sintesis DNA akibat defisiensi enzim kongenital dan didapat setelah pemberian obat sitostatik tertentu. Pada kehamilan, kebutuhan asam folat
meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena transfer folat dari ibu ke janin. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan
menghambat proses absorpsi folat. Karena itu, defisiensi asam folat merupakan penyebab utama anemia megaloblastik pada kehamilan.
4. Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik terjadi karena sumsum tulang tidak mampu membuat sel-sel darah baru. Penyebab anemia hipoplastik hingga kini
belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun, dan obat-obatan.
2.2.3. Etiologi
Defisiensi zat besi bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu kehilangan darah kronik melalui uterus, saluran cerna ulkus peptikum, varises esophagus,
gastrektomi parsial, mengkonsumsi aspirin, karsinoma lambung, caecum, kolon, atau rectum, cacing tambang, dan penyebab lainnya yang jarang terjadi
hematuria, hemoglobinuria, hemosiderosis paru, perdarahan yang ditimbulkan sendiri. Penyebab lainnya adalah kebutuhan zat besi meningkat pada
prematuritas, pertumbuhan, kehamilan dan terapi eritropoietin. Selain itu, malabsoprsi dan kurang mengkonsumsi makanan mengandung zat besi juga
berperan dalam terjadinya defisiensi zat besi Hoffbrand Moss, 2013. Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu: hipervolemia yang
menyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan volume plasma yang tidak sebanding dengan pertambahan darah, kurang konsumsi zat besi yang
terdapat pada makanan, kebutuhan zat besi yang meningkat saat kehamilan, dan gangguan pencernaan serta absorpsi dari zat besi Susiloningtyas, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Faktor Risiko
Faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan terjadinya anemia defisiensi zat besi pada kehamilan menurut Susiloningtyas 2012 dan Lee
Okam 2011, antara lain: 1.
Umur ibu 20 tahun dan 35 tahun 2.
Perdarahan akut 3.
Pendidikan rendah 4.
Pekerja berat 5.
Konsumsi tablet tambah darah 90 butir 6.
Makan 3 kali dan kurang mengandung zat besi 7.
Defisiensi mikronutrient seperti vitamin A, vitamin C,
zinc
, dan
copper
. 8.
Antasida 9.
Bariatric surgery
2.2.5. Patofisiologi
Kehamilan merupakan suatu kondisi yang menimbulkan banyak perubahan anatomi dan fisiologi pada tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologi
yang terjadi adalah perubahan pada sistem hematologis. Ketika hamil kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Hal
tersebut menyebabkan volume plasma akan bertambah hipervolemia dan sel darah merah meningkat. Tetapi, peningkatan volume plasma tidak sebanding
dengan peningkatan jumlah sel darah merah sehingga kadar hemoglobin ibu akan menurun akibat hemodilusi. Trimester pertama volume darah mulai meningkat,
pada minggu ke-12 volume akan bertambah sebesar 15 persen. Trimester kedua akan terjadi pertambahan volume darah yang sangat cepat dan akan melambat
selama trimester ketiga lalu mendatar selama beberapa minggu terakhir kehamilan. Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan, peningkatan volume darah
sekitar 40-45 persen. Peningkatan volume darah selama kehamilan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Memenuhi kebutuhan metabolik uterus yang membesar dengan sistem
vaskuler yang mengalami hipertrofi hebat. 2.
Menyediakan nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan plasenta dan janin.
3. Melindungi ibu dan janin terhadap efek buruk gangguan aliran balik
vena pada posisi telentang dan berdiri. 4.
Melindungi ibu terhadap efek buruk kehilangan darah selama proses persalinan.
Penyebab utama anemia pada kehamilan adalah ekspansi volume plasma. Volume plasma yang terekspansi akan menurunkan kadar hemoglobin,
hematokrit, dan hitung eritrosit. Namun, jumlah absolut hemoglobin atau sel darah merah dalam sirkulasi tidak menurun Abdulmuthalib, 2009; Cunningham
et al
, 2013.
2.2.6. Diagnosis