Strategi untuk mengatasi masalah shift individu

satu jam, istirahat 10-15 menit sehingga diharapkan dapat memulihkan konsentrasi dan kelelahan pekerja.

5. Strategi untuk mengatasi masalah shift individu

a. Latihan. Latihan fisik akan sangat membantu tubuh untuk tahan terhadap stress dan penyakit. Latihan yang teratur menghindari tubuh dari rasa kelelahan yang cepat. Yang menjadi pertanyaan kapan waktu yang tepat bagi pekerja shift tersebut untuk melakukan latihan. Memang waktu dan lama latihan yang terlalu akan membuat tubuh menjadi cepat lelah disaat bekerja. Menurut Colligan, 1997 sebaiknya latihan dilakukan selama 20 menit sebelum berangkat bekerja dengan jenis latihan aerobic. Ini juga akan membantu kerja jantung. Tapi jangan melakukan latihan 3 jam sebelum tidur, karena akan merangsang tubuh untuk aktif lagi dan membuat sulit untuk tidur. b. Teknik relaksasi Berikut waktu anda untuk melakukan relaksasi dan bebas dari rasa stress saat bekerja dan cobalah untuk menghayalkan dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan. Ini bertujuan untuk mengendorkan otot dan ketegangan saraf selama melakukan pekerjaan. Berbaringlah di karpet atau tempat tidur, lakukan latihan ringan pada sendi-sendi pergelangan tangan, kaki, perut, leher, otot wajah sambil melakukan nafas dalam. Nafas dalam diharapkan dapat membantu untuk mengalirkan oksigen kebagian organ dalam tubuh, sehingga suplai oksigen dan aliran darah di jaringan tubuh akan dapat terpenuhi. c. Penerangan saat tidur. Penerangan cahaya dapat mempengaruhi irama circadian. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya circadian akan mensinkronkan dengan komponen luar eksogen yaitu salah satunya siklus antara siang dan malam. Dimana secara alamiah pada siang hari fungsi tubuh akan aktif bekerja dan istirahat pada malam harinya. Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa irama circadian dipengaruhi oleh pencahayaan. Cahayapenerangan akan mempengaruhi zat kimia yang dihasilkan oleh otak yaitu “melatonin”. Kelebihan melatonin akan membuat kita mudah mengantuk. Sedangkan dengan adanya penerangan akan mengurangi produksi melatonin. Oleh sebab itu dianjurkan untuk lingkungan kerja malam memperoleh penerangan yang memadai untuk meningkatkan ketelitian pekerja dalam melakukan pekerjaan. d. Penggunaan alkohol, kafein dan obat lainnya. Banyak kebiasaan dari pekerja shift yang mempunyai kebiasaan seperti halnya minum kopi sebelum berangkat kerja, minum alkohol bertujuan agar rileks atau sebagai sosialisasi, mempergunakan obat tidur supaya mudah tidur dan rileks. Namun apakah kebiasaan tersebut merupakan suatu alternatif yang cocok untuk kesehatan tubuh. Lebih jelasnya disampaikan pada pernyataan di bawah ini: Kafein, adalah suatu stimulan ringan yang pemakaiannya telah dikenal secara luas di dunia, yang dapat membantu seseorang merasa lebih teliti dan membuat penampilan lebih baik dan dapat melawan rasa kantuk. Secara alamiah kafein terdapat pada kopi dan sering di tambah kedalam “soft drink”. Pemakaian kafein dalam dosis rendah dan digunakan sebelum bekerja shift masih diperbolehkan. Akan tetapi pemakaian kafein pada saat waktu akhir kerja shiht akan membuat kita sulit tidur. Pemakaian kafein dalam dosis yang tinggi akan menyebabkan sakit kepala, nervousness, mood yang jelek dan perasaan mudah marah. Penggunaan alkohol bagi pekerja shift tidak dianjurkan selama bekerja atau pada waktu istirahat. Dan juga tidak dianjurkan untuk membantu mengantar seseorang tertidur. Memang alkohol membuat orang mudah mengantuk, namun pada kenyataannya akan mengganggu tidur. Karena selama minum alkohol seseorang akan lebih sering terbangun. Pil tidur untuk penggunaan obat ini harus dengan resep dokter dan tetapi ada yang dijual bebas. Obat yang dijual bebas biasanya dipergunakan untuk alergi dan pengobatan sakit flu . Namun sebagian orang mempergunakannya untuk obat tidur, karena obat ini memiliki efek dalam waktu yang lama. Dengan arti kata obat ini akan masih bereaksi meskipun kita sudah bangun tidur dan masih membuat kita merasa mengantuk. Sehingga obat ini tidak dianjurkan bagi pekerja shift baik yang dijual bebas maupun yang dengan resep dokter. Karena penggunaannya bersifat ketergantungan.

6. Absenteisme ketidakhadiran