Rumusan Masalah Batik Sebagai Daya Tarik Pariwisata

14 bantuan-bantuan yang membuat para pengusaha bertahan dan dapat terus menjalankan bisnis usahanya. Berdasar pada penelitian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa jauh peran dinas pariwisata dan disperindagkop kota Salatiga dalam mendukung pengembangan usaha batik Salatiga sebagai daya tarik pariwisata. Apakah usaha yang telah dilakukan selama ini sudah cukup optimal untuk membuat batik Salatiga menjadi daya tarik yang dapat mendatangkan wisatawan. Penelitian ini berfokus kepada peran pemerintah kota Salatiga melalui fungsi pengembangan wirausaha dan stimulasi.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Pemerintah Kota Dalam Mendukung Batik Khas Salatiga Sebagai Daya Tarik Pariwisata”. Peran pemerintah kota bagi pengusaha batik yang bergerak dalam UMKM adalah dengan pengembangan wirausaha dan stimulasi melalui berbagai bantuan, seperti pemasaran, peningkatan kualitas produk, pinjaman modal, dan sebagainya. Pertanyaan penelitian ini adalah upaya apa yang telah dilakukan oleh pemerintah kota Salatiga dalam rangka mendukung batik khas Salatiga sebagai daya tarik pariwisata dilihat dari fokus pengembangan wirausaha dan stimulasi. Apakah usaha-usaha tersebut sudah cukup optimal untuk menjadikan kota Salatiga sebagai kota dengan daya tarik pariwisata batik seperti yang ada di kota lain misalnya Pekalongan, Solo, Jogjakarta. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemerintah kota Salatiga bagi pengusaha batik yang bergerak dalam rangka mendukung pengembangan batik khas kota Salatiga sebagai daya tarik pariwisata, dan apakah peran tersebut sudah terimplementasi dengan baik kepada pengusaha batik Salatiga. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah kota Salatiga untuk dapat mendukung pengembangan batik khas Salatiga sebagai daya tarik pariwisata.

3. Batik Sebagai Daya Tarik Pariwisata

Segala hasil kekayaan budaya dapat disebut sebagai warisan budaya. Warisan Budaya mencakup budaya yang berwujud seperti gedung, monumen, pemandangan alam, buku, karya seni, dan artefak, budaya yang tidak berwujud seperti cerita rakyat, tradisi, bahasa, dan 15 pengetahuan, dan warisan alam termasuk budaya dalam bentuk lanskap, dan keanekaragaman hayati. 8 Pelestarian warisan budaya menjadi tanggung jawab semua generasi saat ini, tanpa terkecuali supaya warisan budaya tetap terjaga turun-temurun dan tidak punah. Suatu warisan budaya dapat dijadikan sebagai daya tarik pariwisata. Seperti diungkapkan oleh Picard 2006 bahwa pariwisata mengintegerasikan warisan budaya dalam lintas perekonomiannya, maka dengan sendirinya pelestarian warisan budaya itu turut terjamin. Hal ini dikarenakan dapat memberikan motivasi kepada para pengambil kebijakan pemimpin-pemimpin negara yang bersangkutan, untuk memotivasi maupun memberikan dana yang diperlukan bagi pelestarian dan pengelolaan warisan yang bersangkutan. Sehingga dengan demikian, pariwisata dapat menghidupkan kembali warisan budaya suatu negara serta memperkaya pengunjungnya secara kultural Picard, 2006: 154. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Menparekraf Mari Elka Pangestu dalam Pertemuan Tahunan World Economic Forum WEF 2014 di Davos, Swiss, Minggu 2612014 menyatakan bahwa: Warisan budaya akan menjadi daya tarik wisata berkelanjutan asalkan dalam menjadi atraksi untuk dikunjungi dan diapresiasi oleh pengunjung dijaga dan dilindungi, dikembangkan agar komunitas setempat mendapatkan manfaat dari perkembangan wisata . 9 Apa yang diungkapkan oleh Mari Elka Pangestu tersebut, merupakan suatu seruan terhadap pentingnya pelestarian suatu budaya. Pada satu sisi warisan budaya merupakan daya tarik dalam pariwisata, namun di sisi lain merupakan suatu kekayaan yang patut dijaga dan dilindungi. Sehingga untuk melibatkan warisan budaya ke dalam daya tarik pariwisata, memerlukan perhatian khusus dalam menjaga dan melindunginya. Pariwisata yang mengutamakan warisan budaya sering dikenal dengan istilah pariwisata budaya. Dengan adanya kebudayaan yang diangkat menjadi salah satu daya tarik pariwisata misalnya, akan membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat yang tinggal di tempat tersebut. Bahkan masyarakat dapat ikut terlibat untuk melestarikan budaya dan bahkan sebagai pelaku kebudayaan tersebut, yang saat ini dikenal dengan istilah pariwisata berbasis masyarakat Community Based Tourism . 8 Sumber: http:www.ecoflores.orgidwarisan+budaya diakses terakhir pada tanggal 19 Januari 2015 9 Sumber: http:travel.kompas.com diakses terakhir pada tanggal 20 Januari 2015 16 Batik merupakan salah satu warisan budaya asli Indonesia yang sudah tidak asing lagi di telinga seluruh masyarakat Indonesia. Batik dikenal oleh masyarakat luas sebagai seni yang sangat berharga nilainya. Seni batik di Indonesia telah dikenal sejak jaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada raja-raja berikutnya dan akhirnya menyebar ke pelosok wilayah Indonesia Hidayat dan Putut, 2008: 605. Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik matik kata kerja, membuat titik yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik”. 10 Pada awalnya batik merupakan pakaian yang hanya dikenakan oleh para raja dan keluarga, serta pengikutnya. Namun, seiring perkembangan waktu batik dikenakan oleh masyarakat luas, bahkan semakin berkembang dan mendunia, sehingga batik sering dikenakan pada acara-acara formal tertentu bahkan masa kini batik sering dibuat sebagai seragam di lembaga pemerintah maupun swasta. Yang paling menarik dari membatik adalah seni melukisnya yang menggunakan canting. Canting merupakan alat yang dipakai untuk menuliskan pola batik ke atas kain dengan cairan malam. Cairan malam itu sendiri merupakan pewarna alami yang dipakai untuk membatik. Bahan-bahan pewarna yang dipakai tersebut terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri, antara lain dari pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Bahan tersebut yang kemudian dicampur dan dijadikan sebagai bahan pewarna alami untuk membatik atau yang sering disebut dengan istilah “malam”. Batik yang semakin mendunia ini telah dilirik sebagai daya tarik wisata yang mengenalkan batik sebagai souvenir yang diminati maupun cara membatik sebagai tujuan utama wisatawan berkunjung. Salah satu upaya pengenalan akan batik adalah dengan diberlakukannya aturan untuk mengenakan kain batik bagi pengunjung Candi Borobudur yang mengenakan celana pendek. Cara ini selain untuk menghormati tempat ibadah umat beragama di Indonesia, juga sebagai upaya untuk melestarikan perbatikan di Indonesia. Selain itu, dengan diadakannya acara festival yang mengusung tema batik akan semakin menambah daya tarik pariwisata terhadap batik. Sebutan kota batik untuk kota Pekalongan sudah akrab di telinga masyarakat luas. Ini karena industri batik di kota Pekalongan berkembang dengan sangat pesat. Bahkan inovasi perkembangan produk dan motif mampu mendorong tumbuhnya industri kreatif sub-sektor 10 Sumber: http:indonesia.gunadarma.ac.idbatik diakses terakhir pada tanggal 19 Januari 2015 17 fesyen, desain dan kerajinan serta menciptakan pusat-pusat atau kampoeng-kampoeng wisata minat khusus belanja batik secara signifikan Poerwanto: 2012. Di Pekalongan, perkembangan terus dilakukan mulai dari inovasi motif yang meliputi warna dan pola, serta produk baru dalam bentuk selendang atau syal, kain sarung, kerudung, aksesoris rumah tangga, korden, handuk, kemeja, lukisan dinding, alas kaki. Perkembangan pesat inilah yang menyebabkan Pekalongan terkenal sebagai kota tujuan wisata belanja batik. Bahkan hadirnya museum batik yang tidak saja ada di kota Pekalongan, namun ada pula di Solo dan Jogjakarta merupakan usaha untuk membangkitkan batik sebagai tujuan wisata yang melestarikan warisan budaya Indonesia.

4. Peran Pemerintah Dalam Fungsi Pengembangan Wirausaha dan Stimulasi