Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit hendaknya diatur dalam jadwal shift kerja yang memperhitungkan tenaga, jumlah dan
kompetensi yang dimilikinya. Sehingga, setiap saat Rumah Sakit tersedia jumlah perawat yang memadai, berstamina optimal dan
seimbang komposisinya antara perawat yang berpengalaman dengan yang kurang pengalaman.
3. Efek Kesehatan Dari Kerja Shift
Berbagai macam jenis kerja shift yang di berlakukan oleh pihak perusahaan, mulai dari hasil negosiasi dengan pekerja atau jadwal kerja
shift yang disusun menurut penyusunan kerja shift dari perusahaan- perusahaan yang terdahulu.
Dahulu para ahli menganggap tidur yang kurang tidak akan menjadi masalah yang berarti namun sekarang pandangan tersebut telah
berubah. Jam biologis seseorang membutuhkan jumlah waktu tidur tertentu setiap harinya. Jika kebutuhan tersebut kurang dan berlangsung
secara terus menerus maka dirinya akan mengalami kondisi yang disebut dengan sleep debt hutang tidur .
Hutang tidur merupakan gambaran kurangnya kebutuhan tidur seseorang yang terakumulasi dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, jika
kebutuhan tidur seseorang adalah 8 jam, namun hanya tidur selam 6 jam dalam sehari. Maka dalam 1 minggu hutang tidur sekitar 14 jam.
Dr Eve Van Cauter, salah seorang peneliti di universitas chicago telah menemukan beberapa dampak pada kesehatan tubuh yang berkaitan
dengan hutang tidur. Menurut penelitian yang dia lakukan, dampak kondisi tersebut sangat berbahaya bagi tubuh. Misalnya, sekelompok laki-
laki muda yang sehat setelah tidur hanya 4 jam selama 6 hari berturut- turut, hasil tes kesehatan mereka cukup mengkhawatirkan. Kemampuan
mereka untuk melakukan proses penyimpanan glukosa berkurang hingga 30, karena kemampuan insulin yang mereka miliki sangat jauh
berkurang. Selain itu kadar hormon stress kortisol meningkat, padahal hormon tersebut dapat mengakibatkan hipertensi dan gangguan
kemampuan mengingat jika kadarnya tinggi dalam waktu lama. Hutang tidur juga dapat menurunkan kemampuan berfikir. Kolonel
Gregory Belenky, salah seorang dokter militer Amerika yang memperdalam masalah tidur, melakukan penelitian untuk mengetahui
dampak dari kurang tidur pada tentara Amerika Serikat. Berdasarkan penelitian, diketahui terjadi penurunan fungsi otak secara keseluruhan.
Dengan alat yang bisa menampilkan gambaran otak menggunakan teknologi canggih, ditemukan bahwa kerusakan yang lebih parah terjadi
pada daerah yang bertanggung jawab terhadap perhatian, perencanaan yang rumit, proses mental yang kompleks dan pada wilayah pengambilan
keputusan. Bahaya hutang tidur juga diakui oleh Dr William Dement, salah
seorang staf klinik gangguan tidur Universitas Stanford. Dalam sebuah
presentasi di depan Kongres Amerika Serikat, ia memaparkan bahwa kurang tidur dapat mengakibatkan bencana di negara tersebut. Menurut
pengarang buku The Power Of Sleep, berdasarkan hasil investigasi didapatkan bahwa beberapa kecelakaan fatal disebabkan karena kurang
tidur. Antara lain: tumpahnya minyak exon valdez di Alaska pada tahun 1989. menurutnya hal tersebut terjadi karena para petugas kesehatan dan
masyarakat belum dapat mengenali dengan benar bahaya kurang tidur dan kurang tidur juga dapat mengakibatkan kondisi yang mengkhawatirkan
bagi kesehatan tubuh. Menurut Dr Irmansyah kelebihan waktu tidur juga menimbulkan
masalah tersendiri, secara teoritis jika tubuh terlalu banyak tidur, maka sirkulasi darah menjadi lambat. Dampaknya akan mengenai seluruh tubuh,
karena metabolisme juga akan melambat. Jika terjadi dalam waktu yang lama maka kondisi tersebut akan mengakibatkan berbagai masalah.
Menurut Kundi et all 1999 menemukan bahwa kerja shift berpengaruh terhadap kesehatan pada masa 5 lima tahun pertama yang
disebut fase adaptasi. NOHSC 1997 menyebutkan terdapat efek yang ditimbulan dari kerja shift:
a. Efek dalam waktu singkat 1 Perubahan pada irama sirkadian
Harold, 1997 Irama sirkadian adalah fluktuasi fungsi tubuh manusia maupun hewan yang mengikuti siklus 24 jam.
Circadian berasal dari bahasa latin yaitu circa kurang lebih dan
dies hari. Irama circadian dipengaruhi oleh ”body clock” yang diatur oleh supra-chiasmatic inti dari hypotalamus sebagai
komponen endogen dan disesuaikan dengan dunia luar yang ditampakkan oleh perubahan dari gelap ke terang dan sebaliknya,
kontak sosial, pekerjaan dan kesadaran tentang waktu yang merupakan komponen eksogen. Petunjuk ini disebut zeitgebers
bahasa Jerman, zeit : Waktu, gebers: Petunjuk. Fungsi tubuh yang mengikuti irama sirkadian adalah tidur,
kesiapan untuk bekerja, metabolisme, pernafasan, fungsi ginjal, suhu tubuh dan tekanan darah. Pada umumnya fungsi tubuh ini
bekerja aktif pada siang dan sore hari, sedangkan pada malam hari fungsi tubuh tersebut istirahat. Itulah sebabnya mengapa orang
merasa lebih aktif pada pukul 16.00-18.00 dan mengantuk pada pukul 04.00 - 06.00.
Fungsi tubuh tersebut diatas tidak mencapai nilai maksimum dan minimum pada saat bersamaan. Terdapat
perbedaan fase yang jelas diantara mereka. Secara keseluruhan, fungsi tubuh tersebut mengikuti aturan sebagai berikut:
a Saat siang hari, seluruh organ dan fungsi tubuh dalam keadaan siap untuk berfungsi fase egotropic.
b Saat malam hari, organ dan fungsi tubuh mengalami fase rekuperaktif istirahat dan pengisian kembali energi fase
trophotropic.
Fungsi tubuh yang berhubungan dengan irama sirkadian yang paling dikenal karena paling mudah diukur adalah irama
suhu tubuh, yang berfrekuensi sekitar 0,5 C dengan nilai rata-rata
sekitar 37 C. Titik terendah suhu tubuh adalah sekitar pukul
04.00, dan meambat naik pada pukul 06.00 biasanya sebelum orang bangun tidur lalu merambat naik dengan cepat sampai
tengah hari kemudian akan melambat. Puncak suhu tubuh terjadi antara pukul 18.00 dan 21.00. setelah pukul 22.00, suhu tubuh
mulai turun dengan cepat. Menurut penelitian Minors Waterhouse tahun 1999 terjadi perubahan siklus pada fungsi
jantung, pernafasan, ginjal, tekanan darah, dll. 2 Rasa Mengantuk
Suatu perasaan lelah dan mengantuk paling terasa antara jam 2-5 pagi, dengan puncaknya kira-kira jam 4 pagi. Menjelang
pukul 10 malam kurva lelah dan mengantuk juga sedikit naik, tetapi tidak seberapa bila dibandingkan dengan waktu dini hari.
3 Gangguan pemenuhan Kebutuhan Tidur Tidur
adalah komponen
paling penting
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi tubuh manusia Bullock,
1996. Jumlah tidur yang dibutuhkan berbeda-beda antar manusia. Tidur adalah kebutuhan dasar manusia, sedangkan kesehatan fisik
dan mental manusia tergantung padanya.
Fungsi tidur adalah menyediakan waktu bagi tubuh untuk beristirahat dan bersiap untuk kegiatan berikutnya. Selama tidur,
denyut jantung dan pernafasan menurun sehingga fungsi jantung dan penafasan terpelihara baik.
Menurut Bullock 1996 tidur terdiri dari rangkaian proses fisiologis didalam sistem syaraf pusat saat seseorang tidur, yang
terbagi menjadi 2, yaitu : a
Non Rapid Eye Movement NREM gerakan mata tidak cepat. b
Rapid Eye Movement REM gerakan mata cepat. NREM Non Rapid Eye Movement merupakan tidur yang
nyaman dan dalam tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama NREM lebih lambat dari pada gelombang alpha dan
betha pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur, yang terbagi menjadi 4 empat tahap, yaitu:
a Tahap I
1 Merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit, yang mana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur.
2 Seseorang merasa pengelihatannya kabur. 3 Mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
4 Kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas.
b Tahap II
1 Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
2 Mata masih bergerak. 3 Kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas.
4 Tahap II berlangsung pendek dan berakhir dalam waktu 10-20 menit.
c Tahap III
1 Tahap ini mulai tidur malam. 2 Seseorang menjadi lebih sulit dibangunkan.
3 Tidur ini lamanya 15-30 menit. d
Tahap IV Merupakan tahap tidur yang paling dalam, yang ditandai
dengan : 1 Kecepatan jantung dan pernafasan turun.
2 Seseorang dalam keadaan relaks, jarang bergerak dan sulit untuk dibangunkan.
Tahap Non REM ditandai oleh mendengkur, pernafasan yang lambat, tidak adanya gerakan tubuh, dan kegiatan otak yang
melambat. Pada akhir tahap keempat, seseorang memasuki tahap ketiga, lalu kedua, dan akhirnya memasuki tahap tidur REM.
REM adalah tahap yang penuh dengan mimpi yang indah penuh warna dan hidup. Tahap ini selalu dimulai setiap 50-90
menit setelah tidur dimulai. Tidur REM ditandai dengan pernafasan yang tidak teratur, tidak ada dengkuran, gerakan mata
yang cepat, kenaikan denyut nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah meningkat serta mungkin terjadi kedutan twitching
pada wajah dan jari. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah dan
kualitas tidur seseorang selama hidupnya, faktor-faktor tersebut adalah; kesakitan fisik physical sickness, variasi jadwal tidur,
stress emosional, olahraga dan kelelahan, penambahan atau pengurangan berat badan, faktor lingkungan, gaya hidup seseorang,
berbagai macam obat dan bahan yang digunakan oleh seseorang. Hampir setiap orang pernah mengalami gangguan tidur dalam
hidupnya. Siklus normal tidur - bangun mencakup periode 25 jam-an.
Lama tidur biasanya kurang lebih 7-9 jam, namun lama tidur yang dibutuhkan masing-masing orang berbeda-beda.
Bollock 1996 membagi pola gangguan tidur menjadi 4 golongan yaitu:
a Disorders of initiating maintenance of sleep Gangguan memulai dan mempertahankan tidur
b Disorders of excessive somnolence Gangguan somnolen yang berlebihan
c Disorders of the sleep-wake schedule Gangguan jadwal tidur dan bangun
d Dysfunctions associated with sleep, sleep stages, or patial arousal
Disfungsi yang berkaitan dengan tidur, tahap tidur, atau setengah bangun.
b. Efek Dalam Waktu Lama Setelah menjalankan kerja shift yang lama kemungkinan akan
berdampak terhadap kesehatan. Sulit untuk meneliti masalah kesehatan yang berhubungan dengan kerja shift, sebab secara nyata
masalah kesehatan bukan hanya disebabkan oleh kerja shift. Tapi dari beberapa penelitian mengatakan bahwa sebagian besar pekerja yang
telah berhenti dari kerja shift sekarang mempunyai masalah kesehatan. Walaupun faktor kerja shift diikuti oleh faktor lain yang merugikan
kesehatan seperti merokok atau minum alkohol. Menurut Secant Agregat masalah kesehatan yang berhubungan dengan shift antara
lain: 1 Gangguan Pencernaan
Beberapa penelitian menemukan bahwa pekerja shift mengalami gangguan lambung seperti konstipasi dan tukak lambung. Tetapi
sebagian peneliti lainnya tidak menemukan masalah tersebut. Gangguan pencernaan bisa saja terjadi pada pekerja shift sebab
pencernaan mengalami circadian. Secara normalnya orang makan
secara teratur dan membuangnya secara teratur pada siang hari. Sedangkan pekerja shift sering mengalami perubahan pola
makanan dan pencernaan. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan bahwa hal tersebut akan menyebabkan rasa mual dan masalah
lambung lainya. Bagaimanapun, masalah pencernaan juga dapat terjadi yang disebabkan kurangnya makanan bergizi misalnya saja
kadang-kadang shift malam hanya mendapatkan junk food dari vending mesin yang disediakan atau hanya mendapatkan supermi.
2 Gangguan Jantung Gangguan jantung juga sering terjadi pada pekerja shift dibanding
pekerja normal. Seperti penelitian yang dilakukan di Swedia pada pekerja pabrik penggilingan kertas di sebuah kota kecil pada
beberapa tahun lalu. Sebagian besar dari mereka bekerja shift hampir seumur hidup. Bagaimanapun, penyakit jantung tidak
hanya disebabkan oleh kerja shift. Kebanyakan dari mereka gejala yang timbul merupakan kombinasi dari stress, diet yang jelek,
merokok dan kebiasaan minum alkohol, stress kehidupan lainnya serta riwayat hidup dengan penyakit jantung.
Menurut Dr Iris Rengganis, SpPD, pada tahun 2002 dalam majalah Healthy Life mengemukakan bahwa seseorang jangan sampai berhutang
tidur. Dalam dunia global saat ini dengan dalih tuntutan pekerjaan, kita sering mengurangi jatah tidur kita. Padahal jika berlanjut, banyak
gangguan akan muncul, mulai fisik hingga psikis.
Bukan sekedar istirahat. Bagi sebagian orang tidur hanya merupakan pelepas lelah, sehingga tidak mempunyai makna sama sekali.
Padahal pandangan tersebut keliru, karena pada saat tidur tersebut bekerja berbagai mekanisme yang pada gilirannya akan menyehatkan tubuh.
Banyak ahli yang percaya bahwa tidur memberikan kesempatan pada neuron sel saraf untuk istirahat dan memperbaiki kondisinya. Tanpa
tidur yang cukup, neuron akan mengalami kekurangan energi dan akan tercemar dengan berbagai zat sampah yang terjadi selama proses
metabolisme sel. Jika kurang tidur terjadi dalam waktu yang lama secara terus menerus, maka akan terjadi malfungsi pada neuron.
Pada saat memasuki tidur yang dalam, akan terjadi pelepasan hormon pertumbuhan pada anak-anak dan orang dewasa muda. Berbagai
sel yang ada dalam tubuh, juga menunjukkan peningkatan produksi protein, dan proses ini akan mengurangi protein tersebut dimana protein
ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan sel dan memperbaiki kerusakan sel akibat stress dan sinar matahari. Dengan demikian tidur yang dalam
dapat mempertahankan jumlah protein di dalam tubuh. Pada saat tidur yang dalam, aktivitas otak pada bagian
pengontrolan emosi, pengambilan keputusan dan hubungan sosial akan turun secara drastis. Sehingga bagian-bagian tersebut akan mengalami
istirahat total. Fungsi emosional dan sosial akan dapat berjalan dengan baik apabila seseorang bangun dari tidur yang dalam.
4. Penerapan Jadwal Shift Kerja Melalui Organisasi