti memanjang.

2.1.2 Logo Instansi