9. Premedikasi dengan injeksi SA sulfatatropin 0,6-1,2 mg setengah jam
sebelum ECT. Pemberian antikolinergik ini mengendalikan aritmia vagal dan menurunkan sekresi gastrointestinal Riyadi, 2009.
2.3.5.2 Persiapan alat
1. Perlengkapan dan peralatan terapi, termasuk pasta dan gel elektroda, bantalan
kasa, alkohol, saling,elektroda elektroensefalogram EEG, dan kertas grafik. 2.
Peralatan untuk memantau, termasuk elektrokardiogram EKG dan elektroda EKG.
3. Manset tekanan darah, stimulator saraf perifer, dan oksimeter denyut nadi.
4. Stetoskop.
5. Palu reflex.
6. Peralatan intravena.
7. Penahan gigitan dengan wadah individu.
8. Pelbet dengan kasur yang keras dan bersisi pengaman serta dapat
meninggikan bagian kepala dan kaki. 9.
Peralatan penghisap lender. 10.
Peralatan ventilasi, termasuk slang, masker, ambu bag, peralatan jalan nafas oral, dan peralatan intubasi dengan sistem pemberian oksigen yang dapat
memberikan tekanan oksigen positif. Obat untuk keadaan darurat dan obat lain sesuai rekomendasi staf anastesi Stuart, 2007.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.3.5.3 Prosedur pelaksanaan
Menurut pendapat Stuart 2007 berikut prosedur pelaksanaan terapi kejang listrik:
1. Berikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur.
2. Dapatkan persetujan tindakan.
3. Pastikan status puasa pasien setelah tengah malam.
4. Minta pasien untuk melepaskan perhiasan, jepit rambut, kaca mata, dan alat
bantu pendengaran. Semua gigi palsu dilepaskan, tambahan gigi parsial dipertahankan.
5. Pakaikan baju yang longgar dan nyaman.
6. Kosongkan kandung kemih pasien.
7. Berikan obat praterapi.
8. Pastikan obat dan peralatan yang diperlakukan tersedia dan siap pakai.
9. Bantu pelaksanaan ECT.
a. Tenangkan pasien.
b. Dokter atau ahli anastesi memberikan oksigen untuk menyiapkan pasien
bila terjadi apnea karena relaksan otot. c.
Berikan obat. d.
Pasang spatel lidah yang diberi bantalan untuk melindungi gigi pasien. e.
Pasang elektroda. Kemudian berikan syok. 10.
Pantau pasien selama masa pemulihan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.3.5.4 Peran perawat setelah ECT
Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan perawat untuk membantu klien dalam masa pemulihan setelah tindakan ECT dilakukan yang telah dimodifikasi dari
pendapat Stuart 2007 dan Townsen 1998. Menurut pendapat Stuart 2007 memantau klien dalam masa pemulihan yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Bantu pemberian oksigen dan pengisapan lendir sesuai kebutuhan.
2. Pantau tanda-tanda vital.
3. Setelah pernapasan pulih kembali, atur posisi miring pada pasien sampai
sadar. Pertahankan jalan napas paten. 4.
Jika pasien berespon, orientasikan pasien. 5.
Ambulasikan pasien dengan bantuan, setelah memeriksa adanya hipotensi postural.
6. Izinkan pasien tidur sebentar jika diinginkannya.
7. Berikan makanan ringan.
8. Libatkan dalam aktivitas sehari-hari seperti biasa, orientasikan pasien sesuai
kebutuhan. 9.
Tawarkan analgesik untuk sakit kepala jika diperlukan. Menurut Townsend 1998, jika terjadi kehilangan memori dan kekacauan
mental sementara yang merupakan efek samping ECT yang paling umum hal ini penting untuk perawat hadir saat pasien sadar supaya dapat mengurangi ketakutan-
ketakutan yang disertai dengan kehilangan memori. Implementasi keperawatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1. Berikan ketenangan dengan mengatakan bahwa kehilangan memori tersebut
hanya sementara. 2.
Jelaskan kepada pasien apa yang telah terjadi. 3.
Reorientasikan pasien terhadap waktu dan tempat. 4.
Biarkan pasien mengatakan ketakutan dan kecemasannya yang berhubungan dengan pelaksanaan ECT terhadap dirinya.
5. Berikan sesuatu struktur perjanjian yang lebih baik pada aktivitas-aktivitas
rutin pasien untuk meminimalkan kebingungan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Peran perawat dalam pelaksanaan ECT adalah tingkah laku yang diharapkan dalam melakukan proses asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien yang
dimulai dengan pengkajian, perencanaan, penatalaksanaan, dan evaluasi Kusumawati, 2010.
Berdasarkan landasan teoritis yang telah diuraikan pada tinjauan kepustakaan maka dapat digambarkan kerangka penelitian sebagai berikut:
Terapi kejang listrik: •
Pelaksanaan sebelum ECT
• Pelaksanaan
sesudah ECT Peran Perawat
• Terlaksana
• Terlaksana sebagian
• Tidak terlaksana
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara