Evaluasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Kabupaten Halmahera Utara.

(1)

viii ABSTRAK

EVALUASI PENGGUNAAN DANA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Daniel Kojoba

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi: (1) ketepatan penggunaan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara; (2) transparansi pertanggungjawaban keuangan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara; dan (3) pengawasan pelaksanaan dana BOS oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara

Penelitian ini mengambil 5 sampel SMP di Kabupaten Halmahera Utara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara berpedoman, dokumentasi dan observasi. Analisis data menggunakan trianggulasi dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar penggunaan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara belum sesuai dengan ketentuan 13 komponen pembiayaan dalam petunjuk teknis dana BOS (55,38% belum sesuai dan 44,62% sudah sesuai); (2) sebagian besar transparansi pertanggungjawaban dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara belum transparan (53,33% belum transparan dan 46,67% sudah transparan); dan (3) sebagian besar pengawasan pelaksanaan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara belum sesuai. (53,34% belum sesuai dengan fungsi dan tugasnya dalam petunjuk teknis BOS, dan 46,66% sudah sesuai dengan petunjuk teknis BOS).


(2)

ix

 

ABSTRACT

THE EVALUATION OF FINANCIAL MANAGEMENT OF SCHOOL OPERATIONAL ASSISTANCE (SOA)

AT JUNIOR HIGH SCHOOLS IN NORTH HALMAHERA REGENCY Daniel Kojoba

Sanata Dharma University of Yogyakarta 2015

The purpose of this research is to evaluate: (1) the accuracy of financial management of School Operational Assistance (SOA) at Junior High Schools in North Halmahera; (2) the transparency of financial responsibility of financial management of Junior High Schools in North Halmahera; and (3) the control of implementation of financial management by the Department of Education and Culture in North Halmahera.

This research had five samples of Junior High Schools in the regency of North Halmahera. The techniques of data collection were interview, documentation and observation. An analysis of data were applied a triangulation with reduction data, presentation data and conclusion.

The result of this research shows that: (1) most of financial management at Junior High Schools in North Halmahera have not been accordance with 13 expenditure components in the technical guidance of School Operational of Assurance with (SOA) (55,38% accordance with SOA and 44,62% has been accordance); (2) most transparency responsibility of SOA at Junior High Schools in North Halmahera regency is not transparent (53,33% and 46,67% has been transparent); (3) the most control of implementation of SOA at Junior High Schools in North Halmahera regency by the Department of Education and Culture in North Halmahera has not accordance with SOA (53,34% has not accordance with its function in the technical guidance of SOA, and 46,66% has been accordance with technical guidance of SOA).


(3)

i

EVALUASI PENGGUNAAN DANA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP

KABUPATEN HALMAHERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Progam Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh: Daniel Kojoba NIM: 091324037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan segala cinta, kerendahan hati dan puji syukur kepada Tuhan kupersembahkan karya ini untuk:

Bapa di Surga

Tuhan Yesus Kristus

Papa mama Tercinta

Kakak

Ade Basudara

Pendamping Hidupku

Almamaterku Universitas Sanata Dharma tercinta

Chelsea FC


(7)

v

Motto

Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang dari pada rasa pahitnya kebodohan kelak.

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya.

Uluran tangan kasih Tuhan Yesus membuat aku bangun dari ketidakberdayaanku, senyuman kasih Tuhan Yesus membuat aku selalu tenang dalam menjalani kehidupan.

Belajar dari masa lalu, hidup untuk sekarang, dan berencana untuk esok hari.


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

EVALUASI PENGGUNAAN DANA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Daniel Kojoba

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi: (1) ketepatan penggunaan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara; (2) transparansi pertanggungjawaban keuangan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara; dan (3) pengawasan pelaksanaan dana BOS oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara

Penelitian ini mengambil 5 sampel SMP di Kabupaten Halmahera Utara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara berpedoman, dokumentasi dan observasi. Analisis data menggunakan trianggulasi dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar penggunaan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara belum sesuai dengan ketentuan 13 komponen pembiayaan dalam petunjuk teknis dana BOS (55,38% belum sesuai dan 44,62% sudah sesuai); (2) sebagian besar transparansi pertanggungjawaban dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara belum transparan (53,33% belum transparan dan 46,67% sudah transparan); dan (3) sebagian besar pengawasan pelaksanaan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara belum sesuai. (53,34% belum sesuai dengan fungsi dan tugasnya dalam petunjuk teknis BOS, dan 46,66% sudah sesuai dengan petunjuk teknis BOS).


(11)

ix ABSTRACT

THE EVALUATION OF FINANCIAL MANAGEMENT OF SCHOOL OPERATIONAL ASSISTANCE (SOA)

AT JUNIOR HIGH SCHOOLS IN NORTH HALMAHERA REGENCY Daniel Kojoba

Sanata Dharma University of Yogyakarta 2015

The purpose of this research is to evaluate: (1) the accuracy of financial management of School Operational Assistance (SOA) at Junior High Schools in North Halmahera; (2) the transparency of financial responsibility of financial management of Junior High Schools in North Halmahera; and (3) the control of implementation of financial management by the Department of Education and Culture in North Halmahera.

This research had five samples of Junior High Schools in the regency of North Halmahera. The techniques of data collection were interview, documentation and observation. An analysis of data were applied a triangulation with reduction data, presentation data and conclusion.

The result of this research shows that: (1) most of financial management at Junior High Schools in North Halmahera have not been accordance with 13 expenditure components in the technical guidance of School Operational of Assurance with (SOA) (55,38% accordance with SOA and 44,62% has been accordance); (2) most transparency responsibility of SOA at Junior High Schools in North Halmahera regency is not transparent (53,33% and 46,67% has been transparent); (3) the most control of implementation of SOA at Junior High Schools in North Halmahera regency by the Department of Education and Culture in North Halmahera has not accordance with SOA (53,34% has not accordance with its function in the technical guidance of SOA, and 46,66% has been accordance with technical guidance of SOA).


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Progam Studi Pendidikan Ekonomi. Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bimbingan, bantuan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku Ketua Progam

Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku dosen Pembimbing I yang dengan sabar membantu membimbing dan memberikan saran, mengarahkan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan-masukan tentang kesalahan-kesalahan dan mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.


(13)

xi

6. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan-masukan terutama dalam penulisan proposal penelitian.

7. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak-Ibu Kepala Sekolah di setiap SMP Halmahera Utara yang dijadikan sampel penelitian, telah mengijinkan peneliti untuk meneliti dan bersedia untuk diwawancarai.

9. Bapak dan Ibu Guru di SMP yang diteliti dalam penelitian ini yang telah bersedia untuk diwawancarai guna membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

10.Adik-adik SMP yang diteliti dalam penelitian ini yang telah bersedia untuk diwawancarai sehubungan dengan penggunaan dana BOS. Sehingga bisa membantu peneliti dalam mengambil data untuk penelitian.

11.Orang tuaku yang selalu mendukung baik spiritual maupun material. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, dan doa yang diberikan.

12.Kakak-Adik terkasih, Nenek, Saudara-saudaraku baik di Tobelo, Kao, dan Ambon yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk segera cepat menyelesaikan kuliah.

13.Terima kasih buat tunangan Angel yang selalu sabar walau lama menungguku, selalu memberikan semangat spiritual dan material,


(14)

(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii


(16)

xiv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………. 9

BAB II Tinjauan Pustaka ... 10

A. Kebijakan Pendidikan Nasional ... 10

B. Standar Nasional Pendidikan ... 11

C. Penggunaan Dana ... 15

D. Pembukuan Keuangan Sekolah ... 16

E. Pertanggungjawaban dan Pelaporan ... 17

F. Pengawasan dan Pemeriksaan ... 18

G. Progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ... 19

H. Kerangka Teoritik……….... 34

I. Penelitian Terdahulu... ... 36

BAB III Metode Penelitian ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39


(17)

xv

D. Populasi dan Sampel Penelitian... ... 40

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 41

F. Data yang Dicari ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ... 42

H. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 45

I. Teknik Pemeriksanaan Keabsahan Data… ... 46

J. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV Gambaran Umum SMP di Kabupaten Halmahera Utara ... 48

A. Gambaran Umum Kabupaten Halmahera Utara ... 48

1. Letak dan Luas Wilayah ... 48

2. Kondisi Fisik Wilayah ... 50

3. Visi dan Misi Kabupaten Halmahera Utara... 51

4. Kondisi Kabupaten Halmahera Utara ... 52

B. Gambaran Umum SMP di Kabupaten Halmahera Utara yang Menerima BOS ... 53

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 57

A. Ketepatan Penggunaan Dana BOS ... 58

B. Transparansi Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS ... 75

C. Pengawasan Pelaksanaan Dana BOS ... 84

BAB VI Penutup ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Keterbatasan Penelitian ... 94


(18)

xvi

DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN


(19)

xvii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel III.1. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Kepala Sekolah tentang

Penggunaan, Pertanggungjawaban dana BOS ... 43 Tabel III.2. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Guru tentang

Penggunaan Dana BOS dan Pertanggungjawaban Dana BOS .. 43 Tabel III.3. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Siswa tentang

Penggunaan Dana BOS ... 43 Tabel III.4. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga tentang Pengawasan Pelaksanaan Dana BOS ... 44 Tabel IV.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten

Halmahera Utara ... 49 Tabel IV.2. Banyaknya SMP dan Status SMP di Kabupaten

Halmahera Utara ... 54 Tabel IV.3. Gambaran Umum SMP di Kabupaten

Halmahera Utara Yang Diteliti Dalam Menerima BOS 2014 ... 56 Tabel V.1. Hasil Presentase % Ketepatan Penggunaan

Dana BOS ... 61 Tabel V.2. Hasil Presentase % Transparansi Pertanggungjawaban

Dana BOS ... 76 Tabel V.3. Hasil Presentase % Pengawasan Pelaksanaan


(20)

xviii

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan V.1. Hasil Dari Ketepatan Penggunaan Dana BOS ... 59 Bagan V.2. Hasil Dari Transparansi Pertanggungjawaban Dana BOS... 75 Bagan V.3. Hasil Dari Pengawasan Pelaksanaan Dana BOS ... 84


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Penelitian ... 98

Lampiran 2. Data SMP Penerima BOS di Kabupaten Halmahera Utara ... 108

Lampiran 3. Data RAPBS/RKAS dan Realisasi Penggunaan Dana ... 111

Lampiran 4. Pedoman Wawancara ... 140


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dibutuhkan kualitas dan mutu pendidikan yang baik pula, agar melalui pendidikan setiap orang dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak mulia, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, serta ketrampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan bernegara berdasarkan undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).

Di era globalisasi saat ini semua negara berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui pendidikan. Karena dengan kualitas dan mutu pendidikan yang baik pula, akan menjadi salah satu tolak ukur kesejateraan suatu negara. Dengan sumber daya manusia berkualitas yang dihasilkan melalui pendidikan yang bermutu dan berkualitas baik, di percaya dapat meningkatkan produktifitas suatu negara secara efisien dan efektif yang diharapkan akan meningkatkan daya saing dan kesejateraan masyarakat. Untuk itu berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah dalam


(23)

2

usaha meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan nasional secara merata. Dalam hal ini salah satunya adalah pemerintah melakukan kebijakan pendanaan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Progam BOS dimulai sejak bulan Juli 2005 berperan secara signifikan dalam percepatan progam wajib belajar 9 tahun (SD-SMP).

Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional juga mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Artinya pemerintah wajib memberikan pelayan pendidikan bagi seluruh peserta didik. Pada tahun 2005 dengan adanya kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak pemerintah mengalihkan dana subsidi tersebut untuk mensukseskan pendidikan dasar seperti yang diamanatkan dalam undang-undang, diharapkan pengalihan subsidi ini lebih tepat sasaran, dalam arti bahwa penikmat subsidi yang paling banyak haruslah masyarakat kecil. Pengalihan dana subsidi tersebut digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Melalui BOS, peserta didik tingkat pendidikan dasar akan dibebaskan dari beban biaya pendidikan. Dengan adanya program BOS ini dimaksudkan agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat sekolah dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar. Seiring berjalannya waktu progam BOS mengalami perubahan tujuan dan sasaran dari perluasan akses


(24)

3

pendidikan menuju ke peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Melalui ketersediaan kelengkapan sarana dan prasarana yang membantu mendukung kelancaran pendidikan tersebut.

Dalam pelaksanaan progam BOS setiap tahunnya terjadi beberapa perubahan kebijakan baru dari pemerintah, seperti biaya alokasi satuan dana BOS, aturan teknis penggunaan dana BOS, dan organisasi pelaksana BOS. Diperlukan pemahaman dari tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai ke tingkat sekolah di Indonesia agar memahami petunjuk teknis pengunaan dan tanggung jawab keuangan dana BOS sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemberian dana BOS dengan pertimbangan bahwa biaya operasional sekolah ditentukan oleh jumlah peserta didik tanpa memandang latar belakang kemampuan sekolah tersebut, maka akan memberikan hasil yang berbeda pula. Seperti yang tertulis di peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 76 tentang petunjuk teknis penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan dana BOS tahun 2014 mengenai sasaran progam dan besar bantuan dengan pertimbangan bahwa biaya operasional sekolah ditentukan oleh jumlah peserta didik, maka mulai tahun 2014 ini besar dana BOS yang diterima oleh sekolah dibedakan menjadi dua kelompok sekolah yaitu sekolah dengan peserta didik (SD/SDLB) dan (SMP/SMPLB/Satap). Sayangnya perhatian pemerintah tentang pendidikan yang disalurkan melalui dana BOS tersebut, tidak begitu nyata dirasakan dampak oleh masyarakat atau


(25)

4

sekolah-sekolah di daerah terpencil. Karena kebutuhan sekolah yang berada di daerah terpencil berbeda dengan kebutuhan sekolah di pusat kota.

Pulang Pisau merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah yang memberikan perhatian lebih kepada dunia pendidikan, terutama tingkat SD hingga SMA.Sejak tahun 2008, pendidikan tingkat SD hingga SMA telah digratiskan dengan memadukan BOS.

Sekolah gratis di SDN Bahaur Hulu 2, memiliki 206 siswa. Sekolah ini mendapat dana BOS Rp 30, juta setiap triwulan yang diambil melalui Kantor Pos, dan BOS triwulan IV tercatat sudah cair. Dana BOS dipergunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan sekolah seperti alat tulis kantor, buku, membayar listrik, telepon, rehab ringan serta membayar guru honorer. Sekolah ini juga mendapat bantuan rehab ruang kelas pada tahun 2012 sebesar Rp 302 juta. Dana tersebut untuk merehab 3 ruang kelas, sehingga menjadi layak untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan perbaikan ini, ruang kelas yang tadinya bocor, lantai lapuk dan dinding juga sudah rusak, kini menjadi bagus kembali. Beberapa ruang kelas memang masih ada yang belum direhab, tapi kondisinya masih layak untuk kegiatan belajar mengajar.Toilet siswa perlu diperbaiki karena saat ini tidak bisa dipergunakan sama sekali, sehingga para siswa menumpang di toilet guru.

Sekolah gratis juga di SMPN 1 Kahayan Kuala yang memiliki 291 siswa, sehingga dana BOS yang diterima berjumlah Rp 51.652.500 per triwulan dan total dana BOS tahun 2013 mencapai Rp 205,9 juta. Pencairan dana BOS setiap triwulannya telah tepat waktu sehingga sangat membantu


(26)

5

kelancaran proses pembelajaran. Pada tahun 2012, sekolah ini mendapat dana sebesar Rp 360 juta untuk memperbaiki 3 ruang kelas. Dari jumlah ruang kelas yang ada, tercatat ada 3 ruang yang rusak dan membutuhkan perbaikan dan perpustakaan darurat yang sangat tidak layak digunakan. Selain itu terdapat 2 ruang kelas yang telah dibangun tahun 2009, tetapi tidak dipergunakan sejak selesai pembangunannya, karena kualitas bangunan yang tidak memadai. Hal ini hendaknya menjadi perhatian Pemda, untuk pengawasan terhadap mutu bangunan sekolah yang selesai dibangun. Pelaksanaan sekolah gratis diakui siswa, salah satunya Yulianti siswa kelas 8. Saya senang bisa sekolah gratis, ruang kelas juga sudah banyak yang diperbaiki, kalau bisa pemerintah menambah buku pelajaran

dan buku ilmiah,” tuturnya.

Di tingkat SMA, sekolah gratis salah satunya terlaksana di SMA Negeri 1 Kahayan Hilir yang memiliki 514 siswa. Sejak tahun 2008, sekolah ini mendapat dana BOS Daerah sebesar Rp 650 ribu/siswa/tahun. Selain itu, sekolah ini juga mendapat dana rintisan BOS sebesar Rp 120 ribu/siswa/tahun. Dengan dana tersebut, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dibebaskan dari biaya. Perbaikan ruang kelas yang rusak juga terus dilakukan antara lain pada tahun 2011 sebanyak 2 ruang kelas diperbaiki dan pembangunan 2 ruang kelas baru serta pada tahun 2013 dibangun ruang kelas baru. Hanya saja kondisi ruang perpustakaan yang perlu mendapat perbaikan. Selain itu, masih ada satu ruang kelas yang menyatu dengan ruang laboratorium IPA, sehingga sekolah ini


(27)

6

membutuhkan tambahan satu ruang kelas baru. Diakui para siswa salah satunya, Ayu Lestari, siswa kelas XII IPA “Sekolah sudah gratis, tapi mohon bantuan agar ruang perpustakaan diperbaiki karena sudah rusak serta tambahan ruang laboratorium IPA” tutur siswa yang bercita-cita menjadi analis kimia ini.

Hal yang sama juga terjadi di kabupaten Halmahera Utara, Sekolah-sekolah masih memungut biaya cukup besar setiap kali penerimaan siswa siswi tahun ajaran baru, terdapat pula sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti koleksi buku diperpustakaan yang kurang menunjang pencarian informasi belajar, bahkan sebagian besar sekolah hanya memiliki perpuskaan darurat kurangnya media pendukung pembelajaran seperti, (viewer, komputer, papan tulis masih menggunakan kapur, alat peraga olah raga, dan laboratorium IPA), Kondisi WC tidak layak digunakan, Dinding sekolah yang kotor penuh dengan coretan bisa menjadi sumber penyakit bagi siswa.

Dengan ditambahnya nominal dana BOS setiap tahunnya diharapkan sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan seperti layaknya sekolah di ibu kota. Evaluasi Progam adalah upaya untuk mengetahui efektifitas komponen progam dalam mendukung pencapaian tujuan progam. Dengan demikian, jika diketahui hasil belajar sebagai harapan dari progam pembelajaran tidak memuaskan dapat dicari letak kekurangannya atau komponen mana saja yang bekerja tidak semestinya. Dengan demikian


(28)

7

penulis mengajukan judul Evaluasi Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) di SMP Kabupaten Halmahera Utara. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah di SMP Kabupaten Halmahera Utara sudah tepat sasaran sesuai denga Petunjuk Teknis?

2. Apakah pertanggungjawaban keuangan dana Bantuan Operasional Sekolah di SMP Halmahera Utara sudah transparan?

3. Apakah pengawasan pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah di SMP Halmahera Utara sudah sesuai Petunjuk Teknis oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan?

C. Batasan Masalah

Supaya peneliti tidak terlalu luas dalam melakukan penelitian, maka peneliti memberikan batasan, yaitu sekolah yang diteliti adalah SMP di Kabupaten Halmahera Utara yang menerima dana BOS dari pemerintah pusat dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara selaku pengawas utama pelaksanaan pendidikan tingkat kabupaten. Hal-hal yang diteliti tentang penggunaan dana BOS, transparansi pertanggungjawaban keuangan dana BOS, dan pengawasan pelaksanaan BOS tingkat kabupaten.


(29)

8 D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis ketepatan penggunaan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara.

2. Untuk menganalisis penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah di SMP Kabupaten Halmahera Utara.

3. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan BOS yang dilakukan sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk memperbaiki kinerja program BOS selanjutnya.

2. Bagi Sekolah

Dari penelitian ini dapat diketahui secara objektif dan nyata pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Kabupaten Halmahera Utara, sehingga dapat ditindak lanjuti untuk memperbaiki pengalokasian penggunaan dana.

3. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan sumber pengetahuan dan pengalaman serta membandingkan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan keadaan nyata.


(30)

9

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi pembaca.

F.Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 1. Ketepatan Penggunaan dana BOS

Adalah sejauh mana penggunaan dana BOS sudah sesuai dengan ketentuan yang meliputi 13 komponen pembiayaan yang ada dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOS.

Indikator : Pengalokasian dana BOS Pengunaan dana BOS

2. Transparansi Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS

Transparansi keuangan dana BOS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana keterbukaan pihak sekolah

mempertanggungjawabkan keuangan dana BOS. Indikator: Penerimaan dana BOS

pengeluaran dana BOS

Pelaporan Pertanggungjawaban Penggunaan dana BOS 3. Pengawasan Pelaksanaan BOS

Diartikan sebagai kegiatan pengendalian mutu pendidikan, sarana-prasarana dan pengendalian produk hukum oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara.

Indikator: Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan

Pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat Kegiatan Evaluasi/monitoring


(31)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap perubahan zaman, dengan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqua kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Salah satu amanat undang-undang 1945 ini kemudian diatur lebih lanjut kedalam undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dijelaskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, Bangsa, dan Negara. Untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yang sudah dicita-citakan itu, maka pemerintah mengeluarkan berbagai macam kebijakan umum dan progam pemerintah tentang pendidikan nasional.


(32)

11 B. Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan lingkup 8 standar yang terdiri atas; 1) kompetensi lulusan, 2) standar isi, 3) standar proses pendidiakan, 4) standar pendidik dan tenaga pendidik, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan yang harus terus-menerus ditingkatkan secara terencana dan berkala sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan internasional (Wikipedia.org/wiki/Standar Nasional Pendidikan). Untuk penjaminan dan pengedalian kelayakan mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan maka diperlukan evaluasi, akreditasi, dan setifikasi kelayakan suatu progam dan atau satuan pendidikan baik formal maupun noninformal.

1. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani, dan rohani. Serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompentensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. 2. Standar Pengelolaan

Standar pengelolahan oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintahan pusat. Untuk sekolah dasar dan menengah


(33)

12

menerapkan manejemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Sedangkan untuk perguruan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian.

Standar pengelolan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perncanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efesiensi, dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2000). Perencanaan progam pendidikan meliputi perumusan visi, tujuan, dan rencana kerja sekolah (Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan).

3. Standar Sarana dan Prasarana

Standar sarana dan prasarana merupakan salah satu dari standar nasional pendidikan yang termuat dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007, dimana mencangkup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya. bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.


(34)

13

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan ruang pendidik, tuang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

4. Standar Pembiayaan Pendidikan

Standar pembiayaan pendidikan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasional satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pembiayaan pendidikan memegang peran yang penting didalam keberlangsungan hidup dunia pendidikan (Wijaya, 2009 : 91). Pentingnya pembiayaan dalam satuan penganggaran yaitu biaya memiliki pengaruh terhadap tingkat efesiensi dan efektivitas kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Mulyono mendefinisikan biaya sebagai jumlah uang yang disediakan atau dialoasikan dan digunakan atau untuk dibelanjakan utnuk terlaksananya berbagai fungsi atau kegiatan guna mencapai suatu tujuan dan sasaran-sasaran dalam rangka proses manejemen. (Fattah, 2000 : 23) mengatakan bahwa anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah, baik rutin maupun insidental, yang diterima


(35)

14

dari berbagai sumber resmi. Untuk SMP Negeri umumnya memiliki sumber-sumber anggaran penerimaan dari pemeritah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten, orang tua murid, masyarakat sekitar, dan sumber lainya. Sedangkan anggaran pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Biaya pendidikan digolongkan dalam 3 jenis, (PP No 48 Tahun 2008) yaitu: 1. Biaya satuan pendidikan.

2. Biaya penyelenggaraan dan atau pengelolaan pendidikan. 3. Biaya pendidikan pribadi peserta didik.

Biaya satuan pendidikan, (PP No 48 Tahun 2008) terdiri dari: 1. Biaya investasi, yang terdiri atas:

a. Biaya investasi lahan pendidikan. b. Biaya investasi selain pendidikan. 2. Biaya operasi, yang terdiri atas:

a. Biaya personalia b. Biaya nonpersonalia

3. Bantuan biaya pendidikan yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak membiayai pendidikannya.

4. Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi.


(36)

15

Biaya personalia dan biaya nonpersonalia, (Depdiknas, 2010:4) dijelaskan sebagai berikut:

1. Biaya personalia terdiri dari gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan-tujangan yang melekat pada gaji.

2. Biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana, dan prasarana, uang lembur, transportasi, komsumsi, pajak, asuransi, dll.

C. Penggunaan Dana

Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan melalui mekanisme yang diatur dalam Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Pengeluaran dana disesuaikan dengan keperluan dan harus bersifat transparan. Untuk mewujudkan transparansi, maka ada pemisah antara pemegang keuangan dan petugas belanja barang. Dalam pembelajaran barang dilakukan oleh tim yang ditunjuk kepala sekolah. Barang-barang yang sudah dibeli perlu dicek dan dicatat oleh petugas penerima barang, baik berupa barang modal maupun barang habis pakai (Depdiknas, 2009:131). Dalam penggunaan dana BOS harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara tim manejemen BOS sekolah, dewan guru, dan komite sekolah. Dana BOS bagi sekolah negeri dianggarkan melalui belanja langsung dalam bentuk progam kegiatan, yang uraiannya dialokasikan dalam 3 (tiga) jenis belanja, yaitu belanja pegawai, belanja barang/jasa, dan belanja modal pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD)


(37)

16

yang dituangkan dalam dokumen RKAS/RAPBS. Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah wajib menggunakan dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran yang hak ciptanya telah dibeli pemerintah.

Penggunaan dana BOS disekolah prioritas utama penggunaan dana BOS adalah untuk kegiatan operasional sekolah. Maksimal penggunaan dana BOS adalah untuk belanja pegawai bagi sekolah negeri sebesar 20%. Pembelian barang/jasa tidak melebihi Rp 10.000.000, penggunaan dana BOS untuk tranportasi dan uang lelah guru PNS diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah diluar kewajiban jam mengajar. Besaran/satuan biaya untuk transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas diluar jam mengajar tersebut, harus mengikuti standar biaya umum (SBU) yang ditetapkan oleh Kementrian Keuangan (Depdiknas, 2010) D. Pembukuan Keuangan Sekolah

Pembukuan yaitu pencatatan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran secara tertip berdasarkan macam sumber dan jenis pengeluaran agar dapat diketahui oleh atasan dan pihak lain yang berkepentingan dengan keuangan sekolah (Depdiknas, 2009).

Jenis pembukuan BOS terdiri dari: 1. Buku kas umum.

2. Buku khas pembantu. 3. Buku pembantu Bank. 4. Buku pembantu pajak.


(38)

17

Prinsip pembukuan BOS, (Depdiknas, 2010:68) meliputi:

1. Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat dilakukan dengan tertip dan sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Semua transaksi permintaan dan pengeluaran dana BOS dicatat dalam tanggal kejadiannya.

3. Uang tunai yang ada di Kas tunai tidak lebih dari Rp 10 juta.

4. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kwitansi yang sah.

E. Pertanggungjawaban dan Pelaporan

Dalam Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 Pasal 79 menyatakan bahwa dana pendidikan yang diperoleh dari pemerintah dan pemerintah daerah dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kegiatan pertanggungjawaban dapat dilakukan secara bulanan, semesteran, atau setiap selesai suatu kegiatan. Penetapan waktu pertanggungjawaban bergantung pada peraturan yang berlaku, yang ditetapkan oleh pemerintah maupun yayasan bagi sekolah swasta. Isi pertanggungjawaban (Depdiknas, 2003), meliputi:

1. Jumlah uang yang diterima dan yang dikeluarkan. 2. Buku penerimaan dan pengeluaran

3. Waktu transaksi

4. Berbagai bukti dari penerimaan dan pengeluaran

Pelaporan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Isi dari laporan sesuai dengan isi


(39)

18

pertanggungjawaban dan menggunakan format-format tertentu. Laporan dan pertanggungjawaban disampaikan kepada pihak yang terkait seperti pemerintah, komite sekolah, dan orangtua siswa, masyarakat, dan penyumbang dana. (Depdiknas, 2003:30).

F. Pengawasan dan Pemeriksaan

Kegiatan pengawasan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran, pemborosan keuangan negara, pungutan liar, dan bentuk penyelewengan lainya. (Depdiknas, 2010:22). Pengawasan anggaran pada dasarnya merupakan aktivitas menilai, baik catatan, dan menentukan prosedur-prosedur dalam mengimplementasikan anggaran, apakah sesuai dengan peraturan, kebijakan, dan standar-standar yang berlaku. (Fattah, 2006:67) mengungkapkan bahwa proses pengawasan dapat melihat ada tidaknya penyimpangan, yaitu:

1. Pemeriksaan yang ditujukan pada bukti-bukti dokumen asli, penerimaan, dan pengeluaran serta saldo akhir yang dicocokan dengan temuan hasil audit.

2. Bila terdapat penyimpangan dapat dilanjutkan dengan penyusutan. Bila tidak ada penyimpangan, dilakukan pembinaan kearah yang lebih baik. Pengawasan keuangan dapat dilakukan secara internal yang dilakukan oleh kepala sekolah beserta warga sekolah lainnya dengan pihak penyelenggara sekolah. Disamping itu pengawasan dapat dilakukan oleh pengawas fungsional, seperti pengawas sekolah, inspektorat


(40)

19

wilayah/Badan pengawas Daerah, BPIC, BPKP, dan lembaga keuangan lainnya. Selain itu, pengawasan dilakukan oleh lembaga swadaya publik ( Depdiknas, 2003:9).

G. Progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 1. Latar Belakang Progam BOS

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjamin terselenggarannya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa bahwa wajib belajar merupakan tanggungjawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemeritah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Dengan adanya pengurangan subsidi bahan bakar minyak tahun 2005 dan sehubungan dengan penuntasan belajar pendidikan dasar 9 tahun, pemerintah mengalihkan dana subsidi tersebut untuk mensukseskan pendidikan dasar seperti yang diamanatkan dalam undang-undang. Pengalihan dana subsidi tersebut digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB Negeri/Swasta


(41)

20

melalui BOS, peserta didik tingkat pendidikan dasar akan dibebaskan dari biaya sekolah. BOS ini sudah dimulai sejak bulan juli 2005 telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian progam wajib belajar 9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi progam BOS, dari perluasan akses menuju peningkatan kualitas.

2. Pengertian BOS

Bantuan Opersional Sekolah (BOS) adalah progam pemerintah yang pada dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana progam wajib belajar. Menurut Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan, biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, dll. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.

3. Sasaran Progam, Besar Bantuan dan Waktu Pelaksanaan

Adanya sasaran progam, besar bantuan, dan waktu pelaksanaan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan BOS 2014 sebagai berikut:

1) Sasaran progam BOS adalah semua sekolah SD/SDLB dan SMP/SMPLB/SMPT, termasuk SD-SMP Satu Atap (SATAP) dan tempat kegiatan belajar mandiri (TKB Mandiri) yang diselenggarakan


(42)

21

oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta diseluruh provinsi di Indonesia.

2) Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan:

a) SD/SDLB : Rp 580.000,-/siswa/tahun

b) SMP/SMPLB/SMPT/SATAP : Rp 710.000,-/siswa/tahun

3) Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode januari-maret, april-juni, juli-september, dan oktober-desember. Pada tahun anggaran 2014, dana BOS akan diberikan selama 12 bulan untuk periode januari sampai dengan desember 2014, yaitu triwulan I dan triwulan II tahun anggaran 2014, tahun ajaran 2013/2014 dan twiwulan III dan IV tahun anggaran 2014 tahun ajaran 2013/2015. 4. Ketentuan Sekolah Penerima BOS

a. Semua sekolah SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SMPT negeri wajib menerima dana BOS.

b. Semua sekolah swasta yang telah memiliki ijin operasi dan tidak dikembangkan menjadi bertaraf internasional wajib menerima dana BOS c. Sekolah swasta yang menolak BOS harus melalui persetujuan orang tua

siswa melalui komite sekolah dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa miskin disekolah tersebut.

d. Semua sekolah SD/SDLB dan SMP/SMPLB/SMPT negeri dilarang melakukan pungutan kepada orang tua/wali siswa.


(43)

22

e. Untuk SD/SDLB swasta dan SMP/SMPLB/SMPT swasta yang mendapatkan bantuan pemerintah dan atau pemerintah daerah pada tahun ajaran berjalan, dapat memungut biaya pendidikan yang digunakan untuk memenuhi kekurangan biaya investasi dan biaya operasi.

f. Semua sekolah yang menerima BOS harus mengikuti pedoman BOS yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

g. Sekolah negeri kategori RSBI dan SBI diperbolehkan memungut dana dari orang tua siswa yang mampu untuk memenuhi kekurangan biaya investasi dan biaya operasi yang diperoleh dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan persetujuan pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan komite sekolah.

h. Sekolah dapat menerima sumbangan dari masyarakat dan orang tua/wali siswa yang mampu untuk memenuhi kekurangan biaya yang diperlukan oleh sekolah. Sumbangan dapat berupa uang dan atau barang/jasa yang bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak mengikat, dan tidak ditentukan jumlah maupun jangka waktu pemberiannya.

i. Pemda harus ikut mengendalikan dan mengawasi pungutan yang dilakukan oleh sekolah dan sumbangan yang diterima dari masyarakat/ orangtua/wali siswa tersebut mengikuti prinsip nirbala dan dikelola dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

j. Menteri dan kepala daerah dapat membatalkan pungutan yang dilakukan oleh sekolah apabila sekolah melanggar peraturan perundang-undangan dan dinilai meresahkan masyarakat.


(44)

23

5. Progam BOS dan Wajib Belajar Bermutu 9 Tahun

Melalui progam BOS yang terkait pendidikan dasar 9 tahun, setiap pengelola progam pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses pendidikan 9

tahun, setiap pengelolaan progam pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu. b. BOS harus memberi kepastian bahwa tidak ada siswa miskin yang putus

sekolah karena alasan finansial, seperti tidak mampu membeli baju seragam/alat tulis sekolah, dan biaya lainnya.

c. BOS harus menjamin kepastian kelulusan setingkat SD dapat melanjutkan ketingkat SMP.

d. Kepala sekolah SD/SDLB menjamin semua siswa yang akan lulus dapat melanjutkan ke SMP/SMLB.

e. Kepala sekolah berkewajiban mengidentifikasi anak putus sekolah dilingkungannya untuk diajak kembali kebangku sekolah.

f. Kepala sekolah harus mengelolah dana BOS secara transparan dan akuntabel.

g. BOS tidak menghalangi siswa, orang tua yang mampu, atau walinya memberikan sumbangan sukarela dari orang tua siswa harus bersifat iklas, tidak terikat waktu dan tidak ditetapkan jumlahnya, serta tidak diskriminasi mereka yang tidak memberikan sumbangan.

6. Penggunaan Dana BOS

Penggunaan dana BOS disekolah harus berdasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara tim manejemen BOS sekolah, dewan guru dan


(45)

24

komite sekolah. Hasil kesepakatan di atas harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat dan tandatangi oleh peserta rapat. Dana BOS yang diterima sekolah, dapat digunakan untuk membiayai komponen-komponen kegiatan berikut:

a. Pengembangan perpustakaan (membeli buku pegangan guru kurikulum 2013, mengganti buku teks yang rusak/menambah kekurang untuk memenuhi rasio satu siswa satu buku, pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan, peningkatan kompetensi tenaga pustakawan, pengembangan data base perpustakaan, pemeliharaan perabotan perpustakaan, pemeliharaan, dan pembelian AC perpustakaan).

b. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru (biaya pendaftaran dan daftar ulang, termasuk didalamnya pengeluaran untuk pengadaan formulir daftar ulang, administrasi pendaftaran, penyusunan RKS/RKAS/RAPBS, pengeluaran untuk alat tulis, biaya pemasukan data pokok pendidikan, pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan, dan konsumsi panitia). c. Kegiatan pembelajaran dan ektrakurikuler peserta didik (progam remedial,

progam pengayaan, fotokopi, pemantapan persiapan ujian olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, usaha kesehatan sekolah (UKS) dll). Dapat digunakan untuk pembiayaan guru yang menyelenggarakan kegiatan ini (pembelian alat tulis, pengadaan materi termasuk uang lelah serta uang transport).

d. Kegiatan Ulangan dan Ujian (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa,


(46)

25

biaya mengawas ujian bagi guru, biaya transportasi pengawas ujian di luar sekolah, fotokopi/pengandaan soal, dan koreksi hasil ujian).

e. Pembelian bahan-bahan habis pakai (buku tulis untuk guru, kapur tulis, pensil, bahan pratikum, buku induk siswa, buku inventaris, minuman, dan makanan ringan sehari-hari di sekolah, pengadaan suku cadang alat kantor, dan alat alat kebersihan sekolah).

f. Langganan daya dan jasa (listrik, air, telepon, internet, dan membeli genset/panel surya).

g. Pembiayaan perawatan sekolah (pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, pembentukan KM/WC, dan perbaikan mebeler).

h. Pembiayaan honorarium guru dan tenaga kependidikan honor sekolah yang tidak dibiayai pemerintah dan pemerintah daerah. (guru honorer, pegawai administrasi, pegawai perpustakaan, penjaga sekolah, satpam, dan pegawai kebersihan). Khususnya untuk sekolah negeri penggunaan tidak melebihi 20%.

i. Pengembangan profesi guru (KKG/MGMP, menghadiri seminar yang terkait langsung dengan peningkatan mutu pendidikan dan ditugaskan oleh sekolah, pembiayaan transport, fotokopi, dan biaya akomodasi seminar).

j. Pembelian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin (transportasi bagi peserta didik miskin yang menghadapi masalah biaya transport, membeli alat transportasi sederhana, membantu membeli seragam, sepatu, dan alat


(47)

26

tulis bagi peserta penerima BMS yang orang tuanya memeliki kartu perlindungan sosial /KPS).

k. Pembiayaan pengelolaan BOS surat-menyurat dan penyusunan laporan, alat tulis kantor, CD, insentif bagi bendahara, Flash disk, tinta printer, dan biaya transporatasi pengambilan dana BOS.

l. Pembelian dan perawatan perangkat komputer (pembelian deskop dan printer maksimum 5 untuk SMP ).

m.Bila seluruh komponen diatas telah terpenuhi pendanaanya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, peralatan UKS, pembelian meja, dan kursi siswa jika ada yang rusak.

7. Larang Penggunaan Dana BOS

Adapun larangan penggunaan dana BOS sebagai berikut: a. Disimpan dimaksud dibungakan.

b. Dipinjam kepihak lain.

c. Membeli Sofware/Perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS

d. Membiayai kegiatan yang bukan menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, tur studi (karya wisata), dan sejenisnya.

e. Membayar iuran kegiatan yang diselenggaran oleh UPTD Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat, atau pihak lainya, kecuali untuk menanggung biaya peserta didik/guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.


(48)

27 f. Membayar bonus dan transparansi

g. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan pribadi (bukan investasi sekolah), kecuali untuk peserta didik penerima BSM.

h. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat. i. Membangun gedung/ruangan baru.

j. Membeli lembar kerja siswa (LKS), serta bahan peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.

k. Menanamkan saham.

l. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar.

m.Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasional sekolah, misalnya membiayai iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan.

n. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/ pendampingan terkait progam BOS/perpajakan progam BOS yang diselenggarakan lembaga diluar SKPD Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. Mekanisme Pembelian Barang/Jasa di Sekolah

Pembelian barang/jasa dilakukan oleh Tim Manejemen BOS sekolah dengan: a. Menggunakan prinsip keterbukaan dan ekonomi dalam menentukan barang/jasa dan tempat pembeliannya sesuai dengan peraturan


(49)

perundang-28

undangan yang berlaku, dengan cara membandingkan harga penawaran dari penyedia barang/jasa dengan harga pasar dan melakukan negosiasi. b. Memperlihatkan kualitas barang/jasa, ketersediaan, dan kewajaran harga. c. Membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia barang/jasa. d. Diketahui oleh komite sekolah.

e. Terkait dengan biaya untuk rehabilitasi ringan/pemeliharaan bangunan sekolah, Tim Manejemen BOS Sekolah harus;

f. Membuat rencana kerja

g. Memilih satu atau lebih pekerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan standar upah yang berlaku dimasyarakat.

9. Pertangungjawaban Keuangan Dana BOS

Dalam hal pertanggungjawaban keuangan ini dilakukan mulai dari penerimaan sampai pengeluaran antara lain:

a. Dana BOS yang diterima sekolah harus didaftarkan/dicatat sebagai salah satu sumber penerimaan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS/RKAS).

b. Pengeluaran dana harus berdasarkan RAPBS/RKAS yang telah disepakati oleh Kepala/Dewan guru, komite sekolah dan ketua yayasan bagi sekolah swasta.

c. Pengeluaran berdasarkan permintaan penanggungjawab kegiatan diajukan kepada sekolah dengan melampirkan proposal kegiatan.


(50)

29 Pelaporan

Jenis pelaporan yang harus dibuat/didokumentasikan oleh sekolah: a) Nama-nama siswa penerima bantuan.

b) Lembar pencatatan pertanyan kritik/saran.

c) Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah. d) Rincian penggunaan dana sejenis anggaran.

e) Buku Khas.

f) Bukti-bukti pengeluaran yang sah

Laporan pengeluaran harus memenuhi unsur-unsur: a) Singkat tapi jelas, lengkap,dan tertata rapi.

b) Membuktikan semua transaksi penerimaan dan pengeluaran sesuai dengan ketentuan dan menutup buku pada akhir bulan.

c) Laporan keuangan BOS haru dilampirkan dengan: 1)Bukti kwitansi pembayaran.

2)Fotokopi bukti Surat Setoran Pajak (SSP).

d) Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan maupun dokumen pendukungnya disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan nomer dan tanggal kejadiannya, serta disimpan di tempat yang aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat. Laporan pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada tim PKPS-BBM Kabupaten/kota dan kepada yang berkepentingan setiap triwulan, semesteran dan tahunan dengan dilampiri bukti pengeluaran dan fotokopi bukti Surat Setoran Pajak (SSP).


(51)

30 10. Pengawasan dan Monitoring (BOS)

Pengawasan progam BOS (Depdiknas, 210:22), meliputi: a. Pengawasan melekat,

b. Pengawasan fungsional, dan c. Pengawasan masyarakat.

Prioritas utama dalam progam BOS adalah pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kepada sekolah. Pengawasan fungsional internal dilakukan oleh Inspektorat Jendral Depdiknas serta Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Instasi pengawasan eksternal yang melakukan pengawasan progam BOS adalah Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam rangka transparansi pelaksanaan progam BOS, unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat disekolah juga dapat mengawasi pelaksanaan progam BOS namun tidak melakukan audit (Depdiknas, 2010).

Selain kegiatan pengawasan pengelolaan dana BOS juga dilakukan pemeriksaan dalam bentuk monitoring. Kegiatan internal dilakukan oleh pengawas sekolah. Sedangkan monitoring eksternal dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pembangunan (Balitbang) dan lembaga independen lain yang kompeten.

Adapun komponen utama yang dimonitoring, (Depdiknas, 2010:18) adalah:


(52)

31 b. Penyaluran dan penggunaan dana. c. Pelayan dan penanganan pengaduan. d. Administrasi keuangan.

e. Pelaporan.

11.Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota a. Penanggung jawab

Kepala SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota b. Tim Pelaksana BOS

a) Manajer;

b) Unit Pendataan SD/SDLB; c) Unit Pendataan SMP

d) Unit Monitoring dan Evaluasi dan Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat.

12.Tugas dan Tanggung Jawab Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota

a. Melatih, membimbing, dan mendorong sekolah untuk memasukan data pokok pendidikan dalam system pendataan yang telah disediakan oleh Kemdikbud; b. Melakukan rekonsiliasi dan verifikasi data dari sekolah;

c. Melakukan monitoring perkembangan pemasukan/updating data yang dilakukan oleh sekolah secara online;

d. Mengkompilasi nomor rekening seluruh sekolah;

e. Kepala SKPD Pendidikan Kabupaten sebagai penanggung jawab Tim Manajemen BOS Kabupaten menandatangani naskah hibah mewakili satuan dasar dengan melampirkan daftar rekening sekolah;


(53)

32

f. Bersama Tim BOS Tingkat Provinsi melakukan rekonsiliasi data jumlah peserta didik tiap sekolah untuk disampaikan ke pusat;

g. Melakukan sosialisasi/pelatihan kepada sekolah, komite sekolah, dan masyarakat tentang progam BOS;

h. Melakukan monitoring pelaksanaan progam BOS di sekolah dengan memperdayakan pengawas sekolah sebagai Tim Monitoring Kabupaten/Kota i. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;

j. Memverifikasi sekolah kecil yang memenuhi syarat memperoleh dana BOS dengan ketentuan alokasi minimal;

k. Mengupayakan penambahan dana untuk sekolah dan untuk manajemen progam BOS dari sumber APBD;

l. Melakukan pembinaan terhadap sekolah dalam pengelolaan dan pelaporan dana BOS;

m.Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi; n. Mengusulkan revisi SK alokasi dana BOS tiap sekolah;

o. Memerintahkan dan memantau pelaporan penggunaan dana BOS secara online oleh sekolah;

p. Mengumpulkan dan merekapitulasi laporan penggunaan dana BOS dari sekolah, selanjutnya melaporkan kepada kepala SKPD Pendidikan Provinsi paling lambat 10 januari tahun berikutnya;

q. Melakukan pendataan peserta didik penerimaan bantuan siswa miskin (BSM) dari Tim Manajemen BOS Sekolah.


(54)

33 13.Monitoring

Bentuk kegiatan monitoring adalah melakukan pemantauan, pembinaan, dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan progam BOS.

Komponen utama yang dimonitoring antara lain: 1. Alokasi dana sekolah penerimaan bantuan 2. Penyaluran dan penggunaan dana

3. Pelayanan dan penanganan pengaduan 4. Administrasi keuangan

5. Pelaporan, serta pemanjangan rencana penggunaan dan pemakaian dana BOS.

Selain itu juga dilakukan monitoring terhadap pelayanan dan penanganan pengaduan, sehingga pelayanan pengaduan dapat ditingkatkan. Dalam pelaksanaannya, monitoring pengaduan dapat dilakukan bekerjasamam dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari fakta, menginvestigasi, menyelesaikan masalah, dan mendokumentasi:

Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota

a. Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan dana, dan penggunaan dana di tingkat sekolah;

b. Responden terdiri sekolah dan murid/orangtua murid; c. Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;

d. Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran dana;


(55)

34

e. Bila terjadi permasalahan biaya monitoring, disarankan agar monitoring dilakukan secara terpadu dengan progam lain selain progam BOS;

f. Monitoring dapat melibatkan pengawas sekolah secara terintegrasi dengan kegiatan pengawasan lainya oleh pengawas sekolah;

g. Tim Manajemen BOS Kabupaten/kota agar memanfaatkan pengawas sekolah yang kredibel dan bertanggung jawab untuk membantu monitoring.

H. Kerangka Teoritik

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berumur 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggarannya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggungjawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang itu adalah Pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) setara satuan pendidikan lainnya yang sederajat. Sehubungan dengan hal itu maka pemerintah mengalihkan subsidi bahan bakar pada tahun 2005, pengalihan subsidi tersebut guna menyukseskan pendidikan dasar yang berwujud pendanaan pendidikan.


(56)

35

Pengalihan dana tersebut digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Dengan adanya BOS, peserta didik tingkat pendidikan dasar akan dibebaskan dari beban biaya pendidikan. Kebijakan itu dimaksudkan agar menjamin siswa miskin tetap bersekolah dengan membebaskan mereka memperoleh layanan wajib belajar pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat.

Sejak dimulai bulan Juli 2005, progam BOS telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian progam wajib belajar 9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi progam BOS, dari perluasan akses menuju ke peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dasar melalui ketersediaan kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran pendidikan tersebut. Selain itu biaya satuan BOS yang telah dinaikan secara signifikan akan sangat membantu mewujudkan pendidikan gratis yang bermutu dan berkualitas. Namun sayang di dalam pelaksanaannya, penggunaan dana BOS masih terdapat banyak sekali ketidaktepatan sasaran dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah dan penyelewengan jabatan oleh pihak sekolah. Keberhasilan progam BOS dapat tercapai, jika pelaksanaan progam BOS ini dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur petunjuk teknis BOS yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan evaluasi progam mulai penggunaan dana BOS yang terima oleh setiap sekolah, pertanggungjawaban keuangan dana BOS mulai dari penerimaan


(57)

36

sampai pengeluaran anggaran yang telah disepakati bersama dan pengawasan yang dilakukan telah oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara kepada pihak sekolah yang menerima dana BOS.

Evaluasi progam adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing setiap komponennya (Arikunto 2007:18).

I. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh tim peneliti dari mahasiswa pendidikan ekonomi FKIP Sanata Dharma Yogyakarta 2007 dengan judul

penelitian „‟Evaluasi Pelaksanaan Progam Bantuan Operasinal Sekolah

(BOS) di SMP Kabupaten Klaten‟‟. Tim tersebut meneliti tentang 1)

Penyaluran Dana BOS di SMP Kabupaten Klaten. 2) Pemanfaatan Dana BOS di SMP Kabupaten Klaten. dan 3) Pertanggungjawaban di SMP Kabupaten Klaten. Hasil dari penelitian mendapat bahawa sebagian besar, 1) Penyaluran dana BOS belum sesuai ketentuan, 2) Sebagian besar pemanfaatan dana belum tepat sasaran, 3) Sebagian besar pertanggungjawaban belum tepat sasaran.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Khafifah Julia Dwi. 2010. Pengelolaan Progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Di Sekolah Dasar Negeri I Patuk Kabupaten Gunungkidul. Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut. 1) Pengelolaan progam bantuan operasional sekolah (BOS) terdiri dari; perencanaan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) meliputi RAPBS, identifikasi kebutuhan


(58)

37

sekolah yang akan didanai dengan dana BOS, dan perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola dana BOS. Pelaksanaan penggunaan dana BOS meliputi kegiatan penyaluran dana BOS, penggunaan dana BOS yang disesuaikan dengan RAPSB. Evaluasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terdiri dari kegiatan pelaporan, monitoring, dan pengawasan kegiatan pelaporan dalam bentuk laporan penggunaan dana BOS yang dibuat oleh bendahara setiap triwulun. Kegiatan monitoring dan pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan tim monitoring manajemen BOS Kabupaten/Kota dengan memeriksa laporan keuangan setiap triwulan dan pengawasan terhadap setiap kegiatan di sekolah. 2) Hambatan dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yaitu besarnya dana BOS kurang mencukupi kebutuhan sekolah, terjadi keterlambatan dan kesulitan dalam pembuatan laporan penggunaan dana BOS karena kurangnya waktu dan pengetahuan bendahara dalam mengelola keuangan. 3) cara mengatasi hambatan kekurangan dana BOS yaitu dengan menarik iuran sukarela dari orang tua siswa. Upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi keterlambatan pembuatan laporan yaitu dengan cara membantu bendahara BOS dalam pembuatan laporan.


(59)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan kuantitatif yang mana penelitian ini berusaha memahami masalah yang terjadi tentang hal-hal yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi menggunakan kata-kata dan bahasa dalam suatu konteks khusus alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moelong, 2004 : 6). Adapun jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif adalah kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi suatu kegiatan/progam yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan/progam dan apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini ingin mengetahui apakah suatu kebijakan yang berupa pemberian Progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Kabupaten Halmahera Utara telah sesuai dengan petunjuk BOS, dilihat dari pengunaan dana BOS, Pertanggungjawaban keuangan dana BOS dan pengawasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara dalam pelaksanaan BOS. Penelitian evaluatif ini diharapkan dapat memberikan keterangan seberapa jauh mana ketidaksesuaian yang terjadi dalam objek dan subjek penelitian sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam mengarahkan keberhasilan objek dan subjek (Muhajir,


(60)

39

2003:209). Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang dimulai dengan kejadian atau fakta dan kemudian mundur ke belakang untuk mencoba menemukan faktor-faktor yang kemudian menjadi penyebab kejadian tersebut. Data dikumpulkan setelah masalah yang dipersoalkan itu berlangsung. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data berupa penggunaan, pertanggungjabawaban dan pengawasan dana BOS yang diperoleh dari hasil wawancara kepala sekolah, guru, siswa dan Dinas Pendidikan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Seluruh SMP di Kabupaten Halmahera Utara dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara, Maluku Utara.

1. Lokasi ini dipilih dengan alasan sebagai berikut:

a. Daerah tersebut merupakan salah satu daerah penerima progam BOS, sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi terhadap progam yang telah dilaksanakan dan dalam pelaksanaannya pun belum sepenuhnya memberikan hasil sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

b. Karena daerah tersebut masuk kategori daerah tertinggal sehingga menarik untuk diteliti untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi.

c. Daerah tersebut belum ada yang meneliti tentang BOS sehingga peneliti merasa tertantang untuk meneliti untuk bisa menjadikan


(61)

40

bahan masukan untuk pemerintah daerah guna perbaikan progam agar lebih baik lagi kedepannya. Sekolah sudah gratis tapi harus dibarengi dengan sarana dan prasarana yang menunjang terselenggaranya pendidikan.

2. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2014-Januari 2015

C. Subjek dan Objek penelitian

Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, siswa, dan dinas pendidikan. Sedangkan objek penelitiannnya adalah penggunaan dana BOS, pertanggungjawaban dana BOS dan pengawasan pelaksanaan dana BOS.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan sama sekali. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 39 SMP di Halmahera Utara yang menerima dana BOS.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah anggota bagian dari suatu populasi yang bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai objek yang diteliti dengan mengambil sebagian saja dari populasi yang ditentukan tersebut. Sampel yang diambil adalah yang mewakili populasi, yang dimaksud mewakili bukanlah yang dipandang terbaik atau terburuk dari populasi, melainkan


(62)

41

sebagai cermin yang bisa dipandang menggambarkan secara maksimal (Hadi, 1982:139). Teknik pengambilan sampel ditentukan menggunakan metode purposive sampling yang mengandung makna bahwa seluruh populasi yang ada hanya diwakili atas beberapa objek saja. Mengingat di Kabupaten Halmahera Utara ada 39 SMP yang menerima dana BOS, terdiri dari 22 SMP Negeri, 17 SMP swasta. Dalam penelitian ini sampel di ambil sebanyak 5 SMP, yang terdiri dari 2 SMP Negeri dan 3 SMP Swasta. Dengan alasan dan pertimbangan subjektif bahwa peneliti membutuhkan tenaga, besar biaya, waktu, dan besarnya populasi yang sulit dijangkau, sedangkan alasan objektif dari peneliti adalah ketersediaan data di sekolah yang dibutuhkan peneliti, sehingga satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan peneliti dan keterandalan subjektifitas peneliti adalah melalui sampling.

E.Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel ditentukan menggunakan metode purposive sampling yang mengandung makna bahwa seluruh populasi yang ada hanya diwakilkan atas beberapa objek atau sampel saja dengan pertimbangan tertentu. Dari 5 SMP yang dijadikan sampel untuk diteliti, masing-masing kepala sekolah, 3 guru dari masing-masing sekolah, dan 3-4 siswa dari setiap sekolah untuk menjadi sumber data. dan juga mengambil sampel terkait pengawasan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara. Dengan demikian kesimpulan dari penyelikan purposive sampling tidak berlaku untuk individu melainkan keseluruhan.


(63)

42 F. Data yang Dicari

1. Data Primer yaitu data atau keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara maupun observasi langsung yang sudah terpadu. Data tersebut adalah:

a. Penggunaan dana BOS

b. Pertanggungjawaban dana BOS c. Pengawasan Pelaksanaan dana BOS

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh pihak lain, atau data yang tersedia di tempat penelitian. Data tersebut meliputi jumlah sekolah yang menerima dana BOS, gambaran umum tentang SMP yang akan diteliti, RAPBS/RKAS, laporan keuangan dan data pengawasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara berpedoman

Wawancara berpedoman yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan responden berdasarkan pedoman wawancara. Data yang diperoleh dengan dalam wawancara adalah penggunaan dana BOS pertanggungjawaban dana BOS, dan pengawasan pelaksanaan dana BOS. Wawancara juga dilakukan kepada siswa yang sesuai dengan jumlah setiap sekolah tentang penggunaan dana BOS, yaitu 1 kelas diwakili 1 siswa. Adapun kisi-kisi penyusunan wawancara sebagai berikut:


(64)

43

Tabel III.1

Kisi-kisi Wawancara untuk Kepala Sekolah tentang Penggunaan dan Pertanggungjawaban Dana BOS

Variabel Penelitian Indikator Butir

Wawancara

Penggunaan Dana BOS Pertanggungjawaban dana BOS

Perencanaan dana BOS Pengalokasian dana BOS Penerimaan dan pengeluaran dana BOS

Pelaporan dana BOS

1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15

Tabel III.2

Kisi-kisi Wawancara untuk Guru tentang Penggunaan Dana BOS dan Pertanggungjawaban Dana BOS

Variabel Penelitian Indikator Butir

Wawancara

Penggunaan Dana BOS

Pertanggungjawaban Dana BOS

Penggunaan dan

pengalokasian dana BOS Penerimaan dan

pengeluaran dana BOS

1, 2 ,3

4

Tabel III.3

Kisi-kisi Wawancara untuk Siswa tentang Penggunaan Dana BOS

Variabel Penelitian Indikator Butiran

Wawancara

Penggunaan Dana BOS

Pembelian buku teks Pembelian bahan habis pakai Pembiayaan kegiatan siswa Pembiayaan ulangan dan ujian Pembiayaan perawatan ringan sekolah Biaya transportasi untuk siswa miskin

1, 2 3, 4 5, 6 7, 8 9, 10 ,11


(65)

44 Tabel III.4

Kisi-kisi Wawancara untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara tentang Pengawasan pelaksaan dana BOS

Variabel Penelitian Indikator Butiran Wawancara

Pengawasan pelaksanaan dana BOS

Sosialisasi dan Pembinaan Pelayan dan Pengaduan Evaluasi dan Monitoring

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15

2. Teknik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari data yang telah ada, seperti data jumlah SMP yang menerima dana BOS, RAPBS/RKAS, laporan pertanggungjawaban pengunaan dana BOS, data pengawasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta gambaran tentang SMP yang diteliti ditinjau dari segi geografis.

3. Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Syaodih, 2009:220). Penulis memperoleh data dengan mengamati secara langsung ke lapangan dimana lokasi penelitian diadakan serta mencatat secara langsung ke lapangan dimana lokasi penelitian diadakan serta mencatat data yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

Observasi dilakukan unutk memperoleh data yang aktual dan akurat serta mendapatkan data yang sebenarnya terkait dengan materi yang akan diteliti yaitu ketepatan penggunaan.


(66)

45

H. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

Variabel yang dimaksud adalah sebagai segala sesuatu yang dapat menjadi objek pengamatan atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti adalah a. Ketepatan penggunaan dana BOS.

b. Transparansi pertanggungjawaban keuangan dana BOS c. Pengawasan pelaksanaan dana BOS

2. Defenisi dan Pengukuran Variabel a. Ketepatan penggunaan dana BOS

Adalah sejauh mana penggunaan dana BOS sudah sesuai dengan ketentuan yang meliputi 13 komponen pembiayaan yang ada dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOS.

b. Transparansi Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS

Diartikan sebagai sejauh mana keterbukaan pihak sekolah dalam mempertanggungjawabkan dana BOS.

c. Pengawasan pelaksanaan dana BOS

Diartikan sebagai kegiatan pengendalian mutu pendidikan, sarana-prasarana dan pengendalian produk hukum oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara.


(67)

46 I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data ditujukan agar penelitian kualitatif tidak bias dan untuk menentukan kriteria keilmiahan. Teknik uji keabsahan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria dan teknik pemeriksaan, yaitu ketekunan pengamatan dan menguji dengan triangulasi.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles & Hubeman, 1992 : 16)

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung sampai laporan akhir tersusun. Proses reduksi data dilakukan setelah wawancara.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif, matriks atau bagan. Hal tersebut ditujukan agar peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi, baik secara keseluruhan maupun terpisah-pisah dari data yang telah terkumpul baik primer maupun sekunder.


(68)

47 c. Penarikan Kesimpulan

Data yang telah terkumpul lalu diambil kesimpulan yang terus-menerus selama penelitian berlangsung guna menjamin keabsahan dan objektivitas data sehingga kesimpul akhir bisa dipertanggungjawabkan. Analisa data saling berkaitan antara reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Pengumpulan data dan ketiga kegiatan analisis merupakan proses siklus dan interaktif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berkelanjutan berulang, dan terus-menerus dilakukan sampai pada penarikan kesimpulan.


(69)

48 BAB IV

GAMBARAN UMUM SMP DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA

A. Gambaran Umum Kabupaten Halmahera Utara

Kabupaten Halmahera Utara (Halut) terbentuk pada tanggal 31 Mei 2003 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 2003 dengan Ibu Kota Kabupaten Tobelo. Secara umum Kabupaten Halmahera Utara adalah wilayah kepulauan di Selatan Samudera Pasifik yang merupakan kontelasi pulau-pulau besar dan kecil sebanyak 115.

1. Letak dan Luas Wilayah a. Letak Wilayah

Kabupaten Halmahera Utara berada di bagian Indonesia Timur tepatnya di Provinsi Maluku Utara. Secara Geografis berada pada posisi kordinat 10,570-30,00 lintang utara dan 127,170-129,180 bujur timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Halmahera Utara adalah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Samudra Pasifik/Kabupaten Pulau Morotai 2) Sebelah Selatan : Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten

Halmahera Barat

3) Sebelah Barat : Kecamatan Loloda, Sahu, Ibu dan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat

4) Sebelah Timur : Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur dan Laut Halmahera.


(70)

49 b. Luas Wilayah

Secara administratif luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara mencapai 22.507,32 km2 yang terdiri dari 17.555,71 km2 (78%) wilayah laut dan kurang lebih 4.951,61 km2 (22%) wilayah daratan. Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 17 wilayah kecamatan dan 196 desa. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Halmahera Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Halmahera Utara

No Kecamatan Jumlah

Desa

Luas Wilayah

(Km2)

Kepadatan Per Km2

1. Malifut 22 374,10 11.98

2. Kao 19 111,20 3.55

3. Kao Utara 11 128,80 4.11

4. Kao Barat 20 596,70 19.05

5. KaoTeluk 11 135,40 4.32

6. Tobelo 10 33,0 1.05

7. Tobelo Tengah 9 56,0 1.79

8. Tobelo Utara 11 100,40 3.21

9. Tobelo Selatan 13 204,30 6.52

10. Tobelo Timur 6 120,0 3.83

11. Tobelo Barat 5 294,70 9.41

12. Galela 6 138,70 4.43

13. Galela Utara 12 255,30 8.15

14. Galela Selatan 7 84,50 2.70

15. Galela Barat 9 45,50 1.45

16. Loloda Utara 15 390,40 12.46 17. Loloda Kepulauan 10 63,30 2.02

Jumlah 196 22.507,32 100,00


(71)

50 2. Kondisi Fisik Wilayah

a. Topografi

Topografi berdasarkan peta eksisting lereng, bahwa wilayah daratan Halmahera Utara didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng 0-8%. Daerah Loloda Utara dan Galela Utara adalah wilayah yang memiliki lahan dengan kemiringan 26-40% terluas dibandingkan dengan wilayah lainnya di daratan Halmahera Utara. Daerah dengan kemiringan lereng curam yaitu > 40% tersebar di sebagian wilayah Galela, Tobelo Utara, Tobelo, dan Tobelo Tengah.

b. Potensi

Potensi geologi yang ada di Kabupaten Halmahera Utara, antara lain: 1. Emas terdapat di Loloda Utara, Galela dan Kao;

2. Mangan terdapat di Loloda Utara dan Galela; 3. Nikel terdapat di Galela dan Kao;

4. Pasir besi terdapat di Loloda Utara dan Galela; 5. Tembaga terdapat di Loloda Utara dan Galela; 6. Semen terdapat di Galela; dan

7. Batubara terdapat di Loloda Utara, Galela, Kao, dan Malifut. c. Klimatologi

1. Tipe Kabupaten Halut merupakan daerah kepulauan yang beriklim tropis. Suhu rata-rata Kabupaten Halmahera Utara selama tahun berkisar antara 21”C sampai dengan 26,4”C. Kelembapan udara


(1)

(2)

(3)

(4)

162

LAMPIRAN 5

PERHITUNGAN HASIL

PENELITIAN


(5)

No 13 Komponen Pembiayaan BOS

SMP Negeri 2 Halmahera

Utara

SMP Negeri 13 Halmahera Utara SMP Kristen Tobelo SMP Kristen Galela SMP Bintang

Laut Jumlah

Sesuai Belum

Sesuai

Sesuai Belum

Sesuai

Sesuai Belum Sesuai

Sesuai Belum

Sesuai

Sesuai Belum

Sesuai

Sesuai Belum

Sesuai

1. Pengembangan perpustakaan

a) Wajib membeli buku teks 2013 1 1 1 1 1 4 1

b) Membeli buku pengangan guru 2013 1 1 1 1 1 4 1

c) Mengganti buku teks yang rusak 1 1 1 1 1 5

d) Menambah rasio buku per siswa 1 1 1 1 1 5

e) Langganan publikasi berkala 1 1 1 1 1 5

f) Akses informasi online 1 1 1 1 1 5

g) Pemeliharaan buku perpustakaan 1 1 1 1 1 5

h) Tenaga kerja perpustakaan 1 1 1 1 1 1 4

i) Pengembangan database 1 1 1 1 1 5

j) Pemeliharaan perabotan perustakan 1 1 1 1 1 3

k) Pembelian AC 1 1 1 1 1 5

Jumlah 9 46

a) 4 1

100% = 80% 100% = 20%

5 5

2. Kegiatan dalam rangka penerimaan peserta didik baru

a) Administrasi pendaftaran 1 1 1 1 1 1 4

b) Pengandaan formulir 1 1 1 1 1 5

c) Pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan

1 1 1 1 1 5

d) Pendaftaran ulang 1 1 1 1 1 3 2

e) Penyususan RKAS/RAPBS 1 1 1 1 1 5

Jumlah 8 17

a) 1 4

= 100% = 20% 100% = 80%


(6)

PERHITUNGAN HASIL PENELITIAN (%)

TRANSPARANSI PERTANGGUNGJAWABAN DANA BOS

(Berdasarkan Hasil Wawancara/Observasi/Data RAPBS/RKAS dan Laporan Keuangan Sekolah)

No Transparansi Pertanggunajawaban Dana

BOS

SMP Negeri 2 Halmahera

Utara

SMP Negeri 13 Halmahera Utara SMP Kristen Tobelo SMP Kristen Galela SMP Bintang

Laut Jumlah

Sesuai Belum

Sesuai

Sesuai Belum

Sesuai

Sesuai Belum Sesuai

Sesuai Belum

Sesuai

Sesuai Belum

Sesuai

Sesuai Belum

Sesuai

1. Memasukan dana BOS yang diterima ke dalam RAPBS/RKAS

Membuat RAPBS/ RKAS yang mencangkup seluruh penerimaan sekolah (BOS) dan bisa menunjukannya

1 1 1 1 1 3 2

Jumlah 3 2

1) 3 2

100% = 60% 100% = 40%

5 5

2. Pengeluaran dana BOS berdasarkan RAPBS/RKAS yang sudah disepakati oleh Kepala Sekolah, Dewan Guru, Komite Sekolah (orang tua siswa) dan Ketua yayasan

Pengalokasian dan pengeluaran dana BOS berdasarkan RABPS/RKAS disepakati oleh komponen sekolah, komite sekolah dan mengumumkan di papan pengumuman sekolah

1 1 1 1 1 1 4

Jumlah 1 4

2) 1 4

= 100% = 20% 100% = 80%

5 5

3. Pelaporan pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan dana BOS kepada pihak – pihak yang berkepentigan setiap triwulannya

Dilaporkan ke dinas pendidikan K dan P dan kemendikbud

(www.bos.kemendikbud.go.id) dan pihak yayasan

1 1 1 1 1 3 2

Jumlah 6 9

3) 3 2

100% = 60% 100% = 40%