mengikuti penyuluhan, sedangkan tingkat kekosmopolitan tidak berhubungan nyata dengan motivasi petani dalam mengikuti Program SL-PTT padi hibrida.
Pengujian hipotesis dan penjelasan dari tiap-tiap hubungan antara variabel- variabel X dengan variabel Y dapat dilihat pada bagian berikut.
1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi petani
mengikuti Program SL-PTT padi hibrida
Tingkat pendidikan merupakan variabel X yang diduga memiliki hubungan nyata dengan motivasi petani dalam mengikuti Program SL-
PTT padi hibrida. Diduga semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka akan semakin tinggi pula motivasinya dalam mengikuti Program SL-PTT.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi petani dalam mengikuti Program SL-PTT
padi hibrida dengan uji Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai t
hitung
sebesar 2,837. Nilai t
hitung
sebesar 2,837 lebih besar dibanding dengan nilai t
tabel
pada tingkat kepercayaan 99 n-2 yaitu sebesar 2,409 artinya terima H1, yaitu terdapat hubungan yang sangat nyata antara tingkat
pendidikan petani dengan motivasi petani dalam mengikuti program Sekolah Lapang Tanaman dan Sumberdaya Terpadu SL-PTT padi
hibrida.
2. Hubungan antara luas lahan garapan dengan motivasi petani dalam
mengikuti Program SL-PTT padi hibrida
Luas lahan garapan merupakan variabel X yang diduga memiliki hubungan nyata dengan motivasi petani dalam mengikuti Program SL-
PTT. Diduga semakin luas lahan garapan maka akan semakin tinggi motivasinya dalam mengikuti Program SL-PTT. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa hubungan antara luas lahan garapan dengan motivasi petani dalam mengikuti Program SL-PTT dengan uji korelasi Rank
Spearman diperoleh hasil t
hitung
sebesar 2,195. Nilai t
hitung
sebesar 2,195 lebih besar dibanding dengan nilai t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 n- 2 yaitu sebesar 1,678 artinya terima H1, yaitu terdapat hubungan yang
nyata antara tingkat pendidikan petani dengan motivasi petani dalam mengikuti program Sekolah Lapang Tanaman dan Sumberdaya Terpadu
SL-PTT padi hibrida.
3. Hubungan antara tingkat kekosmopolitan dengan motivasi petani
dalam mengikuti Program SL-PTT padi hibrida
Tingkat kekosmopolitan petani merupakan salah satu faktor yang diduga memiliki hubungan nyata dengan motivasi petani dalam mengikuti
Program SL-PTT padi hibrida. Hal ini disebabkan karena dengan tingkat kekosmopolitan petani dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
pengalaman dalam melakukan budidaya padi. Semakin tinggi tingkat kekosmopolitannya maka tinggi pula motivasi petani dalam mengikuti
Program SL-PTT padi hibrida.
Hasil pengujian hipotesis hubungan antara tingkat kekosmopolitan dengan motivasi petani dalam mengikuti Program SL-PTT padi hibrida yang
menggunakan uji korelasi rank spearman diperoleh hasil t
hitung
sebesar 0,838. Nilai t
hitung
sebesar 0,838 lebih kecil dibanding dengan nilai t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 n-2 yaitu sebesar 1,678 artinya tolak H1, yaitu tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat kekosmopolitan
dengan motivasi petani dalam mengikuti Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu SL-PTT padi hibrida.
Keadaan ini menunjukkan bahwa tingkat kekosmopolitan tidak
berhubungan dengan motivasi petani dalam mengikuti program SL-PTT padi hibrida. Hubungan antara tingkat kekosmopolitan responden dengan
motivasi petani dalam mengikuti Program SL-PTT padi hibrida dapat dilihat melalui tabulasi silang pada Tabel 32.
Tabel 32. Tabulasi silang antara tingkat kekosmopolitan dengan motivasi petani dalam mengikuti Program Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman dan Sumberdaya Terpadu SL-PTT padi hibrida
Tingkat kekosmopolitan
Motivasi petani dalam mengikuti Program SL-PTT padi hibrida
Jumlah Rendah
Sedang Tinggi
Kurang kosmopolit 0 0
16 32 7 14
23 48
Cukup kosmopolit 0 0
17 34 4 8
21 42
Kosmopolit 0 0
3 6 3 6
6 12 Jumlah
0 0 36 72
14 28 50 100
Hasil tabulasi silang pada Tabel 33 menunjukkan bahwa petani yang kurang kosmopolit mempunyai motivasi dalam mengikuti program SL-PTT
termasuk ke dalam klasifikasi sedang, untuk petani yang cukup kosmopolit motivasinya termasuk ke dalam klasifikasi sedang, namun lain halnya pada
petani yang kosmopolit motivasinya termasuk ke dalam klasifikasi sedang dan tinggi. Data ini menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat
kekosmopolitan dengan motivasi petani dalam mengikuti program SL-PTT
padi hibrida. Secara statistik hubungan yang tidak nyata dikarenakan data tidak bervariasi dan cenderung berkelompok pada klasifikasi tertentu, yaitu
tingkat kekosmopolitan berkelompok ke dalam klasifikasi kurang kosmopolit 46 dan variabel motivasi berkelompok pada klasifikasi
sedang 72.
4. Hubungan antara lama berusahatani dengan motivasi petani dalam