Tujuan Penelitian Landasan Teori

Sebagai tumbuhan, gulma juga memerlukan persyaratan tumbuh seperti halnya tanaman lainnya. Persyaratan tumbuh yang hampir sama bagi gulma dan tanaman dapat mengakibatkan kompetisi gulma dengan tanaman budidaya. Gulma yang berkompetisi ini akan saling memperebutkan bahan-bahan yang dibutuhkanya, apalagi bila jumlahnya terbatas bagi keduanya. Sikap saling memperebutkan bahan yang sama-sama dibutuhkan antara gulma dan tanaman mengakibatkan timbulnya persaingan antarkedua tumbuhan tersebut. Persaingan akan lebih ketat lagi bila bahan yang diperebutkan jumlahnya tidak mencukupi untuk dipergunakan bersama. Mengingat keberadaan gulma menimbulkan akibat-akibat yang merugikan maka harus dilakukan usaha-usaha pengendalian yang teratur dan terencana. Pengendalian gulma dengan herbisida banyak memperoleh perhatian karena lebih banyak mengundang inovasi teknologi dan lebih ekonomis. Pengendalian dengan menggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini sangat diminati terutama untuk lahan yang cukup luas. Herbisida berbahan aktif metil metsulfuron merupakan salah satu herbisida yang dapat digunakan dalam mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawit. Pemberian dosis tepat diperlukan agar herbisida dapat bekerja dengan efektif. Pemberian dosis yang terlalu kecil dapat menyebabkan gulma tidak terkendali dengan baik, namun pemberian dosis yang terlalu besar akan terjadi pemborosan dan dapat menimbulkan dampak buruk bagi tanaman. Dosis herbisida metil metsulfuron yang efektif adalah 300gha yang digunakan pada komoditas karet. Herbisida metil metsulfuran tidak meracuni tanaman kelapa sawit karena aplikasi tidak ditujukan pada tanaman pokok melainkan pada piringan tanaman kelapa sawit. Herbisida metil metsulfuron dalam tanah dihidrolisis secara kimiawi dan didegradasi oleh mikroba dengan DT 50 selama 52 hari. 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: 1. Herbisida metil metsulfuron mampu mengendalikan gulma pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. 2. Terjadi perubahan vegetasi gulma pada pertanaman kelapa sawit belum menghasilkan setelah dilakukan aplikasi herbisida. 3. Aplikasi herbisida metil metsulfuron pada gulma yang diuji tidak meracuni tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegunaan Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari, zaitun, dan sebagainya. Dewasa ini, komoditas kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan. Pada masa depan, minyak sawit diyakini tidak hanya mampu menghasilkan berbagai hasil industri yang dibutuhkan manusia seperti minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik, dan lain-lain, tetapi juga dapat menjadi substansi bahan bakar minyak yang saat ini sebagian besar bahan bakar minyak dipenuhi dengan minyak bumi yang sumbernya tidak dapat dibaharui Setyamidjaja, 2006. 2.2 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit yang dalam bahasa ilmiahnya Elaeis guinensis Jacq. ini adalah tanaman sejenis palma, yang terdiri dari akar,batang,daun,bunga,dan buah. berikut ini akan dijelaskan secara singkat tetang karakteristik tanaman kelapa sawit Setyamidjaja, 2006. Kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Arecales Famili: Palmae Genus : Elaeis guineensis Jacq Setyamidjaja, 2006.

2.2.1 Akar

Akar tanaman kelapa sawit adalah sistem perakaran serabut. Akar yang pertama kali muncul saat pembibitan disebut akar radikula. Selanjutnya akar radikula akan mati dan digantikan oleh akar primer dari bagian bawah batang, yang kemudian bercabang menjadi akar sekunder, tersier dan kuartier. Akar yang paling aktif dalam menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartier yang berada pada kedalaman 60 cm dari permukaan tanah dan 2,5 m dari pangkal batang Pahan, 2007. 2.2.2 Batang Batang berbentuk tegak lurus dan tidak bercabang dengan diameter batang 45-60 cm dengan pangkal batang 60-100 cm. Pada batang menempel pelepah tempat tumbuhnya daun yang membalut batang. Pada umur 25 tahun, tinggi batang tanaman kelapa sawit dapat mencapai 13-18 m Pahan, 2007.

Dokumen yang terkait

EFIKASI HERBISIDA FLUROKSIPIR TERHADAP GULMA PADA GAWANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) BELUM MENGHASILKAN

1 8 10

EFIKASI HERBISIDA FLUROKSIPIR TERHADAP GULMA PADA GAWANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) BELUM MENGHASILKAN

0 16 10

EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN

1 23 48

Uji Lanjutan Fitotoksisitas dan Efikasi Herbisida Aminosiklopiraklor pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan

11 85 72

EFIKASI HERBISIDA AMONIUM GLUFOSINAT TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN

12 78 50

DAYA KENDALI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA DAUN LEBAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN (TM)

5 50 49

Efektivitas Glifosat 480 g/l Dalam Mengendalikan Gulma Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan

0 2 73

Pengaruh Dosis Herbisida Triklopir Dalam Mengendalikan Gulma Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Belum Menghasilkan.

0 3 2

Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut

1 2 24

Efikasi Herbisida Metil Metsulfuron Terhadap Gulma pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaesis guinensis Jacq.) yang Belum Menghasilkan (TBM) Efficacy of Metsulfuron Methyl Herbicide to Weeds of Unproductive Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.)

1 2 7