5.2. Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik ada
sebanyak 2 orang 2,60, yang memiliki pengetahuan dengan kategori sedang ada sebanyak 19 orang 24,67, dan yang memiliki pengetahuan dengan kategori
kurang ada sebanyak 56 orang 72,73. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan responden
tentang resiko terjadinya infeksi di rumah sakit masih rendah. Sebagian besar responden tidak mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan terjadinya
infeksi di rumah sakit dan bagaimana cara pencegahannya. Sebagian besar responden juga tidak mengetahui defenisi infeksi dengan benar. Responden menganggap bahwa
infeksi adalah luka yang membengkak dan bertambah parah. Rendahnya tingkat pengetahuan responden tersebut adalah karena minimnya
informasi yang ada pada responden terdapat sebanyak 68 orang 88,32 responden tidak memiliki sumber informasi, tingkat pendidikan responden yang sebagian besar
berpendidikan rendah terdapat sebanyak 73 orang 94,81, dan juga status pekerjaan responden yang ditunjukkan oleh 47 orang 61,04 responden tidak
memiliki pekerjaan atau mengambil peran sebagai ibu rumah tangga. Tidak adanya sumber informasi yang dimiliki responden ini juga
dikarenakan oleh peran aktif dari responden dalam mencari berbagai informasi kesehatan yang ada, terutama ketika berada di rumah sakit. Responden mengatakan
bahwa mereka jarang atau tidak pernah menanyakan dan mencari tahu tentang informasi kesehatan ketika peneliti bertanya tentang sumber informasi responden.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan pengetahuan yang ada pada responden juga terbatas. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan suatu proses
penyampaian materi bahan pendidikan guna mencapai suatu perubahan perilaku Notoadmodjo, 2003. Dengan tidak adanya tambahan informasi yang sampai kepada
responden, maka akan sedikit pula pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan tabel silang tingkat pendidikan dengan pengetahuan dapat dilihat bahwa terdapat hubungan
antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden. Pekerjaan juga berpengaruh terhadap pengetahuan responden. Responden
yang sebagian besar tidak memiliki pekerjaan atau mengambil peran sebagai ibu rumah tangga, memiliki ruang lingkup interaksi yang terbatas, sehingga informasi
yang berasal dari penginderaan dan pengalaman sehari-hari juga terbatas. Selain itu, berdasarkan tabel silang juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang
bekerja sebagai buruh dan yang tidak memiliki pekerjaan atau mengambil peran sebagai ibu rumah tangga, memiliki pengetahuan dengan kategori kurang.
Berdasarkan Notoadmodjo 2003, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan yang diperoleh melalui penglihatan, pendengaran,
penciuman, raba, yang memberikan informasi tertentu kepada seseorang dan menjadi pengetahuannya. Penginderaan tersebut dapat bersumber dari pengalaman yang ada
pada diri individu, baik berupa pengalaman belajar, bekerja, serta aktivitas dan interaksi lain dalam kehidupan sehari-hari.
Green dalam Notoadmodjo 2003 menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Notoadmodjo 2003 juga menyebutkan bahwa perilaku seseorang akan lebih baik
Universitas Sumatera Utara
dan dapat bertahan lebih lama apabila didasari oleh tingkat pengetahuan dan kesadaran yang baik. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik akan
sesuatu hal diharapkan akan mempunyai sikap yang baik.
5.3. Sikap Responden Tentang Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit