akibat  kemoterapi dan radioterapi melalui mekanisme feedback positif. Hasil akhir bagi aktivitas metabolik ini adalah ulserasi jaringan. Pada fase ini, pasien
mengeluhkan nyeri yang amat hebat Sonis et al., 2004.
Kolonisasi mikroorganisme seterusnya menyerang submukosa, mengaktifkan makrofag, dan  mempromosikan pelepasan lanjut dari sitokin pro-
inflamasi. Akhirnya, matriks ekstraseluler memberikan sinyal untuk pembaharuan, proliferasi epitel, dan diferensiasi epitel. Ini bertepatan dengan kembalinya
neutrofil  ke tingkat normal dalam sirkulasi perifer, kira-kira dua minggu setelah inisiasi Sonis et al., 2004.
2.2.4 Tanda dan Gejala Mukositis Oral
Terdapat beberapa tanda dan gejala bagi mukositis. Antaranya adalah mulut atau gusi merah, mengkilap, dan bengkak. Selain itu, pada mulut, gusi atau
lidah didapati luka dan bisa berdarah. Nyeri di mulut atau tenggorokan  dan kesulitan menelan atau berbicara  adalah antara gejala mukositis yang paling
sering.  Di samping itu, tanda mukositis adalah adanya bercak putih, lunak atau nanah di mulut atau lidah. Ketika makan makanan, pasien akan rasa kekeringan,
rasa  terbakar ringan,  atau sakit. Peningkatan lendir atau air liur lebih tebal di mulut juga merupakan gejala mukositis Oral Cancer Foundation, 2012.
2.2.5 Skala Penilaian Mukositis Oral
Tabel 2.1  Skala Penilaian Mukositis Oral Menurut World Health Organisation WHO dan National Cancer Institute NCI
Kelas 0 Kelas 1  Kelas 2
Kelas 3 Kelas 4
Kelas 5 Kriteria
WHO Tiada
perubahan Nyeri
eritema Eritema
nyeri dan
ulserasi Ulserasi
diet cairan sahaja
Tidak bias makan dan
minum -
Kriteria NCI
- Eritema
pada mukosa
Ulserasi atau
pseudom embran
Ulserasi konfluen
pseudomembran ;
pendarahan dengan
trauma minor Nekrosis
Jaringan; pendarahan
spontan  yang signifikan;
dapat mengancam
nyawa Kematian
D’Olimpio, 2008
2.2.6 Konsekuensi Mukositis Oral
Mukositis menyebabkan  nyeri  dan seterusnya dapat membatasi asupan oral.  Mual, nyeri, muntah, diare, mulut kering atau sakit dapat membuat makan
sulit. Pengurangan asupan kalori dapat menyebabkan penurunan berat badan, penurunan kekuatan massa otot dan komplikasi lain, termasuk penurunan
kekebalan tubuh dan waktu penyembuhan lebih lama dari perawatan. Seterusnya, mukositis dapat meningkatkan penggunaan antibiotik dan narkotika. Hal-  hal
tersebut  dapat  menurunkan kualitas hidup pasien, meningkatkan jumlah waktu
rawat inap dan seterusnya meningkatkan keseluruhan biaya pengobatan. Selain itu, ia juga dapat kontribusi untuk penghentian terapi Silverman, 2006.
Kejadian mukositis bertindak sebagai portal masuk bagi organisme sehingga  mukosa oral yang rusak dan imunitas yang  berkurang rentan terhadap
infeksi mulut. Pasien dengan mukositis oral dan neutropenia memiliki risiko relatif septikemia lebih dari 4 kali lipat dari pasien dengan neutropenia saja.
Mukositis  bertambah  rumit  oleh  mual dan muntah yang sering terjadi dengan pengobatan. Kemoterapi dan terapi radiasi dapat mempengaruhi kemampuan sel
untuk mereproduksi, memperlambat penyembuhan mukosa mulut,  dan  sering memperpanjang durasi mukositis  Oral Cancer Foundation, 2012.
Gambar 2.1 Gambaran klinis dan konsekuensi dari mukositis Keefe et al., 2007
2.2.7 Penatalaksanaan Mukositis Oral