Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction

20 tihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pe- latihan dan pemberian umpan balik tertentu, guru perlu selalu mencoba mem- berikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau kete- rampilan yang dipelajari kedalam situasi kehidupan nyata. Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil dalam Sudrajat 2011 dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Implementasi Pembelajaran Langsung Menurut Bruce dan Weil yang akan diterapkan dalam penelitian Tahapan Pembelajaran Langsung Implementasi Pembelajaran Langsung  Orientasi Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. 1 Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa 2 Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran 3 Memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan 4 Menginformasikan materikonsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran 5 Menginformasikan kerangka pelajaran.  Presentasi Guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep- konsep maupun keterampilan 1 Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek 2 Pemberian contoh-contoh konsep 3 Pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas 4 Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.  Latihan terstruktur Guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan serta mengoreksi respon siswa.  Latihan terbimbing Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. 1 Memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan. 2 Mengasesmenilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya.  Latihan mandiri Siswa berlatih secara mandiri Sumber : Modifikasi dari Sudrajat 2011 Di lain pihak, menurut Slavin dalam Sudrajat 2011 mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut: 21 Tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung yaitu :  Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa.  Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat.  Menyampaikan materi pelajaran.  Melaksanakan bimbingan.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih.  Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik.  Memberikan latihan mandiri. Berdasarkan tabel sintaks pemebelajaran langsung direct instruction pada Tabel 3 maka peneliti membuat rancangan implementasi pembelajaran lang- sung direct instruction yang akan dilakukan pada saat penelitian seperti pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Tabel Sintaks Pembelajaran Langsung Direct Instruction Fase-fase Kegiatan guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Guru menyampaikan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran ini, mempersiapkan siswa untuk belajar Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Guru mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap tentang Hukum Hooke Fase 3 Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari tentang Hukum Hooke. Sumber : Modifikasi dari Nurman 2009

3. Berpikir Kritis

Johnson 2009 mengartikan berpikir sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan atau memenuhi keinginan untuk memahami. 22 Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu me- nuju ke satu titik. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Kemampuan dalam berpikir kritis memberi- kan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam me- nentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Beberapa pengertian berpikir kritis yang dikutip dalam Achmad 2007 adalah: 1. Berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. 2. Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Johnson 2009 mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir untuk menye- lidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan logika. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian. Seperti yang dikemukakan oleh Anggelo dalam Achmad 2007, yakni: Berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir juga dilontarkan pula oleh Scriven dalam Achmad 2007: 3, yaitu:

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah ( Prblem based learning) terhadap Kemampuan berpikir kritis siswa

7 19 180

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CORE DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA

12 128 489

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING)DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

2 14 78

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN MODEL 4K MATERI GEOMETRI KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA

21 118 377

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 5 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 3 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

0 2 49

Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Generative Learning pada Materi Hukum Newton

0 0 7