34
2.2.6 Organisasi dan Asosiasi Pengawas SekolahMadrasah
Kemampuan profesional pengawas sekolahmadrasah harus ditingkatkan dan berkelanjutan, maka pengawas sekolah harus tergabung dalam organisasi profesi
yang disebut Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia APSI. Di dalam Buku Kerja Pengawas Sekolah, Kemdikbud 2011:16 bahwa APSI merupakan organisasi
independen yang memiliki struktur organisasi mulai dari kabupatenkota, provinsi, dan nasional.
Hal lain yang mendorong lahirnya Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia APSI tingkat nasional, APSI di Provinsi dan APSI Kabupaten adalah untuk membantu
eksistensi pengawas dalam melaksanakan tugas di lapangan dan perlindungan terhadap pelaksanaaan tugas sebagai pengawas dan menjembatani hubungan
kerjasama antara pengawas sekolah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan Pengawas Madrasah dari lingkungan Kementerian Agama.
2.2.7 Kode Etik Pengawas Sekolah
Kode etik pengawas sekolah dikutip dari Buku Kerja Pengawas Sekolah, Kemdikbud 2011:67 sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan tugas, senantiasa berlandaskan iman dan taqwa, serta
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 2.
Merasa bangga mengemban tugas sebagai pengawas sekolah 3.
Memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas sebagai pengawas sekolah
4. Bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam tugasnya sebagai
pengawas sekolah 5.
Menjaga citra dan nama baik selaku Pembina dalam melaksanakan tugas sebagai pengawas sekolah
6. Memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesi sebagai
pengawas sekolah
35
7. Mampu menampilkan keberadaannya sebagai aparat dan tokoh yang
diteladani 8.
Sigap dan terampil untuk menanggapi dan membantu memecahkan masalah- masalah yang dihadapi aparat binaannya
9. Memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, baik terhadap aparat binaan
maupun terhadap sesama pengawas sekolah.
Berdasarkan Buku Kerja Pengawas yang diterbitkan oleh Kemdikbud tersebut di atas maka pengawas sekolah maupun pengawas madrasah harus memperhatikan
kode etik dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, diantaranya senantiasa beriman, tidak malu dengan jabatannya, berdedikasi tinggi, serta
menjadi motivator bagi kepala sekolah dan guru dalam menyelesaikan masalah.
2.2.8 Kerangka Pikir
Berdasarkan teori-teori yang telah disampaikan, maka dapat diasumsikan bahwa
pengawas madrasah sebagai input dalam penelitian merupakan tenaga kependidikan dan sebagai salah satu komponen serta subyek pendidikan dengan
berbagai potensi yang dimiliki berupa kompetensi, motivasi, semangat kerja dan dedikasi serta dukungan dari instansi, kebijakan-kebijakan, sarana dan prasarana
menjadi bekal dalam proses pelaksanaan kinerja yang merupakan kumpulan tugas pokok dan fungsinya yang terdiri dari pengawasan akademik dan manajerial,
membimbing dan melatih profesional guru, pengembangan profesi pengawas, didukung faktor penunjang dan meminimalisir faktor penghambat serta upaya
instansi dalam meningkatkan kinerja pengawas madrasah mampu memberikan kontribusi dan menghasilkan mutu pendidikan yang dapat dilihat dari perubahan
sikap dan perilaku tenaga kependidikan yakni guru dan kepala madrasah ke arah
yang lebih baik dan profesional.
36
Penjelasan di atas dapat dilihat dalam kerangka pikir berikut ini
Gambar 2.6 Kerangka Pikir Penelitian
INPUT
Pengawas Madrasah
PROSES
pengawasan akademik dan manajerial
membimbing dan melatih profesional guru
pengembangan profesi pengawas
OUTPUT
Pengawas Profesional
Faktor pendukung dan penghambat kinerja
pengawas madrasah Upaya instansi dalam
meningkatkan kinerja pengawas madrasah