Batasan Penerapan Strategi Pengadaan
5.2. Batasan Penerapan Strategi Pengadaan
5.1. Reform asi Pengadaan
Pengadaan dalam tatanan pengelolaan APBN/ APBD merupakan kegiatan penting yang menjadi salah satu kegiatan utama. Hampir 35-40% dari APBN/ APBD dikeluarkan melalui kegiatan pengadaan. Gambar 5.1 di
5.2. Bat asan Penerapan
baw ah m em perlihat kan kegiat an pengadaan sebagai bagian dari
St rat egi Pengadaan
pengelolaan APBN/ APBD.
5.3. Tant angan dan Usaha Perubahan
Gambar 5.1 Posisi Pengadaan dalam Pengelolaan APBN/APBD
Pedoman Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
Dalam konteks pengadaan barang/ jasa pemerintah berdasarkan Perpres 54/ 2010 terlihat pengadaan dapat dilakukan melalui sw akelola dan melalui penyedia barang/ jasa (lihat Gambar 5.2).
Gambar 5.2 Garis Besar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Di bawah ini adalah ringkasan proses pengadaan melalui sw akelola dan melalui penyedia barang/ jasa .
Pengadaan melalui sw akelola
Pengadaan melalui swakelola dapat dilakukan melalui : K/ L/ D/ I
penanggung jaw ab anggaran , institusi lain atau kelompok
m a sya r a k a t . Keg i at an i n i t er d i r i d ar i pe r e nca na a n , pe la k sa na a n ,
pe la por a n da n pe nga w a sa n d an
pert anggungj aw aban sert a evaluasi . At uran pengadaan melalui swakelola dibahas lengkap pada modul dasar dan Perpres 54/ 2010.
L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Modul Strategi Pengadaan
dul Pela
dul Mo
Ju
Gambar 5.3 Pengadaan Melalui Swakelola
Pengadaan melalui penyedia barang/ jasa
Pengadaan m elalui penyedia bar ang/ j asa t er dir i dar i pr oses persiapan ,
pelaksanaan pengadaan , persiapan dan kontrak dan serah terima hasil
pekerj aan .
Gambar 5.4 Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
Untuk penerapan strategi pengadaan barang/ jasa pemerintah ada beberapa kebijakan, peraturan atau pedoman yang harus diikuti, antara lain :
Dasar Hukum Utama
Pengadaan barang/ jasa pemerintah dilandasi oleh beberapa dasar hukum utama baik yang berbentuk undang-undang maupun perpres . Dasar hukum ini menjadi pedoman pelaksanaan dalam mewujudkan pengadaan yang kredibel.
51 888 L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP
Modul Strategi Pengadaan Judul Modul Pelatihan
No Dasar Hukum
Penjelasan
1 Undang-Undang Dasar 1945
Visi dan Misi Pengadaan dilakukan.
Pasal 4 ayat 1 2 Undang-Undang Nomor 1
Tentang Perbendaharaan Negara.
Tahun 2004 3 Peraturan Pemerintah Nomor
Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
29 Tahun 2000 4 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tentang Pengelolaan Barang Milik Tahun 2006
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008.
5 Perpres Nomor 106 tahun 2007 Tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagai lembaga yang membuat dan mengawasi peraturan tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Indonesia.
6 Perpres Nomor 54 tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Tabel 5.1 Dasar Hukum Utama
Dasar Hukum Terkait
No Dasar Hukum
Penjelasan
1 Undang-Undang Nomor 5
Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Tahun 1999
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
2 Undang-Undang Nomor 28
Tentang Penyelenggaraan Negara yang
Tahun 1999
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3 Undang-Undang Nomor 17
Tentang Keuangan Negara.
Tahun 2003 4 Undang-Undang Nomor 18
Tentang Jasa Konstruksi.
Tahun 2000 5 Undang-Undang Nomor 20
Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
Tahun 2008 6 Peraturan Pemerintah Nomor
Tentang Perubahan Atas Peraturan
4 Tahun 2010
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.
7 Peraturan Pemerintah Nomor
Tentang Pembinaan Jasa Konstruksi.
30 Tahun 2000 8 Perpres Nomor 53 Tahun 2010 Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Tabel 5.2 Dasar Hukum Terkait
Prinsip dan Etika Pengadaan
Tata kelola pemerintah yang bersih merupakan representasi pemerintah menjalankan am anah dan t ugasnya dalam m engelola kepercayaan m asyarakat . Unt uk
LKPP LKPP L K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP LKPP L K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Modul Strategi Pengadaan
dul Pela
dul Mo
Ju
menjalankan ini pengadaan sebagai bentuk pengelolaan keuangan masyarakat dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
No Prinsip
Penjelasan
1 Efisien
Efisiensi pengadaan diukur terhadap seberapa besar upaya yang dilakukan untuk memperoleh Barang/Jasa dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Upaya yang dimaksud mencakup dana dan daya yang dikeluarkan untuk memperoleh Barang/Jasa. Semakin kecil upaya yang diperlukan maka dapat dikatakan bahwa proses pengadaan semakin efisien.
2 Efektif
Efektifitas pengadaan diukur terhadap seberapa jauh Barang/Jasa yang diperoleh dari proses pengadaan dapat mencapai spesifikasi yang sudah ditetapkan.
3 Transparan
Berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa dapat diketahui secara luas, dan semua informasi tentang proses tersebut pun mudah diperoleh dan mudah diakses oleh masyarakat umum, terutama Penyedia Barang/Jasa yang berminat.
4 Terbuka
Berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap penyedia yang memenuhi syarat dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang prosedur yang jelas untuk mengikuti lelang/seleksi.
5 Bersaing Proses Pengadaan Barang/Jasa dapat menciptakan iklim atau suasana persaingan yang sehat di antara para Penyedia Barang/Jasa, tidak ada interferensi yang dapat mengganggu mekanisme pasar, sehingga dapat menarik minat sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa untuk mengikuti lelang/seleksi yang pada gilirannya dapat diharapkan untuk dapat memperoleh barang/jasa dengan kualitas yang maksimal.
6 Adil/Tidak
Berarti proses pengadaan barang/jasa dapat memberikan
Diskriminatif
perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, kecuali diatur dalam peraturan ini. Sebagai contoh bahwa dalam peraturan ini mengatur agar melibatkan sebanyak mungkin Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Koperasi Kecil. Disamping itu juga mengutamakan produksi dalam negeri.
7 Akuntabel
Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Tabel 5.3 Prinsip dan Etika Pengadaan
53 888 L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP
Modul Strategi Pengadaan Judul Modul Pelatihan
Kebijakan umum pengadaan barang/ jasa pemerintah
Keb ij ak an u m u m p en g ad aan b ar an g / j asa p em er in t ah b er t u j u an u n t u k mensinergikan ketentuan pengadaan barang/ jasa dengan kebijakan-kebijakan di sektor lainnya. Langkah-langkah kebijakan yang akan ditempuh pemerintah dalam pengadaan barang/ jasa ini, meliputi :
1. Peningkatan penggunaan produksi barang/ jasa dalam negeri yang sasarannya untuk memperluas kesempatan kerja dan basis industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi dan daya saing nasional;
2. Kemandirian industri pertahanan, industri alat utama sistem senjata ( alutsista ) dan industri alat material khusus ( almatsus ) dalam negeri;
3. Peningkatan peran serta usaha mikro , usaha kecil , koperasi kecil dan kelompok masyarakat dalam pengadaan barang/ jasa;
4. Perhatian terhadap aspek pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup secara arif untuk menjamin terlaksananya pembangunan berkelanjutan;
5. Peningkatan penggunaan teknologi informasi dan transaksi elektronik;
6. Penyederhanaan ket ent uan dan t at a cara unt uk m em percepat proses pengambilan keputusan dalam pengadaan barang/ jasa;
7. Peningkatan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab para pihak
yang terlibat dalam perencanaan dan proses pengadaan barang/ jasa;
8. Peningkatan penerimaan negara melalui sektor perpajakan;
9. Penumbuh kembangan peran usaha nasional;
10. Penumbuh kembangan industri kreatif inovatif, budaya dan hasil penelitian laboratorium atau institusi pendidikan dalam negeri;
11. Memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian dan pengembangan dalam negeri;
12. Pelaksanaan pengadaan barang/ jasa di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
I ndonesia, termasuk di Kantor Perwakilan Republik I ndonesia; dan
13. Pengumuman secara terbuka rencana dan pelaksanaan pengadaan barang/ jasa di masing-masing Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Pemerintah Daerah/
I nstitusi Lainnya kepada masyarakat luas.
Metode Pemilihan
Berdasarkan Perpres 54/ 2010 metode pemilihan penyedia barang/ jasa ditentukan seperti pada Tabel 5.5 berikut ini. Prinsip dasar pengadaan adalah melalui pelelangan/ seleksi
L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Modul Strategi Pengadaan
dul Pela
dul Mo
Ju
umum dengan metode pasca kualifikasi. Metode pemilihan ini menjadi batasan pada kondisi tertentu jika kita akan menerapkan strategi pengadaan.
Jasa No Keterangan Barang Jasa Lainnya
1 Prinsip dasar
Umum 2 Pekerjaan
Seleksi rumit/Penyedia
Umum terbatas 3 Pekerjaan tidak
Seleksi rumit/sederhana
Sederhana dengan nilai di bawah 200 juta 4 Keadaan tertentu dan
Penunjukan barang/jasa khusus
Penunjukan Penunjukan
Penunjukan
Langsung 5 Pengadaan dibawah
Pengadaan nilai tertentu (100
Pengadaan Pengadaan
Pengadaan
Langsung juta/50 juta)
(50 juta) 6 Industri kreatif
Sayembara Tabel 5.4 Jenis-Jenis Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Kontes
Sayembara
Jenis Kontrak
Kontrak adalah bentuk ikatan antara organisasi/ instansi pembeli dan penyedia barang/ jasa. Bentuk ikatan ini akan menjadi salah satu konsekuensi hasil dari penerapan strategi pengadaan. I dentifikasi kebutuhan berdasarkan nilai dan resiko terhadap organisasi/ instansi, analisa persepsi atau motivasi penyedia barang/ jasa ditambah dengan mempertimbangkan potensi hubungan terbaik antara organisasi/ instansi pembeli dan penyedia barang/ jasa, akan menghasilkan pilihan kontrak terbaik. Kontrak yang diyakini dapat dipenuhi oleh penyedia barang/ jasa sesuai dengan tujuan pengadaan barang/ jasa.
55 888 L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP
Modul Strategi Pengadaan Judul Modul Pelatihan
Digunakan pada No
Kontrak
Jenis Kontrak
Berdasarkan
Pengadaan
I Cara
1. Kontrak Lump-Sum
B, PK, JK-B, JL
Pembayaran
2. Kontrak Harga Satuan
B, PK, JK-B, JK-O, JL
3. Kontrak Gabungan
B, PK, JK-B, JK-O, JL
Lump-Sum dan Harga Satuan
4. Kontrak Persentase
JK-B, JK-O, JL
5. Kontrak Terima Jadi
B, PK, JL
(Turnkey)
II Pembebanan
6. Kontrak Tahun Tunggal
B, PK, JK-B, JK-O, JL
Tahun Anggaran
7. Kontrak Tahun Jamak
B, PK, JK-B, JK-O, JL
III Sumber
8. Kontrak Pengadaan
B, PK, JK-B, JK-O, JL
Pendanaan
Tunggal 9. Kontrak Pengadaan
B, PK, JK-B, JK-O, JL
Bersama
10. Kontrak Payung
B, PK, JL
(Framework Contract)
IV Jenis
11. Kontrak Pengadaan
B, PK, JK-B, JK-O, JL
Pekerjaan
Pekerjaan Tunggal
12. Kontrak Pengadaan
B, PK, JK-B, JK-O, JL
Pekerjaan Terintegrasi
Tabel 5.5 Jenis-Jenis Kontrak
Konsep ramah lingkungan
Pengadaan barang/ jasa hendaknya memperhatikan kelestarian lingkungan. Hal ini dilakukan agar kerusakan lingkungan dapat diminimalisasi sehingga t idak menimbulkan kerugian bagi kehidupan umat manusia. Pengadaan barang/ jasa dilakukan dengan memperhatikan konsep ramah lingkungan dengan menggunakan prinsip seperti yang diuraikan dalam Bab XI I Perpres 54/ 2010.
Pengecualian pengadaan barang/ jasa
Terdapat pengecualian dalam pengadaan sejumlah barang/ jasa. Pengecualian dilakukan karena terdapatnya sifat khusus yang tidak dapat disamakan dengan
pengadaan barang/ jasa pada umumnya. Pengecualian tersebut meliputi : alutsista
(alat utama sistem senjata) Tentara Nasional I ndonesia, almatsus (alat material khusus) Kepolisian Republik I ndonesia, kebutuhan rutin dan pengadaan diluar negeri.
L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Modul Strategi Pengadaan
dul Pela
dul Mo
Ju
5.1. Reform asi Pengadaan
5.3. Tantangan dan Usaha Perubahan
Tant angan
Tantangan yang paling berat dihadapi dalam pengadaan barang/
5.2. Bat asan Penerapan
jasa pemerintah adalah bagaimana bisa mendapatkan barang/ jasa
St rat egi Pengadaan
sesuai dengan tujuan pengadaan dengan harga yang mendekati atau lebih rendah dari harga pasar dengan cara yang paling efisien.
5.3. Tant angan dan Usaha
Dalam perjalanan tersebut panitia harus mengalahkan semua
perubahan
dorongan atau ajakan untuk dapat melakukan pengadaan sehingga terjadi kompetisi yang sehat, bukan kompetisi yang diatur dan penuh KKN.
Usaha-usaha perubahan
Untuk mencapai kondisi pada seperti Tabel 5.7 perlu dilakukan beberapa usaha seperti pada kolom “Usaha-Usaha Perubahan” di bawah ini.
No
Perihal
Paradigma Baru
Usaha-Usaha Perubahan
1 Biaya Administrasi
Rendah
Penyederhanan dan otomatisasi proses
2 Harga Beli
Mendekati Harga Pasar
Menciptakan atau melakukan
(Market Driven)
pengadaan pada pasar yang tingkat kompetisinya tinggi
3 Jumlah Paket
Lebih Sedikit
Lebih strategis dalam memaket
Pengadaan (Kontrak)
(Group/Shared)
4 Pelaksanaan Strategis
Mulai banyak penunjukan langsung (tanpa tender)
5 Metode Memakai Alat Bantu Transformasi dari penyampaian
Elektonik (e-Procurement,
dokumen ke e-Auction (lelang
e-Buying, Procurement
elektronik terbuka) atau e-
Card, dan lain-lain)
Auction yang terkendali
6 Lingkup Luas, bagian dari Strategi Pengembangan
Organisasi
organisasi/instansi kombinasi antara efektifitas sentralisasi dan desentralisasi.
Tabel 5.6 Perubahan Paradigma Pengadaan
Paradigma pengadaan int ernasional dan nasional ke depan adalah pengadaan yang sangat efisien yang lebih strategis, kontrak jangka panjang dan jika kompetisi telah terjadi di pasar, pengadaan untuk barang/ jasa standar akan lebih banyak tidak melalui tender tetapi melalui penunjukan langsung. Kondisi ini menjadi tantangan kita dalam menjustifikasi dan menyempurnakan aturan pengadaan ke depan.
57 888 L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP
Modul Strategi Pengadaan Judul Modul Pelatihan
Diskusi Kelompok
1. Jelaskan apa yang menj adi kendala penerapan st rat egi pengadaan pada pengadaan pemerintah yang berdasarkan Perpres 54/ 2010.
2. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut baik pada tingkat kebijakan maupun pada tingkat operasional.
3. Apa alasan utama kita untuk melakukan reformasi/ perubahan menuju pengadaan yang kredibel.
L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah