KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER

SOLO FUTSAL CENTER TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh : ADAM SATRIA NEGARA

I.0206023

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

ADAM SATRIA NEGARA I.0206023

PEMBIMBING : IR. AGUS HERU PURNOMO, MT Dr. TITIS SRIMUDA PITANA, ST, MTrop.Arch

ABSTRAK

Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. Olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, juggling, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal. Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja.

Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Diterapkannya filosofi Futsal untuk menunjang ekspresi bangunan sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Solo Futsal Center direncanakan Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan bermain Futsal.

Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan bermain futsal bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain Futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi.

world is football. Many modifications or development of the sport, including beach soccer, 3 on

3 football, juggling, street football and the Futsal is most popular today. The development of Futsal is growing now, from only regular exercise until become a profitable business.

A building that can reflect the function of the central building of Futsal training & learning program. Futsal philosophy implemented to support the building so that can express means of a recreational sport so the players will not feel bored if they have to stay in a long time. Solo Futsal Center is planned as a development and training Futsal program to improve Futsal skill for the player and recreation for people.

Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segalanya,

kesempatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan studio Tugas Akhir dan dapat menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir dengan judul Solo Futsal Center.

Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio Tugas Akhir penulis.

Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. , selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS yang selalu memberi semangat dalam segala kondisi.

2. Kahar Sunoko, ST. MT. , selaku Ketua Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.

3. Ir. Agus Heru Purnomo, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap desain penulis.

4. Dr Titis Srimuda Pitana, ST, MTrop.Arch, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap desain penulis.

5. Tri Joko Daryanto, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan sarannya.

dalam mengumpulkan data dan informasi pendukung Tugas Akhir ini.

7. Adikku Ayyub Bima Ruhul Qisti terima kasih atas bantuannya, masukan, kritik dan saran dalam pengerjaan Tugas Akir ini.

8. Utari Rahadian , terima kasih atas semangatnya mulai dari awal kuliah sampai lulus kuliah.

9. Teman-teman Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan support sehingga pada akhirnya saya bisa masuk studio dan juga bersedia membantu saya kemarin.

10. Rekan-rekan studio tugas akhir periode 126, terima kasih atas sharing dan semangatnya sehingga kita bisa bertukaran pendapat.

11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan terima kasih.

Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Penulis, Adam Satria Negara

5.5. Konsep Sistem Bangunan .................................................................... 135

5.6. Konsep Persyaratan Ruang .................................................................. 148

5.7. Konsep Penghawaan ............................................................................ 151

5.8. Konsep Akustik Ruang ........................................................................ 152

5.9. Konsep Sistem Sirkulasi ...................................................................... 153

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. LAMPIRAN .................................................................................................................

GAMBAR 5.1 Site Terpilih .................................................................................. 127 GAMBAR 5.2 Penentuan Entrance ..................................................................... 127 GAMBAR 5.3 View Lingkungan ........................................................................ 128 GAMBAR 5.4 Penzoningan ................................................................................. 129 GAMBAR 5.5 Contoh Bangunan Dengan Konsep Goal ................................... 132 GAMBAR 5.6 Contoh Bangunan Dengan Konsep Team Work ....................... 132 GAMBAR 5.7 Contoh Bangunan Bersifat Jujur ................................................. 133 GAMBAR 5.8 Contoh Bangunan Bersifat Keras ............................................... 134 GAMBAR 5.9 Contoh Bangunan Bersifat Indah ................................................ 134 GAMBAR 5.10 Pondasi Setempat ......................................................................... 136 GAMBAR 5.11 Pemanfaatan Cahaya Alami pada Bngunan .............................. 148 GAMBAR 5.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan pada Bangunan ........................... 150 GAMBAR 5.13 Selasar, Jembatan, Atrium.......................................................... 153 GAMBAR 5.14 Eskalator ...................................................................................... 154 GAMBAR 5.15 Elevator ....................................................................................... 155

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. (R. Syaifullah D. Sihombing, S.Pd.M.Or.Msp.mgt., 2010:141).

Pada masa sekarang, olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Bahkan, di Brazil sepakbola dianggap sebagai agama oleh penduduk di sana. Saat ini sepakbola tidak hanya merupakan permainan beregu yang terdiri dari 11 pemain dan harus bermain di dalam stadion. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, juggling, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal. ( W.J.S.

Poerwadirmanto. Kamus Umum BAhasa Indonesia. Balai Pustaka ) Istilah Futsal merupakan istilah internasional, berasal dari bahasa Spanyol (

FUTbol ) atau dalam bahasa Portugis ( FUTebol ), atau yang berarti sepak bola, dan Prancis ( SALon ) atau Spanyol (SALa )yang berarti indoor. Futsal adalah permainan bola dalam ruangan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu beranggotakan lima orang. Caranya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memainkan bola dengan kaki. Selain meiliki lima pemain utama, setiap regu

juga diizinkan memiliki pemain cadangan (Justinus Laksana, 2009: 2).

Arsitektur tidaklah semata hasil dari proses pemikiran analitik tentang suatu masalah dalam lingkup arsitektur dan cara menanggapinya. Bahgkan merupakan suatu upaya untuk merealisasikan angan-angan atau dengan kata lain adalah merancang dengan daya khayal seorang arsitek atau perancangnya sebagai landasan penyelesaian masalahnya. Suatu imajinasi tentang bentuk, benda, atau apapun dapat Arsitektur tidaklah semata hasil dari proses pemikiran analitik tentang suatu masalah dalam lingkup arsitektur dan cara menanggapinya. Bahgkan merupakan suatu upaya untuk merealisasikan angan-angan atau dengan kata lain adalah merancang dengan daya khayal seorang arsitek atau perancangnya sebagai landasan penyelesaian masalahnya. Suatu imajinasi tentang bentuk, benda, atau apapun dapat

Berangkat dari fungsi arsitektur sebagai media yang mampu meralisasikan mimpi dan menjelajah ruang-ruang desain yang semula tidak terbayangkan. Ide ini juga berawal dari sebuah mimpi. Mimpi untuk menghadirkan atau menyediakan suatu fasilitas yang khusus melayani kebutuhan dasar para penggemar Futsal, khususnya yang ada di Solo. Seperti kota-kota besar lainnya, Solo juga mempunyai potensi yang sangat besar dalam perkembangan Futsal. Masyarakatnya sangat antusias terhadap olahraga yang sedang digandrungi masyarakat dari bebagai kalangan ini. Menjamurnya klub-klub futsal di Solo, dan maraknya kompetisi yang berlangsung tiap tahunnya, merupakan indikator termudah yang bisa dijadikan pegangan.

Ironisnya sagala potensi ini tidak didiringi dengan kemudahan dalam mengakses fasilitas yang berkaitan dengan Futsal. Fasilitas-fasilitas yang ada kurang representatif untuk mewadahi semua kubutuhan penggemar Futsal. Penggemar yang dimaksud yaitu mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain Futsal serta yang hanya ingin beraktualisasi atau berinteraksi dengan dunia Futsal misalnya mencari informasi tentang perkembangan futsal terkini. Di Solo banyak terdapat lokasi bermain Futsal yang tersebar di beberapa tempat tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan referensi yang bisa menyatukan visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer pengembangan para pemain muda. Malahan tidak terdapat suatu ruang komunal yang bisa menjadi kajian referensional atau menjadi tempat berkumpul para penggemar Futsal. Kesemuanya itu saya ingin wadahi dalam suatu pusat Futsal atau Futsal Center yang bisa diakses oleh masyarakat Solo dan sekitarnya.

Olah raga Futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada waktu luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif sama dengan sepak

Futsal relatif cepat dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari permainan sepak bola lapangan besar.

Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa dasar. Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas permainan olah raga Futsal pada tahun 2006 belum banyak tersedia, padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo dapat dikatakan cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat, Randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut untuk bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi.

Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja..

B. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, desain Solo Futsal Center ini menemui masalah pokok yaitu : Wujud fisik bangunan Futsal Center yang mampu mewadahi seluruh kegiatan didalamnya.

2. Persoalan 2. Persoalan

1) Jenis kegiatan Solo Futsal Center apa yang diwadahi dan bagaimana wujud wadah kegiatan tersebut agar tujuan pelatihan dan pendidikan Futsal di Solo dapat tercapai.

2) Program ruang yang mampu menampung segala kegiatan Futsal yang membaur dengan kegiatan pendukung Futsal .

3) Lokasi yang berpotensi dan mendukung keberadaan serta operasional Solo Futsal Center yang akan didirikan.

4) Bentuk dan tata massa bangunan yang dapat mencerminkan Solo Futsal Center sebagai sarana pembinaan dan pelatihan bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi.

5) Struktur dan kontruksi bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri kokoh dalam menahan beban yang mengenainya serta terjamin kenyamanan dan keselamatannya

6) Utilitas bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri kokoh dalam menahan beban yang mengenainya serta terjamin kenyamanan dan keselamatannya

C. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center, beserta fasilitas-fasilitas penunjangnya sebagai sarana pembinaan dan pelatihan bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi.

Solo Futsal Center yakni sebagai berikut.

1) Konsep kegiatan dan pelaku kegiatan

2) Konsep kebutuhan, besaran, dan hubungan ruang

3) Konsep lokasi dan site

4) Konsep massa dan tata massa bangunan

5) Konsep sistem struktur dan kontruksi bangunan

6) Konsep sistem utilitas bangunan

D. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN

1. Batasan

a. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada, dengan harapan nantinya akan menghasilkan faktor penentu pada perencanaan dan perancangan fisik bangunan.

b. Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran dan disiplin ilmu arsitektur dan pembahasan di luar itu dibahas dalam batasan sebagai pendukung.

2. Lingkup Pembahasan

Solo Futsal Center sebagai sarana bagi para pemain muda dan lokal untuk mendapatka pelatihan serta mendalami keahlian dalam Futsal dan bahkan sampai ke Sepakbola umumnya.

E. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Metode perencanaan dan perancangan dilakukan dengan memaparkan, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan tentang Solo Futsal Center melalui beberapa prosedur, yaitu penelusuran masalah, pengumpulan data, pendekatan konsep perencanaan dan perancangan, transformasi dan rancang bangun.

Masalah yang timbul berangkat dari adanya isu-isu yang sedang berkembang tentang Futsal di Solo dan Indonesia pada umumnya. Kemudian isu-isu tersebut ditelusuri tentang kebenarannya dengan mencari data-data yang relevan dan dapat dipercaya melalui buku, media cetak, dan media elektronik.

2. Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penyusunan konsep ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut. 1)

Studi Literatur Studi literatur dipergunakan untuk mendapatkan data-data sekunder, meliputi tinjauan kompleks, tinjauan Olahraga, tinjauan Futsal, dan tinjauan Kota Surakarta sebagai lokasi Solo Futsal Center yang diperoleh dari buku, jurnal, disertasi, majalah, dan lain-lain, website, dan pihak-pihak terkait.

2) Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait, yakni para penikmat Futsal, pemain Futsal, Lapangan Futsal, Futsal di Solo, dan Dinas Olahraga Kota Surakarta untuk memperoleh informasi tentang kondisi Futsal di Solo.

3. Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Pendekatan perumusan konsep perencanaan dan perancangan melalui metoda induktif, yaitu pendekatan berdasarkan data empirik dan metoda deduktif, yaitu pendekatan berdasarkan teoritik yang membantu mengarahkan pembahasan sesuai dengan perencanaan yang diinginkan. Cara yang digunakan yakni sebagai berikut.

1) Analisa Merupakan metode penguraian dan pengkajian data-data dan informasi yang akan digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. Metode yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode penguraian data dan informasi yang disertai gambar sebagai media berdasar pada teori normatif yang ada. Pada tahapan analisa ini dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul dan 1) Analisa Merupakan metode penguraian dan pengkajian data-data dan informasi yang akan digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. Metode yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode penguraian data dan informasi yang disertai gambar sebagai media berdasar pada teori normatif yang ada. Pada tahapan analisa ini dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul dan

a. Program fungsional untuk mengidentifikasi penggunaan bangunan Solo Futsal Center meliputi kebutuhan dan aktivitas pengguna bangunan.

b. Program performasi yang membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan site, program ruang, dan persyaratan lain yang berhubungan dengan Solo Futsal Center.

c. Program arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil analisa fungsional dan performasi yang dilakukan dengan menganalisa masalah pengolahan site, ruang, massa, tampilan, struktur, kontruksi, dan utilitas bangunan dengan memperhatikan dan menyesuaiakan dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna serta persyaratan-persyaratan lain yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center.

2) Sintesa Hasil analisa tersebut kemudian diolah dan disimpulkan untuk mendapatkan pendekatan konsep perencanaan dan perancangan yang sesuai sehingga siap ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki.

4. Transformasi dan Rancang Bangun Arsitektur

Berdasarkan deskripsi pendekatan konsep perencanaan dan perancangan kemudian dilakukan transformasi untuk memperjelas apa yang dideskripsikan menjadi wujud gambaran yang berisi ide-ide rancangan Kompleks yang dihendaki (konsep diagramatik dan skematik).

Ide-ide rancangan tersebut kemudian dikembangkan menjadi produk desain berupa gambar-gambar dua dimensi dan tiga dimensi serta dilengkapi dengan maket sebagai pelengkap informasi desain.

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan secara garis besar landasan konsep yang meliputi, latar belakang, permasalahan, tujuan, dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Menyajikan tinjauan umum tentang futsal, arena futsal yang sudah ada, prestasi-prestasi dalam futsal dan tinjauan tentang desain serta teori tentang bentuk. Bagian ini selanjutnya akan digunakan sebagai landasan teori bagi keseluruhan proses perancangan.

BAB III TINJAUAN SURAKARTA

Berisi tinjauan Surakarta secara umum dan ide pembentukan Futsal Center di Surakarta, disertai perkembangan futsal di Indonesia pada umumnya dan Surakarta pada khususnya..

BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER

Menganalisa bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Menyimpulkan konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center, yang diantaranya meliputi konsep tapak, konsep site, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola gubahan massa, konsep desain interior, konsep tata ruang luar, konsep sistem struktur dan konsep sistem utilitas.

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN FASILITAS OLAHRAGA

1. Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan pendukungnya yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan, fasilitas penginapan, sekretariat dan sebagainya (Richard L. Brown, 1996:5 ).

Fasilitas latihan dan fasilitas pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di ruang terbuka atau di luar ruangan.

b. Fasilitas indoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di dalam ruangan.

Kegiatan outdoor maupun indoor idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas pendukung didalamnya. Suatu pusat olahraga bisa terdiri dari berbagai cabang olahraga atau hanya 1 cabang olahraga saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkunagn setempat.

2. Olahraga Prestasi dan Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet

a. Olahraga Prestasi dan Pendidikan Karakter a. Olahraga Prestasi dan Pendidikan Karakter

Dalam konteks demikian, idealnya pendidikan karakter tak hanya sekadar “dibumikan” melalui ranah pendidikan, melainkan juga secara

simultan p erlu “dikawinkan” dengan ranah olahraga. Perpaduan antara kemampuan berolahraga dan karakter yang kuat diharapkan mampu membentuk dan melahirkan insan-insan olahraga masa depan yang berkarakter dan berkepribadian kuat, sehingga sanggup berprestasi maksimal untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.

Pembinaan olahraga di tanah air sering mengabaikan faktor rekrutmen, gizi pembentuk otot, kecerdasan dan kematangan atlet.Pembinaan olahraga prestasi harus berjangka waktu kehidupan atlet, dimulai pada saat merekrut seorang anak untuk dikembangkan menjadi seorang atlet. Dalam merekrut calon atlet, postur dan struktur tubuhnya harus dilihat apakah tubuh (termasuk kemampuan jantung dan paru-paru) calon atlet itu bisa dibentuk dengan latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya endurance atau daya tahan.

Inteligensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang masih anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam mengambil keputusan singkat pada saat bertanding dalam suasana menekan.Dan apakah aspek Inteligensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang masih anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam mengambil keputusan singkat pada saat bertanding dalam suasana menekan.Dan apakah aspek

Gizi tidak boleh sembarangan. Atlet tidak boleh jajan makanan sembarangan. Misalnya dia suka mie ayam, kemudian tiap hari dia hanya makan mie ayam. Tapi kandungan protein, lemak, vitamin, mineral dan air minum harus dihitung cermat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otot-otot tubuhnya, mendukung perkembangan otaknya supaya lebih cerdas, dan mendukung endurance atau daya tahan atlit itu.Tidak lupa konseling psikologi dan rohani terus-menerus dilakukan untuk membuatnya menjadi juara-juara sejati, bukan menjadi juara sesaat yang sombong dan pecundang pada akhirnya.

b. Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.

Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat

2. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga

Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.

a. Berpikir Positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki.

b. Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:

b.1. Sasaran harus menantang.

tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.

b.2. Sasaran harus dapat dicapai.

Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun. Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut.

b.3 Sasaran harus meningkat.

c. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu. Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.

Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.Untuk Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.Untuk

d. Emosi

Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.

Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.

Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum

Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan emosi.

e. Kecemasan dan Ketegangan

Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.

f. Kepercayaan Diri

Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil

g. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.

h. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.

Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.

Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.

B. TINJAUAN FUTSAL

1. Pengertian

Futsal Berasal dari kata Spanyol atau Portugis, FUTbol atau FUTebol yang berarti sepak bola, dan Prancis/Spanyol SALon/SALa yang berarti indoor. Yaitu permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki ( Justinus Laksana, 2009:2 )

2. Sejarah futsal  Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan

Carlos  Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina  Hujan sering mengguyur Montevideo, Ceriani memindahkan latihan

ke dalam ruangan. Pertama Ia tetap menggunakan jumlah pemain 11 orang, namun karena lapangan yang sempit, Ia memutuskan untuk mengurangi jumlah pemain menjadi 5 orang tiap tim, termasuk penjaga gawang.

Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama  Piala Dunia Futsal Pertama diadakan di Rotterdam, Belanda pada

tahun 1989, dimenangkan oleh Brasil  Piala dunia Futsal diadakan 4 tahun sekali, Brasil mendominasi

dengan 4 gelar juara dan spanyol 2 gelar juara

3. Prestasi Futsal indonesia di Kancah Internasional

 Peringkat 2 se-asia tenggara, masih kalah dari Thailand  Tahun 2010, Juara 1 AFF atau turnamen futsal se-asia tenggara, tetapi

belum menjadi nomer 1 se-Asia tenggara karena masih kalah poin dengan Thailand

 Timnas berada pada peringkat ke-11 di Asia. Posisi papan atas masih dikuasai Jepang, Iran, China, dan Korsel(bolanews.com)

4. Prestasi Futsal Solo di Kancah Nasional

 Tim futsal Kedokteran UNS juara 1 di turnamen Futsal antara fakultas

kedokteran seluruh Indonesia  Tim futsal Solo tidak turut serta dalam IFL ( indonesia Futsal League

), padahal tim sepakbola solo yaitu Persis Solo sangat eksis di kancah nasional walaupun prestasinya juga sedang jeblok, saat ini terdegradasi ke divisi 1 liga indonesia

C. FUTSAL di ERA MODERN

1. MANCANEGARA

Perkembangan Futsal di mancanegara berkembang sangat pesat sekali, sehingga banyak jebolan sepak bola yang bertalenta datang dari Perkembangan Futsal di mancanegara berkembang sangat pesat sekali, sehingga banyak jebolan sepak bola yang bertalenta datang dari

1). Kegesitan bergerak karena lapangannya yang sempit membuat setiap pemainnya harus aktif bergerak;

2). Keakuratan operan karena dalam futsal tidak ada kata delay sehingga bola harus terus mengalir dari kaki- kaki setiap pemainnya;

3). Skill individual sehingga pemain dituntut kreatif dalam membangun serangan yang tidak bisa hanya mengandalkan skill dasar dikarenakan sempitnya lapangan futsal dan ketrbatasan pemain;

Untuk cakupan perkembangan futsal di mancanegara tidak terlalu banyak berubah. Futsal menjadi sesuatu olahraga alternatif bagi orang yang menyukai sepakbola sehingga jumlah penngemarnya pun semakin banyak tiap tahunnya.

2. DALAM NEGERI

Untuk bahasan yang lebih mendalam kita bisa menelisik perkembangan futsal di Indonesia, karena disadari atau tidak futsal sudah menjadi olahraga favorit akhir- akhir ini. Untuk pertama kalinya futsal dibawa dan diperkenalkan oleh Almarhum Ronny Pattinasarany (1949- 2008) yang dinobatkan sebagai Bapak futsal Indonesia. Beliau dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Februari 1949 – meninggal di Jakarta, 19 September 2008 pada umur 59 tahun[1]) adalah pelatih

Indonesia.

Pria yang bernama lengkap Ronald Hermanus Pattinasarany memulai kariernya pada era 1970-an hingga 1980-an, saat sepak bola Indonesia menjadi salah satu raksasa di Asia, Ronny Pattinasary menjadi salah satu yang ikut melambungkan nama tim merah-putih. Pria berdarah Ambon yang lahir di Makassar itu dikenal sebagai sosok pemain papan atas.

Penghargaan yang diperolehnya seperti Pemain All Star Asia tahun 1982, Olahragawan Terbaik Nasional tahun 1976 dan 1981, Pemain Terbaik Galatama tahun 1979 dan 1980, dan meraih Medali Perak SEA Games 1979 dan 1981.

Perjalanan kariernya sebagai pemain bola dimulai bersama PSM Junior pada tahun 1966. Dua tahun kemudian berhasil menembus level senior tim PSM Makassar. Dari Makassar, Ronny hengkang ke klub Galatama, Warna Agung, yang dibelanya dari tahun 1978 hingga 1982. Di sinilah kariernya mulai menanjak sehingga dia pun terpilih masuk dan menjadi kapten timnas. Tahun 1982, Ronny hengkang ke klub Tunas Inti. Hanya setahun di sana, dia pun memutuskan untuk gantung sepatu dan beralih profesi sebagai pelatih.

Kariernya sebagai pelatih pun pantas diacungi jempol. Ada beberapa klub yang pernah merasakan sentuhan tangannya, yakni Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang, Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija Jakarta. Namun prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah ketika menangani Petrokimia Putra saat sukses mempersembahkan Kariernya sebagai pelatih pun pantas diacungi jempol. Ada beberapa klub yang pernah merasakan sentuhan tangannya, yakni Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang, Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija Jakarta. Namun prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah ketika menangani Petrokimia Putra saat sukses mempersembahkan

Ronny Pattinasarany berpulang 19 September 2008 di setelah dirawat beberapa hari di Omni Medical Centre, Pulo Mas, karena penyakit kanker hati yang dideritanya hampir setahun. Semenjak divonis mengidap kanker ganas itu pada medio Desember 2007, Ronny Pattinasarany, yang lahir 9 Februari 1949 di Makassar, menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit khusus kanker Modern Hospital Guangzhou, China.

Walaupun telah berpulang ke pangkuan Tuhan, jasa Ronny sebagai pahlawan futsal Indonesia masih tetap dikenang. Laga- laga yang ditujukan untuk mengenang beliau dihadirkan oleh orang- orang yang menyayanginya seperti pertandingan Laga sepak bola segitiga pada Sabtu (25/7) mulai pukul 14.00 WIB di Lapangan Timnas PSSI, kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta

3. ARENA FUTSAL di SOLO

 Bengawan sport Center  Indoor soceer Solo Sehat  Rendevouz futsal  Kencana futsal  Pandawa futsal  dll

 Pasoepati cyber futsal club  Russian roullette  Milinisti solo futsal club  Juventini solo futsal club  Dll

D. Perbedaan antara Futsal & Sepak Bola

 Sepakbola Bola No.5, 11 pemain, 3 pergantian pemain, Throw-in, Waktu berjalan, 45

menit perbabak ,Tanpa time-outs, Goal kicks, Terdapat kontak, Terdapat Offside, Back passes ke Goalkeeper tanpa batas, Tidak ada pergantian pemain yang dikeluarkan, Tendangan Sudut terletak di busur

 Futsal Bola No.4, pantulan lebih berat 30%, 5 pemain Tanpa batas pergantian

“layang” (12 Pemain dalam ), Kick-in, Waktu Jeda ,20 menit perbabak, Goal Clearance (throw) Lempar Bola, Tidak Ada kontak Bahu atau sliding tackles, Tidak ada Offside, Hanya sekali back pass ke Goalkeeper ,Pemain yang dikeluarkan dapat diganti setelah 2 menit atau setelah ada goal,Tendangan Sudut terletak di sudut

E. Berbagai Turnamen Futsal di Indonesia

1. Liga Futsal Indonesia (LFI) 1. Liga Futsal Indonesia (LFI)

Daftar juara

Posisi Ketiga

2006-07 Biangbola Mastrans Electric PLN

2008 Electric PLN Biangbola Pelindo

2009 Electric PLN Biangbola Mutiara Hitam

2010 Harimau Rawa Electric PLN Pelindo II

2011 Pelindo II

Futsalicious

Bekasi

Futsal Kota Bandung

2. Liga Futsal Mahasiswa (LIFUMA)

LIFUMA sebagai ajang kompetisi bergengsi antar kampus, Liga ini diikuti oleh 24 Perguruan Tinggi se Jabodetabek

F. PROGRAM LATIHAN FUTSAL

Sistem Latihan di Futsal Center ini mengunakan sistem latihan terpadu, yaitu dipadukannya antara target perkembangan fisik, mental, dan teknik dari setiap peserta. Sistem Latihan di Futsal tidak beda dengan sistem Latihan di Sepakbola, seperti halnya Pramuka dan sebagainya, dimana anak diajak bermain dan bergembira

Data Juara LIga Futsal Indonesia Sumber : Badan Futsal Nasional Data Juara LIga Futsal Indonesia Sumber : Badan Futsal Nasional

Pada intinya sistem latihan di Futsal Center dibuat semenarik mungkin hingga dapat menjadi permainan yang mendidik para peserta. Adapun skema latihannya sebagai berikut :

2) Teknik

 Kemampuan Teknik Individu Meliputi :

 Passing Level 1

 Passing Level 2  Shooting Level 1  Shooting Level 2  Dribbling Level 1  Dribbling Level 2  Heading Level 1  Heading Level 2  Ball Feeling  Receive & Controlling  Gerak Tipu ( Feinting & Keeping )  Ball Juggling  Diving

Gambar 2.1 Latihan Teknik

 Tackling Level 2  Stealing  Throw in

2. Individual Daya tahan, Speed, dan Kekuatan

 Kemapuan Individu Daya Tahan,Kecepatan, dan Kekuatan meliputi :

 Endurance Level 1  Endurance Level 2  Aerobic Var. 1  Aerobic Var. 2

 Anaerobic Var.1

 Anaerobic Var. 2  Sprint Level 1  Sprint Level 2  Sprint Level 3  Jumping  Body Contac  Lari Rintang  Lari zig – zag  Lari Zig – zag dg Bola  Cost country  Out Bound

3. Latihan Tim Mental, Teori, Expenience

Gambar 2.2 Latihan Teknik

Gambar 2.4. Latihan lari

Gambar 2.3. Latihan Sprint

 Motivation  Konsentrasi  Teknik Pernafasan  Kreatifitas / steel  Keberanian  Agility / Respone  Statistik Perkembangan  Integrity / Leadership  Discipline  Sejarah Futsal  Peraturan Futsal  Agility / Response  Latih Tanding  Pengalaman seleksi  Study Tour  Rekreasi

4. Team Work / Kerja Sama

 Kemapuan Tim/team work meliputi :

 Taktik Dasar  Taktik Lanjutan  Defending  Attacking  Set Placing  Possession

 One - Two

5. Kemampuan Keeper

 Kemapuan keeper meliputi :

 Teknik Menangkap 1  Teknik Menangkap 2  Teknik Menangkap 3  Boxing 1  Boxing 2  Throwing  Flying 1  Flying 2  Respon

G. Tinjaun Fasilitas-Fasilitas Penginapan dan Latihan

Untuk melengkapi fasilitas Futsal Center maka diperlukan fasilitas yang sekiranya menunjang perkembangan mental, fisik dan teknik pemain. Fasilitas- fasilitas tersebut harus mendukung metode pelatihan yang akan diterapkan oleh atlet/pemain. Fasilitas-fasilitas yang wajib ada antara lain.

1. Asrama

Asrama merupakan suatu bangunan yang difungsikan sebagai tempat tinggal bagi pelaku kegiatan dan sarana untuk bersosialisasi antara sesame penghuni. Asrama biasanya diperuntukkan bagi atlet, tim pelatih, dan pengelola. Asrama biasanya dilengkapi juga dengan fasilitas loundry, kantin perpustakaan, dan lain sebagainya.

Gambar 2.5 Latihan Kerja Sama / Team Work

Laundry atau dalam bahasa Indonesia di sebut binatu atau tempat pencucian pakean juga disediakan dalam asrama pemain, pakean pemain atau penghuni asrama akan dicuci oleh pembantu atau pegawaiyang mengurus masalah laundry didalam asrama.

1.b. Kantin

Kantin adalah tempat bagi para atlet dan pengurus/staf pelatih untuk menikmati makanan sebagai energy bagi tubuh, kantin akan mengontrol makanan yang d santap oleh para pemain sehingga pemain mendapatkan energy dan menambah masa otot para pemain sehingga dapat tampil maksimal pada saat melakukan latihan ataupun pertanadingan.

1.c. Perpustakaan