= , Maka lebar sudu yang akan digunakan adalah 0,06 m.
b. Tinggi Sudu h
ℎ = , − , Susatyo 2006
Sehingga: ℎ = , × ,
h = , m Maka tinggi mangkok yang akan digunakan adalah 0,06 m.
c. Kedalaman Sudu t
= . ×
Susatyo 2006 Sehingga:
t = . × , m
= ,
Maka kedalam mangkok yang akan digunakan adalah 0,0199 m.
3.3 RANCANG BANGUN INSTALASI
Rancang bangun instalasi pemipaan uji eksperimental Turbin Pelton terdapat pada lantai dua,dan lantai tiga. Ketinggian instalasi yang terdapat pada
lantai dua adalah 5,21 meter dan pada lantai tiga adalah 9,41 meter diukur dari lubang keluaran tempat penampungan atas TPA ke poros mulut nosel . Panjang
pipa, diukur dari lantai dua ke Turbin Pelton adalah 6,31 meter, sedangkan untuk lantai tiga adalah sepanjang 11,62 meter. Adapun tujuan rancang bangun instalasi
Universitas Sumatera Utara
pipa adalah sebagai bentuk simulasi dari suatu aliran sungai atau aliran air terjun dengan ketinggian H.
Gambar 3.3 Instalasi Pipa untuk Turbin Pelton sumber : Dokumentasi
3.4 SPESIFIKASI TEKNIS TURBIN PELTON YANG
DIGUNAKAN
Turbin yang dirakit adalah Turbin Pelton Mikro, dengan data untuk perencanaan adalah :
Type atau Jenis : Turbin Pelton Mikro
Jumlah Nosel : 1 satu
Universitas Sumatera Utara
Posisi Poros : Horizontal mendatar
Head : 5,21 m
Kapasitas Air Efektif : 3,5 ls = 0,0035 m
3
s Jumlah Sudu Turbin
: 26 sudu Bentuk Sudu
: Mangkuk dan Setengah Silinder
3.5 PERALATAN PENGUJIAN 3.5.1 Hand Tachometer
Alat ini digunakan untuk mengukur putaran rpm poros turbin pelton dan poros generator. Dalam uji performansi turbin pelton pada head 5,21 meter, 26
buah sudu, dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder ini hand tachometer yang digunakan adalah Krisbow
KW06-303 dengan spesifikasi :
Ketelitian akurasi : ± 0,05 + 1 digit
Range : autrange
Sampling time : 0,8 s over 60 rpm
Gambar 3.4 Hand Tachometer
Gambar 3.4 Hand Tachometer sumber : Dokumentasi
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Rollmeter
Rollmeter dalam uji performansi turbin pelton pada head 5,21 meter, 26 buah sudu dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk
dan setengah silinder ini digunakan untuk mengukur panjang dalam instalasi pipa, instalasi dudukan turbin pelton dan mengukur tinggi permukaan air pada
tempat penampungan atas TPA dan tempat penampungan bawah TPB.
Gambar 3.5 Rollmeter. sumber : Dokumentasi
3.4.3 Flow Meter Digital
Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu fluida yang mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. alat ini terdiri dari
primary device, yang disebut sebagai alat utama dan secondary device alat bantu sekunder. Flowmeter umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu alat utama dan alat
bantu sekunder. Alat utama menghasilkan suatu signal yang merespons terhadap aliran karena laju aliran tersebut telah terganggu. Alat utamanya merupakan
sebuah orifis yang mengganggu laju aliran, yaitu menyebabkan terjadinya penurunan tekanan. Alat bantu sekunder menerima sinyal dari alat utama lalu
menampilkan, merekam, danatau mentrasmisikannya sebagai hasil pengukuran dari laju aliran
.
Flow Meter Digital dalam uji performansi turbin pelton pada head
Universitas Sumatera Utara
5,21 meter, 26 buah sudu dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder digunakan untuk mengukur debit air yang
mengalir pada pipa.
Adapun spesifikasi dari Flow Meter Digital adalah Brand Name
: Lebong. Type
: Flow Meter Digital water measurement. Color optional
: Black. Usage
: water. Display
: Digital display. Power supply
: baterai kering 9V. Ketelitian akurasi : ± 0,05 + 1 digit.
Gambar 3.6 Flow Meter Digital sumber : Dokumentasi
3.4.4 Pompa Pengumpan
Pompa ini digunakan untuk mengumpankan air dari tempat penampungan bawah TPB ke tempat penampungan atas TPA. Dalam uji eksperimental turbin
pelton pada head 5,21 meter, 26 buah sudu dan analisa perbandingan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah silinder ini, pompa pengumpan yang digunakan adalah pompa sentrifugal 6 enam inchi dengan daya
motor penggerak P 5,5 kW, putaran n 1440 rpm dan dihubungkan secara direct drive.
Gambar 3.10 Pompa Pengumpan
Gambar 3.7 Pompa Pengumpan sumber : Dokumentasi
3.5 PELAKSANAAN PENGUJIAN
Uji eksperimental turbin pelton pada head 5,21 meter, 26 buah sudu dan analisa perbandingan menggunaan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah
silinder dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pengukuran-pengukuran yang
dilakukan tehadap penelitian ini meliputi:
1. Pengukuran putaran rpm poros turbin pelton dengan menggunakan Hand
Tachometer. 2.
Pengukuran debit air dengan menggunakan Flow Meter Digital. 3.
Pengukuran torsi poros turbin dengan Dinamometer. Sebelum dilakukan pengujian turbin pelton dan pengambilan data, terlebih
dahulu dilakukan pemeriksaan checking terhadap beberapa instalasi dan peralatan, yang meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1. Pemeriksaan debit air di dalam tempat penampungan bawah TPB dan
debit air di dalam tempat penampungan atas TPA. 2.
Pemeriksaan pipa penghubung antara TPB dan TPA, serta membuka keran pengatur gate valve kapasitas air pada pompa pengumpan.
3. Pemeriksaan katup valve untuk pengujian lantai dua atau lantai tiga.
4. Pemeriksaan katup pada turbin pelton.
5. Pemeriksaan poros penghubung pada poros turbin pelton dan poros dinamo
meter . 6.
Pemeriksaan dinamometer.
Setelah prosedur pemeriksaan terhadap beberapa instalasi dan peralatan di atas selesai dilakukan dan pemeriksaan dipastikan dalam kondisi standby, maka
prosedur pengujian pun dapat dimulai. Adapun prosedur pengujian uji eksperimental turbin pelton dengan jumlah sudu 24 sudu dan 26 sudu ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengujian pertama dilakukan dengan jumlah 26 sudu.
2. Katup pada sisi masuk nosel dibuka 60°, 75° dan 90°.
3. Sebelum pompa pengumpan dihidupkan, terlebih dahulu keran pengatur
gate valve dibuka supaya umur pemakaian pompa pengumpan lebih lama. 4.
Dilakukan monitoring terhadap ketinggian air di dalam TPA sesuai dengan data pengujian yang dibutuhkan 80 cm.
5. Setelah ketinggian air di TPA dan aliran air pada pipa pengumpan konstan,
maka dilakukan pengujian serta pengambilan data terhadap: a.
Pengukuran torsi Nm dengan Dinamo Meter. b.
Pengukuran debit ls dengan Flow Meter Digital. c.
Pengukuran putaran rpm pada poros Turbin Pelton dan poros generator dengan Hand Tachometer.
6. Pengukuran terhadap beberapa variabel di atas dilakukan terhadap beban ;
masing-masing 1 Newton sampai poros turbin berhenti 0 rpm 7.
Melakukan kembali pengukuran seperti prosedur pengujian sebelumnya berulang-ulang sebanyak tiga kali untuk mendapatkan data pengujian yang
lebih efisien.
Universitas Sumatera Utara
8. Setelah pengukuran pada turbin pelton dengan jumlah dua puluh enam sudu
mangkok selesai, maka dilakukan penggantian runner dan penggantian sudu menjadi dua puluh enam buah sudu setengah silinder. Kemudian dilakukan
pengujian kembali seperti prosedur diatas.
Besaran-besaran yang diukur dan dicatat meliputi: 1.
Debit air ls 2.
Torsi Nm 3.
Putaran poros Turbin Pelton rpm
Dari besaran-besaran di atas dapat dihitung besaran turunan lainnya seperti: 1.
Daya Air 2.
Daya Turbin Pelton 3.
Efisiensi Turbin Pelton Setelah pengujian di atas, dilakukan pengujian torsi dengan prosedur
sebagai berikut: 1.
Katup menuju nosel pada turbin ditutup. 2.
Pompa pengumpan dihidupkan dan air dipompakan dari TPB ke TPA, setelah tinggi air mencapai ketinggian pengujian 80 cm, gate valve
pompa pengumpan diatur agar ketinggian air di tempat penampung atas stabil.
3. Secara bersamaan, katup menuju nosel Turbin Pelton dibuka sesuai dengan
variasi bukaan katub yang diinginkan. 4.
Segera setelah air menumbuk sudu turbin dan turbin berputar maka beban dapat diberikan dimulai dari 0 Newton sampai poros turbin berhenti
berputar 0 rpm
5. Dari data yang diperoleh, maka perhitungan torsi pun dapat dilakukan.
Dengan cara nilai beban yang diberikan N dikalikan dengan jarak poros turbin ke beban yaitu 0,25 m.
Universitas Sumatera Utara
Flowchart Uji performansi turbin pelton pada head 5,21 meter jumlah 26 buah sudu dan analisa perbandingan menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk
dan setengah silinder
Survey tempat pengujian akan dilakukan
Rancang bangun ulang instalasi Uji eksperimental turbin pelton pada head 5,21meter dan analisa perbandingan
menggunakan variasi bentuk sudu mangkuk dan setengah
silinder
Pengambilan data hasil pengujian Pelaksanaan pengujian
Perhitungan dan analisa hasil pengujian
Penulisan laporan hasil pengujian
Kesimpulan dan saran
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 PERHITUNGAN EFISIENSI TURBIN PELTON PADA HEAD 5,21 METER DENGAN MENGGUNAKAN SATU NOSEL BUKAAN
KATUB 60
O
, 75
O
, DAN 90
O
DENGAN MENGGUNAKAN 26 SUDU MANGKUK.
Kapasitas Aktual pada Head 5,21 meter dengan variasi bukaan katub
60
o
,75
o
, dan 90
o
Bukaan katub 60
o
Q = 0,00303 ⁄ Bukaan katub 75
o
Q = 0,00338 ⁄ Bukaan katub 90
Q = 0,0035 ⁄
Panjang Pipa yang di gunakan pada Head 5,21 meter Panjang Pipa 4 inch = 7,14 meter
Panjang Pipa 2 inch = 0,57 meter Jadi Panjang Total Pipa yang di gunakan adalah 7,71 meter
Head Losses Mayor pada Pipa 4 inch
Menurut Persamaan Umum Hazen Williams[2] ; Katub bukaan 60
o
ℎ =
, .
,8 ,8
.
,8
L
Dimana ; Q = Debit air
⁄ C = Koefisien Kekasaran Pipa PVC menurut Hazen Williams
130 D = Diameter Pipa 0,1016 meter
Universitas Sumatera Utara
L = Panjang Pipa 7,14 meter
ℎ = ,
. ,
, ,
,
,
, ℎ = ,
Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses mayor pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Nilai head losses mayor pada pipa 4 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
Bukaan katub Q
ℎ
60
o
0.00303 0.0134
75
o
0.00338 0.0164
90
o
0.0035 0.0175
Head Losses Mayor pada Pipa 2 inci
Menurut Persamaan Umum Hazen Williams; Katub bukaan 60
o
ℎ = ,
.
, ,
.
,
Dimana ; L = Panjang Pipa 0,57 meter
D = Diameter Pipa 0,0508
ℎ = ,
. ,
, ,
. ,
,
, ℎ = ,
meter
Universitas Sumatera Utara
Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses mayor pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai head losses mayor pada pipa 2 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Q m
3
s
ℎ
60
o
0.00303 0.0309
75
o
0.00338 0.0378
90
o
0.0035 0.0403
Head Loses Minor pada Pipa 4 inci
ℎ = Σ .
Dimana ; Bukaan katub 60
o
= �
= ,
,
V = 0,374 ⁄
Dengan cara yang sama didapatkan nilai kecepatan pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Nilai kecepatan pada pipa 4 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Q m
3
s Vms
60
o
0,00303 0,374
75
o
0,00338 0,417
90
o
0,0035 0,432
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Head Losses Minor pada Pipa 4 inci N
K ∑k
Elbow 3
0,4 1,2
Tee 1
1,0 1,0
Sisi Masuk 1
0,25 0,25
Sisi Keluar 1
0,04 0,04
Flow meter 1
7 7
9,49
Jadi harga Koefisien Kerugian pipa 4 inci ∑K = 9,49 Sehingga :
Bukaan katub 60
o
ℎ = Σ .
ℎ = , . ,
. , ℎ = ,
Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses minor pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Nilai head losses minor pada pipa 4 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Vms
h
m
m
60
o
0,374 0,067
75
o
0,417 0,084
90
o
0,432 0,090
Universitas Sumatera Utara
Head Loses Minor pada Pipa 2 inci
ℎ = Σ . Dimana ;
Bukaan katub 60
o
= �
= ,
, V = 1,515 ⁄
Dengan cara yang sama didapatkan nilai kecepatan pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Nilai kecepatan pada pipa 2 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Q m
3
s Vms
60
o
0,00303 1,515
75
o
0,00338 1,69
90
o
0,0035 1,75
Tabel 4.7 Head Losses Minor pada Pipa 2 inci n
k ∑k
Katup Bola 1
0,05 0,05
Sisi Keluar 1
0,04 0,04
0,09
Universitas Sumatera Utara
Jadi harga Koefisien Kerugian pipa 4 inci ∑K = 0,09 Sehingga :
Bukaan katub 60
o
ℎ = Σ .
ℎ = , . ,
. ,
ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses minor pada
pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Nilai head losses minor pada pipa 2 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Vms
h
m
m
60
o
1,515 0,0105
75
o
1,69 0,0131
90
o
1,75 0,0140
Head Efektif pada instalasi Turbin Pelton
Bukaan katub 60
o
ℎ = , + , − ,
+ , + ,
+ , ℎ
= , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head efektif untuk tiap
variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Nilai head efektif bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub
h
eff
m
60
o
5,885 75
o
5,576 90
o
5,495
Efisiensi Turbin �
� =
� ���
x 100
��
= Daya Air watt
��
= . . . ℎ = Daya turbin watt
= �. � � = �.
Dimana ; � = torsi N.m
F = beban pembebanan diberikan 0 N sampai maksimum l = panjang lengan dinamometer 0,25m
kemudian ω =
Dimana ; ω = kecepatan sudut rads
n = putaran turbin rpm
Universitas Sumatera Utara
4.1.1 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 60
o
��
= , .
. , . ,
��
= ,
� = �. ,
� = , �. ω =
,
ω = , rads = 3,25 Nm . 31,49 rads
= ,
Sehingga Efisiensi Turbin adalah � =
, , .
�
= 58,51 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil
lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.10 : Tabel 4.10 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi
Beban N Turbin
0,00 1
5,61 2
11,13 3
16,53 4
21,73 5
28,22 6
33,13 7
37,94 8
42,27
Universitas Sumatera Utara
9 46,02
10 49,22
11 ,6851
12 55,62
13 58,51
14 58,45
15 58,27
16 54.81
17 49,71
18 47,77
19 46,30
20 45,25
21 43,01
22 37,98
23 34,97
24 33,07
25 31,70
26 27,61
27 23,96
28
Gambar 4.1 Grafik Efisiensi vs Beban
10 20
30 40
50 60
70
5 10
15 20
25 30
E fi
si en
si
Beban N
Efisiensi vs Beban
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik 4.1 Efisiensi vs Beban didapat hubungan antara efisiensi dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 28 N
turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel,
26 buah sudu berbentuk mangkok adalah saat beban yang digunakan 13 N, dikarenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada
beban 13 N adalah yang paling besar sebesar 102,36 Watt.
Gambar 4.2 Grafik Putaran vs Beban Dari grafik 4.2 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran
turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 28 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas
adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang
digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh.
50 100
150 200
250 300
350 400
5 10
15 20
25 30
Putar an
T u
rb in
R PM
Beban N
Putaran Turbin vs Beban
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin Dari gambar 4.3 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara
putarn turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 300,9 rpm.
4.1.2 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 75
o
��
= , .
. , . ,
��
= ,
� = �. ,
� = , �. ω =
,
ω = , rads = 3,5 Nm . 30,00 rads
= ,
20 40
60 80
100 120
50 100
150 200
250 300
350 400
Daya W
at t
Putaran Turbin RPM
Daya vs Putaran Turbin
Universitas Sumatera Utara
Sehingga Efisiensi Turbin adalah � =
, , .
�
= 56,79 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil
lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.11 : Tabel 4.11 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin pada bukaan
75 .
Beban N Turbin
0.00 1
5.75 2
11,40 3
16.92 4
22,25 5
27,45 6
32,02 7
36,68 8
41,01 9
45,10 10
48,91 11
51,48 12
53,51 13
56,54 14
56,79
15 56,53
16 53,60
17 48,79
18 47,05
19 45,66
20 44,98
21 42,62
22 38,23
23 35,16
24 33,56
Universitas Sumatera Utara
25 32,06
26 28,55
27 24,84
28 10,58
29 0,00
Gambar 4.4 Grafik Efisiensi vs Beban Dari gambar 4.4 Efisiensi vs Beban didapat hubungan antara efisiensi
dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 29 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi
maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel, 26 buah sudu berbentuk mangkok adalah saat beban yang
digunakan 14 N, dikarenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 104,99
Watt.
10 20
30 40
50 60
5 10
15 20
25 30
35
E fisi
en si
T u
rb in
Beban N
Efisiensi vs Beban
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Grafik Putaran Turbin vs Beban Dari gambar 4.5 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran
turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 29 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas
adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang
digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh.
100 200
300 400
500
5 10
15 20
25 30
35
Puta ran R
PM
Beban N
Putaran vs Beban
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin Dari gambar 4.6 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara
putarn turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 286,6 rpm.
4.1.3 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 90
o
��
= , .
. , . ,
��
= ,
� = �. ,
� = �. ω =
,
ω = , rads = 4 Nm . 27,80 rads
= ,
20 40
60 80
100 120
100 200
300 400
500
D aya
W at
t
Putaran RPM
Putaran vs Daya
Universitas Sumatera Utara
Sehingga Efisiensi Turbin adalah � =
, , .
�
= 58,94 Tabel 4.12 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin pada bukaan
90 .
Beban Efiensi Turbin
0,00 1
5,73 2
11,37 3
16,90 4
22,27 5
27,42 6
32,23 7
36,94 8
41,25 9
44,86 10
48,13 11
50,74 12
53,49 13
56,23 14
57,86 15
58,21 16
58,94
17 55,34
18 54,05
19 51,75
20 48,35
21 45,84
22 41,16
23 37,19
24 35,88
25 32,42
26 28,85
27 25,58
28 19,46
29 10,46
30 0,00
Universitas Sumatera Utara
Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.12 :
Gambar 4.7 Grafik Efisiensi vs Beban Dari gambar 4.7 Efisiensi vs Beban didapat hubungan antara efisiensi
dengan beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 30 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi
maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel, 26 buah sudu berbentuk mangkok adalah saat beban yang
digunakan 16 N, dikarenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 16 N adalah yang paling besar sebesar 111,20
Watt.
10 20
30 40
50 60
5 10
15 20
25 30
35
E fisi
en si
Beban N
Efisiensi vs Beban
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Grafik Putaran vs Beban Dari gambar 4.8 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran
turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 30 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas
adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang
digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh.
Gambar 4.9 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin
100 200
300 400
500
5 10
15 20
25 30
35
Puta ran R
PM
Beban N
Putaran vs Beban
10 20
30 40
50 60
100 200
300 400
500
D aya
W at
t
Putaran RPM
Putaran vs Daya
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.9 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara putarn turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat
data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 265,6 rpm.
4.2 PERHITUNGAN EFISIENSI TURBIN PELTON PADA HEAD 5,21 METER DENGAN MENGGUNAKAN SATU NOSEL BUKAAN
KATUB 60
O
, 75
O
, DAN 90
O
DENGAN MENGGUNAKAN 26 SUDU SETENGAH SILINDER
Kapasitas Aktual pada Head 5,21 meter dengan variasi bukaan katub
60
o
,75
o
, dan 90
o
Bukaan katub 60
o
Q = 0,00303 ⁄ Bukaan katub 75
o
Q = 0,00338 ⁄ Bukaan katub 90
Q = 0,0035 ⁄
Panjang Pipa yang di gunakan pada Head 5,21 meter Panjang Pipa 4 inch = 7,14 meter
Panjang Pipa 2 inch = 0,57 meter Jadi Panjang Total Pipa yang di gunakan adalah 7,71 meter
Head Losses Mayor pada Pipa 4 inch
Menurut Persamaan Umum Hazen Williams[2] ; Katub bukaan 60
o
ℎ = ,
.
, ,
.
,
Dimana ; Q = Debit air
⁄ C = Koefisien Kekasaran Pipa PVC menurut Hazen Williams
130
Universitas Sumatera Utara
D = Diameter Pipa 0,1016 meter L = Panjang Pipa 7,14 meter
ℎ = ,
. ,
, ,
,
,
, ℎ = ,
Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses mayor pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Nilai head losses mayor pada pipa 4 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Q
ℎ
60
o
0.00303 0.0134
75
o
0.00338 0.0164
90
o
0.0035 0.0175
Head Losses Mayor pada Pipa 2 inci
Menurut Persamaan Umum Hazen Williams; Katub bukaan 60
o
ℎ = ,
.
, ,
.
,
Dimana ; L = Panjang Pipa 0,57 meter
D = Diameter Pipa 0,0508
ℎ = ,
. ,
, ,
. ,
,
, ℎ = ,
meter
Universitas Sumatera Utara
Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses mayor pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Nilai head losses mayor pada pipa 2 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Q m
3
s
ℎ
60
o
0.00303 0.0309
75
o
0.00338 0.0378
90
o
0.0035 0.0403
Head Loses Minor pada Pipa 4 inci
ℎ = Σ .
Dimana ; Bukaan katub 60
o
= �
= ,
,
V = 0,374 ⁄
Dengan cara yang sama didapatkan nilai kecepatan pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Nilai kecepatan pada pipa 4 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Q m
3
s V ms
60
o
0,00303 0,374
75
o
0,00338 0,417
90
o
0,0035 0,432
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Head Losses Minor pada Pipa 4 inci N
k ∑k
Elbow 3
0,4 1,2
Tee 1
1,0 1,0
Sisi Masuk 1
0,25 0,25
Sisi Keluar 1
0,04 0,04
Flow meter 1
7 7
9,49
Jadi harga Koefisien Kerugian pipa 4 inci ∑K = 9,49 Sehingga :
Bukaan katub 60
o
ℎ = Σ .
ℎ = , . ,
. , ℎ = ,
Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses minor pada pipa 4 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Nilai head losses minor pada pipa 4 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Vms
h
m
m
60
o
0,374 0,067
75
o
0,417 0,084
90
o
0,432 0,090
Head Loses Minor pada Pipa 2 inci
ℎ = Σ . Dimana ;
Bukaan katub 60
o
= �
= ,
, V = 1,515 ⁄
Dengan cara yang sama didapatkan nilai kecepatan pada pipa 2 inch dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Nilai kecepatan pada pipa 2 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Q m
3
s Vms
60
o
0,00303 1,515
75
o
0,00338 1,69
90
o
0,0035 1,75
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 Head Losses Minor pada Pipa 2 inci n
k ∑k
Katup Bola 1
0,05 0,05
Sisi Keluar 1
0,04 0,04
0,09
Jadi harga Koefisien Kerugian pipa 4 inci ∑K = 0,09 Sehingga :
Bukaan katub 60
o
ℎ = Σ .
ℎ = , . ,
. ,
ℎ = , Dengan cara yang sama didapatkan nilai head losses minor pada pipa 2 inch
dengan variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.20. Tabel 4.20 Nilai head losses minor pada pipa 2 inch bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub Vms
h
m
m
60
o
1,515 0,0105
75
o
1,69 0,0131
90
o
1,75 0,0140
Head Efektif pada instalasi Turbin Pelton
Bukaan katub 60
o
ℎ = , + , − ,
+ , + ,
+ , ℎ
= ,
Universitas Sumatera Utara
Dengan cara yang sama didapatkan nilai head efektif untuk tiap variasi bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
seperti pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Nilai head efektif bukaan katub 60
o
,75
o
dan 90
o
Bukaan katub
h
eff
m
60
o
5,885 75
o
5,576 90
o
5,495
Efisiensi Turbin �
� =
� ���
x 100
��
= Daya Air watt
��
= . . . ℎ
= Daya turbin watt = �. �
� = �.
Dimana ; � = torsi N.m
F = beban pembebanan diberikan 0 N sampai maksimum l = panjang lengan dinamometer 0,25m
kemudian ω =
Universitas Sumatera Utara
Dimana ; ω = kecepatan sudut rads
n = putaran turbin rpm
4.2.1 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 60
o
��
= , .
. , . ,
��
= ,
� = �. ,
� = , �. ω =
,
ω = , rads = 3,25 Nm . 22,72 rads
= , Sehingga Efisiensi Turbin adalah
� = ,
, .
�
= 42,22 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil
lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.22 : Tabel 4.22 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin Bukaan Katub
60 .
Beban Efisiensi Turbin
0,00 1
5,24 2
10,23 3
14,82
Universitas Sumatera Utara
4 19,37
5 23,19
6 26,98
7 30,56
8 33,41
9 35,15
10 37,43
11 39,36
12 40,44
13 42,22
14 39,98
15 38,41
16 36,55
17 33,97
18 26,95
19 20,72
20 11,73
21 0,00
Gambar 4.10 Grafik Efisiensi vs Beban Dari grafik 4.10 Efisiensi vs Beban di dapat hubungan antara efisiensi dengan
beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 21 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada
10 20
30 40
50
5 10
15 20
25
Ef isi
ens i
Beban N
Beban vs Efisiensi
Universitas Sumatera Utara
percobaan turbin pelton sudu berbentuk setengah silinder head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel adalah saat beban yang digunakan 13 N, di
karenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 13 N adalah yang paling besar sebesar 73,85 Watt.
Gambar 4.11 Grafik Putaran vs Beban Dari grafik 4.11 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran
turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 21 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas
adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang
digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh.
50 100
150 200
250 300
350 400
5 10
15 20
25
Putar an
RPM
Beban N
Beban vs Putaran
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin Dari grafik 4.12 putaran turbin vs daya turbin didapat hubungan antara putaran
turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran217,1 rpm.
4.2.2 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 75
o
��
= , .
. , . ,
��
= ,
� = �. ,
� = , �.
ω =
,
ω = , rads = 3,5 Nm . 26,05 rads
= ,
10 20
30 40
50 60
70 80
50 100
150 200
250 300
350 400
Daya W
at t
Putaran RPM
Putaran vs Daya
Universitas Sumatera Utara
Sehingga Efisiensi Turbin adalah � =
, , .
�
= 49,32 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil
lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.23 : Tabel 4.23 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin Bukaan 75
. Beban N
Efisiensi 0,00
1 5,46
2 10,54
3 15,42
4 19,89
5 24,35
6 28,18
7 31,72
8 35,06
9 38,16
10 40,07
11 42,33
12 44,68
13 47,73
14 49,32
15 44,43
16 38,54
17 34,50
18 28,96
19 25,33
20 17,69
21 11,62
22 0,00
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Grafik Efisiensi vs Beban Dari grafik 4.13 Efisiensi vs Beban di dapat hubungan antara efisiensi dengan
beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 22 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada
percobaan turbin pelton sudu berbentuk setengah silinder head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel adalah saat beban yang digunakan 14 N, di
karenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 91,18 Watt.
Gambar 4.14 Grafik Putaran vs Beban
10 20
30 40
50 60
5 10
15 20
25
Ef isi
ens i
Beban N
Beban vs Efisiensi
50 100
150 200
250 300
350 400
450
5 10
15 20
25
Putar an
RPM
Beban N
Beban vs Putaran
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik 4.14 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N
sampai 22 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran
turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh.
Gambar 4.15 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin Dari grafik 4.15 putaran turbin vs daya turbin didapat hubungan antara
putaran turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada putaran 248,9 rpm.
4.2.3 Efisiensi Turbin Bukaan Katub 90
o
��
= , .
. , . ,
��
= ,
� = �. ,
� = , �. ω =
,
10 20
30 40
50 60
70 80
50 100
150 200
250 300
350 400
Daya W
at t
Putaran
RPM
Putaran vs Daya
Universitas Sumatera Utara
ω = 27,49 rads = 3,5 Nm . 27,49 rads
= , Sehingga Efisiensi Turbin adalah
� = ,
, .
�
= 50,99 Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil
lengkap perhitungan efisiensi pada tabel 4.24 : Tabel 4.24 Tabel Hubungan Antara Beban dengan Efisiensi Turbin Bukaan 90
. Beban N
Efisiensi 0,00
1 5,62
2 10,96
3 15,94
4 20,60
5 25,12
6 29,47
7 33,08
8 36,82
9 39,94
10 41,73
11 44,43
12 46,98
13 48,93
14 50,99
15 50,07
16 49,02
17 47,34
18 44,79
19 39,18
20 28,54
21 23,68
22 13,03
23 0,00
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.16 Grafik Efisiensi vs Beban Dari grafik 4.16 Efisiensi vs Beban di dapat hubungan antara efisiensi dengan
beban, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 23 N turbin berhenti. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada
percobaan turbin pelton sudu berbentuk setengah silinder head 5,21 meter mengunakan satu buah nosel adalah saat beban yang digunakan 14 N, di
karenakan atas perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 96,20 Watt.
10 20
30 40
50 60
5 10
15 20
25
Ef isi
ens i
Beban N
Beban vs Efisiensi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17 Grafik Putaran vs Beban Dari grafik 4.17 Putaran Turbin vs Beban, didapat hubungan antara putaran
turbin dengan beban dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai 23 N turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari grafik di atas
adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang
digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh.
Gambar 4.18 Grafik Putaran Turbin vs Daya Turbin
50 100
150 200
250 300
350 400
450
5 10
15 20
25
Putar an
RPM
Beban N
Beban vs Putaran
20 40
60 80
100 120
100 200
300 400
500
Daya W
at t
Putaran RPM
Putaran vs Daya 90
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik 4.18 putaran turbin vs daya turbin didapat hubungan antara putaran turbin rpm dengan daya turbin Watt. Dari grafik di atas di dapat data bahwa
daya turbin maksimum didapat pada putaran 262,6 rpm.
4.3 GRAFIK PERBANDINGAN HASIL PENGUJIAN TURBIN PELTON DENGAN 26 BUAH SUDU MANGKOK BUKAAN KATUB 60º, 75º,
dan 90º
4.3.1 Perbandingan Efisiensi Turbin dengan Beban
Gambar 4.19 Grafik Efisiensi vs Beban Pada Bukaan 60º, 75º, 90º Dari gambar 4.19 Efisiensi vs Beban di dapat perbandingan antara
efisiensi dengan beban pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik di atas di dapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21
meter mengunakan satu buah nosel 26 buah sudu berbentuk mangkok adalah saat beban yang digunakan 14 N, pada bukaan katup 90º. Dikarenakan atas
perhitungan daya yang keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 111,20 Watt.
10 20
30 40
50 60
70
10 20
30 40
Ef isi
ens i
Beban N
Beban vs Efisiensi Turbin
Bukaa 60 Bukaan 75
Bukaan 90
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Perbandingan Putaran dengan Beban
Gambar 4.20 Grafik Putaran Turbin vs Beban Pada Bukaan Katup 60º, 75º, 90º Dari gambar 4.20 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara
putaran turbin dengan beban pada bukaan katup 60º, 75º, 90º, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai turbin berhenti. Sehinga didapat hasil dari
grafik diatas adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N
yang digunakan semakin putaran turbin rpm yang diperoleh baik pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º.
50 100
150 200
250 300
350 400
450
10 20
30 40
Putar an
RPM
Beban N
Beban vs Putaran Turbin
Bukaan 60 Bukaan 75
Bukaan 90
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Perbandingan Putaran dengan Daya Turbin
Grafik 4.21 Putaran Turbin vs Daya Turbin Pada Bukaan Katup 60º, 75º, 90º Dari grafik 4.21 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara putarn
turbin rpm dengan daya turbin Watt pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada bukaan
katup 90º putaran 265,6 rpm dengan besar daya 111,20 watt.
20 40
60 80
100 120
100 200
300 400
500
Daya W
at t
Putaran RPM
Putaran vs Daya Turbin
Bukaan 60 Bukaan 75
Bukaan 90
Universitas Sumatera Utara
4.4 GRAFIK PERBANDINGAN HASIL PENGUJIAN TURBIN PELTON DENGAN 26 BUAH SUDU SETENGAH SILINDER BUKAAN
KATUB 60º, 75º, dan 90º
4.4.1 Perbandingan Efisiensi Turbin dengan Beban
Grafik 4.22 Grafik Efisiensi vs Beban Pada Bukaan 60º, 75º, 90º Dari grafik 4.22 Efisiensi vs Beban didapat perbandingan antara efisiensi dengan
beban pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik di atas didapat data bahwa efisiensi maksimum pada percobaan turbin pelton head 5,21 meter mengunakan
satu buah nosel, 26 buah sudu berbentuk setengah silinder adalah saat beban yang digunakan 14 N, pada bukaan katup 90º. Dikarenakan atas perhitungan daya yang
keluar dari dinamo meter pada beban 14 N adalah yang paling besar sebesar 96,20 Watt.
10 20
30 40
50 60
5 10
15 20
25
Ef isi
ens i
Beban N
Beban vs Efisiensi Turbin
Bukaan 60 Bukaan 75
Bukaan 90
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Perbandingan Putaran dengan Beban
Grafik 4.23 Grafik Putaran Turbin vs Beban Pada Bukaan Katup 60º, 75º, 90º Dari grafik 4.23 Putaran Turbin vs Beban, di dapat hubungan antara putaran turbin
dengan beban pada bukaan katup 60º, 75º, 90º, dimana beban N yang digunakan mulai dari 0 N sampai turbin berhenti. Sehinga di dapat hasil dari grafik di atas
adalah semakin besar beban N yang digunakan semakin kecil putaran turbin rpm yang di peroleh. Dan sebaliknya semakin kecil beban N yang digunakan
semakin putaran turbin rpm yang di peroleh baik pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º.
50 100
150 200
250 300
350 400
450
5 10
15 20
25
Puta ran R
PM
Beban N
Beban vs Putaran Turbin
Bukaan 60 Bukaan 75
Bukaan 90
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Perbandingan Putaran dengan Daya Turbin
Grafik 4.24 Putaran Turbin vs Daya Turbin Pada Bukaan Katup 60º, 75º, 90º Dari grafik 4.24 putaran turbin vs daya turbin di dapat hubungan antara putaran
turbin rpm dengan daya turbin Watt pada bukaan katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik di atas di dapat data bahwa daya turbin maksimum didapat pada bukaan
katup 90º putaran 262,6 rpm dengan besar daya 96,20 watt.
20 40
60 80
100 120
100 200
300 400
500
D aya
W at
t
Putaran RPM
Putaran vs Daya Turbin
Bukaan 60 Bukaan 75
Bukaan 90
Universitas Sumatera Utara
4.5 GRAFIK KARAKTERISTIK TURBIN PELTON DENGAN JUMLAH SUDU 26 BUAH JENIS MANGKUK
1 Grafik Karakteristik Tubin Pelton Untuk Head Tetap a. Rasio Kecepatan vs Efisiensi Turbin
Gambar 4.25 Grafik Rasio kecepatan vs efisiensi turbin
Dari grafik 4.25 Rasio kecepatan vs efisiensi turbin maksimum didapat hubungan antara rasio kecepatan φ dengan efisiensi maksimal turbin pada bukaan
katup 60º, 75º, dan 90º. Dari grafik diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum turbin tertinggi sebesar 58,94 pada bukaan katup 90º dan rasio
kecepatan φ sebesar 0,56, efisiensi 56,79 pada bukaan 75º dan rasio kecepatan φ sebesar 0,60 dan efisiensi 58,51 pada bukaan 60
dan rasio kecepatan φ sebesar 0,62 maka sesuai dengan grafik karakteristik turbin pelton .
10 20
30 40
50 60
70
0.2 0.4
0.6 0.8
1
Ef isi
ens i
Rasio Kecepatan φ
Rasio kecepatan vs Efisiensi Turbin
Bukaan 60 Bukaan 75
Bukaan 90
Universitas Sumatera Utara
b. Daya vs Efisiensi
Grafik 4.26 Grafik Daya vs Efisiensi Turbin
Dari gambar 4.26 didapatkan bahwa efisiensi ada pada bukaan 90º yaitu sebesar 58,94 , pada bukan 75
sebesar 56,79 dan pada bukaan 60 sebesar 58,51
maka sesuai dengan karakteristik turbin pelton.
c. Putaran vs Daya Turbin
Gambar 4.27 Putaran vs Daya Turbin
10 20
30 40
50 60
70
50 100
150
Ef isi
ens i
Daya Turbin Watt
Daya vs Efisiensi Turbin
bukaan 60 bukaan 75
bukaan 90
20 40
60 80
100 120
100 200
300 400
500
D aya
W at
t
Putaran RPM
Putaran vs Daya Turbin
Bukaan 75 Bukaan 90
Bukaan 60
Universitas Sumatera Utara
Jika dilihat dari gambar grafik 4.27 yaitu Daya vs Putaran Turbin pada bukaan katub 60
o
,75
o
, dan 90
o
menunjukkan bahwa pada bukaan katub 90
o
yang mendapatkan daya yang tertinggi sebesar 111,20 Watt.
d. Kecepatan Turbin vs Efisiensi Turbin
Grafik 4.28 Grafik Kecepatan Turbin vs Efisiensi
Dari grafik 4.28 Kecepatan turbin vs efisiensi turbin pada bukaan 60 , 75
, dan 90
di dapat bahwa efisiensi turbin maksimal sebesar 58,94 pada bukan katup 90
.
10 20
30 40
50 60
70
100 200
300 400
500
Ef isi
ens i
Putaran RPM
Putaran vs Efisiensi Turbin
Bukaan 60 Bukaan 75
Bukaan 90
Universitas Sumatera Utara
4.6 GRAFIK KARAKTERISTIK TURBIN PELTON DENGAN