Tinggi Sudu h Kedalaman Sudu t RANCANG BANGUN INSTALASI SPESIFIKASI TEKNIS TURBIN PELTON YANG GRAFIK KARAKTERISTIK TURBIN PELTON DENGAN JUMLAH SUDU 26 BUAH JENIS MANGKUK

= , Maka lebar sudu yang akan digunakan adalah 0,06 m.

b. Tinggi Sudu h

ℎ = , − , Susatyo 2006 Sehingga: ℎ = , × , h = , m Maka tinggi mangkok yang akan digunakan adalah 0,06 m.

c. Kedalaman Sudu t

= . × Susatyo 2006 Sehingga: t = . × , m = , Maka kedalam mangkok yang akan digunakan adalah 0,0199 m.

3.3 RANCANG BANGUN INSTALASI

Rancang bangun instalasi pemipaan uji eksperimental Turbin Pelton terdapat pada lantai dua,dan lantai tiga. Ketinggian instalasi yang terdapat pada lantai dua adalah 5,21 meter dan pada lantai tiga adalah 9,41 meter diukur dari lubang keluaran tempat penampungan atas TPA ke poros mulut nosel . Panjang pipa, diukur dari lantai dua ke Turbin Pelton adalah 6,31 meter, sedangkan untuk lantai tiga adalah sepanjang 11,62 meter. Adapun tujuan rancang bangun instalasi Universitas Sumatera Utara pipa adalah sebagai bentuk simulasi dari suatu aliran sungai atau aliran air terjun dengan ketinggian H. Gambar 3.3 Instalasi Pipa untuk Turbin Pelton sumber : Dokumentasi

3.4 SPESIFIKASI TEKNIS TURBIN PELTON YANG

DIGUNAKAN Turbin yang dirakit adalah Turbin Pelton Mikro, dengan data untuk perencanaan adalah : Type atau Jenis : Turbin Pelton Mikro Jumlah Nosel : 1 satu Universitas Sumatera Utara Posisi Poros : Horizontal mendatar Head : 5,21 m Kapasitas Air Efektif : 3,5 ls = 0,0035 m 3 s Jumlah Sudu Turbin : 26 sudu Bentuk Sudu : Mangkuk dan Setengah Silinder 3.5 PERALATAN PENGUJIAN 3.5.1 Hand Tachometer Alat ini digunakan untuk mengukur putaran rpm poros turbin pelton dan poros generator. Dalam uji performansi turbin pelton pada head 5,21 meter, 26 buah sudu, dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder ini hand tachometer yang digunakan adalah Krisbow KW06-303 dengan spesifikasi : Ketelitian akurasi : ± 0,05 + 1 digit Range : autrange Sampling time : 0,8 s over 60 rpm Gambar 3.4 Hand Tachometer Gambar 3.4 Hand Tachometer sumber : Dokumentasi Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Rollmeter

Rollmeter dalam uji performansi turbin pelton pada head 5,21 meter, 26 buah sudu dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder ini digunakan untuk mengukur panjang dalam instalasi pipa, instalasi dudukan turbin pelton dan mengukur tinggi permukaan air pada tempat penampungan atas TPA dan tempat penampungan bawah TPB. Gambar 3.5 Rollmeter. sumber : Dokumentasi

3.4.3 Flow Meter Digital

Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu fluida yang mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. alat ini terdiri dari primary device, yang disebut sebagai alat utama dan secondary device alat bantu sekunder. Flowmeter umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu alat utama dan alat bantu sekunder. Alat utama menghasilkan suatu signal yang merespons terhadap aliran karena laju aliran tersebut telah terganggu. Alat utamanya merupakan sebuah orifis yang mengganggu laju aliran, yaitu menyebabkan terjadinya penurunan tekanan. Alat bantu sekunder menerima sinyal dari alat utama lalu menampilkan, merekam, danatau mentrasmisikannya sebagai hasil pengukuran dari laju aliran . Flow Meter Digital dalam uji performansi turbin pelton pada head Universitas Sumatera Utara 5,21 meter, 26 buah sudu dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder digunakan untuk mengukur debit air yang mengalir pada pipa. Adapun spesifikasi dari Flow Meter Digital adalah Brand Name : Lebong. Type : Flow Meter Digital water measurement. Color optional : Black. Usage : water. Display : Digital display. Power supply : baterai kering 9V. Ketelitian akurasi : ± 0,05 + 1 digit. Gambar 3.6 Flow Meter Digital sumber : Dokumentasi

3.4.4 Pompa Pengumpan

Pompa ini digunakan untuk mengumpankan air dari tempat penampungan bawah TPB ke tempat penampungan atas TPA. Dalam uji eksperimental turbin pelton pada head 5,21 meter, 26 buah sudu dan analisa perbandingan Universitas Sumatera Utara menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder ini, pompa pengumpan yang digunakan adalah pompa sentrifugal 6 enam inchi dengan daya motor penggerak P 5,5 kW, putaran n 1440 rpm dan dihubungkan secara direct drive. Gambar 3.10 Pompa Pengumpan Gambar 3.7 Pompa Pengumpan sumber : Dokumentasi

3.5 PELAKSANAAN PENGUJIAN

Uji eksperimental turbin pelton pada head 5,21 meter, 26 buah sudu dan analisa perbandingan menggunaan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan tehadap penelitian ini meliputi: 1. Pengukuran putaran rpm poros turbin pelton dengan menggunakan Hand Tachometer. 2. Pengukuran debit air dengan menggunakan Flow Meter Digital. 3. Pengukuran torsi poros turbin dengan Dinamometer. Sebelum dilakukan pengujian turbin pelton dan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan checking terhadap beberapa instalasi dan peralatan, yang meliputi: Universitas Sumatera Utara 1. Pemeriksaan debit air di dalam tempat penampungan bawah TPB dan debit air di dalam tempat penampungan atas TPA. 2. Pemeriksaan pipa penghubung antara TPB dan TPA, serta membuka keran pengatur gate valve kapasitas air pada pompa pengumpan. 3. Pemeriksaan katup valve untuk pengujian lantai dua atau lantai tiga. 4. Pemeriksaan katup pada turbin pelton. 5. Pemeriksaan poros penghubung pada poros turbin pelton dan poros dinamo meter . 6. Pemeriksaan dinamometer. Setelah prosedur pemeriksaan terhadap beberapa instalasi dan peralatan di atas selesai dilakukan dan pemeriksaan dipastikan dalam kondisi standby, maka prosedur pengujian pun dapat dimulai. Adapun prosedur pengujian uji eksperimental turbin pelton dengan jumlah sudu 24 sudu dan 26 sudu ini adalah sebagai berikut: 1. Pengujian pertama dilakukan dengan jumlah 26 sudu. 2. Katup pada sisi masuk nosel dibuka 60°, 75° dan 90°. 3. Sebelum pompa pengumpan dihidupkan, terlebih dahulu keran pengatur gate valve dibuka supaya umur pemakaian pompa pengumpan lebih lama. 4. Dilakukan monitoring terhadap ketinggian air di dalam TPA sesuai dengan data pengujian yang dibutuhkan 80 cm. 5. Setelah ketinggian air di TPA dan aliran air pada pipa pengumpan konstan, maka dilakukan pengujian serta pengambilan data terhadap: a. Pengukuran torsi Nm dengan Dinamo Meter. b. Pengukuran debit ls dengan Flow Meter Digital. c. Pengukuran putaran rpm pada poros Turbin Pelton dan poros generator dengan Hand Tachometer. 6. Pengukuran terhadap beberapa variabel di atas dilakukan terhadap beban ; masing-masing 1 Newton sampai poros turbin berhenti 0 rpm 7. Melakukan kembali pengukuran seperti prosedur pengujian sebelumnya berulang-ulang sebanyak tiga kali untuk mendapatkan data pengujian yang lebih efisien. Universitas Sumatera Utara 8. Setelah pengukuran pada turbin pelton dengan jumlah dua puluh enam sudu mangkok selesai, maka dilakukan penggantian runner dan penggantian sudu menjadi dua puluh enam buah sudu setengah silinder. Kemudian dilakukan pengujian kembali seperti prosedur diatas. Besaran-besaran yang diukur dan dicatat meliputi: 1. Debit air ls 2. Torsi Nm 3. Putaran poros Turbin Pelton rpm Dari besaran-besaran di atas dapat dihitung besaran turunan lainnya seperti: 1. Daya Air 2. Daya Turbin Pelton 3. Efisiensi Turbin Pelton Setelah pengujian di atas, dilakukan pengujian torsi dengan prosedur sebagai berikut: 1. Katup menuju nosel pada turbin ditutup. 2. Pompa pengumpan dihidupkan dan air dipompakan dari TPB ke TPA, setelah tinggi air mencapai ketinggian pengujian 80 cm, gate valve pompa pengumpan diatur agar ketinggian air di tempat penampung atas stabil. 3. Secara bersamaan, katup menuju nosel Turbin Pelton dibuka sesuai dengan variasi bukaan katub yang diinginkan. 4. Segera setelah air menumbuk sudu turbin dan turbin berputar maka beban dapat diberikan dimulai dari 0 Newton sampai poros turbin berhenti berputar 0 rpm 5. Dari data yang diperoleh, maka perhitungan torsi pun dapat dilakukan. Dengan cara nilai beban yang diberikan N dikalikan dengan jarak poros turbin ke beban yaitu 0,25 m. Universitas Sumatera Utara Flowchart Uji performansi turbin pelton pada head 5,21 meter jumlah 26 buah sudu dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder Survey tempat pengujian akan dilakukan Rancang bangun ulang instalasi Uji eksperimental turbin pelton pada head 5,21meter dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder Pengambilan data hasil pengujian Pelaksanaan pengujian Perhitungan dan analisa hasil pengujian Penulisan laporan hasil pengujian Kesimpulan dan saran Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 PERHITUNGAN EFISIENSI TURBIN PELTON PADA HEAD 5,21 METER DENGAN MENGGUNAKAN SATU NOSEL BUKAAN KATUB 60 O , 75 O , DAN 90 O DENGAN MENGGUNAKAN 26 SUDU MANGKUK.  Kapasitas Aktual pada Head 5,21 meter dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o , dan 90 o Bukaan katub 60 o Q = 0,00303 ⁄ Bukaan katub 75 o Q = 0,00338 ⁄ Bukaan katub 90 Q = 0,0035 ⁄  Panjang Pipa yang di gunakan pada Head 5,21 meter Panjang Pipa 4 inch = 7,14 meter Panjang Pipa 2 inch = 0,57 meter Jadi Panjang Total Pipa yang di gunakan adalah 7,71 meter  Head Losses Mayor pada Pipa 4 inch Menurut Persamaan Umum Hazen Williams[2] ; Katub bukaan 60 o ℎ = , . ,8 ,8 . ,8 L Dimana ; Q = Debit air ⁄ C = Koefisien Kekasaran Pipa PVC menurut Hazen Williams 130 D = Diameter Pipa 0,1016 meter Universitas Sumatera Utara L = Panjang Pipa 7,14 meter ℎ = , . , , , , , , ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses mayor pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Nilai head losses mayor pada pipa 4 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 Bukaan katub Q ℎ 60 o 0.00303 0.0134 75 o 0.00338 0.0164 90 o 0.0035 0.0175  Head Losses Mayor pada Pipa 2 inci Menurut Persamaan Umum Hazen Williams; Katub bukaan 60 o ℎ = , . , , . , Dimana ; L = Panjang Pipa 0,57 meter D = Diameter Pipa 0,0508 ℎ = , . , , , . , , , ℎ = , meter Universitas Sumatera Utara Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses mayor pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai head losses mayor pada pipa 2 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Q m 3 s ℎ 60 o 0.00303 0.0309 75 o 0.00338 0.0378 90 o 0.0035 0.0403  Head Loses Minor pada Pipa 4 inci ℎ = Σ . Dimana ;  Bukaan katub 60 o = � = , , V = 0,374 ⁄ Dengan cara yang sama didapatkan nilai kecepatan pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Nilai kecepatan pada pipa 4 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Q m 3 s Vms 60 o 0,00303 0,374 75 o 0,00338 0,417 90 o 0,0035 0,432 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Head Losses Minor pada Pipa 4 inci N K ∑k Elbow 3 0,4 1,2 Tee 1 1,0 1,0 Sisi Masuk 1 0,25 0,25 Sisi Keluar 1 0,04 0,04 Flow meter 1 7 7 9,49 Jadi harga Koefisien Kerugian pipa 4 inci ∑K = 9,49 Sehingga :  Bukaan katub 60 o ℎ = Σ . ℎ = , . , . , ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses minor pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Nilai head losses minor pada pipa 4 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Vms h m m 60 o 0,374 0,067 75 o 0,417 0,084 90 o 0,432 0,090 Universitas Sumatera Utara  Head Loses Minor pada Pipa 2 inci ℎ = Σ . Dimana ;  Bukaan katub 60 o = � = , , V = 1,515 ⁄ Dengan cara yang sama didapatkan nilai kecepatan pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Nilai kecepatan pada pipa 2 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Q m 3 s Vms 60 o 0,00303 1,515 75 o 0,00338 1,69 90 o 0,0035 1,75 Tabel 4.7 Head Losses Minor pada Pipa 2 inci n k ∑k Katup Bola 1 0,05 0,05 Sisi Keluar 1 0,04 0,04 0,09 Universitas Sumatera Utara Jadi harga Koefisien Kerugian pipa 4 inci ∑K = 0,09 Sehingga :  Bukaan katub 60 o ℎ = Σ . ℎ = , . , . , ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses minor pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Nilai head losses minor pada pipa 2 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Vms h m m 60 o 1,515 0,0105 75 o 1,69 0,0131 90 o 1,75 0,0140  Head Efektif pada instalasi Turbin Pelton  Bukaan katub 60 o ℎ = , + , − , + , + , + , ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head efektif untuk tiap variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Nilai head efektif bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub h eff m 60 o 5,885 75 o 5,576 90 o 5,495  Efisiensi Turbin � � = � ��� x 100 �� = Daya Air watt �� = . . . ℎ = Daya turbin watt = �. � � = �. Dimana ; � = torsi N.m F = beban pembebanan diberikan 0 N sampai maksimum l = panjang lengan dinamometer 0,25m kemudian ω = Dimana ; ω = kecepatan sudut rads n = putaran turbin rpm Universitas Sumatera Utara

4.1.1 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 60

o �� = , . . , . , �� = , � = �. , � = , �. ω = , ω = , rads = 3,25 Nm . 31,49 rads = , Sehingga Efisiensi Turbin adalah � = , , . � = 58,51 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.10 : Tabel 4.10 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Beban N  Turbin 0,00 1 5,61 2 11,13 3 16,53 4 21,73 5 28,22 6 33,13 7 37,94 8 42,27 Universitas Sumatera Utara 9 46,02 10 49,22 11 ,6851 12 55,62 13 58,51 14 58,45 15 58,27 16 54.81 17 49,71 18 47,77 19 46,30 20 45,25 21 43,01 22 37,98 23 34,97 24 33,07 25 31,70 26 27,61 27 23,96 28 Gambar 4.1 Grafik Efisiensi vs Beban 10 20 30 40 50 60 70 5 10 15 20 25 30 E fi si en si Beban N Efisiensi vs Beban Universitas Sumatera Utara Dari grafik 4.1 Efisiensi vs Beban didapat hubungan antara efisiensi dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 28 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel, 26 buah sudu berbentuk mangkok adalah saat beban yang digunakan 13 N, dikarenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 13 N adalah yang paling besar sebesar 102,36 Watt. Gambar 4.2 Grafik Putaran vs Beban Dari grafik 4.2 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 28 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh. 50 100 150 200 250 300 350 400 5 10 15 20 25 30 Putar an T u rb in R PM Beban N Putaran Turbin vs Beban Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin Dari gambar 4.3 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara putarn turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 300,9 rpm.

4.1.2 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 75

o �� = , . . , . , �� = , � = �. , � = , �. ω = , ω = , rads = 3,5 Nm . 30,00 rads = , 20 40 60 80 100 120 50 100 150 200 250 300 350 400 Daya W at t Putaran Turbin RPM Daya vs Putaran Turbin Universitas Sumatera Utara Sehingga Efisiensi Turbin adalah � = , , . � = 56,79 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.11 : Tabel 4.11 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin pada bukaan 75 . Beban N  Turbin 0.00 1 5.75 2 11,40 3 16.92 4 22,25 5 27,45 6 32,02 7 36,68 8 41,01 9 45,10 10 48,91 11 51,48 12 53,51 13 56,54 14 56,79 15 56,53 16 53,60 17 48,79 18 47,05 19 45,66 20 44,98 21 42,62 22 38,23 23 35,16 24 33,56 Universitas Sumatera Utara 25 32,06 26 28,55 27 24,84 28 10,58 29 0,00 Gambar 4.4 Grafik Efisiensi vs Beban Dari gambar 4.4 Efisiensi vs Beban didapat hubungan antara efisiensi dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 29 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel, 26 buah sudu berbentuk mangkok adalah saat beban yang digunakan 14 N, dikarenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 104,99 Watt. 10 20 30 40 50 60 5 10 15 20 25 30 35 E fisi en si T u rb in Beban N Efisiensi vs Beban Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Grafik Putaran Turbin vs Beban Dari gambar 4.5 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 29 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh. 100 200 300 400 500 5 10 15 20 25 30 35 Puta ran R PM Beban N Putaran vs Beban Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin Dari gambar 4.6 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara putarn turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 286,6 rpm.

4.1.3 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 90

o �� = , . . , . , �� = , � = �. , � = �. ω = , ω = , rads = 4 Nm . 27,80 rads = , 20 40 60 80 100 120 100 200 300 400 500 D aya W at t Putaran RPM Putaran vs Daya Universitas Sumatera Utara Sehingga Efisiensi Turbin adalah � = , , . � = 58,94 Tabel 4.12 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin pada bukaan 90 . Beban Efiensi Turbin 0,00 1 5,73 2 11,37 3 16,90 4 22,27 5 27,42 6 32,23 7 36,94 8 41,25 9 44,86 10 48,13 11 50,74 12 53,49 13 56,23 14 57,86 15 58,21 16 58,94 17 55,34 18 54,05 19 51,75 20 48,35 21 45,84 22 41,16 23 37,19 24 35,88 25 32,42 26 28,85 27 25,58 28 19,46 29 10,46 30 0,00 Universitas Sumatera Utara Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.12 : Gambar 4.7 Grafik Efisiensi vs Beban Dari gambar 4.7 Efisiensi vs Beban didapat hubungan antara efisiensi dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 30 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel, 26 buah sudu berbentuk mangkok adalah saat beban yang digunakan 16 N, dikarenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 16 N adalah yang paling besar sebesar 111,20 Watt. 10 20 30 40 50 60 5 10 15 20 25 30 35 E fisi en si Beban N Efisiensi vs Beban Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Grafik Putaran vs Beban Dari gambar 4.8 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 30 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh. Gambar 4.9 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin 100 200 300 400 500 5 10 15 20 25 30 35 Puta ran R PM Beban N Putaran vs Beban 10 20 30 40 50 60 100 200 300 400 500 D aya W at t Putaran RPM Putaran vs Daya Universitas Sumatera Utara Dari gambar 4.9 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara putarn turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 265,6 rpm. 4.2 PERHITUNGAN EFISIENSI TURBIN PELTON PADA HEAD 5,21 METER DENGAN MENGGUNAKAN SATU NOSEL BUKAAN KATUB 60 O , 75 O , DAN 90 O DENGAN MENGGUNAKAN 26 SUDU SETENGAH SILINDER  Kapasitas Aktual pada Head 5,21 meter dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o , dan 90 o Bukaan katub 60 o Q = 0,00303 ⁄ Bukaan katub 75 o Q = 0,00338 ⁄ Bukaan katub 90 Q = 0,0035 ⁄  Panjang Pipa yang di gunakan pada Head 5,21 meter Panjang Pipa 4 inch = 7,14 meter Panjang Pipa 2 inch = 0,57 meter Jadi Panjang Total Pipa yang di gunakan adalah 7,71 meter  Head Losses Mayor pada Pipa 4 inch Menurut Persamaan Umum Hazen Williams[2] ; Katub bukaan 60 o ℎ = , . , , . , Dimana ; Q = Debit air ⁄ C = Koefisien Kekasaran Pipa PVC menurut Hazen Williams 130 Universitas Sumatera Utara D = Diameter Pipa 0,1016 meter L = Panjang Pipa 7,14 meter ℎ = , . , , , , , , ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses mayor pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Nilai head losses mayor pada pipa 4 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Q ℎ 60 o 0.00303 0.0134 75 o 0.00338 0.0164 90 o 0.0035 0.0175  Head Losses Mayor pada Pipa 2 inci Menurut Persamaan Umum Hazen Williams; Katub bukaan 60 o ℎ = , . , , . , Dimana ; L = Panjang Pipa 0,57 meter D = Diameter Pipa 0,0508 ℎ = , . , , , . , , , ℎ = , meter Universitas Sumatera Utara Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses mayor pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Nilai head losses mayor pada pipa 2 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Q m 3 s ℎ 60 o 0.00303 0.0309 75 o 0.00338 0.0378 90 o 0.0035 0.0403  Head Loses Minor pada Pipa 4 inci ℎ = Σ . Dimana ;  Bukaan katub 60 o = � = , , V = 0,374 ⁄ Dengan cara yang sama didapatkan nilai kecepatan pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Nilai kecepatan pada pipa 4 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Q m 3 s V ms 60 o 0,00303 0,374 75 o 0,00338 0,417 90 o 0,0035 0,432 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Head Losses Minor pada Pipa 4 inci N k ∑k Elbow 3 0,4 1,2 Tee 1 1,0 1,0 Sisi Masuk 1 0,25 0,25 Sisi Keluar 1 0,04 0,04 Flow meter 1 7 7 9,49 Jadi harga Koefisien Kerugian pipa 4 inci ∑K = 9,49 Sehingga :  Bukaan katub 60 o ℎ = Σ . ℎ = , . , . , ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses minor pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Nilai head losses minor pada pipa 4 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Vms h m m 60 o 0,374 0,067 75 o 0,417 0,084 90 o 0,432 0,090  Head Loses Minor pada Pipa 2 inci ℎ = Σ . Dimana ;  Bukaan katub 60 o = � = , , V = 1,515 ⁄ Dengan cara yang sama didapatkan nilai kecepatan pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Nilai kecepatan pada pipa 2 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Q m 3 s Vms 60 o 0,00303 1,515 75 o 0,00338 1,69 90 o 0,0035 1,75 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Head Losses Minor pada Pipa 2 inci n k ∑k Katup Bola 1 0,05 0,05 Sisi Keluar 1 0,04 0,04 0,09 Jadi harga Koefisien Kerugian pipa 4 inci ∑K = 0,09 Sehingga :  Bukaan katub 60 o ℎ = Σ . ℎ = , . , . , ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses minor pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.20. Tabel 4.20 Nilai head losses minor pada pipa 2 inch bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub Vms h m m 60 o 1,515 0,0105 75 o 1,69 0,0131 90 o 1,75 0,0140  Head Efektif pada instalasi Turbin Pelton  Bukaan katub 60 o ℎ = , + , − , + , + , + , ℎ = , Universitas Sumatera Utara Dengan cara yang sama didapatkan nilai head efektif untuk tiap variasi bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o seperti pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Nilai head efektif bukaan katub 60 o ,75 o dan 90 o Bukaan katub h eff m 60 o 5,885 75 o 5,576 90 o 5,495  Efisiensi Turbin � � = � ��� x 100 �� = Daya Air watt �� = . . . ℎ = Daya turbin watt = �. � � = �. Dimana ; � = torsi N.m F = beban pembebanan diberikan 0 N sampai maksimum l = panjang lengan dinamometer 0,25m kemudian ω = Universitas Sumatera Utara Dimana ; ω = kecepatan sudut rads n = putaran turbin rpm

4.2.1 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 60

o �� = , . . , . , �� = , � = �. , � = , �. ω = , ω = , rads = 3,25 Nm . 22,72 rads = , Sehingga Efisiensi Turbin adalah � = , , . � = 42,22 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.22 : Tabel 4.22 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin Bukaan Katub 60 . Beban Efisiensi Turbin 0,00 1 5,24 2 10,23 3 14,82 Universitas Sumatera Utara 4 19,37 5 23,19 6 26,98 7 30,56 8 33,41 9 35,15 10 37,43 11 39,36 12 40,44 13 42,22 14 39,98 15 38,41 16 36,55 17 33,97 18 26,95 19 20,72 20 11,73 21 0,00 Gambar 4.10 Grafik Efisiensi vs Beban Dari grafik 4.10 Efisiensi vs Beban di dapat hubungan antara efisiensi dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 21 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada 10 20 30 40 50 5 10 15 20 25 Ef isi ens i Beban N Beban vs Efisiensi Universitas Sumatera Utara percobaan turbin pelton sudu berbentuk setengah silinder head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel adalah saat beban yang digunakan 13 N, di karenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 13 N adalah yang paling besar sebesar 73,85 Watt. Gambar 4.11 Grafik Putaran vs Beban Dari grafik 4.11 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 21 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh. 50 100 150 200 250 300 350 400 5 10 15 20 25 Putar an RPM Beban N Beban vs Putaran Universitas Sumatera Utara Gambar 4.12 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin Dari grafik 4.12 putaran turbin vs daya turbin didapat hubungan antara putaran turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran217,1 rpm.

4.2.2 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 75

o �� = , . . , . , �� = , � = �. , � = , �. ω = , ω = , rads = 3,5 Nm . 26,05 rads = , 10 20 30 40 50 60 70 80 50 100 150 200 250 300 350 400 Daya W at t Putaran RPM Putaran vs Daya Universitas Sumatera Utara Sehingga Efisiensi Turbin adalah � = , , . � = 49,32 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.23 : Tabel 4.23 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin Bukaan 75 . Beban N Efisiensi 0,00 1 5,46 2 10,54 3 15,42 4 19,89 5 24,35 6 28,18 7 31,72 8 35,06 9 38,16 10 40,07 11 42,33 12 44,68 13 47,73 14 49,32 15 44,43 16 38,54 17 34,50 18 28,96 19 25,33 20 17,69 21 11,62 22 0,00 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.13 Grafik Efisiensi vs Beban Dari grafik 4.13 Efisiensi vs Beban di dapat hubungan antara efisiensi dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 22 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton sudu berbentuk setengah silinder head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel adalah saat beban yang digunakan 14 N, di karenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 91,18 Watt. Gambar 4.14 Grafik Putaran vs Beban 10 20 30 40 50 60 5 10 15 20 25 Ef isi ens i Beban N Beban vs Efisiensi 50 100 150 200 250 300 350 400 450 5 10 15 20 25 Putar an RPM Beban N Beban vs Putaran Universitas Sumatera Utara Dari grafik 4.14 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 22 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh. Gambar 4.15 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin Dari grafik 4.15 putaran turbin vs daya turbin didapat hubungan antara putaran turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 248,9 rpm.

4.2.3 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 90

o �� = , . . , . , �� = , � = �. , � = , �. ω = , 10 20 30 40 50 60 70 80 50 100 150 200 250 300 350 400 Daya W at t Putaran RPM Putaran vs Daya Universitas Sumatera Utara ω = 27,49 rads = 3,5 Nm . 27,49 rads = , Sehingga Efisiensi Turbin adalah � = , , . � = 50,99 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.24 : Tabel 4.24 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin Bukaan 90 . Beban N Efisiensi 0,00 1 5,62 2 10,96 3 15,94 4 20,60 5 25,12 6 29,47 7 33,08 8 36,82 9 39,94 10 41,73 11 44,43 12 46,98 13 48,93 14 50,99 15 50,07 16 49,02 17 47,34 18 44,79 19 39,18 20 28,54 21 23,68 22 13,03 23 0,00 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.16 Grafik Efisiensi vs Beban Dari grafik 4.16 Efisiensi vs Beban di dapat hubungan antara efisiensi dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 23 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton sudu berbentuk setengah silinder head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel adalah saat beban yang digunakan 14 N, di karenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 96,20 Watt. 10 20 30 40 50 60 5 10 15 20 25 Ef isi ens i Beban N Beban vs Efisiensi Universitas Sumatera Utara Gambar 4.17 Grafik Putaran vs Beban Dari grafik 4.17 Putaran Turbin vs Beban, didapat hubungan antara putaran turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 23 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh. Gambar 4.18 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin 50 100 150 200 250 300 350 400 450 5 10 15 20 25 Putar an RPM Beban N Beban vs Putaran 20 40 60 80 100 120 100 200 300 400 500 Daya W at t Putaran RPM Putaran vs Daya 90 Universitas Sumatera Utara Dari grafik 4.18 putaran turbin vs daya turbin didapat hubungan antara putaran turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 262,6 rpm. 4.3 GRAFIK PERBANDINGAN HASIL PENGUJIAN TURBIN PELTON DENGAN 26 BUAH SUDU MANGKOK BUKAAN KATUB 60º, 75º, dan 90º

4.3.1 Perbandingan Efisiensi Turbin dengan Beban

Gambar 4.19 Grafik Efisiensi vs Beban Pada Bukaan 60º, 75º, 90º Dari gambar 4.19 Efisiensi vs Beban di dapat perbandingan antara efisiensi dengan beban pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik di atas di dapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel 26 buah sudu berbentuk mangkok adalah saat beban yang digunakan 14 N, pada bukaan katup 90º. Dikarenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 111,20 Watt. 10 20 30 40 50 60 70 10 20 30 40 Ef isi ens i Beban N Beban vs Efisiensi Turbin Bukaa 60 Bukaan 75 Bukaan 90 Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Perbandingan Putaran dengan Beban

Gambar 4.20 Grafik Putaran Turbin vs Beban Pada Bukaan Katup 60º, 75º, 90º Dari gambar 4.20 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan beban pada bukaan katup 60º, 75º, 90º, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik diatas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh baik pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 10 20 30 40 Putar an RPM Beban N Beban vs Putaran Turbin Bukaan 60 Bukaan 75 Bukaan 90 Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Perbandingan Putaran dengan Daya Turbin

Grafik 4.21 Putaran Turbin vs Daya Turbin Pada Bukaan Katup 60º, 75º, 90º Dari grafik 4.21 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara putarn turbin rpm dengan daya turbin Watt pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada bukaan katup 90º putaran 265,6 rpm dengan besar daya 111,20 watt. 20 40 60 80 100 120 100 200 300 400 500 Daya W at t Putaran RPM Putaran vs Daya Turbin Bukaan 60 Bukaan 75 Bukaan 90 Universitas Sumatera Utara 4.4 GRAFIK PERBANDINGAN HASIL PENGUJIAN TURBIN PELTON DENGAN 26 BUAH SUDU SETENGAH SILINDER BUKAAN KATUB 60º, 75º, dan 90º

4.4.1 Perbandingan Efisiensi Turbin dengan Beban

Grafik 4.22 Grafik Efisiensi vs Beban Pada Bukaan 60º, 75º, 90º Dari grafik 4.22 Efisiensi vs Beban didapat perbandingan antara efisiensi dengan beban pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik di atas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel, 26 buah sudu berbentuk setengah silinder adalah saat beban yang digunakan 14 N, pada bukaan katup 90º. Dikarenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 96,20 Watt. 10 20 30 40 50 60 5 10 15 20 25 Ef isi ens i Beban N Beban vs Efisiensi Turbin Bukaan 60 Bukaan 75 Bukaan 90 Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Perbandingan Putaran dengan Beban

Grafik 4.23 Grafik Putaran Turbin vs Beban Pada Bukaan Katup 60º, 75º, 90º Dari grafik 4.23 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan beban pada bukaan katup 60º, 75º, 90º, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai turbin berhenti. Sehinga di dapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang di peroleh baik pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 5 10 15 20 25 Puta ran R PM Beban N Beban vs Putaran Turbin Bukaan 60 Bukaan 75 Bukaan 90 Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Perbandingan Putaran dengan Daya Turbin

Grafik 4.24 Putaran Turbin vs Daya Turbin Pada Bukaan Katup 60º, 75º, 90º Dari grafik 4.24 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara putaran turbin rpm dengan daya turbin Watt pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada bukaan katup 90º putaran 262,6 rpm dengan besar daya 96,20 watt. 20 40 60 80 100 120 100 200 300 400 500 D aya W at t Putaran RPM Putaran vs Daya Turbin Bukaan 60 Bukaan 75 Bukaan 90 Universitas Sumatera Utara

4.5 GRAFIK KARAKTERISTIK TURBIN PELTON DENGAN JUMLAH SUDU 26 BUAH JENIS MANGKUK

1 Grafik Karakteristik Tubin Pelton Untuk Head Tetap a. Rasio Kecepatan vs Efisiensi Turbin Gambar 4.25 Grafik Rasio kecepatan vs efisiensi turbin Dari grafik 4.25 Rasio kecepatan vs efisiensi turbin maksimum didapat hubungan antara rasio kecepatan φ dengan efisiensi maksimal turbin pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum turbin tertinggi sebesar 58,94 pada bukaan katup 90º dan rasio kecepatan φ sebesar 0,56, efisiensi 56,79 pada bukaan 75º dan rasio kecepatan φ sebesar 0,60 dan efisiensi 58,51 pada bukaan 60 dan rasio kecepatan φ sebesar 0,62 maka sesuai dengan grafik karakteristik turbin pelton . 10 20 30 40 50 60 70 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Ef isi ens i Rasio Kecepatan φ Rasio kecepatan vs Efisiensi Turbin Bukaan 60 Bukaan 75 Bukaan 90 Universitas Sumatera Utara b. Daya vs Efisiensi Grafik 4.26 Grafik Daya vs Efisiensi Turbin Dari gambar 4.26 didapatkan bahwa efisiensi ada pada bukaan 90º yaitu sebesar 58,94 , pada bukan 75 sebesar 56,79 dan pada bukaan 60 sebesar 58,51 maka sesuai dengan karakteristik turbin pelton. c. Putaran vs Daya Turbin Gambar 4.27 Putaran vs Daya Turbin 10 20 30 40 50 60 70 50 100 150 Ef isi ens i Daya Turbin Watt Daya vs Efisiensi Turbin bukaan 60 bukaan 75 bukaan 90 20 40 60 80 100 120 100 200 300 400 500 D aya W at t Putaran RPM Putaran vs Daya Turbin Bukaan 75 Bukaan 90 Bukaan 60 Universitas Sumatera Utara Jika dilihat dari gambar grafik 4.27 yaitu Daya vs Putaran Turbin pada bukaan katub 60 o ,75 o , dan 90 o menunjukkan bahwa pada bukaan katub 90 o yang mendapatkan daya yang tertinggi sebesar 111,20 Watt. d. Kecepatan Turbin vs Efisiensi Turbin Grafik 4.28 Grafik Kecepatan Turbin vs Efisiensi Dari grafik 4.28 Kecepatan turbin vs efisiensi turbin pada bukaan 60 , 75 , dan 90 di dapat bahwa efisiensi turbin maksimal sebesar 58,94 pada bukan katup 90 . 10 20 30 40 50 60 70 100 200 300 400 500 Ef isi ens i Putaran RPM Putaran vs Efisiensi Turbin Bukaan 60 Bukaan 75 Bukaan 90 Universitas Sumatera Utara

4.6 GRAFIK KARAKTERISTIK TURBIN PELTON DENGAN

Dokumen yang terkait

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 24 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

2 27 138

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 9,41 Meter Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

1 56 142

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 24 Sudu Pada Head 9,41 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

2 35 151

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 24 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 23

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 9,41 Meter Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 25

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 24 Sudu Pada Head 9,41 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 22

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DENGAN MENGGUNAKAN SATU NOSEL DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU SKRIPSI

0 0 23

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 18

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DENGAN MENGGUNAKAN SATU NOSEL DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

0 0 24