Arah dan Kebijakan Pembangunan Nasional

C. PRIORITAS PEMBANGUNAN

1. Arah dan Kebijakan Pembangunan Nasional

Prioritas 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Sasaran Prioritas a Makin mantapnya tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. b Makin meningkatnya kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh struktur pemerintah di pusat dan di daerah, kapasitas pegawai pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yang baik. Arah Kebijakan Prioritas a Penataan kelembagaan pemerintahan melalui proses konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas kementerianlembaga yang menangani aparatur negara; dan restrukturisasi lembaga pemerintah khususnya yang menangani bidang keberdayaan UMKM, pengelolaan energi, pemanfaatan sumber daya kelautan, restrukturisasi BUMN hingga pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat. b Pemantapan pelaksanaan desentralisasi yang ditandai dengan mantapnya pembagian urusan pemerintahan serta peningkatan kapasitas kelembagaan, keuangan dan aparatur pemerintah daerah. c Penyempurnaan manajemen kepegawaian berbasis sistem merit dalam rangka peningkatan kinerja dan profesionalisme pegawai. d Pembenahan peraturan perundang-undangan nasional baik di tingkat pusat maupun daerah melalui upaya harmonisasi dan sinkronisasi e Penetapan dan penerapan sistem indikator kinerja utama pelayanan publik yang selaras antara pemerintagh pusat dan pemerintah daerah sehingga terwujud pelayanan publik yang berkualitas. f Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum melalui penyelenggaraan pengawasan terhadap kinerja dan perilaku aparat hukum, peningkatan pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan, peningkatan profesionalisme maupun integritas SDM bidang hukum, dan pemberantasan korupsi baik melalui upaya penegakan hukum maupun pencegahan. g Penyempurnaan kualitas data dan informasi kependudukan sebagai dasar dalam menerbitkan dokumen kependudukan. Prioritas 2: Pendidikan Sasaran Prioritas a Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas tahun menjadi 7,75 tahun; b Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas menjadi 5,17 persen; c Meningkatnya APM SDSDLBMIPaket A menjadi sebesar 95,3 persen; I.2-52 d Meningkatnya APM SMPSMPLBMTsPaket B menjadi 74,7 persen; e Meningkatnya APK SMASMKMAPaket C menjadi 76,0 persen; f Meningkatnya APK PT usia 19−23 tahun menjadi 26,1 persen; g Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antarwilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut maka arah kebijakan pembangunan pendidikan adalah: a peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata; b peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah; c peningkatan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; d peningkatan profesionalisme dan pemerataan disktribusi guru dan tenaga kependidikan; e peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan non-formal; f peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini; g pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; h peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan; i peningkatan efisiensi dan effektivitas manajemen pelayanan pendidikan. Prioritas 3: Kesehatan Sasaran Prioritas 1. Meningkatnya pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat preventif yang terpadu, ditandai dengan: a. Meningkatnya persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih cakupan PN menjadi sebesar 86 persen; b. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal cakupan kunjungan kehamilan ke empat K4 menjadi sebesar 88 persen; c. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan menjadi sebesar 82 persen; d. Meningkatnya cakupan kunjungan neonatal pertama KN1 menjadi sebesar 86 persen; e. Meningkatnya persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan menjadi sebesar 100 persen; f. Meningkatnya persentase balita ditimbang berat badannya DS menjadi sebesar 70 persen; dan g. Meningkatnya persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat menjadi 90 persen. 2. Meningkatnya jumlah kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia world class menjadi 2 kota. 3. Meningkatnya persentase ketersediaan obat dan vaksin menjadi sebesar 85 persen; 4. Meningkatnya persentase penduduk termasuk seluruh penduduk miskin yang memiliki jaminan kesehatan dari 59 persen menjadi 70,3 persen; dan 5. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, yang ditandai dengan: a. Terkendalikannya prevalensi kasus HIV menjadi sebesar 0,5 persen; I.2-53 b. Meningkatnya persentase kasus baru TB Paru BTA positif yang ditemukan menjadi sebesar 75 persen; c. Meningkatnya persentase kasus baru TB Paru BTA positif yang disembuhkan menjadi sebesar 86 persen; dan d. Meningkatnya angka penemuan kasus malaria menjadi sebesar 1,75 per 1.000 penduduk. 6. Meningkatnya kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta. 7. Sasaran pembangunan air minum dan sanitasi tahun 2011 meliputi fasilitasi pembangunan air minum di 1.165 desa dan 274 kawasan, fasilitasi pembangunan sanitasi air limbah, persampahan, dan drainase di 135 kawasan. Arah Kebijakan Prioritas: a pelaksanaan program kesehatan preventif terpadu yang meliputi pemberian imunisasi dasar, penyediaan akses sumber air bersih dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas, penurunan tingkat kematian ibu, serta tingkat kematian bayi; b revitalisasi program KB melalui peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB; c peningkatan sarana kesehatan melalui penyediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional; d peningkatan ketersediaan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik; dan e penerapan asuransi kesehatan nasional untuk masyarakat miskin dan diperluas secara bertahap untuk seluruh penduduk universal coverage. Prioritas 4: Penanggulangan Kemiskinan Memperhatikan pelaksanaan kebijakan dan program serta capaian hasil dan permasalahan yang masih dihadapi, maka sasaran tingkat kemiskinan pada tahun 2011 adalah sebesar 11,5-12,5 dari jumlah penduduk pada tahun 2011. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka arah kebijakan untuk mendukung pencapaian sasaran tingkat kemiskinan tersebut dalam tahun 2011 adalah sebagai berikut: i mendorong pertumbuhan yang pro-rakyat miskin dengan memberi perhatian khusus pada usaha-usaha yang melibatkan orang-orang miskin dan orang-orang dengan kondisi khusus; ii meningkatkan kualitas kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan melalui kebijakan afirmatifkeberpihakan; dan iii meningkatkan efektivitas pelaksanaan penurunan kemiskinan di daerah. Arah kebijakan ini akan dilakukan melalui 4 empat fokus prioritas yaitu: Fokus 1. Peningkatan dan Penyempurnaan Kualitas Kebijakan Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga; Fokus 2. Menyempurnakan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri; Fokus 3. Peningkatan akses usaha mikro dan kecil kepada sumberdaya produktif; dan fokus 4 Fokus 4. Peningkatan sinkronisasi dan efektivitas koordinasi penanggulangan kemiskinan serta harmonisasi antar pelaku. Sedangkan sasaran untuk pembangunan infrastruktur bidang pengairanirigasi adalah terwujudnya redistribusi tanah dalam bentuk melaksanakan pemberian aset tanah yang layak terutama bagi kalangan kurang mampu sebanyak 210.000 bidang tanah. I.2-54 Sedangkan sasaran untuk pembangunan infrastruktur bidang transportasi adalah Penyedian Kewajiban Pelayanan Umum PSO untuk angkutan kereta api kelas ekonomi dan angkutan laut kelas ekonomi. Sasaran di bidang pertanahan untuk mendukung pengentasan kemiskinan adalah terwujudnya redistribusi tanah, dengan arah kebijakan melaksanakan pemberian aset tanah yang layak terutama bagi kalangan kurang mampu sebanyak 210.000 bidang tanah. Prioritas 5: Ketahanan Pangan Sasaran peningkatan ketahanan pangan tahun 2011, adalah: a terpeliharanya dan meningkatnya tingkat pencapaian swasembada bahan pangan pokok; b terbangunnya dan meningkatnya luas layanan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi; c menurunnya jumlah dan persentase penduduk dan daerah yang rentan terhadap rawan pangan; d terjaganya stabilitas harga bahan pangan dalam negeri; e meningkatnya kualitas pola konsumsi pangan masyarakat dengan skor pola pangan harapan PPH menjadi sekitar 88,1; f meningkatnya PDB sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan dengan pertumbuhan sekitar 3,7 persen; serta g tercapainya indeks Nilai Tukar Petani NTP di atas 105 dan Nilai Tukar Nelayan menjadi 107. Untuk mencapai sasaran tersebut maka arah kebijakan pembangunan ketahanan pangan pada tahun 2011 ditekankan pada: 1 persiapan dan pelaksanaan perluasan lahan pertanian, perikanan, dan kehutanan; 2 perbaikan dan pembangunan infrastruktur pertanian, perikanan, dan kehutanan; 3 penyediaan benihbibit unggul dan dukungan terhadap pengembangan industri hilir pertanian dari kegiatan penelitian dan pengembangan; 4 pemantapan cadangan pangan pemerintah dan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat; 5 stabilisasi harga bahan pangan dalam negeri; serta 6 jaminan ketersediaan pupuk dan pengembangan pupuk organik melalui perbaikan mekanisme subsidi pupuk. Dukungan pertanahan dan tataruang untuk ketahanan pangan dilaksanakan dengan mengembangkan Peraturan Perundang-undangan bidang Pertanahan dan Hubungan Masyarakat untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan. Prioritas 6: Infrastruktur Sasaran pembangunan untuk tataruang adalah: 1 terselesaikannya Perda RTRW Provinsi dan KabKota sebagai acuan pembangunan di daerah, yaitu sebanyak 14 Perda RTRW Provinsi, 287 Kabupaten, dan 66 Kota, dan KSN; serta 2 terbentuknya prosedur dan mekanisme integrasi RTRW dan rencana pembangunan melalui bantek dan bintek I.2-55 penataan ruang. Dengan arah kebijakan: Pemantapan instrumen pelaksanaan penataan ruang untuk mendukung sinergi pembangunan pusat dan daerah. Sedangkan sasran pembangunan pertanahan adalah: 1 terlaksananya pengaturan dan penataan, penguasaan dan pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan tanah secara optimal; dan 2 terlaksananya pengembangan peraturan perundang-undangan bidang pertanahan dan Hubungan Masyarakat. Dengan arah kebijakan: pengelolaan Pertanahan Propinsi serta pengembangan peraturan perundang-undangan bidang pertanahan dan hubungan masyarakat, melalui penyusunan neraca penatagunaan tanah di 100 kabkota, inventarisasi P4T sebanyak 335.665 bidang dan penyusunan peraturan perundangan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Sasaran pembangunan jalan dan perhubungan tahun 2011 mencakup: 1. Dalam rangka pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua akan diselesaikan jalan sepanjang 3.549 kilometer; 2. Dalam rangka pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda maka sasarannya adalah: a. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau yang terintegrasi sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda b. Terbangunnya sistem jaringan transportasi perkotaan dan perdesaan di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan dan pulau terdepan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang juga didorong melalui pelayanan perintis, Public Service Obligation PSO, dan DAK bidang transportasi perdesaan; c. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi. d. Meningkatnya keselamatan masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi 3. Dalam rangka perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota besar Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan maka sasaran tahun 2011 adalah: a. penyelesaian detail engineering design untuk MRT Jakarta dan penilaian proyek monorail b. penyelesaian Bandung Urban Transport Master Plan c. penyusunan Surabaya Urban Transport Master Plan Arah kebijakan dalam rangka meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal SPM adalah meningkatkan keselamatan, keamanan dan kualitas pelayanan transportasi yang memadai dan merata guna mewujudkan sistem logistik nasional yang menjamin distribusi bahan pokok, bahan strategis dan nonstrategis untuk seluruh masyarakat. Prioritas penanganan dilakukan melalui : 1 rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi untuk menjamin keberlanjutan dan tingkat pelayanan transportasi kepada seluruh lapisan masyarakat; 2 penyediaan fasilitas keselamatan transportasi yang memenuhi standar keselamatan internasional, guna mendukung penurunan tingkat kecelakaan sebesar 50 I.2-56 persen dari kondisi saat ini, yangdidorong melalui pendanaan Dana Alokasi Khusus DAK; 3 penyediaan pelayanan transportasi perintis di wilayah terpencil, pedalaman dan perbatasan dan public service obligation PSO untuk angkutan penumpang kelas ekonomi perkeretaapian dan angkutan laut; 4 meningkatkan profesionalisme SDM transportasi petugas, operator dan pengguna, melalui pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pembinaan teknis tentang pelayanan operasional transportasi; 5 pengembangan transportasi yang ramah lingkungan dalam rangka mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; 6 penyediaan dan penambahan fasilitas dan peralatan pencarian dan penyelamatan SAR untuk meningkatkan kemampuan dan kecepatan tindak awal SAR dalam operasi penanganan kecelakaan transportasi dan bantuan SAR dalam penanggulangan bencana dan musibah lainnya. Arah kebijakan dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur transportasi yang mampu menciptakan keterhubungan antarwilayah domestic connectivity dan menjamin kelancaran distribusi barang di seluruh wilayah Indonesia. Prioritas penanganan dilakukan melalui: 1 pembangunan jalan lintas strategis nasional dan terintegrasi dalam suatu sistem transportasi nasional dan regional yang mampu menghubungkan wilayah-wilayah strategis dan kawasan cepat tumbuh, serta oulet-outlet pelabuhan dan bandara untuk meningkatkan perekonomian nasional; 2 pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pengembangan daerah pariwisata dan sentra-sentra produksi pertanian dan industri; 3 pengembangan sarana dan prasarana penghubung antar-pulau dan antarmoda yang terintegrasi sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda; 4 pengembangan transportasi umum massal di wilayah perkotaan yang terjangkau dan efisien sesuai dengan cetak biru transportasi perkotaan; 5 memenuhi tuntuan kompatibilitas global yang menempatkan jaringan transportasi nasional sebagai subsistem dari jaringan global dan regional, sehingga standar sistem operasi, standar keselamatan, dan kualitas pelayanan dituntut memenuhi standar internasional; 6 mendorong efisiensi transportasi barang dan penumpang terutama dari aspek penegakan hukum, deregulasi pungutan dan retribusi di jalan, dan penataan jaringan dan ijin trayek. Sasaran dan arah kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman tahun 2011 adalah meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan minimal SPM melalui penyediaan rumah susun sederhana sewa sebanyak 100 twinblok dan 7.041 unit, fasilitasi pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan dan permukiman bagi 117.010 unit, fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya sebanyak 50.000 unit, serta fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya sebanyak 75.000 unit. Meningkatnya kawasan yang dapat dilindungi dari bahaya banjir, laharsedimen, dan abrasi pantai dengan indikator sebagai berikut: ► Diselesaikannya bangunan pelengkap Banjir Kanal Timur yang terdiri atas bangunan akhirjetty, jalan inspeksi, perkuatan tebing, normalisasi Kali Blencong, Inlet Cakung, Saluran Gendong, Utilitas PGN Jaktim, PLN Jaktim, TPJ, Jembatan penyeberangan orang BKT 226, Jembatan BKT 207, drain inlet, perkuatan bronjong, jalan oprit, pekerjaan galian dan timbunan hulu Kali Sunter, dan pemasangan Grass Block I.2-57 ► Diselesaikannya pembangunan 12 km, direhabilitasinya 153 km, beroperasi dan terpeliharanya 1.000 km saranaprasarana pengendali banjir, ► Diselesaikannya pembangunan 40 km, direhabilitasinya 10 km, beroperasi dan terpeliharanya 5 km saranaprasarana pengaman pantai ► Diselesaikannya pembangunan 15 unit, direhabilitasinya 13 unit, beroperasi dan terpeliharanya 20 unit saranaprasarana pengendali laharsedimen Dalam rangka upaya penanganan DAS Bengawan Solo secara terpadu, maka sasaran pembangunan adalah sebagai berikut: ► Terlaksananya konservasi Kali Tirtomoyo Kali Asin, ► Dimulainya pelaksanaan pembangunan Waduk Kendang Blora, pembangunan Tanggul Kiri Bengawan Solo Rengel-Centini ► Dilaksanakannya pembangunan Waduk Bendo, Waduk Gondang, Waduk Kresek, Wasuk Kedung Bendo, Waduk Pidekso, penanganan sedimen Waduk Wonogiri, dan Konservasi DAS Keduang, rehabilitasi 7 waduk, operasi dan pemeliharaan infrastruktur Sumber Daya Air di Bengawan Solo, pembangunan kawasan retensi di 3 Sungai di Ponorogo, pembangunan 1 bendung gerak Sembayat, pembangunan tanggul kota Ngawi, pengaturan kawasan rawan banjir Bojonegoro, rehabilitasi pintu air Demangan, normalisasi 3 sungai, perbaikan dan pengaturan Kali Madiun, remaining works LSRIP-phase I, normalisasi Kali Lamong, dan perbaikan Sungai Bengawan Solo Hulu Jurug – Sragen Untuk peningkatan kapasitas layanan prasarana air baku maka sasaran pembangunan adalah sebagai berikut: ► Meningkatnya kapasitas prasarana air baku sebesar 9 m3det ► Diselesaikannya rehabilitasi prasarana air baku sebesar 2,6 m3det ► Beroperasi dan terjaganya kapasitas prasarana air baku sebesar 9,3 m3det Dalam upaya mendukung tercapainya sasaran pembangunan prioritas nasional bidang infrastruktur, khususnya pengendalian banjir, lahar gunung berapi, dan pengamanan pantai, arah kebijakan pembangunan infrastruktur sumber daya air tahun 2011 diarahkan untuk: Percepatan penyelesaian pembangunan sarana dan prasarana pengendali banjir, terutama pada daerah perkotaan dan pusat-pusat perekonomian melalui: 1 percepatan penyelesaian pembangunan bangunan pelengkap Kanal Banjir Timur untuk melindungi kawasan Jakarta dan sekitarnya dari bahaya banjir; 2 mempercepat pelaksanaan penanganan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo secara terpadu sesuai dengan tahapan yang direncanakan; 3 memprioritaskan pelaksanaan rehabilitasi sarana dan prasarana pengendali banjir; 4 mengoptimalkan dan mengefektifkan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengendali banjir; 5 meningkatkan pembangunan saranaprasarana pengamanan pantai dan optimalisasi fungsi saranaprasarana pengamanan pantai yang telah ada; 6 merencanakan dan melaksanakan kegiatan- kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim guna mengoptimalkan upaya pengendalian banjir dan pengamanan pantai. Untuk mendukung sasaran pembangunan komunikasi dan informatika pada RPJMN 2010-2014 yaitu memperkuat virtual domestic interconnectivity Indonesia I.2-58 connected, pembangunan tahun 2011 diarahkan untuk 1 melanjutkan upaya pengurangan blank spot di antaranya melalui program USO Desa Berdering dan Pusat Layanan Internet Kecamatan; 2 memfasilitasi pembangunan infrastruktur komunikasi dan informatika yang modern melalui pembangunan jaringan backbone serat optik Palapa Ring, fasilitasi pengembangan jaringan broadband, dan pengembangan TV digital; serta 3 meningkatkan kualitas penyediaan dan pemanfaatan informasi, serta penggunaan TIK secara efektif di antaranya melalui e-government. Arah kebijakan pembangunan komunikasi dan informatika tahun 2011 terkait dengan fokus Peningkatan Pelayanan Sarana dan Prasarana sesuai Standar Pelayanan Minimal SPM adalah 1 pemerataan penyediaan infrastruktur dan layanan komunikasi dan informatika ke wilayah perbatasan, perdesaan, terpencil, dan wilayah non komersial lain; dan 2 pemberdayaan informasi untuk menciptakan nilai tambah pada layanan untuk mendukung produktivitas masyarakat. Arah kebijakan terkait dengan fokus Dukungan Sarana dan Prasarana bagi Peningkatan Daya Saing Sektor Riil adalah 1 restrukturisasi penyelenggaraan ke arah konvergensi; 2 optimalisasi sumber daya resources dalam pengembangan infrastruktur dan layanan komunikasi dan informatika; 3 pengembangan infrastruktur broadband termasuk ke perdesaan sebagai bentuk universal service; 4 penyelenggaraan sistem elektronik instansi pemerintah pusat dan daerah e-government; 5 menjamin keterhubungan interoperabilitasinterkoneksitas sistem, jaringan, dan layanan; 6 mendorong inovasi di bidang TIK untuk mendorong berkembangnya industri penunjang TIK dalam negeri; 7 peningkatan kualitas sumber daya manusia TIK untuk meningkatkan e-literasi; 8 mendorong pemanfaatan TIK untuk bisnis e-bisnis; dan 9 peningkatan koordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk menjamin keberhasilan implementasi kebijakan dan peraturan terutama yang bersifat lintas sektor atau terkait dengan pemerintah daerah, serta untuk menciptakan sinergi kegiatan dengan menggunakan sumber daya secara efisien. Prioritas 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha Sasaran investasi pada tahun 2011 untuk investasi sektor non migas PMDN dan PMA diharapkan dapat mencapai masing-masing sebesar Rp 46,65 triliun dan USD 15,59 miliar. Di samping itu, pada tahun 2011 diharapkan pertumbuhan ekspor nonmigas dapat mencapai 11-12 persen. Untuk itu, peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekspor arah kebijakan yang akan ditempuh adalah: 1 meningkatnya diversifikasi pasar tujuan ekspor, yang diukur dengan menurunnya tingkat kebergantungan kepada lima pasar ekspor utama; 2 meningkatnya kualitas dan keberagaman produk ekspor, yang diukur dengan meningkatnya indeks diversifikasi produk ekspor nonmigas; dan 3 meningkatnya kelancaran dan kemudahan ekspor. Di samping itu, pada tahun 2011 akan secara bertahap akan diupayakan pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksiekonomi biaya tinggi; Pelaksanaan pembangunan I.2-59 Pelabuhan Belawan dan Tanjung Priok Dukungan pengoperasian secara penuh National Single Window NSW untuk impor dan ekspor akan terus dioptimalkan. Sasaran ketenagakerjaan pada tahun 2011 adalah tingkat pengangguran terbuka dapat diturunkan hingga 7,3 persen. Untuk itu, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 6,3 persen, pada tahun 2011 tercipta 2,2-2,5 juta kesempatan kerja baru sedangkan angkatan kerja baru yang masuk pasar kerja diperkirakan 2,0 juta orang. Untuk mencapai sasaran ini, maka kebijakan ketenagakerjaan diarahkan untuk: 1 mensosialisasikan rancangan amandemen UU No. 132003 kepada serikat pekerja, asosiasi pengusaha, perusahaan, lembaga legislatif tingkat Propinsi, dan Kabupaten Kota; 2 meningkatkan kualitas hubungan industrial antara pekerja dan pemberi kerja dalam rangka mendorong pencapaian proses negosiasi bipartite, dengan meningkatkan teknik-teknik bernegosiasi; 3 memperkuat kapasitas organisasi serikat pekerja dan asosiasi pengusaha; dan 4 memberikan pemahaman dan menyamakan persepsi tentang peraturankebijakan ketenagakerjaan dengan cara melakukan dialog; tata cara penanganan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Dukungan pertanahan untuk membangun iklim investasi dilakukan dengan sasaran: 1 terwujudnya pengembangan infrastruktur pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral, yang kondusif bagi iklim usaha di seluruh Indonesia; 2 terwujudnya percepatan legalisasi aset pertanahan, ketertiban administrasi pertanahan dan kelengkapan informasi legalitas aset tanah; dan 3 tersedianya data dan informasi per- tanahan yang terintegrasi secara nasional Sistem Informasi Manajemen Pertanahan nasionalSimtanas. Untuk itu arah kebijakannya adalah penataan dan penegakan hukum pertanahan sehingga dapat mengurangi potensi sengketa serta meningkatkan penerapan sistem informasi dan manajemen pertanahan, melalui legalisasi aset tanah sebanyak 846.193 bidang, penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan serta mencegah timbulnya kasus pertanahan baru dengan target: 2.791 kasus, serta peningkatan akses layanan pertanahan melalui LARASITA di 419 kabkota. Prioritas 8: Energi Sasaran pembangunan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan tahun 2011 yaitu; 1 tercapainya komposisi bauran energi yang sehat dengan menurunnya persentase pemanfaatan energi fosil dan meningkatnya persentase energi baru terbarukan EBT; 2 penurunan elastisitas energi; 3 pemanfaatan potensi pendanaan domestik dan skema pendanaannya; 4 penyusunan dan penyempurnaan regulasi dan kebijakan guna meningkatkan jaminan dan kepastian hukum pemanfaatan energi baru terbarukan serta pengembangan konservasi dan efisiensi energi; 5 peningkatan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana energi nasional untuk memenuhi kebutuhan domestik dan komitmen ekspor; 6 peningkatan jangkauan pelayanan ketenagalistrikan; 7 tercapainya bauran energi energy mix primer; 8 peningkatan efektifitas subsidi pemerintah; dan 9 berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan sumberdaya manusia nasional yang mendukung industri energi dan ketenagalistrikan nasional Arah kebijakan pembangunan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan tahun 2011 yaitu : 1 diversifikasi energi serta peningkatan efisiensi dan konservasi energi yang diarahkan guna penganekaragaman pemanfaatan energi, baik yang terbarukan I.2-60 maupun yang tidak terbarukan, sehingga dicapai optimasi penyediaan energi regional dan nasional untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya termasuk upaya menjamin ketersediaan pasokan domestik dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan; 2 kebijakan harga energi yang menitikberatkan pada nilai keekonomian agar tercipta efisiensi ekonomi dengan tetap memperhatikan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat: 3 peningkatan kapasitas sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan serta prioritasi pembangunan dan pemanfaatan energi terbarukan terutama untuk kelistrikan desa termasuk daerah terpencil dan pengembangan jaringan gas kota; dan 4 pengembangan dan peningkatan kerjasama pemerintah dan swasta dalam pembangunan dan pemanfaatan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan guna mendorong peran serta pemerintah daerah, swasta, koperasi dan bandan usaha lainnya; 5 restrukturisasi kelembagaan termasuk penyempurnaan regulasi untuk mengakomodasikan perkembangan sektor energi dan ketenagalistrikan; 6 peningkatan keselamatan dan lindungan lingkungan dalam pembangunan energi dan ketenagalistrikan nasional. Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong penerapan standarisasi dan sertifikasi peralatan, kewajiban sertifikasi laik operasi, sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik, dan sertifikasi bagi badan usaha serta penerapan standar baku mutu lingkungan. Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan ketahanan dan kemandirian energi pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: i tercapainya produksi gas bumi sebesar 912 MBOPD dan produksi gas bumi sebesar 1.593 MBOPD; ii meningkatnya produksi BBM 39,9 juta KL, LPG 2 juta ton, LNG 23,29 juta ton; iii meningkatnya cadangan minyak bumi menjadi 8.435,19 milyar barel, gas bumi 171.1 TSCF; iv Tercapainya produksi BBN yakni bio-diesel 1.287 ribu KL and bio-ethanol sebesar 694 ribu KL dan penggunaan BBN dalam pemakaian bahan bakar total, yakni bio-diesel 4 dan bio- ethanol 3; v tercapainya pengalihan pemakaian minyak tanah ke LPG sebesar 77,7 persen; vi tercapainya penggunaan panas bumi PLTP 1261 MW, mikrohidro 1425 MW, tenaga surya PLTS 4.598 MW dan tenaga angin PLT angin 0,3 MW dan vii tercapainya efisiensi pemanfaatan energi sebesar 1,60. Untuk mencapai sasaran dari segi ketahanan dan kemandirian, kebijakan umum peningkatan ketahanan dan kemandirian energi diarahkan pada tiga hal pokok, yaitu: i menjamin keamanan pasokan energi dengan meningkatkan intensifikasi eksplorasi dan optimasi produksi minyak dan gas bumi, serta eksplorasi untuk meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi, termasuk gas metana batubara; ii mengurangi ketergantungan yang berlebihan terhadap minyak bumi dengan menganekaragamkan atau diversifikasi energi primer, termasuk memanfaatkan EBT serta energi bersih; dan iii meningkatkan produktivitas pemanfaatan energi melalui gerakan efisiensi dan konservasi penghematan, serta pemerataan penyediaan energi sesuai dengan kebutuhan dan daya beli masyarakat. Disamping itu, ketahanan dan kemandirian energi juga akan didukung oleh adanya kebijakan harga energi serta insentif yang rasional, artinya kebijakan harga energi yang secara bertahap menggambarkan nilai ekonomi energi. Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Sasaran dan arah kebijakan yang akan dicapai di tahun 2011 dalam penanggulangan perubahan iklim antara lain adalah terus dilakukannya upaya-upaya I.2-61 dalam mengurangi lahan kritis melalui rehabilitasi dan reklamasi hutan, peningkatan pengelolaan kualitas ekosistem lahan gambut, terus ditingkatnya kualitas kebijakan konservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan yang terpadu, evaluasi pemanfaatan ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang bersifat lintas KL, serta dukungan terhadap penelitian dan pengembangan untuk penurunan gas rumah kaca dan adaptasi perubahan iklim. Dalam pengendalian kerusakan lingkungan, secara umum, sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah mengelola daya dukung dan memulihkan kualitas daya tampung lingkungan hidup. Sasaran khusus yang hendak dicapai antara lain adalah terkendalinya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, terjaganya kelestarian SDA dan LH dan kemampuan SDA dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, meningkatnya kapasitas sumber daya manusia pengelola lingkungan, serta tersedianya data dan informasi kualitas SDA dan LH sebagai dasar perencanaan pembangunan. Arahan kebijakannya adalah penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat, mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan. Sasaran dan arah kebijakan untuk sisitem peringatan dini antara lain adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan kelembagaan, peningkatan akurasi jangkauan dan kecepatan penyampaian informasi dengan menambah dan membangun jaringan observasi, telekomunikasi dan sistem kalibrasi, dan pendirian Pusat Basis Data dan informasi yang terintegrasi. Sasaran dan arah kebijakan untuk penanggulangan bencana adalah terlaksananya penyelamatan dan evakuasi korban bencana yang cepat efektif dan terpadu , terbentuknya tim gerak cepat unit khusus penanganan bencana dengan dukungan alat transportasi yang memadai dengan basis 2 lokasi strategis Jakarta-Malang yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, terlaksananya peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha pengurangan risiko, mitigasi dan penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi, penyusunan dan sosialisasi panduan kesiapsiagaan masyarakat pendayagunaan teknologi mitigasi bencana, tersedianya peta rawan bencana, menjaga keutuhan NKRI melalui pemetaan seluruh wilayah nasional termasuk wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, dengan memusatkan perhatian pada penyelesaian pemetaan batas wilayah RI-Malaysia dan RI-RDTL, serta melanjutkan upaya penyelesaian batas RI-PNG, memperkuat daya saing perekonomian nasional melalui penyediaan data dan informasi dengan memusatkan perhatian pada 1 percepatan penyelesaian peta dasar rupabumi pada wilayah cepat tumbuh; 2 penyelesaian simpul jaringan di provinsi; 3 penyelesaian pembangunan jaring kontrol geodesi dan geodinamika; 4 pemenuhan kebutuhan Peta Rupabumi Indonesia RBI Skala 1:50.000, Peta Lingkungan Pantai Indonesia LPI Skala 1:250.000 dan Skala 1:50.000; dan 5 melanjutkan upaya pemenuhan kebutuhan Peta RBI Skala 1:25.000. Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik Sasaran Prioritas I.2-62 Pada tahun 2011, sasaran pembangunan yang akan dicapai meliputi : a Terwujudnya kedaulatan wilayah nasional yang ditandai dengan kejelasan dan ketegasan batas-batas wilayah negara b Menurunnya kegiatan ilegal dan terpeliharanya lingkungan hidup di kawasan perbatasan c Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan menurunnya jumlah penduduk miskin di kecamatan perbatasan dan pulau kecil terluar d Berfungsinya Pusat Kegiatan Strategis Nasional PKSN sebagai pusat pelayanan kawasan perbatasan e Meningkatnya kondisi perekonomian kawasan perbatasan, yang ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di 38 kabupaten kota perbatasan yang diprioritaskan penanganannya, khususnya pada 27 kabupaten perbatasan yang tergolong daerah tertinggal. Arah Kebijakan Prioritas Untuk mencapai sasaran tersebut maka arah kebijakan dijabarkan dalam 5 lima strategi yaitu : 1 Penyelesaian penetapan dan penegasan batas wilayah negara; 2 Peningkatan upaya pertahanan, keamanan, serta penegakan hukum; 3 Peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan; 4 Peningkatan pelayanan sosial dasar; 5 Penguatan kapasitas kelembagaan dalam pengembangan kawasan perbatasan secara terintegrasi. Implementasi arah kebijakan dan strategi ke dalam substasi kebijakan, kerjasama internasional dan keutuhan wilayah ádalah sebagai berikkut: 1. Kebijakan: Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik selambat-lambatnya dimulai pada 2011; 2. Kerjasama internasional : Pembentukan kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan; 3. Keutuhan wilayah : Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada 2010-2014; Khusus untuk pengentasan daerah tertinggal arah kebijakan yang ditempuh adalah: a Pengembangan ekonomi lokal di daerah tertinggal; b Penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya lokal di daerah tertinggal; c Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau di daerah tertinggal; d Peningkatan pelayanan pendidikan yang berkualitas di daerah tertinggal; e Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur daerah tertinggal serta peningkatan aksesibilitas daerah tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan. Selain itu, untuk mencapai arah kebijakan pembangunan baik di daerah tertinggal ataupun terdepan dan terluar dibutuhkan juga dukungan ketransmigrasian berupa pengintegrasian pembangunan wilayah pengembangan transmigrasi WPT atau lokasi permukiman transmigrasi LPT dengan pemugaran permukiman penduduk I.2-63 setempat, serta peningkatan promosi dan pelayanan informasi yang mampu memberikan akses kepada masyarakat terhadap informasi potensi dan peluang yang tersedia di Kawasan Transmigrasi Dukungan pertanahan untuk pembangunan daerah tertinggal diwujudkan dengan menyediakan data hasil inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu WP3WT sebanyak 187 SP di wilayah propinsi. Prioritas 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi Sasaran pembanguan kebudayaan dan kreativitas adalah: 1 Meningkatnya perhatian dan kesertaan pemerintah dalam program-program seni budaya yang diinisiasi oleh masyarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya; 2 Meningkatnya penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya di kota besar dan ibu kota kabupaten; dan 3 Terlaksananya penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan cagar budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia sebelum Oktober 2011; dan Untuk itu, arah kebijakan prioritas pembangunan kebudayaan adalah meningkatkan upaya pengembangan dan perlindungan warisan budaya dan karya seni, serta mendorong berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap kemajemukan budaya untuk memperkaya khazanah artistik dan intelektual bagi tumbuh-mapannya jati diri bangsa. Sedangkan sasaran pembangunan iptek dalam rangka inovasi teknologi adalah meningkatnya kapasitas nasional untuk pelaksanaan penelitian, penciptaan dan inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas. Untuk itu arah kebijakannya adalah penguatan sistem inovasi nasional melalui penguatan kelembagaan, sumberdaya, dan jaringan iptek nasional serta upaya inovasi dibidang-bidang teknologi yang strategis. Prioritas Lainnya di Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Dalam rangka penanganan terorisme melalui deradikalisasi, sasaran yang hendak dicapai pada tahun 2011 adalah terpantaunya dan terdeteksinya potensi tindak terorisme dan meningkatnya kemampuan dan keterpaduan dalam pencegahan dan penanggulangan tindak terorisme. Sasaran ini akan dicapai melalui koordinasi yang terpadu antara lembaga yang bertanggung jawab dalam penanggulangan terorisme,dithankam serta meningkatnya pemahaman wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda. Dalam rangka peningkatan peran Republik Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia sasaran pembangunan yang hendak dicapai adalah meningkatnya peran Indonesia untuk turut menjaga keamanan nasional dan menciptakan perdamaian dunia yang ditandai dengan partisipasi aktif Indonesia dalam mendorong reformasi DK PBB I.2-64 dengan arah kebijakan menunjukkan sikap yang tegas dan meningkatkan prakarsa Indonesia. Dalam rangka pelayanan dan perlindungan TKI di luar negeri maka sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, dengan indikator terlindunginya 14.998 orang WNI bermasalah di luar negeri pada akhir tahun 2011. Untuk itu arah kebijakan yang akan ditempuh adalah meningkatkan upaya fasilitasi penampungan, pemulangan, dan bantuan hukum bagi WNIBHI di luar negeri serta melakukan penguatan citizen service Pemberdayaan industri strategis pertahanan akan dilaksanakan melalui penyusunan cetak biru beserta Road Map, peningkatan Penelitian dan Pengembangan, serta dukungan pendanaannya. Dengan membentuk kemandirian pertahanan nasional, maka resiko berkurangnya kemampuan pertahanan negara yang disebabkan oleh embargo negara lain akan berkurang. Melalui revitalisasi industri pertahanan, maka pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri sesuai dengan waktu, kualitas, dan jumlah yang dibutuhkan oleh TNI. Prioritas Lainnya di Bidang Perekonomian Dalam rangka revitalisasi industri, pada tahun 2011 pembangunan industri difokuskan pada upaya penumbuhan populasi usaha industri, yang utamanya diarahkan pada: 1 Revitalisasi industri, khususnya industri pupuk, industri gula, dan revitalisasi berbagai rumpun cluster industri prioritas sesuai dengan Kebijakan Industri Nasional; dan 2 Penumbuhan rumpun industri berbasis minyak sawit oleochemical serta rumpun industri berbasis kondensat minyak dan gas bumi. Pada tahun 2011, diperkirakan sebanyak 1,0 juta pekerja Indonesia akan bekerja di luar negeri. Untuk itu, langkah-langkah untuk memperbaiki penyelenggaraan penempatan TKI yang di mulai tahun 2010, akan terus dilanjutkan. a Kelembagaan penyelenggara Penempatan calon TKI terus diperkuat, dengan membagi secara tegas kewenangan masing-masing institusi penyelenggara, baik di pusat maupun di daerah; b mensosialisasikan skim Kredit Perbankan dan skema asuransi secara luas kepada calon TKI; c menghubungkan aplikasi system “on line” kepada penyelenggara penempatan TKI baik swasta maupun pemerintah; d menerapkan “hotline service” dalam bentuk kotak surat kotak pos; f meningkatkan pembelaan kepada TKI dengan memberikan bantuan hukum bagi TKI yang mengalami masalah. Prioritas Lainnya di Bidang Kesejahteraan Rakyat Sasaran pembangunan pariwisata adalah: 1 Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara dan jumlah perjalanan wisatawan nusantara masing-masing menjadi 7, 1 juta orang dan 237,0 juta perjalanan; 2 Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional menjadi 8,1 juta orang; 3 Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap penerimaan PDB Nasional menjadi sebesar 4,95 persen; 4 Meningkatnya kontribusi nilai investasi terhadap nilai investasi nasional menjadi sebesar 5,45 persen; 5 Meningkatnya perolehan devisa menjadi USD 7,17 miliar ; dan 6 Meningkatnya pengeluaran wisatawan nusantara menjadi sebesar Rp 154,05 triliun. I.2-65 Untuk mencapai sasaran pariwisata tersebut maka arah kebijakan pembangunan kepariwisataan adalah: 1 pengembangandestinasi pariwisata; 2 pengembangan pemasaran pariwisata; dan 3 pengembangan sumberdaya manusia pariwisata. Sasaran pembangunan kesejahteraan rakyat lainnya adalah: 1 terwujudnya harmonisasi sosial yang ditandai dengan meningkatnya pertemuan dan kerja sama antaumat beragama; 2 meningkatnya kualitas dan profesionalisme pelayanan ibadah haji yang ditandai dengan pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar; 3 meningkatnya character bulding melalui revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan; 4 terlaksananya revitalisasi gerakan pramukakepanduan; 5 meningkatnya penguasaan teknologi, jiwa kewirausahaan, dan kreativitas pemuda; 6 meningkatnya prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional; 7 tercapainya posisi papan atas dan sukses penyelenggaraan pada South East Asia SEA Games pada tahun 2011; 8 tersusunnya kebijakan pelaksanaan PUG di bidang pendidikan, kesehatan, politik dan pengambilan keputusan, dan ketenagakerjaan; 9 tersusunnya keijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan, perlindungan tenaga kerja perempuan, dan korban perdagangan orang; serta 10 tersusunnya kebijakan penyusunan data gender; danTersusunnya kebijakan penghapusan kekerasan pada anak. Arah kebijakan prioritas nasional lainnya di bidang kesejahteraan rakyat, meliputi: 1 peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembangunan; 2 peningkatan budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional; 3 peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan, melalui harmonisasi peraturan perundangan dan pelaksanaannya di semua tingkat pemerintahan, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan; 4 perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, melalui upaya-upaya pencegahan, pelayanan, dan pemberdayaan; dan 5 peningkatan perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi.

2. Arah Kebijakan Pembangunan Bidang, Pengarusutamaa, dan Lintas Bidang