Uji kualitas data Uji Reliabilitas Uji Validitas Pengujian Hipotesis

mempunyai nilai yang berbeda-beda tingkat signifikansinya. Demografi umur memiliki p-value yang signifikan sebesar 0,02.. Demografi jenis kelamin memiliki p-value yang tidak signifikan pada 0.134. Sementara demografi IPK memiliki p- value yang tidak signifikan sebesar 0,483. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa keempat group perlakuan E,F,G dan H rata-rata karakteristik demografinya adalah tidak identik. Hasil pengujian ANOVA selengkapnya mengenai Post Hoc Test dan Homogeous Subset dapat dilihat pada lampiran C.

4.2.2 Uji kualitas data

Dalam mengukur kualitas data dapat digunakan dua konsep pengukuran, yakni reliabilitas dan validitas. Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliable dan kurang valid. Sedangkan kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data Sahmuddin, 2003.

4.2.3 Uji Reliabilitas

Ghozali 2006 menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha α yang menurut Nunnaly dalam Ghozali 2006 suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha 0,60. Hasil uji reliabilitas instrumen yang dipakai dalam penelitian ini menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,672 seperti ditunjukkan pada tabel 4.9. Nilai tersebut menunjukkan bahwa instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliabel. Tabel 4.9 Uji Reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha Reliability Statistics Sumber : Data primer 2010, diolah

4.2.4 Uji Validitas

Suatu instrument pengukur dikatakan valid jika instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan perkataan lain, instrumen tersebut dapat mengukur konstruk sesuai dengan yang diharapkan. Uji validitas instrument pengukur menggunakan analisis untuk masing- masing variabel. Hasil analisis faktor menunjukkan nilai factor loading diatas 55 yaitu 80,9 hal ini berarti bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil pengujian validitas ini, selengkapnya disajikan pada lampiran C. Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,672 ,672 2

4.2.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk memberikan jawaban atas masalah penelitian yang telah disusun sebelumnya. Alat uji yang digunakan adalah two ways ANOVA yang mengukur main effect dan interaction effect dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan untuk H1,H2,H3 dan H4. Pengujian H1 dan H2 dilakukan untuk mengetahui apakah ketika informasi disajikan dalam framing negatif, pengambil keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan dan apakah ketika informasi disajikan dalam framing negatif dan dihadapkan pada kondisi adverse selection, pengambil keputusan juga cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Hasil pengujian two ways ANOVA untuk menguji H1 dan H2 ditunjukkan pada tabel 4.10 dan tabel 4.11. Tabel 4.10 Uji Homogenitas Variance Levenes Test of Equality of Error Variances Dependent Variable: KEP.ESKALASI F df1 df2 Sig. 1,618 3 76 ,192 Sumber : Data primer 2010, diolah Nilai F hitung sebesar 1,618 secara statistik pada levene’s test menunjukkan variance yang sama tidak signifikan sebesar 0,192. Hasil tersebut memenuhi asumsi untuk dapat menggunakan uji statistik ANOVA Ghozali,2006. Tabel 4.11 Pengujian Interaksi Framing Negatif dengan Adverse Selection Two Way Anova Dependent Variable: KEP.ESKALASI Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 29,800a 3 9,933 3,370 ,023 Intercept 1584,200 1 1584,200 537,496 ,000 NGTFRAME 20,000 1 20,000 6,786 ,011 ADVERSE ,000 1 ,000 ,000 1,000 NGTFRAME ADVERSE 9,800 1 9,800 3,325 ,072 Error 224,000 76 2,947 Total 1838,000 80 Corrected Total 253,800 79 a R Squared = ,117 Adjusted R Squared = ,083 Sumber : Data primer 2010, diolah Hasil uji Anova yang ditunjukkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung negative framing terhadap keputusan eskalasi. Hal ini terlihat dari nilai F sebesar 6,786 dan signifikan sebesar 0,011 p0,05. Hasil pengujian mendukung H1 bahwa ketika informasi disajikan dalam framing negatif, pengambil keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Tabel 4.11 memperlihatkan nilai F hitung sebesar 3,325 ternyata tidak signifikan pada 0,72 bagi pengaruh interaksi antara framing negatif dengan kondisi adverse selection terhadap keputusan eskalasi. Dengan demikian hasil pengujian tidak mendukung H2 yang menyatakan bahwa ketika informasi disajikan dalam framing negatif dan dihadapkan pada kondisi adverse selection, pengambil keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Hasil interaksi antara negative framing dengan adverse selection terhadap keputusan eskalasi dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Interaksi Framing Negatif dengan Adverse Selection Terhadap Keputusan Eskalasi NGTFRAME TIDAK ADA ADA 5.50 5.00 4.50 4.00 3.50 TIDAK ADA ADA ADVERSE Estimated Marginal Means of KEP.ESKALASI Pengujian H3 dan H4 dilakukan untuk mengetahui apakah ketika terdapat kebijakan job rotation, pengambil keputusan cenderung tidak akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan dan apakah ketika terdapat kebijakan job rotation, dan dihadapkan pada kondisi adverse selection, pengambil keputusan juga cenderung tidak akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Hasil pengujian two ways Anova untuk menguji H3 dan H4 ditunjukkan pada tabel 4.12 dan tabel 4.13. Tabel 4.12 Uji Homogenitas Variance Levenes Test of Equality of Error Variances Dependent Variable: KEP.ESKALASI F df1 df2 Sig. 5,658 3 76 ,001 Sumber: Data primer 2010, diolah Nilai F hitung pada Levene’s Test sebesar 5,658 secara statistic signifikan pada 0,01 yang berarti terjadi penyimpangan terhadap asumsi Anova. Meskipun demikian, Box dalam Ghozali 2006 menyatakan bahwa Anova masih tetap dapat digunakan oleh karena Anova robust untuk penyimpangan yang kecil dan moderat dari homogeneity of variance, sehingga analisis dapat dilanjutkan. Tabel 4.13 Pengujian Interaksi Job Rotation dengan Adverse Selection Two Way Anova Dependent Variable: KEP.ESKALASI Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 16,900a 3 5,633 2,137 ,102 Intercept 540,800 1 540,800 205,196 ,000 JOBROTATE 12,800 1 12,800 4,857 ,031 ADVERSE 4,050 1 4,050 1,537 ,219 JOBROTATE ADVERSE ,050 1 ,050 ,019 ,891 Error 200,300 76 2,636 Total 758,000 80 Corrected Total 217,200 79 a R Squared = ,078 Adjusted R Squared = ,041 Sumber : Data primer 2010, diolah Hasil uji ANOVA yang ditunjukkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung job rotation terhadap keputusan eskalasi. Hal ini terlihat dari nilai F sebesar 4,857 dan signifikan sebesar 0,031 p0,05. Hasil pengujian mendukung H3 bahwa ketika terdapat kebijakan job rotation, pengambil keputusan cenderung tidak akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Tabel 4.13 memperlihatkan nilai F hitung sebesar 0,019 ternyata tidak signifikan pada 0,891 bagi pengaruh interaksi antara job rotation dengan kondisi adverse selection terhadap keputusan eskalasi. Dengan demikian hasil pengujian tidak mendukung H4 yang menyatakan bahwa ketika terdapat kebijakan job rotation, dan dihadapkan pada kondisi adverse selection, pengambil keputusan juga cenderung tidak akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Hasil interaksi antara job rotation dengan adverse selection terhadap keputusan eskalasi dapat dilihat pada gambar 4.2 Gambar 4.2 Interaksi Job Rotation dengan Adverse Selection Terhadap Keputusan Eskalasi JOBROTATE TIDAK ADA ADA 3.20 3.00 2.80 2.60 2.40 2.20 2.00 TIDAK ADA ADA ADVERSE Estimated Marginal Means of KEP.ESKALASI 4.3 Interpretasi Hasil 4.3.1 Framing Negatif