Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan

(1)

(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah, segala puji peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan“. Peneliti sepenuhnya menyadari, tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, baik dari materi pembahasan maupun tata bahasanya, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini antara lain kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingannya baik itu ilmu, saran, nasihat selama penulisan tugas akhir ini.


(5)

(6)

DAFTAR ISI

hal.

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Sistematika Penelitian ... 4

1. Jadwal Penelitian ... 4

2. Laporan Penelitian ... 5

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 8

C. Job Description atau Uraian Tugas ... 8

D. Jaringan Usaha atau Kegiatan ... 11

E. Kinerja Usaha Terkini ... 11

F. Rencana Kegiatan ... 12

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pembiayaan Mudharabah ... 13


(7)

1. Pengajuan Permohonan Pembiayaan Mudharabah ... 14

2. Syarat-Syarat Pembiayaan Mudharabah... 14

3. Analisis dan Evaluasi Pembiayaan Mudharabah ... 16

4. Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan ... 21

5. Pencatatan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah ... 23

C. Keputusan Permohonan Pembiayaan Mudharabah... 23

D. Analisis Hasil Penelitian Terhadap Prosedur Pembiayaan Mudharabah ... 24

E. Flowchart Prosedur Pembiayaan Mudharabah ... 26

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 29

DAFTAR TABEL : Tabel 1.1 Jadwal Penelitian………. 5

Tabel 3.1 Perhitungan Lamanya Perputaran Masing-Masing Modal Kerja ……… 21

Tabel 3.2 Perhitungan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan PT.”T” ……….... 22

Tabel 3.3 Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja ………. 22

Tabel 3.4 Jurnal Pembiayaan Mudharabah Pada PT.”T” …… 23

DAFTAR PUSTAKA ... 32


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, di lakukan di Indonesia setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan syariah serta dikeluarkannya fatwa bunga haram dari majelis ulama Indonesia (MUI) tahun 2003. banyak bank yang menjalankan operasionalnya secara prinsip syariah. Dengan diperkenalkannya jenis bank dengan prinsip bagi hasil, maka dalam sistem perbankan Indonesia selain bank umum yang kita kenal selama ini, banbk dapat pula memilih kegiatan usaha berdasarkan sistem bagi hasil.

Perbedaan prinsip perbankan umum dengan bank bagi hasil terletak pada sistem bunga. Bank bagi hasil dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan yang akan diterima atas jasa pembiayaan yang diberikan. Demikian pula imbalan yang diberikan kepada nasabah atas dana yang dititipkan kepada bank. Penetuan imbalan yang diinginkan dan yang akan diberikan tersebut semata-mata didasarkan pada prinsip bagi hasil. Pada bank umum imbalan didalam penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dihitung dalam bentuk bunga yang dinyatakan dalam persentase tertentu.


(9)

Berdasarkan hukum-hukum syariah tersebut bank syariah lebih mengutamakan unsur kepercayaan didalam pemberian pembiayaan yang dilakukan. Salah satu bentuk pembiayaan bank syariah adalah pembiayaan mudharabah. Mudharabah suatu akad kerja sama antara penyedia dana usaha (shahibul maal) menyediakan modal 100% dengan manajemen usaha (mudharib) untuk memperoleh hasil usaha sesuai dengan pembagian hasil usaha sesuai porsi (nisbah) yang disepakati bersama pada awal.

Secara teoritis, pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah tidak memiliki resiko kredit macet yang cukup tinggi karena pembiayaan dilakukan atas hukum-hukum syariah, namun sering kali dalam pelaksanaannya sistem ini masih juga mengandung resiko kredit macet, yang disebabkan nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan ternyata tidak layak diberikan pembiayaan. Dengan demikian diperlukannya informasi yang mendukung pengawasan serta analisa didalam prosedur pemberian pembiayaan. Bagaimana penerapan prosedur pembiayaan yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah (persero), Tbk Cabang Medan khususnya pembiayaan Mudharabah telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam menentukan kriteria layak atau tidak layaknya Mudharib menerima pembiayaan, agar resiko kredit macet dapat diminimalisasi.

Berdasarkan uraian penulis tertarik untuk menganalisis prosedur pembiayaan pada Bank BNI Syariah, khususnya system pembiayaan mudharabah, maka penulis mengambil judul “Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank


(10)

B. Permasalahan

Setiap perusahaan pasti memiliki masalah, apalagi yang kita ketahui saat ini persaingan antar bank semakin tajam dalam usaha menarik minat nasabah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi topik permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

“ Bagaimanakah prosedur pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan? “

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.

Adapun manfaat yang diperoleh dari penulis maupun perusahaan tempat melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Bagi peneliti

Penulisan tugas akhir ini berguna untuk memenuhi persyaratan Akademik dalam menyelesaikan studi dari Fakultas Ekonomi Program Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan perbandingan bagi penulis antara teori yang diperoleh selama pendidikan dengan penerapannya yang dijumpai di dalam perusahaan.


(11)

b. Bagi perusahaan

Berguna sebagai bahan masukan bagi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Medan dan dapat menjadi suatu bahan pertimbangan dalam pemberian pembiayaan mudharabah dimasa yang akan datang. c. Bagi peneliti lain

Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi peneliti lain dan dapat menjadi bahan masukan apabila melakukan penelitian mengenai analisis prosedur penbiayaan mudharabah di tahun-tahun mendatang.

D. Sistematika Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini, peneliti mempunyai sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelittian dan laporan penelitian.

1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dilakukan setelah peneliti menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian di berikut ini


(12)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian.

No

. Kegiatan

Oktober November

Minggu Minggu

I II III IV I II III IV

A. Persiapan

1. Pelaksanaan observasi untuk

mendapatkan topik tugas akhir  2. Bimbingan untuk pelaksanaan tugas

akhir 

B. Pelaksanaan

3. Bimbingan untuk pengolahan data

perusahaan. 

4. Pengolahan data perusahaan dalam

penyusunan tugas akhir 

C. Pelaporan

5. Bimbingan untuk penulisan BAB I

tugas akhir. 

6. Bimbingan untuk penulisan BAB II

tugas akhir. 

7. Bimbingan untuk penulisan BAB III

tugas akhir. 

8. Bimbingan untuk penulisan BAB IV

tugas akhir. 

9. Bimbingan tahap akhir dalam

penyusunan tugas akhir. 

10. Penyempurnaan tugas akhir. 

2. Laporan Penelitian

Seluruh pembahasan dalam tugas akhir ini disusun secara sistematik yang terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III, dan BAB IV

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini yang diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat, sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.


(13)

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah ringkas PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan, struktur organisasi, uraian tugas, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan pembahasan mengenai analisis kredit pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berdasarkan uraian pembahasan dan saran sebagai bahan masukan guna meningkatkan kinerja perusahaan dalam upaya peningkatan pembiayaan Mudharabah.


(14)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas

Dalam rangka memperluas segmen pasar (market development) BNI, maka manajemen BNI memutuskan menggarap pasar bank syariah sebagai salah satu upaya untuk memperkuat bisnis BNI.

BNI unit syariah didirikan sejak tanggal 29 April 2000 dan sampai saat ini telah mempunyai 10 (sepuluh) buah cabang yaitu : Yogyakarta, Jepara, Banjarmasin, Jakarta Timur, Padang, Pekalongan, Malang, Jakarta Selatan, Bandung, Makassar. BNI Syariah Cabang Medan didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002.

Alasan-alasan BNI membuka cabang Syariah antara lain :

1. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap (mewujudkan BNI sebagai

Universal Banking).

2. 30%masyarakat Indonesia menolak sistem bunga (data MUI).

3. Landasan operasional perbankan, operasional perbankan syariah sudah kuat, 4. Masih terbatasnya kompetitor.

5. Respon kepercayaan masyarakarat yang besar atas kehadiran bank syariah (hasil survei).


(15)

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan adalah berbentuk garis dan pada manajemen puncak telah dilakukan penataan fungsi dan peran kerja yang lebih koordinatif. Upaya ini diikuti pula dengan berbagai penyempurnaan struktur organisasi perusahaan. Penyempurnaan tata laksana organisasi perusahaan ini dijabarkan melalui penyederhanaan maupun peningkatan status, fungsi, dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat pada bagan struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan di lampiran 1 tugas akhir ini.

C. Job Description atau Uraian Tugas

PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan memiliki pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing, antara lain :

1. Pimpinan Cabang

Fungsi-fungsi dari Pimpinan Cabang, antara lain :

a. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktfitas cabang dalam memberikan pelayanan kepada nasabah.

b. Bertanggung jawab sepenuhnya untuk membina dan mengembangkan kepegawaian dalam usaha meningkatkan prestasi mutu kerja para pegawai. c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen


(16)

d. Menyelia dan berpartisipasi aktif terhadap unit dibawahnya.

2. Wakil Pimpinan Bidang Operasional

Fungsi-fungsi dari Bidang Operasional, antara lain :

a. Menyelia kegaiatan pelayanan di front office dan back office dengan mengupayakan pelayanan yang optimal.

b. Menyelia dan bertasipisasi aktif terhadap unit-unit dibawahnya.

c. Membantu pimpinan cabang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

3. Unit Kontrol Intern

Fungsi-fungsi dari Unit Kontrol Inter, antara lain :

a. Melakukan pengawasan rutin terhadap proses kegiatan harian cabang. b. Melakukan pemeriksaan kas.

c. Melakukan review terhadap operasional kredit, dokumen, dan penguasaan barang jaminan, serta memantau perkembangan kredit.

d. Melakukan verifikasi atas rekening dalam penyelesaian. e. Melakukan penyelidikan terhadap kecurangan yang terjadi.

4. Unit Pemasaran Bisnis

Fungsi-fungsi dari Unit Pemasaran Bisnis, antara lain : a. Memasarkan dan mengelola kredit.

b. Mengajukan usul pembiayaan, menyusun struktur pembiayaan serta memonitor dan mengendalikan penggunaan, pembayaran kembali pembiayaan sesuai perjanjian.


(17)

c. Memasarkan produk dan jasa perbankan, penelitian dan ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis.

d. Mencari nasabah sesuai dengan target market.

e. Membina hubungan dan memantau aktivitas nasabah.

5. Unit Pelayanan Nasabah

Fungsi-fungsi dari Unit Pelayanan Nasabah, antara lain :

a. Melayani semua jenis transaksi kas / tunai, memindahkan kliring.

b. Melayani kegiatan eksternal payment point, kantor kas dan cabang pembantu.

c. Mengelola kas besar dan kas ATM. d. Melayani transaksi giro.

e. Menyediakan informasi dan melayani transaksi produk / jasa.

f. Menyusun data dan laporan ke BI serta membuat laporan pajak atas bagi hasil dan deposito.

g. Melayani permintaan, menyerahkan dan memantau permasalahan card plus serta melaporkan kartu yang hilang ke unit pengelolanya.

6. Unit Operasional

Fungsi-fungsi dari Unit Operasional, antara lain :

a. Bertanggung jawab terhadap pembuatan, pembayaran dan pengiriman laporan-laporan seperti pengembangan dana, laporan pajak, laporan arus kas.


(18)

c. Mencetak buku cek dan giro serta melakukan pembebanannya.

d. Melakukan cash count setiap akhir bulan terhadap jumlah uang di maintault dan cash caunt di ATM.

e. Membuat perhitungan biaya rekening antar bank dan memastikan kebenaran rekening antar bankdari pusat.

f. Melakukan proofing bulanan terhadap subledger.

D. Jaringan Usaha atau Kegiatan

Pada tahun 2009, jaringan PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan telah berkembang dengan pesat. Saat ini Bank memiliki jaringan outlet yang luas, mencakup 56 kantor cabang Syariah (termasuk kantor cabang pembantu dan kantor kas) di seluruh Indonesia, terdapat 4.000 ATM BNI, 15.000 ATM bersama dan 10.000 ATM LINK.

E. Kinerja Usaha Terkini

Dua tahun terakhir merupakan tahun yang penuh dengan proses transformasi dan memberikan banyak peluang dan tantangan bagi PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan. Kami bangga dengan hasil dari transformasi ini, satu indikator dari kesuksesan kami adalah peningkatan laba bersih sebesar 60% pada tahun 2009. Kami percaya bahwa kerja belumlah usai dan kami bertekad untuk melanjutkan upaya dalam meningkatkan kemampuan dan mendorong inovasi demi


(19)

memperkokoh posisi kami serta lebih mempercepat kemajuan demi mencapai visi kami untuk PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan.

F. Rencana Kegiatan

PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan merupakan salah satu bank yang berada dibawah naungan BNI 46. Visi dari perusahaan perbankan BNI Syariah ini adalah “Menjadikan Bank Syariah yang Menguntungkan bagi BNI 46 dan Terpercaya bagi Umat Muslim dengan Bersungguh-sungguh Menjalankan Kegiatan Usahanya Berdasarkan Pada Prinsip-prinsip Syariah Islam yang Mengacu Pada Al-Quran dan

Al-Hadits”. Misi dari PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan adalah

:

1. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam.

2. Memberikan mutu pelayanan yang unggul pada nasabah dengan sistem front

end dan otomasi on line.

3. Meningkatkan kualitas bisnis di segmen pasar usaha retail.

4. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap laba BNI 46 secara keseluruhan.


(20)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pembiayaan Mudharabah

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah yang disalurkan oleh PT. Bank Negara Indonesia Tbk Cabang Medan adalah Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara dua pihak dimana pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal 100% sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib) dengan mensyaratkan jenis ataupun bentuk usaha yang dilakukan.

Ketentuan-ketentuan umum dari pembiayaan mudharabah adalah :

1. Jumlah modal yang disetor pada nasabah selaku pengelola modal harus diserahkan tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang.

2. Hasil usaha yang dibagi sesuai dengan perhitungan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah.

3. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak berhak mencampuri urusan usaha nasabah


(21)

B. Prosedur Pembiayaan Mudharabah

1. Pengajuan Permohonan Pembiayaan Mudharabah

Setiap permohonan pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan harus diajukan secara tertulis dengan mengisi Formulir Surat Keterangan Permohonan Pembiayaan (SKPP) yang telah disediakan serta dilengkapi data yang diperlukan untuk bahan penilaian, seperti yang tertera pada lampiran 2.

2. Syarat-Syarat Pembiayaan Mudharabah

Syarat-syarat penerima pembiayaan mudharabah yang dikeluarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Usaha nasabah telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan, yaitu :

a. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah.

b. Tidak termasuk dalam debitur pinjaman macet sesuai dengan informasi dari Bank Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah.

c. Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai. 2. Usaha nasabah tidak termasuk dalam jenis usaha pemberian kredit yang perlu

dihindari yang bersifat spekulatif atau mempunyai resiko tinggi. 3. Tidak melampaui Batas Maksimum Pembiayaan.

Syarat-syarat yang diperlukan untuk pengajuan permohonan pembiayaan


(22)

1. Syarat-syarat Konsumtif kurang dari Rp. 20.000.000,- a. Fotokopi KTP Suami dan Istri.

b. Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Nikah. c. Asli Slip Gaji Pemohon.

d. SK Pengangkatan Pegawai Tetap / Surat Keterangan Masa Kerja. e. Asli Slip Gaji Istri (bila ada).

f. Nama Ibu Kandung Pemohon.

g. Surat Kuasa, Surat Pernyataan Nasabah. h. Surat Persetujuan Suami Istri.

i. Daftar Barang yang akan dibeli.

j. Asli Rekening Listrik dan Telepon Bulan Terakhir. k. Biaya Administrasi 1% dari Pembiayaan.

l. Ditutup Asuransi Jiwa.

2. Syarat-syarat Produktif lebih dari Rp. 20.000.000,- a. Fotokopi KTP Suami dan Istri.

b. Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Nikah. c. Fotokopi Surat Izin Usaha (SIUP, TDP, SITU).

d. Laporan Keuangan Usaha (Laba / Rugi, Neraca) 2 (dua) tahun terakhir. e. Nama dan Alamat Pemasok / Supplier Utama minimal 3 (tiga) Pemasok. f. Nama dan Alamat Pelanggan Utama minimal 3 (tiga) Pelanggan.

g. Bukti Kepemilikan Jaminan (SHM, IMB, PBB). h. Nama Ibu Kandung Pemohon.


(23)

i. Biaya Administrasi 1% dari Pembiayaan.

3. Analisis dan Evaluasi Pembiayaan Mudharabah

Jika Account Officer dan Pimpinan Cabang menilai bahwa permohonan pembiayaan mudharabah layak diproses lebih lanjut, maka Account Officer akan menghubungi calon mudharib untuk menentukan kapan akan dilakukan peninjauan langsung kelokasi usaha lokasi jaminan. Jenis-jenis Jaminan Pembiayaan

Mudharabah antara lain :

1. Jaminan Materil

Jaminan materil atau agunan dapat berupa benda bergerak dan tidak bergerak. a) Benda Bergerak

Kendaraan bermotor yang memiliki nilai marketability. Marketability adalah kekuatan barang jaminan itu untuk dijual / dipasarkan.

• Surat Berharga yakni sertifikat Bank Indonesia (SBI).

• Tabungan pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.

• Simpanan Giro pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.

• Benda bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan pembiayaan sesuai dengan ketentuan PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.


(24)

b) Benda Tidak Bergerak

• Tanah berikut bangunan, status hak atas tanahnya adalah hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai yang mempunyai masa berlaku disesuaikan dengan jangka waktu pembiayaan.

• Benda tidak bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan kredit sesuai dengan ketentuan PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.

2. Jaminan Immateril

Jaminan immateril dapat berupa jaminan perseorangan (personal guarantee) atau jaminan perusahaan (corporate gurantee). Jaminan immateril mengandung resiko yang sangat tinggi untuk dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan dan hanya dapat diterima sebagai jaminan tambahan.

Syarat-syarat agunan yang dijadikan sebagai jaminan pembiayaan adalah : a) Mempunyai nilai ekonomis (dapat diperjualbelikan secara umum dan

jelas) dan nilai marketability.

b) Nilai agunan harus lebih besar dari jumlah pembiayaan yang diberikan. c) Agunan tersebut tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain. d) Agunan tersebut tidak ada ikatan jaminan dengan pihak lain.

Setelah diadakan peninjauan lokasi, maka account officer menyusun laporan analisis pembiayaan, laporan data hasil kunjungan, dan laporan hasil peninjauan agunan tanah / kios / kendaraan, dan laporan analisis rasio keuangan calon mudharib.


(25)

Laporan-laporan tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan apakah permohonan pembiayaan tersebut layak atau tidak dibiayai pejabat pemutus. Laporan keuangan calon mudharib beserta analisis yang dilaksanakan oleh pihak bank pada permohonan pembiayaan mudharabah antara lain adalah sebagai berikut :

a) Identitas dan status perusahaan. b) Analisis Kualitatif.

1. Karakter

Karakter dan kredibilitas pemohon yang cukup baik. 2. Aspek Pemasaran

Posisi pasar pemohon menunjukkan hasil yang cukup baik, hal ini terlihat dari jenis produk / barang dagangan memenuhi kebutuhan konsumen, harga jual lebih murah dibanding pesaing, personil terampil dan cepat, pemohon memiliki strategi pemasaran yang tepat, lokasi dan usaha yang strategis.

3. Situasi Pasar dan Persaingan.

Orientasi pemasaran adalah lokal. Perkembangan pasar diperkirakan tetap stabil, tingkat persaingan cukup kompetitif, dan target market perusahaan ini adalah kalangan menengah kebawah.

4. Manajemen.

Pengalaman manajemen di nilai baik, walaupun sistem manajemen yang diterapkan masih sederhana berupa catatan pemasukan dan


(26)

penjualan namun telah cukup menggambarkan kondisi usaha yang sebenarnya.

5. Pemenuhan Bahan Baku Oleh Perusahaan.

Perusahaan mempunyai supplier tetap sehingga pemenuhan kebutuhan bahan baku terjamin.

6. Kendala yang Dihadapi.

Kendala yang dihadapi saat ini adalah tingkat produksi yang rendah sedangkan permintaan pasar terus meningkat hal ini diakibatkan oleh kekurangan modal perusahaan.

c) Analisis Kuantitatif.

Pada analisis kuantitatif oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan digunakan laporan keuangan calon mudharib sebagai berikut : 1. Laporan Laba / Rugi.

2. Neraca.

3. Rekonsiliasi Aktiva Tetap. 4. Rekonsiliasi Modal. 5. Pernyataan Kas.

Kelemahan-kelemahan atau resiko yang mungkin ada pada calon mudharib :

Resiko Umum

Secara umum, resiko yang mungkin dapat dihadapi mudharib adalah persaingan dimana banyak terdapat usaha sejenis dikota Medan, namun dengan sistem penjualan


(27)

mudharib dengan menggunakan agen penjualan, serta memberikan fee kepada tenaga

kerja marketer tersebut dinilai cukup efektif untuk menghadapi persaingan yang ada.

Resiko Khusus

Sistem penjualan dengan menggunakan tenaga marketer yang profesional, yang sewaktu-waktu dapat berpindah ke perusahaan lain. Namun hal ini dapat diatasi dengan memberikan fee kepada tenaga marketer sesuai dengan jumlah omset yang didapat oleh tenaga marketer tersebut.

Resiko Pembayaran Pembiayaan

Resiko ini dapat ditanggulangi dari jaminan yang diserahkan, contoh : satu bidang tanah dengan kepemilikan SHM No. xxx tanggal xx-xx-xxxx atas nama Tn. X diikat HT pertama Rp. 250.000.000,-.

Kesimpulan Atas Analisis Kualitatif dan Kuantitatif : 1. Analisis Watak (Character)

Karakter dan kredibilitas pemohon cukup baik, dikenal dikalangan pemasok dan langganan, kondisi keuangan bisnis saat ini lancar, tidak termasuk dalam daftar hitam dan kredit macet Bank Indonesia.

2. Analisis Kemampuan (Capacity)

Dari pengalaman berdagang selama ini menunjukkan pemohon mampu mengelola usaha dibantu saudara dan beberapa orang karyawan.

3. Analisis Modal (Capital)

Modal usaha menunjukkan angka positif terhadap rasio hutang dengan modal Debt Equity Ratio (DER). Peningkatan Net Profit Margin dan


(28)

perkembangan Net Worth (kekayaan sendiri) selama tiga tahun terakhir menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memupuk modal sendiri dari laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.

4. Analisis Kondisi dan Prospek Usaha (Condition)

Tingkat pertumbuhan masih positif dan profitabilitas baik. 5. Analisis Agunan (Collateral)

Agunan yang diserahkan adalah tanah dan bangunan milik pemohon yang nilainya menutupi jumlah pinjaman.

4. Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan (dalam 000)

PT. “T”

KALKULASI KEBUTUHAN MODAL KERJA METODE PERPUTARAN UNSUR MODAL KERJA

1. LAMANYA PERPUTARAN MASING-MASING MODAL KERJA :

Tabel 3.1 Perhitungan Lamanya Perputaran Masing-Masing Modal Kerja PT.”T”

Keterangan Rasio Keuangan Hasil

Kas&Bank

668.350 71.063 x 360 hari

38,28 hari

Piutang 10,93 hari


(29)

668.350

Stock

401.010 76.196 x 360 hari

68,40 hari

Jumlah 117,61 hari

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pihak jumlah perputaran masing-masing modal kerja yang ada pada PT. “T” adalah selama 117,61 hari.

2. PERPUTARAN MODAL KERJA KESELURUHAN

Tabel 3.2 Perhitungan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan PT.”T”

Perputaran Modal Kerja

117,61 hari 360 hari

3,06 kali

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui jumlah perputaran keseluruhan modal kerja yang ada pada PT.”T” adalah sebanyak 3.06 kali.

3. KEBUTUHAN MODAL KERJA

Tabel 3.3 Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja

a. Pada Tingkat Omset Sekarang

3,06 668.350

Rp 218.354

b. c.

Peningkatan Penjualan yad

Kebutuhan Modal Kerja 120% Rp 480.379

Rp 262.025

d. Modal Kerja yang Ada - Total Aktiva Lancar

261.770 0 +


(30)

- Disponible Kredit Rp 261.770

Rp 218.610

e. Pembayaran Kredit yang Ada

(Pemasok/Bank Lain) Rp 85.557

f. Kekurangan Modal Kerja Rp 304.167

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui perhitungan kebutuhan modal kerja yang ada pada PT.”T” adalah sebanyak Rp 304.167,-.

5. Pencatatan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah

Tabel 3.4 Jurnal Pembiayaan Mudharabah Pada PT.”T”

No. Keterangan Debit Kredit

1. Pada saat pencairan dana mudharabah Pembiayaan Mudharabah

Kredit rek. Mudharib

Rp250.000.000

Rp250.000.000 2. Pada saat menerima pembayaran bagi hasil

Debet rek. Mudharib Kredit pendapatan

Rp xxx

Rp xxx 3. Pada saat pengembalian modal

Debet rek/giro mudharib

Kredit pembiayaan mudharabah

Rp xxx


(31)

Dari tabel diatas dapat kita ketahui cara pencatatan jurnal yang dilakukan oleh PT.”T”.

C. Keputusan Permohonan Pembiayaan Mudharabah

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka calon mudharib direkomendasikan untuk mendapatkan pembiayaan sebesar kebutuhan modal kerja. Rekomendasi permohonan pembiayaan disusun dalam bentuk memorandum pengusulan pembiayaan (MPP).

Bagian pemasaran bertanggung jawab meneliti dan memastikan bahwa dokumen paket permohonan pembiayaan telah lengkap, masih berlaku, sah dan berkekuatan hukum. Selanjutnya paket dokumen permohonan pembiayaan diajukan kepada pejabat pemutus sesuai dengan kewenangannya.

Dari hasil analisis setelah melalui proses pengusulan pembiyaan, maka pejabat bank akan memberikan pendapat keputusan pembiayaan diterima atau ditolak. Bila disetujui maka akan dibuat surat penegasan atau surat persetujuan dan jika ditolak akan dibuat surat penolakan oleh bagian administrasi pembiayaan.

D. Analisis Hasil Penelitian Terhadap Prosedur Pembiayaan Mudharabah

Setiap tahapan proses pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan senantiasa dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal ini disebabkan karena pembiayaan

mudharabah merupakan salah satu produk BNI Syariah yang mengandung resiko


(32)

penyimpan dana dan para pengguna jasa perbankan lainnya, walaupun dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan terdapat pada analisis kualitatif dan kuantitatif, dan termasuk dalam melakukan peninjauan langsung ke lapangan atas kelayakan usaha mudharib untuk dibiayai.

Analisis kualitatif dilakukan terhadap karakter pemohon, latar belakang dan kualitas manajemennya. Selain itu juga dilakukan penilaian terhadap kualitas dan stabilitas usaha dengan mempertimbangkan posisi pasar, persaingan serta prospek usaha. Analisis kuantitatif digunakan untuk melakukan analisa kelayakan modal dan kapasitas perusahaan yang akan dibiayai dan jaminan yang diserahkan mudharib untuk mendukung permohonan pembiayaan mudharabah. Agar analisis lebih akurat kedua metode analisis dikombinasikan.

Pemberian pembiayaan mudharabah harus melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh bank untuk menghindari resiko pembiayaan. Prosedur pembiayaan

mudharabah ada tiga tahap penting yaitu analisis dan evaluasi pembiayaan,

pengusulan pembiayaan, putusan / persetujuan pembiayaan. Pejabat pemutus persetujuan pembiayaan mudharabah adalah Pengelola Pemasaran (PPM), Penyelia Pemasaran Bisnis (PPB) yang bertindak sebagai penganalisa, pengevaluasi dan pembuat memorandum pengusulan pembiayaan (MPP), dan Pimpinan Cabang (PC) yang bertidak sebagai pemutus.

Prosedur pembiayaan mudharabah yang telah dibahas sebelum untuk menentukan apakah calon mudharib layak atau tidak layak menerima pembiayaan analisis dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh bank. Permohonan


(33)

pembiayaan mudharabah yang diajukan oleh calon mudharib ditolak karena tidak layak dinilai dari segi tujuan penggunaan kredit dan dari segi repayment capacity, calon debitur dinilai belum mampu mengembalikan angsuran pembiayaan

mudharabah.

Kriteria mudharib yang dianggap layak menerima pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut :

1. Melengkapi data-data yang diperlukan untuk pengajuan pembiayaan

mudharabah baik untuk calon mudharib perorangan atau untuk badan usaha.

2. Usaha mudharib telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan yaitu :

a) Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan BNI Syariah. b) Tidak termasuk debitur pinjaman kredit macet sesuai dengan informasi

Bank Indonesia dan BNI Syariah.

c) Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai. 3. Apabila calon mudharib telah menjadi nasabah, selama berhubungan dengan

BNI Syariah mempunyai reputasi baik.

4. Analisis rasio keuangan calon mudharib sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh BNI Syariah.

5. Nilai agunan / jaminan harus lebih besar dari jumlah pembiayaan yang diberikan serta memiki nilai marketability.


(34)

E. Flowchart Prosedur Pembiayaan Mudharabah

Pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan, prosedur pembiayaan

mudharabah kepada calon mudharib dapat dilihat dari flowchart/lampiran 3 yang

terdapat pada halaman belakang tugas akhir ini. Prosedur pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Cabang Medan diawali dengan adanya calon mudharib yang harus mengajukan surat permohonan pembiayaan

mudharabah dan data-data kelengkapan permohonan pembiayaan mudharabah

terlebih dahulu. Setelah itu, seluruh data-data yang telah diajukan diterima pihak bank dan pihak bank meneliti apakah data-data tersebut telah lengkap diberikan oleh calon

mudharib.

Setelah pihak bank menerima dan memeriksa kelengkapan data-data calon

mudharib, maka pihak bank menganalisis tempat tinggal dan tempat usaha calon mudharib apakah telah sesuai dengan data-data yang diterima pihak bank dan

memutuskan apakah calon mudharib layak atau tidak menerima pembiayaan

mudharabah. Jika pada kenyataannya telah sesuai dengan data-data yang diberikan

oleh calon mudharib, maka pihak bank sekali lagi akan memberikan pendapat layak atau tidaknya calon mudharib tersebut memperoleh pembiayaan mudharabah.

Selanjutnya, data-data permohonan pembiayaan mudharabah akan diteruskan. Jika terdapat kekurangan dokumen, maka pihak bank akan memberikan informasi kepada calon mudharib agar segera melengkapi kekurangan data tersebut. Pihak bank akan mengeluarkan surat keputusan pembiayaan mudharabah sesuai dengan fasilitas dan jumlah pembiayaan yang diinginkan oleh calon mudharib jika tidak ada lagi


(35)

data-data dari calon mudharib yang kurang. Calon mudharib resmi menjadi mudharib BNI Syariah dan dana pembiayaan mudharabah segera dapat dicairkan oleh mudharib dan dipergunakan manfaatnya.


(36)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. BNI Syariah adalah sebuah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah yaitu Al-Quran dan Al-Hadits, sehingga BNI Syariah jauh dari praktek-praktek yang mengandung riba.

2. Adanya perbedaan pembiayaan di bank syariah dengan bank konvensional. Perbedaan terletak pada penetapan sistem bagi hasil pada pembiayaan bank

syariah dan sistem bunga pada kredit bank konvensional.

3. Prosedur pembiayaan di bank syariah tidak jauh berbeda dengan prosedur pemberian kredit pada bank konvensional, yaitu menerapkan pinsip-prinsip pembiayaan atau kredit yang kuat serta analisis pembiayaan atau kredit yang cermat dengan pertimbangan berbagai aspek namun tetap disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

4. Prosedur aplikasi pembiayaan mudharabah di BNI Syariah telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan menerapkan prinsip kehati-hatian ini dapat dilihat dari adanya pemisahan tugas yang memadai, dilakukannya analisis dan prosedur


(37)

otorisasi terhadap permohonan pembiayaan serta adanya dokumen dan catatan yang cukup dalam proses aplikasi pembiayaan mudharabah.

Adapun kelemahan dari pembiayaan mudharabah yaitu:

a. Secara spesifik dalam pembiayaan mudharabah sangat diperlukan unsur kepercayaan yang tinggi dari bank terhadap nasabah. Hal ini menyebabkan timbulnya kesulitan dalam mencari nasabah yang potensial sehingga secara otomatis bagi hasil yang ditawarkan pada penyimpanan dana lebih rendah dari tingkat bunga bank konvensional sehingga peningkatan kuantitas nasabah sulit di capai.

b. Masih terdapatnya jaminan atau agunan dari nasabah yang diterapkan oleh BNI syariah dalam proses pembiayaan mudharabah yang diberikan karena tingkat resiko yang tinggi dalam pembiayaan mudharabah dan kondisi perekonomian saat ini, serta karena sulitnya untuk mencari nasabah yang potensial untuk dibiayai, hal ini sebenarnya tidak terdapat dalam prinsip

syariah yang sebenarnya.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan penulis kepada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan dalam mensejahterakan perekonomian dimasyarakat dan meningkatkan keinginan masyarakat untuk menyimpan uangnya dalam bentuk kredit, yaitu :


(38)

1. Analisis pembiayaan harus lebih selektif dalam menentukan fasilitas pembiayaan yang akan diberikan dalam menentukan maksimal pembiayaan. Agar pembiayaan yang diberikan tepat fasilitas dan maksimal pembiayaannya, maka pemberian pembiayaan harus disesuaikan pada jenis usaha, kondisi usaha dan rencana bisnis calon mudharib. Apabila pembiayaan yang diberikan terlalu rendah dengan kebutuhan mudharib tidak mencapai sasaran dan pembiayaanpun tidak dapat dikembalikan.

2. Sebaiknya calon-calon mudharib diberikan proses / prosedur pembiayaan yang lebih cepat dan ringkas sehingga tercapai kepuasan nasabah dan efisiensi dalam pelayanan perbankan sehingga tingkat profitabilitas dapat ditingkatkan, namun tetap memperhatikan tingkat safety. Perlakuan tersebut hendak memperhatikan kondisi calon mudharib yang relatif heterogen, baik dari segi karakter, kemampuan, kondisi usaha dan angunan yang ada. Selain itu, pengelompokan pembiayaan berdasarkan maksimal pembiayaan hendaknya memerlukan teknik yang berbeda guna mempermudah calon mudharib memperoleh pembiayaan. Untuk pembiayaan dengan maksimal pembiayaan yang rendah hendaknya calon

mudharib diberi keringanan dalam melengkapi dokumen-dokumen yang

diperlukan pada tahap permohonan pembiayaan mudharabah.

3. Melakukan peninjauan secara langsung terhadap operasioanal perusahaan yang akan dibiayai sehingga memperoleh informasi yang akurat tentang kelayakan calon mudharib menerima pembiayaan, selain itu inspeksi terhadap perkembangan usaha dan keadaan calon debitur sebaiknya dilakukan secara


(39)

mendadak. Hal ini disebabkan tujuan peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang dibiayai sesuai dengan laporan calon mudharib. 4. BNI Syariah harus meningkatkan mutu karyawan, terutama karyawan yang ada

dalam unit pemasaran, karena unit pemasaran memegang peranan penting sehubungan pengkoordinasian seluruh kegiatan yang ada dalam proses pembiayaan terutama pembiayaan mudharabah sekaligus dalam menseleksi dan mencari nasabah-nasabah yang potensial. Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi hasil yang besar bagi penyimpan dana dan diharapkan lebih kompetitif dengan tingkat bunga bank konvensional, sehingga penyimpan dana lebih tertarik untuk menyimpan dananya di BNI Syariah dibandingkan dengan


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Universitas Muhammadiah Malang, Malang.

Antonio, Syafi’i, 2001. Bank Syariah ; Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

Arifin, Zainul, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Syariah, Cetakan Pertama, Alvabet, Jakarta.

Irmayanto, Juli, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.

Saeed, Abdullah, 2003. Bank Islam dan Bunga, Cetakan Pertama, Penerbit Pusaka Pelajar, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2003. Pedoman Akuntansi Syariah Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Jakarta. Institut Bankir Indonesia, 2003. Bank Syariah : Konsep Produk dan Implementasi


(41)

(42)

(43)

(44)

(1)

Dede Prana Lubis : Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan, 2010.

mendadak. Hal ini disebabkan tujuan peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang dibiayai sesuai dengan laporan calon mudharib. 4. BNI Syariah harus meningkatkan mutu karyawan, terutama karyawan yang ada

dalam unit pemasaran, karena unit pemasaran memegang peranan penting sehubungan pengkoordinasian seluruh kegiatan yang ada dalam proses pembiayaan terutama pembiayaan mudharabah sekaligus dalam menseleksi dan mencari nasabah-nasabah yang potensial. Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi hasil yang besar bagi penyimpan dana dan diharapkan lebih kompetitif dengan tingkat bunga bank konvensional, sehingga penyimpan dana lebih tertarik untuk menyimpan dananya di BNI Syariah dibandingkan dengan


(2)

Dede Prana Lubis : Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Universitas Muhammadiah Malang, Malang.

Antonio, Syafi’i, 2001. Bank Syariah ; Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

Arifin, Zainul, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Syariah, Cetakan Pertama, Alvabet, Jakarta.

Irmayanto, Juli, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.

Saeed, Abdullah, 2003. Bank Islam dan Bunga, Cetakan Pertama, Penerbit Pusaka Pelajar, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2003. Pedoman Akuntansi Syariah Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Jakarta. Institut Bankir Indonesia, 2003. Bank Syariah : Konsep Produk dan Implementasi


(3)

Dede Prana Lubis : Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan, 2010.

Lampiran 1.


(4)

Dede Prana Lubis : Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan, 2010.

Lampiran 2


(5)

Dede Prana Lubis : Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan, 2010.

Lampiran 3


(6)

Dede Prana Lubis : Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan, 2010.