Fasiltas Pendukung

a. Fasiltas Pendukung

Restaurant Swimming Pool Meeting Room Movie and TV Lounge Internet Corner Extensive Library

Gambar 2.8 Perpustakaan

Gazebo Laundry

3. Indor Building

Pada dasarnya futsal adalah olahraga indoor jadi fasilitas utamanya adalah Indoor Buildimg. Indoor building atau Bangunan Dalam adalah gedung yang difungsikann untuk sarana latihan di dalam ruangan seperti halnya gedung serba guna bagi keperluan olahraga. Untuk itu dalam Indoor Building dapat disatukan beberapa fungsi latihan yang dapat dirangkap dan diwadahi dalam fasilitasfasilitas seperti lapangan indoor, fitness center, gymnasium hall, dan lain sebagainya.

Gambar 2.9 Indoor Building

Fasilitas-fasilitas diluar fungsi pembinaan dan pelatihan dibuat sebagai sarana pelengkap yang bersifat diluar fungsi teknis pembinaan dan pelatihan dan/atau bersifat rekreatif. Meskipun demikian fasilitas-fasilitas yang ada harus dapat mendukung kelancaran aktifitas bagi para pelaku kegiatan seperti Kolam Renang, Lapangan basket, Tenis, Masjid, dan lain sebagainya.

Fasilitas ini khusus diperlukan untuk mendukung aktifitas atau kegiatanpelayanan bagi seluruh fasilitas-fasilitas yang ada. Fasilitas ini diperuntukkan bagi pelaku kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan fasilitas secara keseluruhan dan biasanya terdiri dari Sekretariatan, Kantor Pengelola, Gudang dan lain sebagainya.

H. Bentuk Arsitektural Bangunan

1. Arsitektur Metafora

Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana hubungan- hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut.

Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek persoalan yang rumit menjadi suatu pernyataan yang ringkas dan logis. Suatu Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek persoalan yang rumit menjadi suatu pernyataan yang ringkas dan logis. Suatu

Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai jika :

1. mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.

2. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.

3. mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).

Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :

- memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.

- Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat. - Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi

hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya - Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif

Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur : Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur :

Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang. Salah satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya- karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak.

2. tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.

Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung.

3. combined methafors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai

Budiman Hendropurnomo (DCM) . Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible).

Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.

Itulah keunikan metafora dalam arsitektur. Setiap orang ‘bebas’ mengapresiasi dan menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa dikatakan

‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana masyarakat ‘membaca’ karyanya. Metafora dalam arsitektur memberikan sebuah perspektif baru

bagi arsitek dan orang awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan kualitas visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur

metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran yang arsitektural. Metafora dalam arsitektur dibangun melalui perwujudan konsep desain. Melalui pengejewantahan desain, konsep tersebut ‘dipindahkan’ ke dalam ruang tiga dimensi. Tekstur, bentuk dan warna dirancang untuk menghasilkan metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran yang arsitektural. Metafora dalam arsitektur dibangun melalui perwujudan konsep desain. Melalui pengejewantahan desain, konsep tersebut ‘dipindahkan’ ke dalam ruang tiga dimensi. Tekstur, bentuk dan warna dirancang untuk menghasilkan

2. Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi Bangunan

Futsal :

- seni permainan yang indah : Amerika Latin - industri bisnis : Inggris - sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu - sangat mementingkan team work (kerjasama tim). - Keras - Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan,

baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan.

- karakter : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif, dan tangkas.

- Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya, keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola. Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan. Seperti dalam Posmodernisme .

Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama.

Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan.

a. GOAL / TUJUAN

Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya.