Hubungan karakteristik petani kedelai dengan kompetensi berusahatani (Kasus: Petani Kedelai di Peudada Kabupaten Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI KEDELAI
DENGAN KOMPETENSI BERUSAHATANI
(Kasus: Petani Kedelai di Peudada Kabupaten Bireuen, NAD)

HAYATUL FITRIAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2007

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI KEDELAI
DENGAN KOMPETENSI BERUSAHATANI
(Kasus: Petani Kedelai di Peudada Kabupaten Bireuen, NAD)

HAYATUL FITRIAH

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR

2007

Judul Tesis

:

Nama
NIM

:
:

Hubungan Karakteristik Petani Kedelai dengan
Kompetensi Berusahatani (Kasus: Petani Kedelai
di Peudada Kabupaten Bireuen, Nanggroe Aceh

Darussalam).
Hayatul Fitriah
P 051040041

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA
Ketua

Dr. Soenarmo Hatmodjosoewito, M.Ed
Anggota

Diketahui

Ketua Departemen Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS


Tanggal Lulus:

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: 21 Agustus 2007

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Karakteristik Petani
Kedelai dengan Kompetensi Berusahatani: Kasus petani di Peudada Kabupaten
Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam adalah karya saya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2007
Hayatul Fitriah

NIM P051040041

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Ismail Pulungan, M.Sc

PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah,
penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Hubungan Karakteristik Petani
Kedelai dengan Kompetensi Berusahatani (Kasus: Petani Kedelai di Peudada
Kabupaten Bireuen, NAD).
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA dan Bapak Dr. Soenarmo Hatmodjosoewito,
M.Ed selaku dosen pembimbing atas semua arahan dan masukan selama ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Ismail Pulungan, M.Sc
selaku dosen penguji yang telah memberikan berbagai masukan yang sangat berarti
bagi penyelesaian tesis ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Ir. Saiful Hurry, M.Si serta Bapak Ir. Bukhari Adami, Bapak Badruddin, dan
Ibu Nuraini, dan dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen, yang
telah banyak membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan
pendidikan. Terimakasih juga kepada Kepala BPP Kecamatan Peusangan beserta
staf, serta penghargaan sebesar-besarnya kepada petani kedelai di Kecamatan

Peudada, Bireuen, yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian tesis ini.
Terimakasih yang tak terhingga kepada Ibunda Dra. Nurbaiti A.Gani, atas dorongan
yang sangat berarti, baik moril, sprituil dan materiil bagi penulis. Terimakasih kepada
Ibunda Siti Maryam yang banyak memberi nasihat tentang hidup dan atas
dukungannya. Terimakasih kepada suami tercinta, Ramzi, M.Si atas segala
kesabaran, perhatian dan pengertian serta masukan yang sangat berarti dalam
proses belajar penulis. Anakku tersayang, Saeratul Maghvirah Rani, maafkan atas
perhatian umi yang belum bisa maksimal selama ini. Terimakasih kepada kakakkakak dan adik-adikku (Nora, Lala, dek Al, Nawir, Dini, dan Mahfudz) kalian sumber
inspirasi. Sahabat-sahabatku (Ume, Erwan, Aprollita, Malta, Hartina, Teti, Nadia,
Mimi, Icut, Kodir dan Fida) terimakasih atas bantuan dan masukan yang sangat
berarti selama ini. Terimakasih juga kepada seluruh rekan-rekan PPN angkatan
2004, 2005 dan 2006 atas segala diskusi dan masukan yang berharga.

Penulis menyadari bahwa tesis ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
penyempurnaan penulisan ini.
Akhirnya, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
kepada pemerintah daerah sebagai masukan dalam mengambil kebijaksanaan.
Bogor, Agustus 2007
Hayatul Fitriah


RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam tanggal 3 0ktober 1977,
putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak (Alm) mohd. Basyah
Haspy dan Ibu Nurbaiti A. Gani.
Pendidikan formal yang penulis tempuh,diawali dengan menyelesaikan
Sekolah Dasar Negeri Gelanggang Teungoh, tahun 1990. Madrasah Tsanawiyah
Swasta Jeumala Amal Lueng Putu, lulus tahun 1993. Melanjutkan ke Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bireuen, lulus tahun 1996. Menyelesaikan Program
Sarjana di Fakultas Pertanian Unsyiah, NAD, tahun 2002.
Penulis merupakan salah seorang tenaga pengajar di Perguruan tinggi
Swasta Al-muslim, Mtg Glumpang Dua Kabupaten Bireuen, NAD sampai
sekarang.
.Pada tahun 2004, penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan di Sekolah Pascasarjana Pada Program studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan, Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xi

PENDAHULUAN ...................................................................................................
Latar Belakang ............................................................................................
Rumusan Masalah ......................................................................................
Tujuan Penelitian ........................................................................................
Kegunaan Penelitian....................................................................................
Definisi Istilah...............................................................................................

1
1
2
3
4
4

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 7
Faktor Internal ............................................................................................. 7
Umur ............................................................................................................ 8
Pendidikan................................................................................................... 9
Pengalaman ................................................................................................ 9
Pengalaman Manajemen Usahatani ........................................................... 10

Motivasi ....................................................................................................... 12
Faktor Eksternal .......................................................................................... 13
Luas Lahan.................................................................................................. 13
Pemanfaatan Media .................................................................................... 14
Hubungan Interpersonal .............................................................................. 14
Sarana dan Prasarana Produksi ................................................................. 15
Kebijakan Pemerintah ................................................................................. 15
Kompetensi.................................................................................................. 16
Unsur-unsur Kompetensi............................................................................. 19
Pengetahuan ............................................................................................... 19
Sikap............................................................................................................ 20
Keterampilan ............................................................................................... 22
UsahataniKedelai.......................................................................................... 23
Hubungan Karakteristik dengan Kompetensi Petani ................................... 26
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ........................................................... 31
METODE PENELITIAN ...........................................................................................
Populasi dan Sampel...................................................................................
Rancangan Penelitian .................................................................................
Instrumentasi ...............................................................................................
Validitas Instrumen .............................................................................

Reliabilitas ..........................................................................................
Pengumpulan Data.............................................................................
Tehnik Pengumpulan Data ..........................................................................
Analisis Data................................................................................................

33
33
33
36
36
36
37
37
37

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI KEDELAI
DENGAN KOMPETENSI BERUSAHATANI
(Kasus: Petani Kedelai di Peudada Kabupaten Bireuen, NAD)

HAYATUL FITRIAH


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2007

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI KEDELAI
DENGAN KOMPETENSI BERUSAHATANI
(Kasus: Petani Kedelai di Peudada Kabupaten Bireuen, NAD)

HAYATUL FITRIAH

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR


2007

Judul Tesis

:

Nama
NIM

:
:

Hubungan Karakteristik Petani Kedelai dengan
Kompetensi Berusahatani (Kasus: Petani Kedelai
di Peudada Kabupaten Bireuen, Nanggroe Aceh
Darussalam).
Hayatul Fitriah
P 051040041

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA
Ketua

Dr. Soenarmo Hatmodjosoewito, M.Ed
Anggota

Diketahui

Ketua Departemen Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS

Tanggal Lulus:

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: 21 Agustus 2007

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Karakteristik Petani
Kedelai dengan Kompetensi Berusahatani: Kasus petani di Peudada Kabupaten
Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam adalah karya saya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2007
Hayatul Fitriah
NIM P051040041

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Ismail Pulungan, M.Sc

PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah,
penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Hubungan Karakteristik Petani
Kedelai dengan Kompetensi Berusahatani (Kasus: Petani Kedelai di Peudada
Kabupaten Bireuen, NAD).
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA dan Bapak Dr. Soenarmo Hatmodjosoewito,
M.Ed selaku dosen pembimbing atas semua arahan dan masukan selama ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Ismail Pulungan, M.Sc
selaku dosen penguji yang telah memberikan berbagai masukan yang sangat berarti
bagi penyelesaian tesis ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Ir. Saiful Hurry, M.Si serta Bapak Ir. Bukhari Adami, Bapak Badruddin, dan
Ibu Nuraini, dan dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen, yang
telah banyak membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan
pendidikan. Terimakasih juga kepada Kepala BPP Kecamatan Peusangan beserta
staf, serta penghargaan sebesar-besarnya kepada petani kedelai di Kecamatan
Peudada, Bireuen, yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian tesis ini.
Terimakasih yang tak terhingga kepada Ibunda Dra. Nurbaiti A.Gani, atas dorongan
yang sangat berarti, baik moril, sprituil dan materiil bagi penulis. Terimakasih kepada
Ibunda Siti Maryam yang banyak memberi nasihat tentang hidup dan atas
dukungannya. Terimakasih kepada suami tercinta, Ramzi, M.Si atas segala
kesabaran, perhatian dan pengertian serta masukan yang sangat berarti dalam
proses belajar penulis. Anakku tersayang, Saeratul Maghvirah Rani, maafkan atas
perhatian umi yang belum bisa maksimal selama ini. Terimakasih kepada kakakkakak dan adik-adikku (Nora, Lala, dek Al, Nawir, Dini, dan Mahfudz) kalian sumber
inspirasi. Sahabat-sahabatku (Ume, Erwan, Aprollita, Malta, Hartina, Teti, Nadia,
Mimi, Icut, Kodir dan Fida) terimakasih atas bantuan dan masukan yang sangat
berarti selama ini. Terimakasih juga kepada seluruh rekan-rekan PPN angkatan
2004, 2005 dan 2006 atas segala diskusi dan masukan yang berharga.

Penulis menyadari bahwa tesis ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
penyempurnaan penulisan ini.
Akhirnya, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
kepada pemerintah daerah sebagai masukan dalam mengambil kebijaksanaan.
Bogor, Agustus 2007
Hayatul Fitriah

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam tanggal 3 0ktober 1977,
putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak (Alm) mohd. Basyah
Haspy dan Ibu Nurbaiti A. Gani.
Pendidikan formal yang penulis tempuh,diawali dengan menyelesaikan
Sekolah Dasar Negeri Gelanggang Teungoh, tahun 1990. Madrasah Tsanawiyah
Swasta Jeumala Amal Lueng Putu, lulus tahun 1993. Melanjutkan ke Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bireuen, lulus tahun 1996. Menyelesaikan Program
Sarjana di Fakultas Pertanian Unsyiah, NAD, tahun 2002.
Penulis merupakan salah seorang tenaga pengajar di Perguruan tinggi
Swasta Al-muslim, Mtg Glumpang Dua Kabupaten Bireuen, NAD sampai
sekarang.
.Pada tahun 2004, penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan di Sekolah Pascasarjana Pada Program studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan, Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xi
PENDAHULUAN ...................................................................................................
Latar Belakang ............................................................................................
Rumusan Masalah ......................................................................................
Tujuan Penelitian ........................................................................................
Kegunaan Penelitian....................................................................................
Definisi Istilah...............................................................................................

1
1
2
3
4
4

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 7
Faktor Internal ............................................................................................. 7
Umur ............................................................................................................ 8
Pendidikan................................................................................................... 9
Pengalaman ................................................................................................ 9
Pengalaman Manajemen Usahatani ........................................................... 10
Motivasi ....................................................................................................... 12
Faktor Eksternal .......................................................................................... 13
Luas Lahan.................................................................................................. 13
Pemanfaatan Media .................................................................................... 14
Hubungan Interpersonal .............................................................................. 14
Sarana dan Prasarana Produksi ................................................................. 15
Kebijakan Pemerintah ................................................................................. 15
Kompetensi.................................................................................................. 16
Unsur-unsur Kompetensi............................................................................. 19
Pengetahuan ............................................................................................... 19
Sikap............................................................................................................ 20
Keterampilan ............................................................................................... 22
UsahataniKedelai.......................................................................................... 23
Hubungan Karakteristik dengan Kompetensi Petani ................................... 26
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ........................................................... 31
METODE PENELITIAN ...........................................................................................
Populasi dan Sampel...................................................................................
Rancangan Penelitian .................................................................................
Instrumentasi ...............................................................................................
Validitas Instrumen .............................................................................
Reliabilitas ..........................................................................................
Pengumpulan Data.............................................................................
Tehnik Pengumpulan Data ..........................................................................
Analisis Data................................................................................................

33
33
33
36
36
36
37
37
37

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 38
Distribusi Karakteristik Petani Kedelai .........................................................
Faktor Internal .............................................................................................
Umur............................................................................................................
Pendidikan Formal.......................................................................................
Pengalaman Berusahatani Kedelai .............................................................
Pengalaman Manajemen Usahatani ...........................................................
Motivasi Petani ............................................................................................
Faktor Eksternal ..........................................................................................
Luas lahan Usahatani..................................................................................
Pemanfaatan Media ....................................................................................
Hubungan Interpersonal ..............................................................................
Sarana dan Prasarana Produksi .................................................................
Kebijakan Pemerintah .................................................................................
Kompetensi Petani Kedelai .........................................................................
Pengetahuan ...............................................................................................
Sikap ............................................................................................................
Ketrampilan ..................................................................................................
Hubungan Faktor Internal dengan Kompetensi Petani.................................
Hubungan Faktor Eksternal dengan Kompetensi Petani..............................

38
38
38
39
40
40
40
41
41
42
42
42
42
43
44
45
46
47
55

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 61
Kesimpulan .................................................................................................. 61
Saran............................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 63

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Distribusi Jumlah Sampel di Masing-masing Desa............................................. 33
2. Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Cara Pengukuran .................................. 34
3. Distribusi Petani Kedelai Berdasarkan Faktor Internal ....................................... 38
4. Distribusi Petani Kedelai Berdasarkan Faktor Eksternal .................................... 41
5. Pengetahuan Petani dalam Berusahatani Kedelai ............................................. 44
6. Sikap Petani dalam Berusahatani Kedelai ......................................................... 45
7. Keterampilan Petani dalam Berusahatani Kedelai ............................................. 46
8. Hubungan Faktor Internal dengan Kompetensi Petani ..................................... 47
9. Hubungan Faktor Internal dengan Kompetensi Petani...................................... 55

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
........... Kerangka Pemikiran Penelitian.............................................................. 41
Gambar 2
........... Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Umur ......................................... 48
Gambar 3
........... Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 50
Gambar 4
........... Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Pengalaman.............................. 53
Gambar 5
Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Pengalaman Manajemen...... 55
Gambar 6
Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Motivasi Berusahatani........... 56
Gambar 7
Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Luas Lahan........................... 59
Gambar 8
Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Pemanfaatan Media ............. 60
Gambar 9
Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Hubungan Interpersonal ....... 62
Gambar 10 Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Sarana dan Prasarana ......... 63
Gambar 11 Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Kebijakan Pemerintah .......... 66
Gambar 12 Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Pengetahuan Usahatani ....... 70
Gambar 13 Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Sikap Usahatani ................... 71
Gambar 14 Distribusi Petani Kedelai berdasarkan Ketrampilan .......................... 73

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Konfigurasi Bobot, Rataan, Standar Deviasi dan Koefisien
Variasi masing-masing Elemen Stakeholders ................................... 104
Konfigurasi Bobot, Rataan, dan Standar Deviasi dari Elemen
Stakeholders Secara Agregat ............................................................
........................................................................................................... 10
7
Konfigurasi Bobot, Rataan, Standar Deviasi dan Koefisien Variasi
masing-masing Stakeholders terhadap Penanganan Masalah .........
........................................................................................................... 11
0
Konfigurasi Bobot, Rataan, dan Standar Deviasi Secara Agregat
Terhadap Penanganan Masalah........................................................
........................................................................................................... 12
1 .........................................................................................................

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat
digunakan untuk sumber pangan, pakan ternak, sampai untuk bahan baku
berbagai industri manufaktur dan olahan, sehingga kebutuhan akan kedelai
mengalami peningkatan yang signifikan. Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap
tahun mengalami peningkatan, seiring dengan pertambahan penduduk dan
perbaikan pendapatan per kapita. Namun karena produksi dalam negeri belum
dapat memenuhi kebutuhan tersebut maka Indonesia harus mengimpor kedelai
setiap tahunnya.
Aceh termasuk salah satu penghasil kedelai terbesar di Indonesia dan
merupakan propinsi andalan (B.P.Bimas, 1995). Penghasil kedelai terbanyak di
Aceh adalah di Kota Bireuen. Saat ini, berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat
Statistik) tahun 2006, luasan panen kedelai di Aceh mencapai 24.325 Ha, dan
sekitar 52% dari luas panen tersebut berada di kabupaten Bireuen, yaitu sekitar
13.633 Ha dengan produktifitas 1,31 ton/ha.
Banyak program yang telah dilakukan pemerintah dalam usaha
meningkatkan

produktivitas

kedelai,

antara

lain

melalui program

supra

intensifikasi khusus (Supra Insus), intensifikasi khusus (Insus) dan program
intensifikasi Umum (Inmum). Namun keberhasilan program tersebut tidak hanya
terletak pada pemerintah tapi yang lebih menentukan adalah petani itu sendiri.
Keberhasilan petani dalam mengelola usaha taninya sangat tergantung pada
kompetensi yang mereka miliki, baik itu pengetahuan, keterampilan dan juga
sikap.
Kompetensi merupakan kecakapan atau kemampuan yang dimiliki
seseorang, sehingga yang bersangkutan dapat menjalankan perannya dengan
baik. Kompetensi dalam hal ini lebih ditekankan pada pengetahuan, ketrampilan
dan sikap yang seharusnya dikembangkan dalam melakukan pekerjaan tertentu,
sehingga individu tersebut mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan
benar. Hasil kerja yang diperoleh merupakan manifestasi dari kompetensi, oleh
karena itu kualitas kerja (kinerja) menunjukkan tingkat kompetensi seseorang
terhadap profesinya.
Kompetensi petani dalam berusaha tani sangat menentukan sukses
tidaknya mereka dalam berusaha tani. Suksesnya petani dalam berusaha tani

2

sangat ditentukan oleh kemampuan petani menguasai teknik budidaya dan
teknologi pertanian dan akses terhadap modal usaha. Teknik budidaya
mencakup kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian
hama dan penyakit tanaman, panen, dan pengelolaan pascapanen. Kegiatan
berusaha

tani

melalui

berbagai

tahapan-tahapan

mengikuti

periode

perkembangan tanaman yang memerlukan perlakuan yang khusus dan berbeda.
Petani dituntut untuk memiliki ketrampilan atau kemampuan yang khusus untuk
menangani tiap tahapan tersebut.
Upaya meningkatkan kompetensi petani, peran penyuluhan juga
sangatlah penting. Melalui penyuluhan, petani mendapatkan banyak informasi
dan pengetahuan baru, petani juga bisa menanyakan solusi dari masalah yang
mereka temui di lapangan dan

mendapatkan berbagai masukan yang ada

kaitannya dengan usahatani mereka. Tidak bisa dipungkiri sampai saat ini petanipetani di Indonesia sebagian besar hidup mereka sangatlah memprihatinkan dan
kompetensi mereka masih tergolong rendah. Meskipun mereka sudah bergelut di
pertanian dalam jangka waktu yang lama, tapi sangat jarang ditemui adanya
peningkatan dalam berusahatani, apalagi peningkatan dalam kompetensi petani,
sehingga

tidak

terjadi

perubahan

pada

peningkatan

pendapatan

dan

kesejahteraan hidup.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan kajian yang mendalam
melalui penelitian tentang kompetensi petani dalam berusahatani. Petani yang
diamati adalah petani kedelai di Kecamatan Peudada kabupaten Bireuen, NAD.
Kedelai

merupakan komoditi andalan dan sangat potensial dikembangkan di

kabupaten Bireuen.
Rumusan Masalah
Sebagian besar petani di Indonesia memiliki kompetensi yang sangat
rendah, baik itu pengetahuan, ketrampilan dan juga sikap dalam pengelolaan
usahataninya.. Minimnya kompetensi petani menyebabkan petani tidak bisa
mandiri. Kompetensi petani merupakan anasir utama berhasilnya proses usaha
tani. Petani merupakan subjek utama yang mengendalikan dan mengelola
berbagai proses usahatani sehingga mampu menghasilkan (berproduksi). Petani
harus mampu mengambil keputusan terhadap usaha yang dipilih, cabang usaha,
pengelolaan, permodalan dan berbagai faktor pendukung lainnya. Oleh karena

3

itu seorang petani diharuskan memiliki kompetensi yang memadai untuk menjadi
pengelola yang berhasil terhadap usahatani yang dikelolanya.
Petani

sebagai

anggota

masyarakat,

memiliki

kebebasan

untuk

berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, mempelajari hal-hal baru dan
mengikuti perkembangan yang ada. Hal tersebut akan membentuk karakteristik
petani

yang

berhubungan

dengan

tingkat

kompetensi

mereka

dalam

berusahatani.
Bireuen merupakan kawasan sentra kedelai di Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD). Di samping itu potensi sumber daya alam (SDA) sangat
mendukung untuk budidaya kedelai. Namun dengan potensi yang besar itu
belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu faktor utama terletak pada
kompetensi petani. Menciptakan dan menumbuhkan kompetensi pada petani
bukanlah hal yang mudah, karena yang paling menentukan adalah upaya yang
ada dalam setiap individu/petani itu sendiri, adanya kepedulian pemerintah dan
stakeholders dalam mendukung tercipta dan berkembangnya kompetensi petani.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1.

Kompetensi apa sajakah yang dikuasai petani kedelai di Kecamatan
Peudada Kabupaten Bireuen NAD?

2.

Bagaimanakah hubungan faktor internal petani dengan kompetensi mereka
dalam berusahatani?

3.

Bagaimanakah hubungan faktor eksternal petani kedelai dengan kompetensi
mereka dalam berusahatani?
Tujuan Penelitian

1.

Mengetahui kompetensi apa saja yang dikuasai petani kedelai di
Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen NAD

2.

Mengetahui hubungan faktor internal petani dengan kompetensi mereka
dalam berusahatani.

3.

Mengetahui hubungan faktor eksternal petani dengan kompetensi mereka
dalam berusaha tani.

4

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mengarahkan perhatian utama pada petani kedelai sebagai
pelaku usahatani, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang
mendalam mengenai unsur-unsur kompetensi yang harus mereka miliki dan
kuasai dalam berusahatani serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
keberhasilan mereka dalam berusahatani kedelai.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna juga khususnya
sebagai :
1. Bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan dibidang
pengembangan pertanian, khususnya dalam budidaya kedelai.
2. Sumber informasi kepada masyarakat, terutama petani kedelai mengenai
kompetensi yang harus mereka kuasai.
3. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia menuju kepada
kemandirian, khususnya peningkatan kompetensi petani pada masa yang
akan datang.
4. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, khususnya
bagi para pelaksana program pertanian di daerah, dalam menjawab
permasalahan mendasar tentang kondisi kompetensi petani saat ini.
5. Bermanfaat Bagi para akademisi sebagai literatur dan referensi.

Definisi Istilah
Definisi istilah diperlukan untuk memberikan batasan konsep terhadap
lingkup variabel yang akan diteliti, sehingga dapat memudahkan dalam
pengukuran. Istilah yang penting diberikan definisi sesuai dengan tujuan dan
maksud penelitian.
I.

Karakteristik petani adalah ciri-ciri yang ada pada diri si petani. karakteristik
terbagi dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang
masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
Faktor Internal, meliputi :
1. Umur adalah satuan usia dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai
penelitian ini dilakukan. Umur dibagi dalam tiga kategori yaitu; umur
muda, sedang, tua.

5

2. Pendidikan formal adalah lamanya petani mengikuti pendidikan formal,
yaitu berdasarkan jenjang dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Kategorinya yaitu; rendah, sedang dan tinggi.
3.

Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani berusahatani kedelai
dan dinyatakan dalam tahun. Berdasarkan hal tersebut pengalaman
dibagi dalam tiga kategori yaitu; sedikit, cukup dan lama.

4.

Pengalaman manajemen usahatani adalah pengalaman petani dalam
menentukan, mengorganisir, mengkoordinasikan faktor-faktor produksi
yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi
sebagaimana yang diharapkan, dan dikategorikan dengan: rendah,
sedang dan tinggi.

5.

Motivasi merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan
dorongan untuk berbuat atau melakukan tindakan. Motivasi dikategorikan
dalam; rendah, sedang dan tinggi.

Faktor Eksternal, meliputi :
6.

Luas lahan usahatani adalah areal tanah pertanian yang kelola dan
dimanfaatkan untuk usahatani kedelai, dan dinyatakan dalam hektar (ha).
Luas lahan dibagi dalam kategori; sempit, sedang dan luas.

7.

Pemanfaatan media adalah frekuensi petani membaca media tertentu
untuk penambahan informasi dan pengetahuan baru. Kategorinya;
rendah, sedang dan tinggi.

8.

Intensitas hubungan interpersonal adalah adanya komunikasi/hubungan
petani dengan orang lain baik itu penyuluh, tokoh masyarakat atau
sesama petani. dikategorikan dalam: Rendah, Sedang, dan Tinggi.

9.

Sarana dan prasarana produksi adalah ketersediaan sarana produksi
yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan berusahatani, meliputi;
benih, pupuk, obat-obatan dan Alsin. Berdasarkan hal tersebut dibagi
dalam tiga kategori yaitu; Rendah, Sedang, dan Tinggi.

11. Kebijakan pemerintah dalam bidang pertanian diartikan sebagai perincian
oleh pemerintah mengenai ketentuan dan peraturan yang harus ditaati
dalam penyelenggaraan pertanian. Kategori: Rendah, Sedang, dan
Tinggi.
12. Kompetensi petani kedelai adalah kemampuan yang dimiliki oleh petani
berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan agar dapat mengelola
usahanya dengan baik, yang penjabarannya sebagai berikut:

6

a.

Pengetahuan adalah kemampuan kognitif petani dalam mengelola
usahataninya. Indikatornya adalah:

b.



pemilihan varietas/benih



penanaman



pemupukan



pengendalian hama penyakit



pengairan



panen dan pasca panen



pemasaran

Sikap adalah kecendrungan dan kesediaan petani untuk bertingkah
laku dalam menghadapi rangsangan terhadap cara pengelolaan
usahatani kedelai. Indikatornya meliputi :

c.



pemilihan varietas/benih



penanaman



pemupukan



pengendalian hama penyakit



pengairan



panen dan pasca panen

Ketrampilan

petani

adalah

kemampuan

psikomotorik

petani

mengenai teknis produksi usahatani kedelai. Indikatornya meliputi
pemilihan varietas/benih


penanaman



pemupukan



pengendalian hama penyakit



pengairan



panen dan pasca panen

• pemasaran:

7

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Petani
Karakteristik individu adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh individu yang
ditampilkan melalui pola pikir, pola sikap dan pola tindakan terhadap lingkungan
hidupnya (Rafinaldy, 1999: 15). Selanjutnya Halim (1992) menambahkan bahwa
karakteristik individu merupakan ciri-ciri yang dimiliki seseorang dengan semua
aspek dengan lingkungannya. Karakteristik terbentuk oleh faktor biologis dan
sosio psikologis. Pemberdayaan masyarakat terhadap sesuatu obyek tertentu
serta karakteristik individu merupakan salah satu faktor yang penting untuk
diketahui, Karakteristik individu merupakan salah satu faktor yang penting untuk
diketahui

dalam

Karakteristik

rangka

individu

mengetahui

merupakan

suatu

ciri-ciri

atau

prilaku

dalam

sifat-sifat

masyarakat.

individual yang

berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungan seseorang. Halim
(1992: 16) mengidentifikasikan karakteristik individu antara lain adalah; umur,
pendidikan formal, luas lahan garapan, sikap terhadap inovasi, dan tingkat
pengetahuan. Selanjutnya Nelly (1988:16) mendefinisikan karakteristik individu
sebagai hasil pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola
aktivitas dalam meraih cita-citanya. Karakteristik

petani

menentukan

pemahaman petani terhadap informasi pertanian. Karakteristik terbagi dalam dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal
Sampson (1976) menyatakan bahwa faktor internal individu merupakan
ciri-ciri yang dimiliki oleh seseorang yang berhubungan dengan semua aspek
kehidupan dengan lingkungannya. Karakteristik individu secara internal meliputi
variabel seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi,
bangsa, agama dan sebagainya yang saling berinteraksi satu sama lain dalam
menentukan pemberdayaan. Karakteristik petani menentukan pemahaman
petani terhadap informasi pertanian. Adapun faktor internal petani yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah; umur, pendidikan formal, pengalaman berusahatani,
motivasi, jumlah tanggungan keluarga.

8

Umur
Padmowihardjo (1994:36) mengatakan umur bukan merupakan faktor
psikologis, tetapi apa yang diakibatkan oleh umur adalah faktor psikologis.
Terdapat dua faktor yang menentukan kemampuan seseorang berhubungan
dengan umur. Faktor pertama adalah mekanisme belajar dan kematangan otak,
organ-organ sensual dan otot organ-organ tertentu. Faktor kedua adalah
akumulasi pengalaman dan bentuk-bentuk proses belajar lainnya. Selanjutnya
Wiraatmadja (1986:13) mengemukakan bahwa umur petani akan mempengaruhi
penerimaan petani terhadap hal-hal baru.
Umur merupakan suatu indikator umum tentang kapan suatu perubahan
harus terjadi. Umur menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang sehingga
terdapat keragaman tindakannya berdasarkan usia yang dimiliki (Halim, 1992).
Selanjutnya Rakhmat (2001), mengatakan bahwa kelompok orangtua melahirkan
pola tindakan yang pasti berbeda dengan anak-anak muda. Kemampuan mental
tumbuh lebih cepat pada masa anak-anak sampai dengan pubertas, dan agak
lambat sampai awal dua puluhan, dan merosot perlahan-lahan sampai tahuntahun terakhir (Berelson dan Steiner dalam Halim, 1992).
Kelompok usia produktif menurut Rochaety dkk (2005:35) adalah petani
yang secara potensial memiliki kesiapan dan menghasilkan pendapatan untuk
mendukung kehidupan dirinya, keluarganya dan masyarakatnya. Namun
kenyataannya tidak sedikit jumlah kelompok usia produktif yang belum berperan
produktif dalam hidupnya. Ketidakmampuan mereka untuk produktif disebabkan
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan
ketidakmampuan akademik dan ketrampilan, kelemahan motif berprestasi dan
penyesuaian diri. Faktor eksternal meliputi; kurangnya pendidikan dan pelatihan
yang sesuai, lingkungan yang kurang kondusif, kurangnya kesempatan kerja.
Soehardjo dan Patong (1984:45) mengemukakan bahwa kemampuan kerja
petani sangat ditentukan oleh umur petani itu sendiri, sehingga mengkategorikan
umur berdasarkan kelompoknya, dimana kisaran umur 0-14 tahun adalah umur
non produktif, 15-54 tahun adalah umur produktif dan kisaran 55 tahun ke atas
adalah umur yang kurang produktif.

9

Pendidikan
Pendidikan menunjukkan tingkat intelegensi yang berhubungan dengan
daya pikir seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin luas pengetahuannya. Pendidikan merupakan proses pembentukan
watak seseorang sehingga memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara
bertingkah laku (Winkel,1986:19-20). Selanjutnya Gonzales (1977) merangkum
pendapat beberapa ilmuwan bahwa pendidikan merupakan suatu faktor yang
menentukan dalam mendapatkan pengetahuan. Pendidikan menggambarkan
tingkat kemampuan kognitif dan derajat ilmu pengetahuan yang dimiliki
seseorang. Muhadjir (1983: 35) menambahkan bahwa tingkat pendidikan
seseorang mempunyai pengaruh pada partisipasi ditingkat perencanaan. Oleh
karena itu semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka dapat diharapkan
semakin baik pula cara berpikir dan cara bertindaknya.
Russell (1993:39) mengatakan bahwa pendidikan senantiasa mempunyai
dua sasaran, yaitu pengajaran dan pelatihan perilaku yang lebih baik. Pengertian
yang sempit, pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan. Pengertian yang agak luas, pendidikan dapat
diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga
sesorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan (Syah, 1995:10). Salam (1997:12) mengemukakan
bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha yang disadari untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan di
dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Berdasarkan
penyelenggaraannya pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan formal
dan pendidikan non formal.
Pengalaman Berusahatani
Menurut

Padmowihardjo

(1994:19-20)

pengalaman

adalah

suatu

kepemilikan pengetahuan yang dialami seseorang dalam kurun waktu yang tidak
ditentukan. Pengaturan pengalaman yang dimiliki seseorang sebagai hasil
belajar selama hidupnya dapat digambarkan dalam otak manusia. Seseorang
akan berusaha menghubungkan hal yang dipelajari dengan pengalaman yang
dimiliki dalam proses belajar. Seluruh pemikiran manusia, kepribadian dan
temperamen secara psikologi ditentukan oleh panca indera, pikiran dan perasaan

10

bukan penyebab tindakan tetapi disebabkan oleh penyebab masa lalu (Rakhmat,
2001).
Gagne (1967: 32) mengatakan pengalaman adalah akumulasi dari proses
belajar yang dialami seseorang, kemudian menjadi pertimbangan-pertimbangan
baginya dalam menerima ide-ide baru. Selanjutnya Callahan (1966: 11)
mengatakan bahwa pengalaman dapat mengarahkan perhatian seseorang pada
minat, kebutuhan dan masalah–masalah yang dihadapinya. Pengalaman yang
dilalui seseorang adakalanya dapat berfungsi membantunya dalam melakukan
sesuatu, mendorongnya untuk memperhatikan sesuatu, mengarahkan seseorang
agar berbuat secara hati-hati. Kibler (1981: 51-52) mengatakan bahwa
seseorang akan memperoleh keuntungan dari pengalamannya, karena dengan
pengalaman itu ia akan mempunyai kesempatan melihat, membandingkan dan
memilih sehingga mempermudah baginya untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. Padmowihardjo (2002) menambahkan bahwa pengalaman baik
yang menyenangkan maupun yang mengecewakan, akan berpengaruh pada
proses belajar seseorang. Seseorang yang pernah mengalami keberhasilan
dalam proses belajar, maka dia telah memiliki perasaan optimis akan
keberhasilan dimasa mendatang, sebaliknya seseorang yang pernah mengalami
pengalaman yang mengecewakan , maka dia telah memiliki perasaan pesimis
untuk dapat berhasil.
Pengalaman

berusahatani

merupakan

salah

satu

faktor

yang

mempengaruhi aktivitas petani dalam usahataninya, dimana cita-cita petani
berdasarkan pengalaman yang baik, mengenai cara bercocok tanam yang baik
dan

menguntungkan

akan

mempengaruhi

terlaksananya

pembangunan

pertanian itu sendiri (Mosher, 1987:47). Selanjutnya Mardikanto (1993)
mengatakan bahwa pengalaman seorang petani berpengaruh dalam mengelola
usahatni yang dilakukan. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada proses
pengambilan

keputusan,

sehingga

petani

yang

memiliki

pengalaman

berusahatani lebih lama cendrung sangat selektif dalam proses pengambilan
keputusan.
Pengalaman Manajemen Usahatani
Petani sebagai manajer usahatani. Mosher (1977: 33-35) mengatakan
peranan lain yang harus dimiliki petani dalam usahataninya adalah sebagai
manajer atau pengelola. Sebagai seorang manajer usahatani, petani perlu

11

memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan tentang manajemen usahatani.
Ketrampilan sebagai pengelola mencakup kegiatan berpikir yang didorong oleh
kemauan, terutama dalam hal pengambilan keputusan atau penetapan pilihan
dari

alternatif-alternatif

yang

ada.

Sangat

penting

bagi

petani

dalam

meningkatkan kecakapannya sebagai pengelola, sehingga ia dapat mengambil
manfaat dari setiap kesempatan baik yang terbuka baginya, berusaha membuat
usahataninya seproduktif mungkin dengan keuntungan yang terus bertambah.
Pengelolaan usahatani tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan sarana
produksi dan pengetahuan serta kemampuan petani sebagai pengelola
usahatani. Mosher (1987: 35) mengatakan bahwa apabila ketrampilan bercocok
tanam sebagai juru tani pada umumnya adalah ketrampilan tangan, otot, dan
mata, maka ketrampilan petani sebagai pengelola mencakup kegiatan pikiran
yang didorong oleh kemauan. Selanjutnya Tohir (1983: 144-145) mengatakan
bahwa peran petani sebagai pengelola usahatani adalah mampu menyusun
perencanaan usahatani agar proses produksi yang dilaksanakan dapat optimal.
Rencana usahatani adalah suatu azas yang di dalamnya terkandung hal-hal
berikut: jenis dan nilai masukan, jumlah dan harga masukan yang akan
dipergunakan dan dibeli, jumlah uang/kredit yang diperlukan, jumlah produksi
dan keuntungan bersih yang diterima.
Mardikanto (1993: 119) mengemukakan bahwa perencanaan adalah
suatu proses pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta, mengenai
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang
diharapkan
(Damihartini,

atau

yang

2005:

dikehendaki.

20-21)

Selanjutnya

mengemukakan

Downey

bahwa

dan

konsep

Erickson

manajemen

merupakan 5P ( perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian
dan pengkoordinasian), dimana masing-masing dapat didefinisikan sebagai
berikut:


Perencanaan menguraikan tentang penetapan program khusus untuk
mencapai hasil yang diharapkan



Pengorganisasian mencakup pemaduan bagian-bagian organisasi agar
cocok satu sama lain



Pengawasan merupakan daya upaya untuk menunjukkan jalan terbaik



Pengendalian berarti pemeriksaan atas tercapai tidaknya suatu tujuan

12



Pengkoordinasian merupakan kegiatan memadukan atau menyamakan
berbagai arahan untuk dijadikan satu tujuan yang sama dan
menyelaraskan keinginan masing-masing pihak terkait.
Perencanaan merupakan persiapan yang harus dilakukan sebelum suatu

usaha dilaksanakan. Tjakrawiralaksana (1989: 119) mengemukakan bahwa
perencanaan pada dasarnya adalah suatu kegiatan penyusunan yang meliputi
penentuan: apa, bagaimana, kapan dan berapa banyaknya, atau kombinasi
cabang-cabang usahatani apa yang akan dikelola, serta penentuan unsur-unsur
produksi yang akan dipakai.
Sa’id, dkk

(2001: 50) mengatakan bahwa pengorganisasian berbagai

input dan sarana produksi adalah kegiatan pengelolaan persediaan input-input
dan

sarana-sarana

produksi,

mulai

dari

perencanaan

persediaan,

pengadaan/pembelian, penyimpanan, pengalokasian dan pemeliharaan. Untuk
meningkatkan produktivitas, maka pengorganisasian mengenai sumber daya
berupa input-input dan sarana-sarana produksi yang akan digunakan akan
sangat berguna. Pengorganisasian tersebut terutama menyangkut bagaimana
mengalokasikan berbagai input dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses
produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Sa’id, dkk (2001: 51)

menambahkan pengawasan dalam produksi

pertanian meliputi pengawasan anggaran, proses, masukan, jadwal kerja dan
lain-lain yang merupakan upaya untuk memperoleh hasil maksimal. Fungsi
manajemen produksi selanjutnya adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan secara
berkala, mulai dari saat perencanaan sampai akhir usaha tersebut berlangsung,
sehingga jika terjadi penyimpangan dari rencana dan merugikan, maka segera
dilakukan

pengendalian.

Pengendalian

dalam

usaha

produksi

pertanian

berfungsi untuk menjamin agar proses produksi berjalan sesuai dengan yang
direncanakan.

Misalnya,

pengendalian

yang

dilakukan

pada

kelebihan

penggunaan biaya, kelebihan penggunaan air, dan lain-lain.
Motivasi
Morgan (1961) mengemukakan bahwa konsep motivasi tidak bisa
dilepaskan dari adanya motif (motive), dorongan (drive) dan kebutuhan (needs).
Tindakan yang bermotif dapat dikatakan sebagai tindakan yang didorong oleh
kebutuhan yang dirasakannya, sehingga tindakan tersebut tertuju ke arah suatu
tujuan yang diidamkan (Thantowi, 1993). Selanjutnya White (dalam Berliner and

13

Calfee,1996:85-86)

mengemukakan

bahwa teori dasar motivasi

intrinsik

didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara alami, termotivasi untuk
mengembangkan intelektual dan kompetensi atau kecakapan lainnya yang
mereka miliki, untuk memperoleh kebahagiaan dari prestasi mereka tersebut.
Menurut Padmowihardjo (1994:135) motivasi merupakan usaha yang
dilakukan manusia untuk menimbulkan dorongan untuk berbuat atau melakukan
tindakan. Selanjutnya Sudjana (1991:162) mengatakan motivasi belajar adalah
motivasi insentif. Motivasi tersebut menggambarkan kecendrungan asli manusia
untuk menggerakkan, mendominasi dan menguasai lingkungan di sekelilingnya.
Suparno

(2000:

83-90)

mengemukakan

bahwa

seseorang

akan

melakukan sesuatu kalau mengharapkan akan melihat hasil, memiliki nilai (value)
atau manfaat. Perasaan berhasil (the experience of success) akan menimbulkan
motivasi seseorang untuk mempelajari sesuatu. Selain itu seseorang akan
termotivasi untuk belajar jika yang dipelajari mendatangkan keuntungan, baik
keuntungan dalam nilai ekonomi atau sosial.
Faktor Eksternal
Luas Lahan Usahatani
Penguasaan lahan adalah status lahan yang digarap oleh individu. Lahan
adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi
yang saling mempengaruhi potensi penggunaannya (Deptan, 1997). Selanjutnya
Kusnadi dan Santoso (2000) mengatakan bahwa lahan yang digunakan
penduduk adalah lahan garapan pertanian.
Menurut Tjakrawiralaksana (1983:7) lahan merupakan manifestasi atau
pencerminan dari faktor-faktor alam yang berada di atas dan di dalam
permukaan bumi, dan berfungsi sebagai (1) tempat diselenggarakan kegiatan
pertanian seperti bercocok tanam dan memelihara ternak atau ikan, (2) tempat
pemukiman keluarga tani. Hernanto (1993:46) menyatakan luas lahan usahatani
dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu (1) sempit dengan luas ≤ 0,5 ha, (2)
sedang dengan luas 0,5-2 ha, (3) luas, jika lebih dari 2 ha.
Mardikanto

(1993:217) mengatakan

bahwa

luas

lahan usahatani

merupakan aset bagi petani dalam menghasilkan produksi total, dan sekaligus
sumber pendapatan. Pada umumnya, petani dengan kepemilikan lahan usaha
yang luas akan menempati posisi status sosial lebih tinggi d