Permasalahan dan Ruang Lingkup Tujuan dan Kegunaan Penulisan Kerangka Teori dan Konseptual

tindak pidana korupsi dan penggelapan. Korupsi merupakan tindak pidana yang sedang gencar- gencarnya diberantas oleh pemerintah saat ini. Korupsi dapat terjadi diberbagai bidang tidak terkecuali pada bidang pendidikan khususnya pada dana BOS. Dana BOS ini rawan sekali mengalami penyalahgunaan lemahnya pengawasan oleh pemerintah dan tidak jelasnya pertanggungjawaban pidana terhadap penyalahgunaan dana ini serta kurangnya upaya penanggulangan adalah penyebab banyaknya terjadi penyalahgunaan dana ini. Jika masalah ini tidak kunjung teratasi maka akan dapat merugikan negara pada umumnya dan masyarakat pada khususnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Pertanggung jawaban pidana terhadap pelaku penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di wilayah Lampung Utara. Studi Kasus: No.71 Pid.BKrp2011Pengadilan Negeri Kotabumi”

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : a. apa sajakah perbuatan yang merupakan penyalahgunaan dana BOS yang dikategorikan sebagai tindak pidana ? b. Bagaimanakah pertanggung jawaban pidana terhadap pelaku penyalahgunaan dana BOS? c. Apa sajakah yang menjadi dasar pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku penyalahgunaan dana BOS di wilayah Lampung Utara? 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan ini hanya terbatas pada perbuatan apa saja yang merupakan penyalahgunaan dana BOS yang dikategorikan sebagai tindak pidana dan upaya penanggulangan penyalahgunaan dana BOS. Khususnya penyalahgunaan dana BOS ditingkat Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN di Kab.Lampung Utara.

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

1. Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah : a. untuk mengetahui perbuatan apa saja yang merupakan penyalahgunaan dana BOS yang dikategorikan sebagai tindak pidana. b. Untuk mengetahui pertanggung jawaban pidana terhadap pelaku penyalahgunaan dana BOS c. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku penyalahgunaan dana BOS di wilayah Lampung Utara 2. Kegunaan Penulisan a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, diharapkan penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi kalangan hukum dalam mengembangkan dan memperluaskan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum pada umumnya, dan hukum pidana pada khususnya. b. Kegunaan Praktis Secara praktis yaitu sebagai suatu kontribusi dalam usaha menambah informasi bagi masyarakat, dan tambahan kepustakaan bagi semua pihak yang berkepentingan juga sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya.

D. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori Kerangka teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi- dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti. 6 Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan 6. Soekanto, Soerjono 1985. Penelitian Hukum Normatif . P.T. Raja Grafindo Persada. Jakarta.hlm 124 Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti .7 Pertanggung jawaban pidana adalah bertanggung jawab atas suatu perbuatan pidana, yang bersangkutan secara sah dapat dikenakan sanksi pidana karena perbuatannya telah ada aturannya, yaitu dalam suatu sistem hukum tertentu dan sistem berlaku atas perbuatan tersebut dengan singkat dapat dikatakan bahwa tindakan tersebut dibenarkan oleh sistem tersebut .8 Faktor-faktor yang menyebabkan orang mampu bertanggung jawab adalah faktor akal dan kehendak, faktor akal yaitu dapat membedakan antara perbuatan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.Faktor kehendak yaitu menyesuaikan tingkah lakunya dengan keinsafan atas yang diperbolehkan dan yang tidak. 9 Dasar pertimbangan Hakim dalam mencapai mencapai kepastian hukum dengan penegakkan hukum secara tegas adalah melalui Kekuasaan Kehakiman, dimana hakim merupakan aparat penegak hukum yang melalui putusannya dapat menjadi tolok ukur tercapainya suatu kepastian hukum. Pokok Kekuasaan Kehakiman diatur dalam Undang- Undang Dasar 1945 BAB IX Pasal 24 dan Pasal 25 serta di dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2009. Undang- Undang Dasar 1945 menjamin adanya suatu Kekuasaan Kehakiman yang bebas. Hal itu tegas dicantumkan dalam Pasal 24 terutama dalam penjelasan Pasal 24 ayat 1 dan penjelasan pada Pasal 1 UU No. 40 Tahun 2009, yaitu : Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka dalam ketentuan ini mengandung pengertian bahwa kekuasaan kehakiman bebas dari segala campur tangan pihak kekuasaan ekstra yudisial, kecuali hal- hal sebagaimana disebut dalam Undang- 7. suparyanto.blogspot.com. tujuan-kerangka-teori-konseptual-dan.html.diakses tanggal 2 desember 2012 8. Roeslan Saleh. 1981. Perbuatan pidana dan Pertanggung jawaban Pidana. Jakarta,Aksara Baru.hlm 34 9. Ibid. Undang Dasar 1945. Kebebasan dalam melaksanakan wewenang yudisial bersifat tidak mutlak karena tugas hakim adalah untuk menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, sehingga putusannya mencerminkan rasa keadilan rakyat Indonesia . Kemudian pada Pasal 24 ayat 2 menegaskan bahwa : Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. 11 2. Konseptual Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti-arti yang berkaitan dengan istilah yang akan diteliti. 10 Adapun beberapa istilah yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : a. Pertanggung jawaban pidana penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah. b. Pelaku tindak pidana penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah. c. Penyalahgunaan adalah proses, cara perbuatan yang menyeleweng.Kamus Besar Bahasa Indonesia. d. Dana adalah uang yang disediakan untuk sesuatu keperluan.Kamus Besar Bahasa Indonesia . e. Bantuan Operasional Sekolah secara konsep mencakup komponen untuk biaya operasional non porsonil DEPDIKNAS . f. Lampung Utara salah satu kabupaten di Lampung

E. Sistematika Penulisan