Proses Pembuatan Selai Kulit Jeruk Bali
B. Proses Pembuatan Selai Kulit Jeruk Bali
Pada proses pembuatan selai, bahan yang digunakan adalah kulit jeruk bali. Kulit jeruk bali yang digunakan adalah kulit jeruk bali yang berwarna putih yang menyerupai gabus, masih segar, tidak kotor, dan tebal. Dalam pembuatan selai dipilih kulit jeruk karena selama ini kulit jeruk dianggap sebagai limbah dan tidak bisa dimanfaatkan, dan ternyata kulit jeruk dapat digunakan untuk bahan pembuat selai. Selain itu dipilih kulit jeruk karena
commit to user
memanfaatkan kulit jeruk dalam pembuatan selai. Proses pembuatan selai kulit jeruk bali meliputi pengupasan kulit jeruk bali, pencucian kulit jeruk bali, perebusan, perendaman, penghancuran, pemasakan, pendinginan, dan pengemasan. Untuk penjelasan dari masing- masing tahapan proses pembuatan selai kulit jeruk bali dapat dilihat di bawah ini :
1. Pengupasan Kulit Jeruk Pengupasan kulit jeruk dilakukan dengan cara mengambil kulit jeruk bagian tengah atau dalam yang menyerupai gabus putih dan ada juga yang berwarna kemerah-merahan. Kemudian kulit bagian dalam dipisahkan dengan kulit bagian luar yang berwarna hijau. Kulit yang digunakan untuk pembuatan selai harus kulit yang tebal agar hasil selai lebih bagus. Kulit jeruk yang dipakai adalah kulit jeruk yang berasal dari buah jeruk bali yang tua dan sebaiknya berumur dua bulan setelah panen.
Gambar 4.2 Pengupasan Kulit Jeruk bali
2. Pencucian Setelah dilakukan pengupasan kulit jeruk, dilakukan pencucian dengan air bersih terhadap kulit jeruk. Pencucian kulit jeruk ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan getah yang masih menempel.
commit to user
Gambar 4.3 Kulit Jeruk Bali yang telah Dicuci
3. Perebusan Perebusan merupakan pemanasan dalam air panas untuk membantu membersihkan dan menghilangkan getah yang masih tertinggal dan menghilangkan kandungan minyak atsiri pada kulit yang menyebabkan rasa pahit dan getir setelah dilakukan pencucian. Kulit jeruk direbus selama 30 menit dengan suhu 85-100 o C.
Gambar 4.4 Proses Perebusan Kulit Jeruk bali
4. Perendaman Perendaman kulit jeruk dilakukan selama 24 jam untuk mendapatkan tekstur yang lebih baik (lebih lunak). Kulit jeruk direndam dengan air matang.
commit to user
Gambar 4.5 Proses Perendaman Kulit Jeruk bali
5. Penghancuran Kulit jeruk yang telah direndam selama 24 jam kemudian ditiriskan dan dihancurkan dengan menggunakan blender selama 3 menit dan ditambah dengan air agar mempermudah proses penghancuran. Pada proses penghancuran, kulit dihancurkan jangan terlalu halus dan jangan terlalu kasar. Jika terlalu halus selai yang dihasilkan akan encer, sedangkan jika terlalu kasar selai yang dihasilkan akan menggumpal karena serat-serat kulit jeruk masih belum halus.
Gambar 4.6 Proses Penghancuran Kulit Jeruk Bali
commit to user
Pemasakan dilakukan dengan mencampur semua bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama dalam pembuatan selai ini adalah kulit jeruk bali yang telah dihancurkan, sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah gula, asam sitrat, dan vanili. Pemasakan dilakukan selama 30 menit dengan suhu 100 o C sampai selai mengental.
Pemanasan dan pemasakan sangat berpengaruh terhadap mutu selai. Pemanasan dan pemasakan yang terlalu lama akan menyebabkan hasil selai terlalu keras dan membentuk kristal gula. Sedangkan apabila terlalu cepat atau singkat, selai yang dihasilkan akan encer. Pengadukan juga berpengaruh terhadap mutu selai, apabila pengadukan dilakukan terlalu cepat akan menimbulkan gelembung udara yang akan merusak tekstur dan penampakan akhir.
Gambar 4.7 Proses Pemasakan Selai Kulit Jeruk Bali
7. Pendinginan Setelah dilakukan pemasakan, selai didinginkan. Pendinginan dilakukan kurang lebih selama 2 jam hingga suhunya menjadi kurang lebih 40 o
C. Setelah didinginkan, tekstur selai menjadi menggumpal dan tidak lembek. Jika pendinginan kurang dari 2 jam, selai masih panas dan jika dikemas akan menimbulkan uap. Sedangkan jika pendinginan lebih dari 2 jam selai akan keras atau menggumpal dan sulit untuk dikemas.
commit to user
Pengemasan dilakukan untuk melindungi produk dari kotoran dan kontaminan. Selai yang telah dingin dikemas dengan menggunakan cup selai yang terbuat dari bahan plastik jenis PP (Polypropilen) karena plastik jenis Polipropilen ini lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, dan stabil terhadap suhu tinggi, sehingga produk akan lebih awet. Cup selai yang digunakan harus benar-benar bersih.