Berpikir Kritis Tinjauan Pustaka

22 Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu me- nuju ke satu titik. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Kemampuan dalam berpikir kritis memberi- kan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam me- nentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Beberapa pengertian berpikir kritis yang dikutip dalam Achmad 2007 adalah: 1. Berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. 2. Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Johnson 2009 mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir untuk menye- lidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan logika. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian. Seperti yang dikemukakan oleh Anggelo dalam Achmad 2007, yakni: Berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir juga dilontarkan pula oleh Scriven dalam Achmad 2007: 3, yaitu: 23 Berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Ada beberapa indikator berpikir kritis. Ennis dalam Aryati 2009: 24, mengiden-tifikasi 12 indikator berpikir kritis, yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut: 1. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi:  memfokuskan pertanyaan  menganalisis pertanyaan dan bertanya  menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan. 2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas :  mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak  mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi. 3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan:  mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi  meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi  membuat serta menentukan nilai pertimbangan 4. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas:  mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan serta dimensi  mengidentifikasi asumsi 5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas:  menentukan tindakan  berinteraksi dengan orang lain Berdasarkan penjelasan mengenai indikator kemampuan berpikir kritis menu- rut Ennis, maka dapat dibuat rubrik dengan pemberian skor 1 sampai skor 4. Skor 1 adalah skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi. Rubrik tersebut ditampilkan pada Tabel 5. 24 Tabel 5. Rubrik Penilaian Berpikir Kritis Indikator Berpikir Kritis Skor Indikator Penilaian Memberikan Penjelasan Sederhana 1 Hanya memfokuskan pada pertanyaan 2 Memilih informasi relevan 3 Menganalisis argument 4 Menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut 1 Mendefinisikan istilah 2 Mendefinisikan asumsi 3 Mempertimbangkan definisi 4 Menemukan pola hubungan yang digunakan Menerapkan Strategi dan Taktik 1 Menentukan tindakan 2 Menunjukkan pemecahan masalah 3 Memecahkan masalah menggunakan berbagai sumber 4 Ketepatan menggunakan tindakan Sumber : Modifikasi dari Ennis dalam Achmad 2007 Selain indikator berpikir kritis, ada pula ciri-ciri dari berpikir kritis. Zeidler, et al dalam Suprapto 2008: 9 menyatakan ciri-ciri orang yang mampu berpikir kritis adalah: 1. memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk mendekati gagasannya, dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah 2. bersikap skeptis yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali dia sudah dapat membuktikan kebenarannya. Wade dalam Achmad 2007: 5 juga mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi: 1 kegiatan merumuskan pertanyaan, 2 membatasi permasalahan, 3 menguji data-data, 4 menganalisis berbagai pendapat dan bias, 5 menghindari pertimbangan yang sangat emosional, 6 menghindari penyederhanaan berlebihan, 7 mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan 8 mentoleransi ambiguitas. 25 Pott dalam Techonly 2010: 22 menyatakan bahwa: Ada tiga strategi spesifik untuk pembelajaran kemampuan berpikir kritis, yakni membangun kategori, menentukan masalah, dan men- ciptakan lingkungan yang mendukung fisik dan intelektual. Metode pembelajaran yang mempunyai karakteristik tersebut diantaranya pembelajaran generatif. Hal ini didasarkan pada proses pembelajaran pene- muan yang digambarkan Veermans dalam Techonly 2010: 22 yaitu: Orientasi, menyusun hipotesis, menguji hipotesis, membuat kesim- pulan dan mengevaluasi mengontrol. Rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran penemuan merupakan aktivitas dalam berpikir kritis. Pembelajaran generatif merupakan model pembelajaran yang berorientasi pa- da kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model pembelajaran gene- ratif, Siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuan di benak mereka sendi- ri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain. Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan dan menumbuhkan pola berpikir kritis. Menurut Christensen dan Marthin dalam Sugiyarti 2005 bahwa strategi pemecahan masalah dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan siswa dalam mengadaptasi situasi pembelajaran yang baru. Dari berbagai penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, men- 26 yimpulkan, dan mengevaluasi. Berpikir kritis merupakan salah satu jenis ber- pikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik.

4. Kemampuan Kognitif

Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pa- da penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui presepsi manusia terus-menerus mengadakan hu- bungan dengan lingkungannya. Mengingat adalah suatu aktifitas kognitif di- mana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh dimasa yang lampau. Pada prinsipnya mengingat adalah penarikan kembali informasi dalam bentuk kesan-kesan yang tersimpan dialam bawah sadar kedalam alam sadar yang pernah diperoleh sebelumnya. Berpikir adalah tingkah laku yang sering impli- cit dan tersembunyi dan biasanya dengan menggunakan symbol-simbol gambaran-gambaran, gagasan-gagasan, dan konsep-konsep perlu diakui bahwa berpikir merupakan kegiatan mental yang bersifat pribadi dan berpikir itu sendiri mempunyai tingkatan. Struktur dari original taksonomi Bloom sudah revisi menurut Anderson, L.W dan Krathwohl, D. R. dalam Amin Susilo 2008, yaitu: Dimensi proses kognitif mencakup menghafal remember, mema- hami understand, menerapkan apply, menganalisis analyse, mengevaluasi evaluate, dan membuat create. 27 Kelima tahap berikut merupakan tahapan model ranah kognitif dengan penje- lasan sebagai berikut: 1. Mengetahui, yang disebut C 1 Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kate- gori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali dan me- ngingat. Kata operasional mengetahui yaitu mengutip, menjelaskan, meng- gambar, menyebutkan, membilang, mengidentifikasi, memasangkan, me- nandai, menamai. Contoh: Sebutkan besaran-besaran yang termasuk besaran pokok dan besaran turunan 2. Memahami understand, yang disebut C 2 Pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa mereka telah mempu- nyai pengertian yang memadai untk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengi- ngat kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang diketahuinya. Kata operasional memahami yaitu menafsirkan, meringkas,mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeber- kan. Contoh : Jelaskan pengertian dari besaran pokok dan besaran turunan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah ( Prblem based learning) terhadap Kemampuan berpikir kritis siswa

7 19 180

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CORE DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA

12 128 489

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING)DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

2 14 78

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN MODEL 4K MATERI GEOMETRI KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA

21 118 377

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 5 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 3 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

0 2 49

Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Generative Learning pada Materi Hukum Newton

0 0 7