Tujuan dan Manfaat Penelitian

persyaratan tertentu didalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK. Menurut Suwardjono 2005 kos historis merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Maksud dari harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam tranksaksi. Contohnya kendaraan untuk operasional yang diperoleh tahun 2010 senilai 160 juta, berdasarkan konsep historical cost maka pada tahun 2013 kendaraan tersebut tetap dicantumkan sebesar 160 juta sedangkan nilai sesungguhnya pada tahun 2013 mungkin tinggal 140 juta. Konsep fair value menghendaki kendaraan dicantumkan sebesar 140 juta sesuai harga pasar atau nilai wajarnya. Transaksi dengan menggunakan historical cost memiliki kelemahan yaitu kurang mencerminkan kondisi yang sebenarnya pada tahun sesudah transaksi. Sebab dengan adanya pemakaian maka nilai dari suatu aset kecuai tanah akan mengalami penurunan. Sehingga pengakuan aset pada tanggal neraca tetap dicantumkan sebesar nilai perolehannya, sementara nilai sesungguhnya dari aset tersebut tidak sebesar yang tercantum. Sedangkan keunggulan dari historical cost adalah lebih obyektif dan lebih verifiable karena didasarkan pada transaksi yang terjadi. Artinya bahwa sebesar harga perolehan itulah jumlah yang telah dikeluarkan perusahaan, terlepas dari telah terjadinya penurunan atau kenaikan nilai selama masa penggunaannya. Fair Value Nilai wajar Nilai wajar adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayar atas perolehan aktiva saat ini atau nilai tanpa diskonto kas atau setara kas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban saat ini. Menurut Suwardjono 2005 fair value adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan. FASB Concept Statement No. 7 menyatakan bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran.

2.3.2 Principal based dengan Rules Based

Menurut Martani 2012 dengan principle base, IFRS lebih menekankan pada interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut. Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencermin-kan realitas ekonomi. Karena itu IFRS juga lebih membutuhkan professional judgment pada penerapan standar akuntansi.

Dokumen yang terkait

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

13 120 99

Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

5 129 100

Pengaruh Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 106

Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

6 60 84

Penerapan Konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 Atas Aset Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-Provinsi Aceh

1 38 70

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

13 113 95

DAMPAK KONVERGENSI PENUH INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) TERHADAP DERAJAT REKAYASA LABA LAPORAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

0 16 16

DAMPAK ADOPSI IFRS TERHADAP RELEVANSI NILAI LABA, RELEVANSI NILAI BUKU DAN ASIMETRI INFORMASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 10 65

ANALISIS PERBEDAAN MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL Analisis Perbedaan Manajemen Laba Sebelum Dan Sesudah Pengadopsian International Financial Reporting Standard (Ifrs) Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia (Studi

0 2 19

ANALISIS PERBEDAAN MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL Analisis Perbedaan Manajemen Laba Sebelum Dan Sesudah Pengadopsian International Financial Reporting Standard (Ifrs) Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia (Studi

0 2 15