Sistem Pengamanan Bangunan

e. Sistem Pengamanan Bangunan

 Sistem CCTV

Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang

Sampah yang dapat

didaur ulang

Sampah yang tidak dapat didaur ulang

TPA

Bak penampung sampah daur ulang

Shaft sampah

Bak penampung sampah non daur ulang

Skema 5.10 Analisa sistem CCTV

Sumber : Analisa penulis

dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang security.

 Pemadam Kebakaran

Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan, luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.

Sistem yang biasa digunakan yaitu :

1) Sistem Fire Alarm Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat detector dan one push button system.

2) Sistem Sprinkler Air Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box.

Power

Monitor

Central security

Call button

Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat- tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.

4) Indoor Hydrant Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar. Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa dengan pompa hydrant.

5) Outdoor Hydrant Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai.

6) Tangga Darurat Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3 orang yang berjalan bersampingan.

Hasil analisa :  Dalam ruangan, menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire

estinguisher , indoor hydrant dan tangga darurat.  Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant.  Penangkal Petir Dasar pertimbangan: estinguisher , indoor hydrant dan tangga darurat.  Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant.  Penangkal Petir Dasar pertimbangan:

2) Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan

3) Ketahanan mekanis

4) Ketahanan terhadap korosi

5) Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi

6) Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan

Tabel 5.3 Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir

Sistem Franklin

Sistem Faradday Prinsip

kerja

Bila terjadi petir akan terjadi ionisasi di awan. Loncatan ion-ion dapat ditahan oleh preventor sehingga tidak mengenai bangunan. Radius perlindungan sama dengan tinggi preventor.

Tiang-tiang faraday yang berjarak kurang lebih 20 m (antar tiang) terletak di sekeliling bangunan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir.

Keuntungan Harganya

lebih murah

Sifat perlindungan lebih baik karena aliran listrik langsung

dialirkan ke ground di tanah.

Kerugian

Bila suatu saat ion-ion pada preventor tersebut habis atau berkurang,

Lebih mahal dibandingkan sistem Franklin.

Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

 Konsep Persyaratan Ruang

a. konsep Pencahayaan

 Pencahayaan Alami Dasar pertimbangan

1) Sistem pencahayaan yang hemat energi.

2) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang hari.

3) Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa pemborosan.

Analisa :

Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan pada siang hari hanya untuk ruang-ruang tertentu yang sifatnya publik (seperti hall, atrium) yang dapat diaplikasikan pada sky light, permainan pantulan cahaya matahari pada dinding dengan lapisan kaca warna, dan sebagainya.

Interior atap yang dibentuk berlubang- lubang dengan lapisan kaca, merupakan salah satu cara pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber penerangan alami

Skylight pada hall

Pada dinding yang

Gambar 5.11 Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan

Sumber : Analisa pribadi

Hasil analisa :

1) Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama. (sky light) - R.Main Hall.

2) Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan pengoperasian.

 Pencahayaan Buatan Dasar pertimbangan

1) Kebutuhan kuat penerangan.

2) Jenis penerangan.

3) Jenis ruang. Analisa :

Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan

 Fluorescence

Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi (koridor, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang pemasaran).

 Lampu pijar

Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya.

 Special lighting (spot light)

Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya.

Hasil analisa :

Pencahayaan buatan ruang dalam menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif tindakan yang dapat diterapkan.