Pengertian Asuransi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Asuransi Syariah Di Kota Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Asuransi

Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam hukum Belanda disebut Verzekering yang artinya pertangggungan.Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi penanggung, dan geassureede bagi tertanggung Yafie, 1982. Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank. Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan transfer risiko dari suatu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan asuransi Amrin, 2011. Perkembangan perusahaan asuransi di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980an dan diperkuat dengan keluarnya UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Dengan adanya deregulasi tersebut, pemerintah memberikan kemudahan dalam hal perijinan, sehingga mendorong tumbuhnya perusahaan- perusahaan baru, dan pada gilirannya akan meningkatkan hasil produksi nasional Ispratiwi, 2013. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dalam pasal 1 ayat 1 undang- undang tersebut disebutkan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri dengan tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberi pergantian kepada tertangggung Universitas Sumatera Utara karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan Sudarsono, 2003. Menurut Janwari 2005 terdapat lima unsur asuransi, yaitu : 1. Perjanjian yang mendasari terbentuknya perikatan antara dua pihak yang sekaligus terjadinya hubungan keperdataan. 2. Premi berupa sejumlah uang yang sanggup dibayarkan oleh tertanggung kepada penanggung. 3. Adanya ganti rugi dari penanggung kepada tertanggung jika terjadi klaim atau masa perjanjian selesai. 4. Adanya suatu peristiwa yang tidak tertentu yang adanya suatu resiko yang memungkinkan datang atau tidak ada resiko. 5. Pihak-pihak yang membuat perjanjian, yakni penanggung dan tertanggung. Dari pengertian diatas, dalam asurasi terdapat dua pihak yang bersangkutan, yaitu: 1. Pihak yang mempunyai kesanggupan untuk menanggung atau menjamin yang disebut dengan “penanggung” 2. Pihak yang akan mendapatkan ganti rugi jika menderita suatu musibah sebagai akibat dari suatu peristiwa yang belum tentu terjadi, yang kemudian disebut “tertanggung”. Universitas Sumatera Utara

2.2. Latar Belakang Berdirinya Asuransi Syariah